• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodad

I II III IV III IV III IV III IV III IV 1 Penyusunan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodad

Pada tahap perencanaan pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada

Purwodadi, secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup

komponen-komponen standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

pendekatan dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan

pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran.

Pada tahap perencanaan, guru menyusun perencanaan pembelajaran pada saat awal tahun ajaran secara lengkap. Hal ini biasa dilakukan commit to user

semenjak dini. Perencanaan kali ini lebih baik karena pengembangan RPP saat ini lebih leluasa daripada beberapa tahun yang silam. Kepala SMK Gajah Mada Purwodadi memberikan tugas kepada semua guru di SMK Gajah Mada Purwodadi agar bisa mempersiapkan perencanaan pembelajaran di awal tahun agar secara administratif guru memiliki ancang-ancang persiapan yang cukup matang pada proses pembelajaran satu tahun ke depan.

Dalam penelitian yang peneliti lakukan di SMK Gajah Mada Purwodadi bahwa Guru mapel PKn mempersiapkan prota, promes, silabus,

RPP serta media pembelajaran PKn dengan kompetensi “Sistem Hukum

dan Peradilan Internasional ”secara lengkap menggunakan pembelajaran kontekstual dengan memadukan pola bermain dalam belajar. Persiapan- persiapan yang dimaksudkan ini sesuai dengan hasil dokumentasi yang peneliti lakukan pada observasi awal tanggal 10 Maret 2014. Guru mapel benar-benar memiliki seperangkat pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran sebagai kelengkapan administrasi layaknya sebagai guru profesional. Guru mengajar berdasarkan acuan yang lengkap dan terarah, sehingga tidak dikhawatirkan adanya penggunaan waktu dan pembicaraan yang sia-sia.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Uno (2008: 2) bahwa persiapan awal ini dikenal dengan perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil

kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Guru mapel PKn selalu mempersiapkan sendiri, namun kemudian

persiapan itu didiskusikan (sharing) dengan teman yang juga memiliki

keahlian di bidang yang sama dalam MGMP kabupaten Grobogan . Guru

mapel juga sharing pada kepala sekolah jika ada sesuatu yang dirasa

kurang, seperti media maupun fasilitas pembelajaran yang belum tersedia. Persiapan perencanaan ini dilakukan agar guru PKn merasa lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dan mengelola kelas, bisa lebih efektif dan efisien. Guru mapel berharap siswa mampu memahami materi yang disampaikan secara maksimal. Selain itu, secara formal karena adanya tuntutan administrasi bagi guru.

Guru lebih leluasa dalam mengembangkan silabus dan RPP. Guru hanya berpatokan pada standart kompetensi yang telah ditentukan dari pusat sebagai kurikulum induk. Selanjutnya guru bebas mengembangkan metode apa yang tepat untuk diterapkan yang terpenting adalah materi yang disampaikan oleh guru benar-benar dapat dipahami, dimengerti dan diingat oleh siswa. Dan belajarpun tidak harus dilakukan di dalam kelas yang bersifat monoton tetapi dapat dikemas dengan pola permainan atau belajar sambil bermain. Selain itu guru juga mendapat kebebasan dalam mengembangkan menyesuaikan kondisi yang ada di wilayah SMK Gajah Mada Purwodadi. Hal ini Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Syaodikh

dan Ibrahim (2003:51) bahwa perencanaan pembelajaran ini harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum. Sebagaimana guru yang lain, pada perencanaan ini guru mapel mentarget persiapannya secara lengkap baik silabus, RPP dan media yang tepat. Harapannya dengan persiapan yang matang dan lengkap ini, pelaksanaan pembelajaran nanti berlangsung secara maksimal, sehingga hasil belajar siswa juga maksimal.

Guru mapel memiliki patner sharing dalam perencanaan

pembelajaran PKn ini antara lain: teman se MGMP PKn , guru di SMK Gajah Mada Purwodadi , dan juga Kepala Sekolah, sehingga bisa mengetahui fasilitas dari para pemilik tempat magang dan untuk

memudahkan schedule pelaksanaan pembelajaran. Untuk mendukung

program ini kepala SMK Gajah Mada Purwodadi sangat menghimbau para guru untuk mengikuti berbagai macam kegiatan baik dalam lingkup rayon, kabupaten maupun nasional dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Kegiatan tersebut bisa berupa MGMP, OJT, Diklat, seminar maupun lokakarya.

Sehubungan dengan persiapan perangkat pembelajaran, guru mapel menyusun dua kali, yaitu pada awal tahun semester 1 dan awal semester 2. Guru mata pelajaran juga tetap melengkapi persiapan perlengkapan perangkat pembelajaran baik protah, promes, silabus maupun RPP jika ditemui kekurangannya pada saat pembelajaran sudah berlangsung. Persiapan ini dimaksudkan agar pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada

Purwodadi dengan menggunakan metode inqury menjadi lebih efektif dan efisien. Pentingnya persiapan pembelajaran ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Uno (2008:3) bahwa upaya perencanaan pembelajaran dilakukan dengan asumsi:

a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan

perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran

b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu dilakukan pendekatan

sistem

c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang

belajar.

d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa

secara perorangan.

e. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya

siswa untuk belajar.

Berdasarkan pembahasan tersbebut bahwa pada prinsipnya perencanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL di SMK Gajah Mada Purwodadi dilakukan di awal tahun ajaran. Guru mata pelajaran PKn mempersiapkan program tahunan (prota) dan program semester (promes), silabus pembelajaran, serta menyusun RPP. RPP dikembangkan dalam bentuk permainan bagi siswa. Guru mata pelajaran PKn bermusyawarah dengan MGMP kabupaten Grobogan untuk mensinkronkan persiapan pembelajaran dan mencari solusi permasalahan yang ada. Guru mempersiapkan media pembelajaran, kelas tempat pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di SMK Gajah Mada Purwodadi

Pelaksanaan pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah di tetapkan.

Pelaksanaan pembelajaran ini sebagai perpaduan kegiatan bersama antara guru sebagai instruktur maupun fasilitator, sementara siswa sebagai pembelajar yang disetting keaktifannya. Hal ini sejalan dengan Prayudi

(2007: 1) yang menyatakan bahwa pendekatan kontekstual sebagai sebuah

upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri.

Contextual Teaching and Learning adalah Proses pembelajaran dengan sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk

terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan

belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri (Prayudi, 2007: 1).

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran PKn materi kompetensi

Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ” ini di SMK Gajah Mada Purwodadi , guru mapel memulai pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian materi kompetensi

Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”. Guru berusaha memicu

siswa agar tergugah untuk bisa merespon mengenai konsep Sistem Hukum

dan Peradilan Internasional dalam PKn. Namun, sebelum menyampaikan

materi kompetensi “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ”, guru juga menyinggung beberapa materi yang telah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya. Secara umum guru mapel memulai pembelajaran PKn ini dengan pendahuluan sebagai apersepsi. Mengajukan pertanyaan kepada para siswa mengenai materi yang lalu, selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan

yaitu tentang “Sistem Hukum dan Peradilan Internasional” sebagai

pemanasan bagi para siswa. Hal ini dilakukan agar siswa mendapat stimulus pada proses pembelajaran berikutnya. Guru melakukan pemanasan

ini agar otak (mind) siswa tergugah. Hal ini juga dimaksudkan untuk

mengkondisikan pemikiran siswa agar tidak kaget dengan materi yang baru. Ibarat pemain sepak bola, sebelum sepak bola berlangsung, para pemain melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk melenturkan otot-ototnya.

Guru mapel memulai dengan menyampaikan materi tentang “Sistem

Hukum dan Peradilan Internasional ”, dan selanjutnya guru meminta siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan tugas mencari data sambil bermain di luar kelas dengan batasan waktu tertentu, kemudian setelah data didapat siswa menyampaikan laporannya di hadapan siswa lainnya yang selanjutkan didiskusikan. Hal ini akan membuat siswa terasa enjoy dalam pembelajaran, siswa tidak melulu fokus di kelas yang diasumsikan menjenuhkan, melainkan siswa diberi suasana baru dalam proses belajar dengan perpaduan di dalam dan luar kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat

Nanang Hanafiah (2009: 67), menyatakan bahwa Contextual Teaching and

Learning yang umumnya disebut dengan pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk

membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.

Jika dibandingkan, penelitian ini sedikit berbeda dengan pendapat Nanang tentang CTL. Pelaksanaan pembelajaran kontekstual kali ini memiliki kelebihan yang berupa adanya pelaksanaan pembelajaran CTL yang diaplikasikan dengan bermain. Artinya, siswa belajar menggunakan metode CTL dimana siswa diorientasikan agar bisa selalu riang dalam pembelajaran. Sementara konsep CTL menurut Nanang masih berlaku teori secara umum.

Guru secara berurutan memberikan materi pemahaman sebagai aspek kognitif secukupnya. Selanjutnya guru mapel memberikan penekanan

kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung bagaimana Sistem

Hukum dan Peradilan Internasional dalam PKn sebagaimana yang dimaksudkan secara baik dan benar dengan pendekatan CTL. Siswa nampak semangat dan terlihat aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan metode CTL ini. Semua siswa terlihat berfikir mengenai tugas yang telah diberikan. Siswa aktif dalam menemukan jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipahami, aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan aktif dalam menyelesaikan masalah.

Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kontekstual mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan menyenangkan karena

siswa dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan argument

sebelum guru memberikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan mengkaitkan dengan kondisi yang ada di sekitarnya.

Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi; kelas yang terkondisi, artinya siswa saling

mengajukan pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai

humor karena jawaban atau pertanyaan atau argument siswa yang terkesan

lucu namun siswa tidak merasa malu untuk menyampaikannya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban yang disampaikan dengan

mengemukakan argument-argument, tidak ada siswa yang mengantuk,

tidak adanya siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenangkan.

Indikasi lain bahwa setelah penggunaan CTL, terlihat pada saat pembelajaran PKn ini berbeda dengan biasanya. Jika biasanya suara di kelas terdengar dan terlihat ramai dan gaduh tanpa arah. Namun, beberapa waktu ini nampak hidup dengan adanya diskusi-diskusi, jawaban-jawaban,

pertanyaan-pertanyaan dan argument-argument yang disampaikan siswa.

Siswa terlihat respect pada apa yang disampaikan oleh guru. Bahkan banyak kegiatan pembelajaran yang terlihat diterapkan langsung di luar kelas, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh, justru siswa terlihat sangat antusias dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Dengan strategi CTL ini, pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran yang memadukan unsur bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru siswa merasa tertantang untuk dapat menemukan materi pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan yang didapat siswa di luar kelas pada saat mendapatkan tugas. Dengan begitu siswa dapat menarik kesimpulan sementara atas tugas yang diberikan dengan hasil atau data yang dikumpulkan.

Guru mapel merasa tidak ada yang terlihat menyulitkan pada saat proses pembelajaran, karena siswa menurut dan terlihat sangat senang serta antusias terhadap tugas-tugas yang diberikan. Siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerjakan di luar kelas, sebaliknya siswa yang lain juga sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukan, yang pada akhirnya terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir begitu saja tanpa harus disetting, namun masih dalam pengawasan guru sehingga kelas tidak justru terlihat gaduh. Kemudian guru memberikan jawaban atau kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan mengemukakan dasar teoritisnya dengan memberikan contoh yang mudah dipahami dan dimengerti dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa kesehariannya. Kondisi ini dapat diketahui bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas dengan baik. Sebagai salah satu kunci utama adalah guru mapel menguasai secara maksimal strategi CTL

dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran materi Sistem Hukum dan Peradilan Internasional .

Jika dicermati dengan baik, strategi CTL ini memiliki kelebihan

dibandingkan dengan cooperetaif learning, meskipun ada beberapa

kesamaan di dalamnya. Meskipun pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Namun, antara materi yang satu dengan lainnya terkadang saling melengkapi. Selain itu, satu materi belum tentu sesuai dengan salah satu metode melainkan akan lebih cocok dengan metode yang lain.

Kelebihan metode CTL dibandingkan dengan metode kooperatif adalah bahwa dalam metode CTL ini, siswa secara langsung bisa terjun ke lapangan (luar kelas), siswa mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi nyata (riil) yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CTL memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, unsur sosial, unsur budaya maupun yang lainnya. Sehingga, pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ini dapat

membuat siswa menerapkannya secara langsung antara materi Sistem

Hukum dan Peradilan Internasional dengan kebutuhan nyata masyarakat lingkungan secara kongkrit.

Pada pelaksanaan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL ini, guru mapel menggunakan beberapa media yang sesuai dengan materi.

Standar kompetensi pembelajaran kali ini adalah Sistem Hukum dan Peradilan Internasional , maka guru mapel PKn melengkapi beberapa

media yang berhubungan dengan Sistem Hukum dan Peradilan

Internasional, seperti LCD / Proyektor, Gambar dan Video dan lain-lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Adanya media pembelajaran yang cukup ini, mendukung proses pembelajaran PKn berlangsung dengan efektif dan efisien serta lancarnya proses pembelajaran maupun meningkatnya hasil belajar siswa.

Guru mapel PKn mengakhiri pembelajaran ini dengan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain mengenai kemampuan pemahaman siswa, apakah semua siswa sudah paham dan mampu semua, jika ada yang belum paham dipersilahkan untuk ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap evaluasi, dan agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah disampaikan, agar siswa mudah mengingat.

Berdasarkan pembahasan diatas tentang Pelaksanakan

Pembelajaran PKn di SMK Gajah Mada Purwodadi dilaksanakan dengan menggunakan metode CTL. Guru masuk kelas sesuai jadwal pembelajaran yang telah ditentukan baik pelaksanakan pembelajaran PKn di kelas maupun di luar kelas. Guru mata pelajaran memulai menerangkan materi

tentang “hukum dan peradilan internasional” secukupnya, Guru meminta

siswa untuk mengaitkan dengan lingkungan sekitar dan mendiskusikan materi tentang hukum dan peradilan internasional. Guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk menanyakan secara langsung jika menemui berbagai mengenai materi konsep hukum dan peradilan internasional. Guru PKn mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesimpulan bersama-sama.

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran PKn dengan