• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodad

I II III IV III IV III IV III IV III IV 1 Penyusunan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodad

Perencanaan dalam sebuah pembelajaran merupakan tahapan yang cukup penting agar bisa dipersiapkan oleh guru di awal tahun ajaran baru, supaya pembelajaran benar-benar terencana dan terprogram dengan baik. Baik buruknya proses pembelajaran bisa ditentukan dari baik tidaknya perencanaan pembelajaran yang dikemas oleh guru. Maka

perencanaan pembelajaran bisa dikatakan sebagai langkah awal (start)

penentu proses pembelajaran selanjutnya.

Guru mata pelajaran PKn layaknya guru mata pelajaran lain, tentunya harus mempersiapkan program tahunan (prota), program semester (promes), silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pemilihan metode pembelajaran juga menjadi prioritas awal yang harus dicermati oleh guru supaya pembelajaran bisa berjalan dengan baik, lancar serta tepat sasaran.

Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata

pelajaran per kompetensi yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran

di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya

terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil

target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana

pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya. Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut:

a. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian

hasil belajar.

b. Tujuan pembelajaran.

c. Materi pembelajaran.

d. Pendekatan dan metode pembelajaran.

e. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

f. Alat dan sumber belajar.

g. Evaluasi pembelajaran.

Berbeda dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh paham objektivis yang menekankan rincian dan kejelasan tujuan, rencana

pembelajaran kontekstual yang dikembangkan oleh paham

konstruktivisme menekankan pada tahap-tahap kegiatan (yang

mencerminkan proses pembelajaran) siswa dan media atau sumber pembelajaran yang dipakai. Dengan demikian, rumusan tujuan yang

spesifik bukan menjadi prioritas dalam penyusunan rencana

pembelajaran kontekstual karena yang akan dicapai lebih pada kemajuan proses belajarnya.

Pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi sangat perlu mendapat perhatian khusus dari guru mata pelajaran maupun kepala sekolah. Hal ini karena adanya kondisi yang bertolak belakang, yaitu antara harapan dan kenyataan. Secara umum diharapkan semua siswa commit to user

antusias dan semangat mengikuti pembelajaran PKn ini karena

pentingnya manfaat dan tuntutan akan kepemilikan skill dan moral yang

tinggi bagi para lulusan SMK Gajah Mada Purwodadi. Selain itu memang karena program pemerintah yang sedang diprioritaskan pada pengembangan skill siswa SMK sebagai lulusan siap kerja yang memiliki moralitas dalam dunia kerja. Oleh karenanya, guru mata pelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi harus bekerja ekstra agar mampu mengantarkan siswanya memiliki kemampuan sebagaimana yang diharapkan.

Kerja ekstra guru mapel PKn dimulai sejak perencanaan hingga pelaksanaan dan sampai pada tahapan evaluasi pembelajaran. Pada tahap awal guru mapel melaksanakan perencanaan di awal tahun ajaran baru.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :

Saya menyusun perencanaan pembelajaran ini pada saat awal tahun ajaran secara lengkap. Hal ini biasa saya lakukan semenjak saya menjadi guru. Namun kali ini lebih menyenangkan karena pengembangan RPP saat ini lebih leluasa daripada beberapa tahun yang silam, pada RPP pembelajaran kali ini kami menggunakan pendekatan kontekstual. ( CL 1 halaman 164 )

Sedangkan Bapak G. Wahyu Hendarto, ST, MM selaku Kepala sekolah juga menuturkan sebagai berikut:

Saya memang memberikan tugas kepada semua guru di SMK Gajah

Mada Purwodadi agar bisa mempersiapkan perecanaan

pembelajaran di awal tahun agar secara administratif guru memiliki ancang-ancang persiapan yang cukup matang pada proses pembelajaran 1 tahun ke depan. ( CL 2 halaman 173 ) commit to user

Dari hasil wawancara ini dapat diketahui bahwa pada awal tahun ajaran sekolah ini semua guru, termasuk guru PKn mempersiapkan segala yang menjadi kebutuhan perlengkapan untuk suksesnya pembelajaran. Mempersiapkan secara maksimal apa yang menjadi kebutuhannya.

Adapun perlengkapan yang dimaksudkan pada tahap perencanaan ini antara lain program tahunan (prota), promes (program semesteran), silabus, RPP serta media.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn sebagai berikut.

Tentu. saya berusaha mempersiapkan prota, promes, silabus, rpp

dan media pembelajaran PKn pada materi “ Sistem Hukum dan

Peradilan Internasional ”secara lengkap dengan memadukan pola

bermain dalam belajar. Media yang dijadikan permainan berupa Video dan gambar yang berkaitan dengan Sistem Hukum dan Peradilan Internasoianal. ( CL 1 halaman 165 )

Persiapan-persiapan yang dimaksudkan di atas juga sesuai dengan hasil dokumentasi yang peneliti lakukan pada observasi awal tanggal 10 Maret 2014. Guru mapel benar-benar memiliki seperangkat pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran sebagai kelengkapan administrasi sebagi guru profesional. Guru mengajar berdasarkan acuan yang lengkap dan terarah, sehingga tidak dikhawatirkan adanya penggunaan waktu dan pembicaraan yang sia-sia.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa prota,

Internasoianal” sudah dikemas sejak awal perencanaan sebelum pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung di kelas dengan menggunakan pendekatan kontekstual, guru juga memadukan pola

bermain sambil belajar. Artinya dalam menyampaikan materi “Sistem

Hukum dan Peradilan Internasoianal”, Bp. M. Nur Setiawan, S.Pd,

menerapkan pendekatan CTL dengan pola-pola permainan yang didalamnya mengandung materi pelajaran atau materi pelajaran dikemas dalam pola permainan, sehingga lebih bisa diterima, dipahami dan menyenangkan bagi siswa.

Dalam mempersiapkan semua perlengkapan perencanaan tersebut guru mapel sangat dituntut agar selalu siap secara profesional sebagai guru sepanjang waktu. Dalam arti mempersiapkan perencanaan pembelajaran tidak hanya di sekolah, namun di rumah pun juga harus siap dalam mempersiapkan perencanaan secara maksimal. Guru dituntut mempersiapkan perencanaan baik secara mandiri maupun berpatner untuk menghasilkan persiapan perencanaan pembelajaran yang baik dan maksimal.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mapel PKn:

Mulanya Saya mempersiapkan sendiri, namun kemudian persiapan itu saya diskusikan (sharing) dengan teman yang juga memiliki keahlian di bidang yang sama dalam MGMP. Saya juga ber sharing pada kepala sekolah jika ada sesuatu yang saya rasa kurang, seperti media maupun fasilitas pembelajaran yang belum tersedia. ( CL 1

Kepala sekolah menegaskan:

Saya sangat respect pada bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, . Beliau termasuk salah satu guru yang aktif di SMK Gajah Mada Purwodadi ini. Jika menyusun program merasa ada kesulitan, beliau langsung menemui saya, termasuk dalam penyusunan persiapan pembelajaran PKn ini. ( CL 2 halaman 173 )

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel secara mandiri menyusun RPP. Namun ada fasilitas untuk bermusyawarah baik dengan sesama teman MGMP, maupun guru se SMK Gajah Mada Purwodadi. Hal ini dikandung maksud agar saling melengkapi untuk memperoleh kerangka persiapan yang sempurna dan

maksimal, dengan sharing dan ataupun musyawarah bersama.

Perencanaan tersebut disusun tentunya memiliki tujuan ke depan yang lebih baik. Baik tujuan pada proses pembelajaran yang kondusif maupun hasil belajar siswa yang maksimal, dan masuk kriteria berhasil.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru PKn:

Agar saya merasa mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dan mengelola kelas, bisa lebih efektif dan efisien. Saya berharap siswa mampu memahami materi yang saya sampaikan secara maksimal. Selain itu, secara formal karena adanya tuntutan administrasi bagi guru. ( CL 1 halaman 165 )

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel PKn akan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan mengelola kelas dalam pembelajaran jika sudah ada persiapan yang matang dari awal, baik silabus maupun RPP dan media pembelajaran. Guru berasumsi

pembelajaran akan berlangsung lebih efektif dan efisien. Kelas juga akan terasa lebih tenang dan menyenangkan bagi siswa. Apalagi dengan metode yang sesuai.

