• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada.

I II III IV III IV III IV III IV III IV 1 Penyusunan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada.

Proses pembelajaran PKn dapat berjalan dengan baik atau tidaknya tergantung pada siswa, guru dan sarana prasarana, karena sarana yang lengkap dapat mendukung peningkatan kreativitas. Siswa yang semanagat dan suka belajar juga dapat menciptakan suasana kelas yang produktif sehingga hasil belajar menjadi lebih maksimal. Begitu pula dari faktor kemampuan guru, guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, karena langsung berhubungan dengan siswa sehingga guru harus berkompeten dibidangnya dan menguasai pembelajaran model CTL dengan baik sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar.

Hambatan yang terkadang muncul adalah masih ada beberapa

fasilitas yang belum tersedia di SMK Gajah Mada Purwodadi. Sehingga guru harus melakukan dengan cara siswa diberikan tugas rumah untuk kemudian siswa mencari jawabannya di kelas atau di luar kelas.

Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya beberapa fasilitas pembelajaran yang kurang. Sehingga guru mapel harus memberikan tugas pada siswa untuk mencari jawabannya dengan mendatangi bengkel. Meskipun demikian, namun siswa tertarik karena dengan metode CTL ini

siswa belajar tidak hanya sekedar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit mengenai media dan kegunaan alat serta kesulitan dalam

penggunaannya.”

Dalam proses pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi ini ada beberapa pendukung dan penghambat yang dihahapi antara lain dorongan, waktu, kemampuan guru yang merangsang dan kendalanya yaitu sarana prasrana yang kurang dan alat bantu untuk memudahkan imajinasi oleh siswa serta motivasi siswa yang kurang sehingga menghambat jalannya pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model CTL ( Fuad dan Rachmy, 2002: 52).

Dari pemaparan di atas memang sarana dan prasarana sangatlah penting sekali bagi kegiatan belajar mengajar, karena siswa tidak merasa jenuh. Apalagi dalam mata pelajaran PKn banyak alat peraga yang harus dipakai guna untuk memudahkan siswa untuk memahami dan mengingatnya, misalnya Bab demokrasi, hak asasi manusia, hukum di Indonesia dan lain-lain. Tanpa adanya alat peraga atau media maka siswa akan kesulitan akan menerima pelajaran.

Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi meliputi:

Faktor Pendukung: a. Peranan para pendidik dalam memberikan materi yang selalu merencanakan sebelum pembelajaran yang baik, hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan dan para pendidik selalu memberikan tauladan pada peserta didik. b. Dalam lingkungan sekolah memberikan kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan yang dapat mendukung tercapainya pembinaan moral yang baik. Sehingga harapan pendidikan untuk bermoral baik akan teralisasi meskipun tidak seratus persen.c. Adanya kerjasama dari pihak kepala sekolah, karyawan dan para guru untuk membina moral siswa SMK Gajah Mada Purwodadi mereka selalu mengawasi terhadap kegiatan yang dilakukansiswa dan apabila kasus yang terjadi dianggap menyimpang dari tata tertib sekolah langsung adalaporan untuk segera ditindak (dinasehati) oleh pihak yang terkait dan apabila kasus yang terjadi dianggap serius maka, tugas BP menyelesaikan kasus tersebut. d. Adanya peraturan sekolah (tata tertib sekolah) yang bersifat tertulis dan mengikat harus dipatuhi oleh seluruh siswa-siswi SMK Gajah Mada Purwodadi tanpa terkecuali dan berlakunya sanksi bagi mereka yang melanggar tata tertib tersebut. Fungsi dan tujuan dari tata tertib sekolah tersebut dapat membiasakan siswa untuk selalu hidup disiplin baik di dalam kelas, di lingkungan sekolah maupun di masyarakat, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kepribadian siswa dalam berperilaku. e. Adanya sarana dan prasarana yang menunjang siswa dalam melakukan aktifitas tambahan misalnya misalanya LAB computer, laptop, LCD dan sarana perpustakaan disediakan bagi siswa yang ingin menyalurkan bakatnya

dalam membaca guna menambah wawasan siswa di bidang Ilmu Pengetahuan.

Faktor Penghambat: a. Faktor keluarga siswa, maksudnya kurang adanya kesadaran dalam mengawasi perilaku siswa saat di rumah. b. Faktor yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri karena kurang adanya kesadaran dalam menerapkan perbuatan yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. c. Faktor lingkungan maksudnya orang tua, guru, anak didik akan menjadi kunci kesuksesan dalam pembelajaran sosial bilamana mampu bekerja sama dengan baik. Namun ada beberapa faktor lain yang menunjang kearah tersebut yaitu masyarakat dimana tempat mereka tinggal. Jika lingkungan sekitarnya kurang mendukung maka akan mengakibatkan anak didik terabaikan. Bilamana tidak tersedia media seperti ini akan mengakibatkan pemikiran anak didik yang terus berkembang akan mengalami kebuntuan.

4. Evaluasi Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah pihak yang bertanggung jawab atas hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari

oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan (Arikunto, 2006:3-4).

Pada tahap evaluasi pembelajaran ini, Bp. M. Nur Setiawan selaku guru mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi melakukan evaluasi pembelajaran dengan 2 tahap, yaitu Evaluasi proses pembelajaran

dan evaluasi hasil akhir pembelajaran dengan materi Sistem Hukum dan

Peradilan Internasional”.

Evaluasi pembelajaran ini berbentuk 2 (dua) jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktek. Bentuk tertulis untuk mengukur aspek kognitif

siswa, sementara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan skill

siswa. Evaluasi ini juga dalam bentuk tertulis dan praktek baik secara kelompok maupun individu.

Kemudian Bp. Setiawan memberikan soal di kelas dalam bentuk tertulis, kemudian siswa tidak secara langsung menjawab di kelas sebagai ruang teori melainkan siswa mencari jawaban di luar kelas. Artinya, masing- masing siswa akan memperoleh jawaban yang berbeda karena jawaban tidak bersifat permanen sebagaimana yang sudah dilihat keseharian di kelas. Namun, jawabannya merupakan barang baru yang harus ditemukan di luar kelas.

Dalam materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional” ini

diadakan 1 kali evaluasi, namun pada saat proses pembelajaran berlangsung, biasanya Bp. Setiawan memberikan pertanyaan kepada siswa, tujuannya

untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, namun evaluasi ini

sifatnya masih part evaluation saja, belum secara keseluruhan.

Penilaian pembelajaran PKn ini meliputi ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Ketiga aspek tersebut diproyeksikan pada pembelajaran PKn . Sehingga dengan pendekatan CTL metode inquiry ini memang ditekankan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mencerna proses pembelajaran dengan baik.

Untuk mempermudah penilaian dan mengenai sasaran, maka dari awal Bp. M. Nur Setiawan selaku Guru PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi mempersiapkan format penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sebagaimana kompetensi dasar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi yang telah direncanakan di awal pembelajaran. Format penilaian dibuat Bp. Setiawan agar tidak menyimpang dari standar kompeteni dan kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal.

Dalam memberikan penilaian Bp. M. Nur Setiawan juga memberikan standar kriteria ketuntasan bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran agar mudah mengukur kemampuan keberhasilan siswa. siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami materi pelajaran serta mempraktekkan secara riil, sehingga skill lebih menonjol daripada pemahaman teori saja. Secara akademik ( teori ) memperoleh nilai minimal 75 sebagaimana KKM yang telah ditentukan.

Gambaran Perubahan siswa setelah pembelajaran di sekolah

dengan menggunakan CTL khususnya pada mata Pelajaran PKn sebagai berikut :

No . Pilar/Solusi, Indikator Masalah Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

1 Motivasi Motivasi siswa dalam belajar

meningkat karena Belajar

berpusat pada siswa, Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mau berkeraja sama dengan temannya dan sikap toleransi bisa tumbuh dengan konsep pembelajaran CTL ini

Guru menjadi pusat dalam belajar, siswa pasif mendengarkan. Siswa lebih terlihat individual dan suasana belajar terlihat sangat bersaing

2 Pengetahuan Siswa dapat menerima ilmu baru

dan tidak hanya dengan duduk manis lalu mendengarkan dan dapat ilmu tetapi siswa dapat menemukan, menjawab masalah dengan membandingkan kehidup an nyata sehingga siswa sanggup membuat kesimpulan sendiri

Pengetahuan diperoleh siswa dengan duduk manis,

3 Bertanya Siswa lebih berani bertanya ,

karena dalam pembelajaran ini guru memberikan rangsangan supaya siswa aktif dalam bertanya dan menjawab, sehingga kondisi kelas terlihat sibuk dalam belajar

Pertanyaan biasanya diakhir pembelajaran, siswa kadang malu dan banyak yang belum memahami sehingga bingung kalau diminta untuk bertanya atau menjawab soal.

4 Prestasi Hasil belajar siswa meningkat,

penilaian dari segi proses dan hasil tersebut yang membuat penilaian lebih obyektif sehingga hasilnya maksimaldan melebihi KKM

Cukup banyak siswa yang Hasil belajar dibawah KKM

BAB V PENUTUP A. Simpulan

1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual