• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Penyimpangan

Dalam dokumen ABSTRAK Cecilia Laberta. H Farida Ratna Dewi. (Halaman 105-113)

IV. PEMBAHASAN

4.6. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Penyimpangan

Penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) merupakan ketidaksesuaian antara anggaran yang direncanakan dengan realisasi yang terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan anggaran dana untuk program tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) antara lain :

1. Faktor individu organisasi

Faktor individu organisasi merupakan faktor yang muncul dari masing-masing individu yang terlibat dalam pelaksanaaan program tanggung jawab sosial baik dari organisasi perusahaan maupun dari organisasi penerima dana seperti pihak ke III (Yayasan, Kader, LSM, dan lain-lain), usaha kecil binaan perusahaan, dan sebagainya. Faktor ini terdiri dari : a. Perilaku disfungsional : individu yang tidak melakukan kewajibannya

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari jabatan yang di dudukinya atau kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan sebagai wakil masyarakat. Akibat kurangnya monitoring dari pihak perusahaan, ada beberapa mitra binaan perusahaan yang tidak mampu melakukan cicilan pembayaran atas modal pinjaman yang diberikan. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian perusahaan kepada usaha-usaha kecil, kurangnya

pemberian pelatihan usaha mandiri sehingga tidak mampu menghasilkan prospek yang berkembang.

b. Latar belakang pendidikan : ilmu-ilmu dasar yang dimiliki individu yang disesuaikan dengan tugas yang dijalankannya. Semakin rendah jenjang pendidikan dan kecilnya pengalaman dalam berpartisipasi penyusunan anggaran maka semakin besar kemungkinan seseorang melakukan penganggaran secara tidak tepat yang mengakibatkan penyimpangan pada anggaran dana CSR. Sebagian sumberdaya yang dimiliki perusahaan tidak sesuai dengan pekerjaan yang digelutinya.

Background pendidikan yang dimiliki tidak sesuai dengan kemampuan dalam bidang sosial atau ilmu CSR.

c. Kemampuan dalam mengendalikan biaya : keahlian yang dimiliki masing-masing individu dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatur anggaran yang akan digunakan sesuai dengan rencana kerja yang telah diprogramkan. Faktor ini dipengaruhi oleh tingkat emosional sumberdaya. Keseluruhan program terlaksana, namun anggaran yang diberikan pada setiap program dikurangi dengan pertimbangan membuat anggaran yang tak terduga untuk dipakai di kemudian waktu.

Hal ini mengakibatkan terjadinya penyimpangan anggaran yang sebenarnya dapat dihabiskan untuk program yang telah direncanakan d. Partisipasi dalam penyusunan anggaran : keterlibatan individu dalam

perencanaan anggaran sehingga memiliki rasa ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan anggaran. Setiap anggota pada masing-masing divisi wajib dilibatkan dalam penganggaran dana, namun hanya sebagian kecil yang aktif dan mengetahui kondisi rill masyarakat di lapangan.

Dengan demikian kurangnya partisipasi anggota organisasi dalam menyusun anggaran cukup mempengaruhi penyimpangan anggaran dana.

Dengan demikian faktor individu organisasi cukup berpengaruh

terhadap penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero). Menurut manajer masing-masing fungsi indikator

yang paling berpengaruh adalah kemampuan dalam mengendalikan biaya,

dimana penyimpangan yang terjadi karena kemampuan dari individu dalam mengendalikan biaya dan pos-pos anggaran sehingga realisasinya tidak berdasarkan anggaran yang ada. Setiap individu organisasi memiliki penilaian atas kinerja yang telah dilakukan disebut Key Performance Indicator (KPI). KPI merupakan penilaian kinerja yang dilakukan masing-masing individu organisasi atas rencana kerja yang telah dilakukan selama periode satu tahun. Penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial merupakan salah satu penilaian terpenting sehingga setiap individu dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran agar masing-masing individu mampu memperkirakan besarnya anggaran untuk program kerjanya guna meningkatkan KPI individu.

2. Faktor organisasi

Faktor organisasi adalah faktor-faktor yang berasal dari internal dan ekternal. Internal perusahaan yaitu divisi CSR dan divisi PKBL pada PT Pertamina (Persero). Ekternal perusahaan yaitu organisasi-organisasi yang dipercayai perusahaan untuk melaksanakan program tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) dengan harapan mampu menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dan sesuai dengan target perusahaan. Faktor eksternal ini meliputi Yayasan-yayasan, Kader, LSM, dan usaha kecil binaan perusahaan, dan sebagainya. Faktor organisasi terdiri atas :

a. Informasi yang asimetris : informasi yang tidak berjalan dengan baik antar bagian dalam fungsi pekerjaan. Informasi yang disampaikan tidak ditangkap sesuai dengan maksud yang sebenarnya. Informasi yang asimetris muncul akibat adanya kebisingan dalam ruang kerja, kesalahpahaman dalam pengartian informasi, dan kurangnya komunikasi antara atasan dengan bawahan sehingga hubungan kerja terkesan kaku atau tegang.

b. Ketidakjelasan tugas : sosialisasi tugas antar masing-masing individu tidak berjalan dengan baik. Perintah atasan terkadang berubah sewaktu-waktu sehingga rencana kerja yang dianggarkan tidak berjalan sesuai perencanaan. Dengan demikian penyebab penyimpangan anggaran dana

tanggung jawab sosial Pertamina sangat besar. Terbukti hal ini terjadi pada divisi CSR di bidang lingkungan, tahun 2009 penyimpangan yang terjadi sebesar 66%. Hal tersebut terjadi karena perubahan tugas yang tidak jelas dan tidak terencana.

c. Keadaan ekonomi perusahaan : kesehatan perekonomian perusahaan mencakup perkembangan keuntungan perusahaan. Program tanggung jawab sosial didanai oleh biaya yang dianggarkan (termasuk beban perusahaan) dan 2% dari laba perusahaan. Dengan demikian kondisi ekonomi perusahaan mempengaruhi penyimpangan anggaran dana.

d. Konsistensi perusahaan dalam program CSR terhadap masyarakat : penyimpangan disebabkan oleh perubahan sasaran program kerja.

Perubahan sasaran mengakibatkan perubahan pula pada biaya yang harus dikeluarkan. Indikator ini berhubungan secara langsung dengan indikator keadaan ekonomi perusahaan. Ketika kondisi ekonomi perusahaan sangat baik, program tanggung jawab sosial digencarkan dengan harapan semua sasaran yang menjadi target tanggung jawab sosial perusahaan memperoleh bantuan yang bermanfaat.

e. Keputusan pimpinan : peran dewan direksi dalam memutuskan besarnya pencairan dana terhadap rencana kerja untuk kegiatan tanggung jawab sosial. Keputusan pimpinan juga digunakan sebagai patokan dalam melaksanakan tugas para pelaksana program tanggung jawab sosial.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa faktor organisasi yang sangat berpengaruh terhadap penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) adalah ketidakjelasan tugas dan keputusan pimpinan yang mana keduanya saling mempengaruhi, ketidakjelasan tugas disebabkan oleh keputusan pimpinan yang berubah-ubah sewaktu-waktu dan merupakan pemegang kuasa terhadap anggaran dana yang diberikan.

3. Faktor lingkungan

Merupakan faktor yang berada di luar perusahaan dan berada di luar kendali perusahaan. Atribut-atribut yang termasuk faktor ini antara lain :

a. Tingkat bencana alam : sejak tahun 2005 Indonesia banyak menghadapi bencana alam sehingga sebagian anggaran dana tanggung jawab sosial dialokasikan untuk kegiatan rehabilitasi dan pembangunan akibat bencana. Tanggung jawab sosial Pertamina berfokus untuk membantu korban bencana alam di Nangro Aceh Darusalam dan Sumatera Utara serta Gempa bumi di Padang dan Yogyakarta. Bantuan bencana banjir dan longsor di Pulau Jawa, serta banyak bencana alam lainnya sehingga bantuan yang diberikan lebih besar daripada anggaran yang direncanakan. Hal tersebut menimbulkan penyimpangan anggaran yang sangat besar.

b. Perayaan event-event penting : semakin banyak perayaan event-event penting maka semakin banyak anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sehingga realisasi dana mampu melebihi anggaran yang ada. Namun adapun event-event penting tersebut harus sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat. Event penting yang cukup besar memakan anggaran yaitu untuk ulang tahun perusahaan yang sampai memerlukan dana sebesar 500 juta. Anggaran ini lebih banyak digunakan untuk kegiatan sosial seperti : bakti sosial, pemberian santunan kepada yayasan yatim piatu, panti jompo, perlombaan di daerah-daerah, hadiah langsung kepada masyarakat yang kurang mampu, dan sebagainya.

c. Tingkat kesehatan masyarakat : semakin rendahnya tingkat kesehatan masyarakat Indonesia, maka semakin besar peran perusahaan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat sehingga semakin besar anggaran yang dibutuhkan.

d. Tingkat pendidikan masyarakat : target program tanggung jawab sosial Pertamina adalah dibidang pendidikan. Oleh karena itu anggaran untuk program pendidikan lebih besar daripada program CSR lain sehingga setiap proposal yang masuk untuk meminta bantuan dana pendidikan sebagian besar disetujui dan semakin banyaknya pelajar dan mahasiswa yang butuh dibantu dalam hal finansial. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penyimpangan anggaran dana CSR.

e. Jangkauan lokasi objek program tanggung jawab sosial : setiap proposal dan surat permohonan permintaan bantuan dipertimbangkan dalam hal lokasi objek. Dalam hal ini masih banyak proposal yang tidak disetujui sehingga menimbulkan penyimpangan anggaran dana. Indikator ini juga disebabkan karena kurangnya sumberdaya yang dimiliki perusahaan sehingga jangkauan lokasi sasaran menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial.

Dengan demikian faktor lingkungan cukup berpengaruh terhadap penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) dengan pengaruh yang lebih besar pada atribut tingkat pendidikan masyarakat yang mana menjadi target utama perusahaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar mampu memanfaatkan sumberdaya alam dengan baik.

4. Faktor pihak ke III

Faktor pihak ke III disebut sebagai penerima bantuan. Merupakan faktor yang berhubungan dengan mitra binaan yang menjadi perantara dalam penyampaian bantuan dana tanggung jawab sosial kepada masyarakat.

Faktor ini memuliki 3 atribut, antara lain :

a. Pengajuan proposal bantuan : semakin banyaknya pengajuan proposal permohonan bantuan dan didukung dengan jangkauan lokasi yang sesuai dengan sasaran perusahaan, maka semakin besar dana yang dibutuhkan sehingga mampu menyebabkan penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial. Perusahaan akan menyetujui proposal bantuan dengan ketentuan bahwa wilayah objek bantuan layak di bantu, terjangkau oleh perusahaan, dan terutama merupakan wilayah unit operasi perusahaan.

b. Jenis usaha yang dilakukan : usaha kecil binaan dan Koperasi yang dianggap memiliki kinerja yang baik dan menguntungkan banyak didukung oleh perusahaan. Hal ini guna untuk melakukan pemberdayaan masyarakat Indonesia sehingga mampu melakukan usaha mandiri dan nantinya mampu menyerap tenaga kerja. Unit usaha kecil dan koperasi yang dibantu pinjaman modal usahanya adalah usaha

kecil dan koperasi yang dianggap memenuhi syarat-syarat pinjaman modal seperti memiliki kegiatan usaha minimal 2 tahun dan berprospek untuk berkembang, jenis usaha kecil dan koperasi primer yang belum memiliki akses perbankan atau tidak memiliki jaminan yang cukup untuk memiliki kredit perbankan, usaha kecil dan koperasi milik warga negara Indonesia, dan syarat penunjang lainnya.

c. Tingkat ekonomi penerima bantuan : tingkat ekonomi penerima bantuan menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian dana. Program tanggung jawab sosial Pertamina dibentuk untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kemiskinan rakyat Indonesia dan membantu peningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian semakin tinggi jumlah masyarakat ekonomi rendah, maka semakin besar dana yang harus dianggarkan untuk dialokasikan.

Berdasarkan faktor pihak ke III (penerima bantuan) disimpulkan bahwa faktor pihak ke III yang cukup berpengaruh terhadap penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) adalah indikator pengajuan proposal bantuan dan tingkat ekonomi penerima bantuan. Proposal pengajuan tersebut mencakup jenis usaha kecil yang dilakukan, kegiatan yang dilakukan, dan kondisi ekonomi pemohon dana bantuan.

5. Faktor prioritas kebutuhan

Merupakan faktor yang menunjukan tingkat kepentingan dalam pemberian sebuah bantuan. Faktor ini dibentuk oleh beberapa indikator, yaitu :

a. Jumlah individu yang membutuhkan : semakin banyak jumlah individu yang membutuhkan dana program tanggung jawab sosial, semakin banyak anggaran yang harus dialokasikan sehingga mampu menimbulkan penyimpangan anggaran dana. Semakin banyak usaha kecil dan koperasi yang meminta bantuan dana maka semakin besar pula dana yang harus dialokasikan. Sebagian besar permohonan untuk bantuan pinjaman modal usaha disetujui karena cukup menguntungkan untuk perusahaan dengan bunga pinjaman sebesar 2-6 % per tahun.

Namun manfaat lebih penting dirasakan oleh mitra binaan karena mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu bersaing di pasar.

b. Tingkat pengaruh bantuan terhadap perusahaan : Tanggung jawab sosial Pertamina memiliki tujuan utama untuk meningkatkan citra positif perusahaan dibenak masyarakat. Dengan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan, citra perusahaan belum begitu terdengar baik dimata masyarakat. Dengan demikian dari tahun ke tahun tanggung jawab sosial Pertamina lebih digencarkan untuk mendapatkan positioning yang baik di mata masyarakat.

c. Tingkat pengaruh bantuan terhadap masalah : indikator ini disesuaikan dengan program kerja tanggung jawab sosial Pertamina terhadap masalah dari permohonan yang diajukan. Pada umumnya program tanggung jawab sosial sangat berpengaruh bagi masyarakat Indonesia terutama bagi usaha kecil dan koperasi. Dengan adanya bantuan kepada mitra binaan berupa pinjaman modal usaha, pelatihan kewirausahaan, dan bantuan dalam pemasaran produk yang dihasilkan sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat menengah kebawah dan mengurangi tingkat pengangguran penyebab kemiskinan.

d. Kesesuaian dengan rencana kerja : permohonan bantuan yang disetujui adalah permohonan bantuan yang sesuai dengan rencana kerja yang telah dianggarkan. Selain dari pengajuan proposal yang masuk, perusahaan juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial secara langsung kepada sasaran yang dekat dengan perusahaan. Sebagian besar mitra binaan yang dibantu oleh perusahaan sesuai dengan rencana kerja.

e. Kesesuaian dengan kebutuhan dana : selain disesuaikan dengan rencana kerja yang dianggarkan, prioritas program tanggung jawab sosial disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diajukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini terkait bahwa sumber dana program CSR berasal dari dana yang dianggarkan. Namun pada umumnya masalah kebutuhan dana dapat diatasi dengan melakukan kegiatan gabungan dengan divisi PKBL yang anggarannya berasal dari keuntungan perusahaan.

Berdasarkan faktor prioritas kebutuhan yang berpengaruh terhadap penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero), indikator kesesuaian dengan rencana kerja dan kesesuaian dengan kebutuhan dana merupakan indikator yang paling penting yang mempengaruhi penyimpangan anggaran dana tanggung jawab sosial. Perusahaan lebih mengutamakan pemberian bantuan yang sesuai dengan rencana kerja dan jumlah kebutuhan dana yang disesuaikan dengan anggaran dana yang telah direncanakan.

Dalam dokumen ABSTRAK Cecilia Laberta. H Farida Ratna Dewi. (Halaman 105-113)