Guru mapel PKn sudah biasa dalam menyusun perencanaan pembelajaran, meskipun dengan metode pembelajaran yang berbeda. Sehingga, guru mapel belum merasa menemui kejanggalan maupun kesulitan yang vital dalam penyusunannya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :

Pada prinsipnya tidak, karena sekarang guru lebih leluasa dalam mengembangkan silabus dan RPP. Guru hanya berpatokan pada standart kompetensi yang telah ditentukan dari pusat sebagai kurikulum induk. Selanjutnya guru bebas mengembangkan metode apa yang tepat untuk diterapkan yang terpenting adalah materi yang disampaikan oleh guru benar-benar dapat dipahami, dimengerti dan diingat oleh siswa. Dan belajarpun tidak harus dilakukan di dalam kelas yang bersifat monoton tetapi dapat dikemas dengan pola permainan atau belajar di luar kelas. ( CL 1 halaman 165 )

Kepala sekolah menuturkan:

“saya rasa Pak M. Nur Setiawan tidak terlalu kesulitan dalam mempersiapkan silabus dan RPP. Toh beliau merupakan guru senior dan

juga segudang pengalaman telah dikantonginya”. ( CL 2 halaman 173 )

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel PKn tidak merasa kesulitan dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Menurut asumsi guru mapel, dikarenakan guru memiliki kebebasan dalam

menuysun silabus menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar. Termasuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.

menuysun silabus menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar. Termasuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :

“Saya mengacu pada kurikulum dari pusat, namun saya berusaha

mengembangkan secara mandiri, menyesuaikan kondisi yang ada di

wilayah SMK Gajah Mada Purwodadi ”. ( CL 1 halaman 166 )

Hal ini senada dengan dokumentasi hasil observasi peneliti pada

tanggal 9 Juni 2014. Peneliti melihat adanya format dan content dalam

silabus benar-benar mengacu pada kurikulum dari pusat yang telah baku. Namun saya melihat ada pengembangan menyesuaikan kebutuhan sekolah

dan lingkungan masyarakat”.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa adanya acuan pokok sebagai kurikulum dari pusat pada silabus sebagai standar

kompetensi utama. Namun, guru memiliki kebebasan dalam

mengembangkannya baik berupa kompetensi dasar maupun indikator yang lain. Prinsipnya adalah siswa mampu memahami sesuai yang diharapkan

dan memiliki skill serta moralitas tinggi yang berdasarkan pancasila

sebagaimana kebutuhan lingkungan sekitar, baik yang bersifat lokal

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn:

Layaknya guru yang lain, pada perencanaan ini saya mentarget persiapannya secara lengkap baik silabus, RPP dan media yang tepat. Harapan saya dengan persiapan yang matang dan lengkap ini, pelaksanaan pembelajaran nanti berlangsung secara maksimal, sehingga hasil belajar siswa juga maksimal. ( CL 1 halaman 166 ) Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru mapel mentargetkan agar siswa memahami materi pembelajaran khususnya. Target utama dari perencanaan ini adalah agar siswa nantinya mampu mengikuti pembelajaran secara komprehenshif sebagaimana yang diproyeksikan dalam metode CTL.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :

Patner sharing saya dalam perencanaan pembelajaran PKn ini antara lain: teman se MGMP PKn, guru di SMK Gajah Mada Purwodadi, dan juga Kepaqla Sekolah, sehingga bisa mengetahui fasilitas dari

para pemilik tempat magang dan untuk memudahkan schedule

pelaksanaan pembelajaran. ( CL 1 halaman 166 ) Kepala SMK Gajah Mada Purwodadi menuturkan:

Saya sangat menghimbau para guru untuk mengikuti berbagai macam kegiatan baik dalam lingkup rayon, kabupaten maupun nasional dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Kegiatan tersebut bisa berupa MGMP, OJT, Diklat, seminar maupun lokakarya. ( CL 2 halaman 174 )

Hal ini senada dengan hasil dokumentasi adanya beberapa sertifikat kegiatan yang dimiliki oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selama 3 tahun terakhir ini. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru

mapel dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran terkadang harus bermusyawarah dengan teman MGMP agar persiapan lebih maksimal.

Dalam penyusunan perencanaan silabus dan RPP ini guru mapel tidak hanya sekali jadi. Adakalanya guru mapel mengalami kekurangan dalam kerangka, sehingga harus melengkapi kekurangannya di tengah- tengah pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak M. Nur Setiawan, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn :

“Biasanya saya menyusun dua kali, yaitu pada awal tahun semester 1 dan awal semester 2. Namun saya tetap melengkapi jika ditemui kekurangannya pada

saat pembelajaran sudah berlangsung”. ( CL 1 halaman 167 )

2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual