• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitas Operasional

Dalam dokumen Panduan K3LL Rev.3_2008 (Halaman 38-45)

II OPERASI BBM

2.2.3. Fasilitas Operasional

Dalam suatu perencanaan Instalasi/Terminal Transit/Depot diperlukan fasilitas operasi dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut

2.2.3.1. Batas Lokasi

Dibangun pagar kawat atau suatu dinding yang mempunyai tinggi vertikal minimum 2,25 meter dari permukaan tanah serta bagian atas diberi kawat duri 4 lapis keatas dengan jarak 40 cm mengelilingi seluruh kegiatan operasional pemasaran BBM dan Non BBM di lokasi tersebut.

Pembangunan pagar tersebut dilakukan untuk mempertegas batas lokasi Instalasi/Terminal Transit/Depot, sehingga apabila Instalasi/Terminal Transit/Depot berada di dalam daerah pelabuhan atau yang merupakan suatu pemilikan dari Instansi lain, maka sebelum perencanaan/pemagaran agar dibicarakan bersama dengan pemerintah setempat dengan mempertimbangkan master plan kota di tahun-tahun mendatang.

Bentuk konstruksi pagar dapat berupa kawat haromonika, tembok pasangan batu bata, tembok beton cor bertulang, atau kombinasi antara tembok pasangan batu bata dengan kawat harmonika.

Akan tetapi sering dijumpai bahwa penggunaan lebih dari satu macam pagar dapat dilaksanakan didalam Instalasi/Terminal Transit/Depot yang sama, seperti kawat harmonika standar SWG 40 atau BRC-M8-150 C/C, atau bentuk lainnya untuk lapangan-lapangan tangki, bangunan dan sebagainya.

Sedang konstruksi pagar dari batu bata atau dinding beton untuk daerah-daerah operasional yang sibuk khususnya untuk daerah yang berdekatan dengan jalan umum yaitu kegiatan yang melibatkan orang banyak (misainya sekolahan, lapangan bola dan sebagainya) yang ditinjau dengan aspek ketentuan daerah berbahaya (hazardous area) dari suatu sarana peralatan.

2.2.3.2. Batas Lingkungan (Buffer Zone)

Untuk mencegah atau memperkecil timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM seperti kebisingan dan penyebaran uap Hidrokarbon terhadap lingkungan sekitamya, maka sebelum batas Instalasi/Terminal Transit/Depot diperlukan suatu daerah penyangga yang ditanami pepohonan dengan lebar minimal 15 meter.

2.2.3.3. Tangki Timbun BBM

Pada dasarnya letak tangki timbun BBM dapat dibedakan menjadi 2 jenis 1. Tangki diatas permukaan tanah.

2. Tangki didalam tanah (tangki pendam atau setengah pendam).

Bahan untuk kedua jenis tangki timbun tersebut dapat terbuat dari bahan plat baja, yang dilengkapi dengan :

1. Pipa masuk/keluar.

2. Lubang lalu orang (Man Hole).

3. Kerangan masuk/keluar (Gate Valve in/out). 4. Katup tekan hampa (Pressure Vacum Valve). 5. Katup pernapasan (Full Vent).

6. Lubang ukur.

7. Sistim pendingin tangki jika perlu.

8. Tangga khusus untuk tangki diatas tanah.

Selain tangki timbun tersebut diatas ada juga tangki khusus untuk penimbunan slop yang disebut "slop tank" (tangki slop) yang mempunyai fasilitas sama dengan tangki diatas tanah.

2.2.3.4. Tanggul Kebakaran (Bund Wall).

Tanggul adalah suatu sarana untuk menampung tumpahan minyak dan atau mengisolir/membatasi apabila terjadi kebakaran dari satu atau beberapa buah tangki yang dikelilinginya agar kedua kondisi tersebut diatas benar-benar dapat dibatasi atau ditahan sehingga tidak menyebar ke lokasi yang lain.

Konstruksinya terbuat dari beton atau timbunan tanah yang ditutupi oleh rumput. Tinggi tanggul tidak boleh melebihi dari 1.5 meter dari sudut pandangluar. Volume tanggul harus dapat menampung tumpahan minyak minimum 100% darl kapasitas tangki yang terbesar. Isi bersih yang dapat ditampung didaerah tanggul harus berada 20 cm dibawah bibir tanggul utama dengan total kapasitas dalam tanggul.

Antara tangki-tangki yang terdapat didalam daerah tanggul kebakaran (bund wall) diperlukan dinding-dinding penahan atau penyekat yang berguna untuk mencegah merambatnya api dan untuk membagi tangki dalam pengelompokan ukuran guna memudahkan usaha dalam penanggulangan kebakaran. Tinggi dinding penyekat maksimum setengah dari tinggi tanggul utama, atau minimum 0,6 meter.

Setiap tempat yang ditanggul harus dilengkapi dengan sistem saluran buangan air limbah termasuk bak kontrol, oil interceptor dan berhubungan dengan saluran diluar tanggul melalui sebuah pipa lengkap dengan kerangan yang dapat dibuka/ditutup dengan segera apabila diperlukan.

2.2.3.5. Bangsal Pengisian (Filling Shed).

Bangunan untuk pengisian BBM dari tangki timbun ke mobil tangki, kereta ketel (RTW) yang dilengkapi peralatan lengan pengisian (loading arm), meter arus (flow meter), kerangan pembuka/penutup (gate valve), kerangan pengatur aliran (flow governor) dan kerangan yang dapat disetel (preset valve), pembuang gas (gas eliminator), saringan kawat (strainer), satuan penyaring (unit filter).

Bangunan filling shed harus dilengkapi pentanahan (grounding) untuk fasilitas mobil tangki BBM saat pengisian, konstruksi bangunan dari bahan yang tidak mudah terbakar, atap dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai kedap air/beton bertulang dikelilingi dengan selokan parit untuk mengisolir kemungkinan tumpahan/ceceran BBM serta diberi tutup konstruksi besi yang dialirkan ke oil catcher.

Luas lantai bangunan tersebut harus diperhitungkan dengan jenis produk dan jumlah mobil yang akan memakai fasilitas pengisian BBM.

Rambu-rambu, prosedur pekerjaan dan penanggulangan keadaan darurat dibuat dari bahan tidak mudah terbakar dan dipasang/ditempatkan dilokasi bangunan filling shed yang mudah dibaca.

2.2.3.6. Jalan

Jalan adalah sarana penghubung dilokasi Instalasi/Terminal Transit/Depot untuk menunjang kegiatan operasi penerimaan dan penimbunan serta penyaluran BBM. Pada tempat ini terdapat arus lalu-lintas dari atau menuju ke suatu jalan umum dikontrol oleh pintu-pintu gerbang, maka dianjurkan untuk menempatkan pintu gerbang sedemikian rupa agar memungkinkan kendaraan dapat dihentikan dengan bebas sebelum kejalan umum.

Khusus kendaraan mobil tangki yang akan masuk ke Instalasi atau Depot dari jalur cepat, harus direncanakan suatu cara untuk menghindari terjadinya kecelakaan maupun kemacetan arus lalu-lintas. Konstruksi jalan harus kuat, dilengkapi selokan/got disebelah kiri dan kanan dengan ukuran jalan minimal 6 meter untuk dua arah dan 4 meter apabila satu arah.

Khusus untuk kemudahan dalam pemadaman kebakaran perlu ada jalan tambahan yang kuat untuk dilalui mobil pemadam atau. Peralatan-peralatan pemadam kebakaran lainnya.

2.2.3.7. Lapangan Parkir

Lapangan Parkir adalah sarana di Instalasi/Terminal Transit/Depot yang berguna untuk menampung antrian mobil-mobil tangki yang akan mengisi BBM di Bangsal Pengisian (Filling Shed). Luas lahan untuk lapangan parkir harus diperhitungkan dengan jumlah penjualan BBM serta mobil tangki yang akan mengisi BBM sesuai hasil perkiraan studi kelayakan.

Konstruksi lapangan parkir harus kuat dan dikelilingi dengan selokan/got. Lapangan parkir harus dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas untuk mencegah kecelakaan dan diletakkan di tempat yang sesuai dan mudah dibaca.

2.2.3.8. Lapangan Penimbunan Drum (Drum Yard)

Pada umumnya Depot BBM juga memiliki fasilitas untuk menampung/menyimpan produk Non BBM dalam drum seperti minyak pelumas, additive atau drum kosong dengan ketentuan luas lahan mengacu kepada jumlah Non BBM yang akan ditampung atau disimpan. Konstruksinva dibuat dari beton bertulang kedap air, sedapat mungkin diberi pelindung untuk mencegah terjadinya penguapan berlebihan, serta kerusakan drum oleh cuaca. Konstruksinya dapat dari paving block yang di kelilingi dengan selokan/ parit yang dialirkan ke oil catcher.

2.2.3.9. Gudang Dan Bengkel

Instalasi/Terminal Transit/Depot memiliki fasilitas untuk menampung/menyimpan bahan-bahan kebutuhan operasi, bahan kimia dan produk Non BBM untuk dipasarkan. Luas iahan dan persyaratan gudang harus mengacu pada jumlah barang yang akan ditampung/disimpan disesuaikan dengan hasil perkiraan studi kelayakan serta tingkat bahaya yang akan terjadi.

Konstruksi gudang terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai dari beton bertulang, memakai pintu dorong. Perbaikan semua peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional pada suatu Instalasi/Terminal Transit/Depot dilaksanakan pada tempat yang dinamakan bengkel.

Konstruksi bengkel terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai beton bertulang memakai pintu dorong, ventilasi serta penerangan yang cukup dan dikelilingi oleh selokan/got yang kedap air untuk menyalurkan air limbah ke sebuah oil catcher. Gudang dan bengkel dengan ukuran tertentu harus dilengkapi pintu darurat (emergency door) yang bisa terbuka didorong keluar dan rambu-rambu peringatan/ pemakaian alat pelindung diri (APD).

2.2.3.10. Rumah Generator Listrik

Bangunan untuk sarana pembangkit tenaga listrik utama atau cadangan, apabila listrik dari PLN tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk peralatan operasi dari Instalasi/Terminal Transit/Depot. Konstruksinya dari bahan yang tidak mudah terbakar, pondasi beton bertulang dan diupayakan dapat meredam/mengurangi tingkat kebisingan suara generator.

2.2.3.11. Lampu Penerangan

Sarana penerangan dilokasi Instalasi/Terminal Transit/Depot yang ditempatkan dan dipergunakan menunjang kegiatan operasi pada malam hari maupun siang hari. Ketentuan penempatan lampu penerangan dan typenya harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis pekerjaan dan ketentuan pada daerah bahaya serta mempunyai intensitas cahaya yang cukup.

2.2.3.12. Rumah Pompa Produk

Bangunan untuk pemasangan tetap beberapa buah pompa BBM dari tangki timbun yang disalurkan ke bangsal pengisian (filling shed) atau ke pengisian kembali ke tangki (Back Loading). Disekeliling bangunan dibuat saluran/paritan yang terhubung menuju oil catcher. Bangunan harus dilengkapi dengan rambu-rambu keselamatan/ pemakaian APD dan pengoperasian

2.2.3.13. Rumah Pompa Pemadam Kebakaran

Bangunan yang dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, untuk menampung beberapa buah pompa pemadam kebakaran sesual kebutuhan Instalasi/Terminal Transit/Depot. Rumah pompa harus dapat dilihat dari sebagian besar peralatan operasi.

2.2.3.14. Bak Air Pemadam Kebakaran

Kolam/bak tempat penampungan air untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran, terbuat dari bahan beton bertulang dan atau terbuat dari kolam air tanah galian. Penempatan bak air dengan rumah pompa harus sedekat mungkin, sehingga dapat melayani kebutuhan air untuk pemadaman kebakaran.

2.2.3.15. Pipa Air Pemadam Kebakaran

Sarana penyaluran air untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Instalasi/Terminal Transit/Depot. Penempatan pipa air pemadaman kebakaran, berbentuk lingkaran tertutup (ring system) dilengkapi dengan beberapa kerangan dan pilar-piiar hydrant yang berjarak antara 60-70 m dengan tekanan kerja di hydrant minimum 10 kg/CMZ yang jumlah kebutuhannya disesuaikan dengan luas areal yang dilindungi.

2.2.3.16. Peralatan Pemadam Kebakaran

Untuk memadamkan api pada saat terjadinya kebakaran maka beberapa alat pemadam api ringan harus disiagakan sesuai dengan potensi bahaya yang ada. Peralatan pemadam kebakaran minimum yang harus disediakan pada beberapa tempat/lokasi tercantum pada Tabel 2.1.

Table 2.1 Peralatan Pengadaan Kebakaran Minimum Yang Harus Disediakan. No Lokasi / Tempat Alat Pemadam yang disediakan

1 Gudang Produk Minyak 2 (dua) buah tabung (APAR) jenis tepung kimia kering berkapasitas minimum 11 kg untuk setiap 200 m2 luas lantai.

Tempat penimbunan terbuka Timbunan s/d 125 m° atau khusus untuk minyak klas C berkapasitas 500 m3.

2 (dua) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas minimum 11 kg. 2

Timbunan melebihi 125 m3 atau khusus untuk minyak klas C berkapasitas 500 m3.

3 (tiga) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg atau I sebuah "mobil unit" jenis tepung kimia kering berkapasitas 75 kg.

3 Kantor atau gudang untuk barang-barang kering.

1 (satu) buah tabung APAR jenis air berkapasitas 9 liter untuk setiap 100 m2 luas lantai atau satu roll slang hidran yang terpasang tetap di dinding sebagai pilihan lain.

Rumah pompa dan kawasan (areal) pompa.

Untuk minyak klas A. 1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg untuk setiap 2 buah pompa sampai maksimum 4 buah tabung APAR 4

Untuk minyak klas B dan C. 1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg untuk setiap 4 buah pompa sampai maksimum 2 1 buah tabungh APAR.

Table 2.1 Peralatan Pengadaan Kebakaran Minimum Yang Harus Disediakan. No Lokasi / Tempat Alat Pemadam yang disediakan

Package filling sheds untuk minyak klas A dan B.

4 (empat) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg untuk setiap 200 m2 luas lantai.

5

Untuk minyak klas C. 1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg untuk setiap 200 m2 luas lantai dengan tidak kurang dari 2 buah tabung yang disiagakan.

6 Rumah saklar listrik (electrical switch houses).

1 (satu) buah tabung APAR berisi C02 atau

tepung kimia kering berkapasitas 4,5 kg untuk setiap 25 m2 luas lantai.

7 Fasilitas bongkar muat kereta api.

1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg setiap 30 m panjang jalur kereta api

8 Fasilitas bongkar muat kendaraan bermotor.

1 (satu) sebuah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg setiap posisi bongkar muat dua buah kendaraan.

9 Dermaga bongkar muat kapal

laut

2 (dua) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg tiap kelompok titik-titik bongkar atau muat. Sebagai tambahan, untuk fasilitas bongkar muat yang lebih besar diperlukan sebuah "Mobile unit" jenis tepung kimia kering berkapasitas 75 kg. 10 Laboratorium. 1 (satu) buah tabung APAR jenis C02 berkapasitas 4,5

kg setiap 25 m2 luas lantai dan sebuah tabung APAR jenis C02 berkapasitas 1 kg untuk setiap meja Kerja.

11 Dapur. 2 (dua) buah tabung APAR jenis CO2`berkapasitas 2

kg atau sebuah tabung APAR maksimum 4 buah tabung APAR.

12 K a n t i n. 1 (satu) buah tabung APAR jenis air berkapasitas 9 liter setiap 90 m2 luas kantin.

13 Oil Catcher terbuka (Open Interceptor).

1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg per interceptor.

Ketentuan : penerangan, pemberian tanda, perawatan dan pemeriksaan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan Peraturan. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor.04/Men/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

2.2.3.17. Sistem Pemadam Kebakaran Dengan Busa (Foam System)

Suatu sistem untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran dengan memakai bahan kimia busa yang berfungsi untuk menutup permukaan cairan BBM yang terbakar. Sistem injeksi foam pada tangki BBM dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari bawah atau dari atas.

2.2.3.18. Penyalur Petir

Suatu alat untuk menyalurkan arus listrik yang datang dari proses iklim/perubahan udara panas ke udara dingin/petir sehingga arus iistrik tersebut dapat diteruskan ke bumi. Penempatan tiang dan tinggi penangkal petir harus diperhitungkan dengan luas areal yang akan diproteksi (dilindungi) dari sambaran arus listrik yang datang

terhadap ketinggian tiang yang akan dipasang. Pemasangan penyalur petir mengacu pada peraturan umum pemasangan penangkal petir dari Departemen Pekerjaan Umum.

2.2.3.19. Kantor

Tempat kegiatan untuk mengurus kelancaran operational pelayanan BBM dan Non BBM dari Instalasi/Terminal Transit/Depot yang lengkap dengan fasilitas penunjangnya. Penempatan bangunan harus memperhatikan kemudahan bagi karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan oleh perusahaan untuk pemasaran BBM dan Non BBM. Bangunan harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk melakukan aktivitas kerja dan pintu darurat yang dapat didorong keluar

2.2.3.20. Rumah Portir

Bangunan untuk pemeriksaan hasil pengisian BBM dan Non BBM ke dalam mobil tangki yang ke luar dari Instalasi/Terminal Transit/Depot. Rumah portir dibangun di dekat pintu keluar dari Instalasi/Terminal Transit/Depot, dengan ukuran yang memadai.

2.2.3.21. Pintu Gerbang

Pintu utama untuk masuk Instalasi/Terminal Transit/Depot yang dapat dibuka dan di tutup. Pintu dapat dibangun dengan konstruksi besi jenis sorong dengan lebar minimum 6 m, disamping itu perlu juga dibuatkdn pintu darurat konstruksi besi jenis dua . daun yang dapat terbuka dua arah dengan lebar minimum 6 m. Pemasangan rambu-rambu dan peringatan tentang persyaratan masuk lokasi pada pintu gerbang harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.

2.2.3.22. Selokan

Selokan merupakan tempat penyaluran air limbah dari kegiatan Instalasi/Terminal Transit/Depot dan air permukaan/air hujan, konstruksinya harus kedap air mengingat fungsinya sebagai pencegah resapan minyak kedalam tanah, agar tidak mencemarkan air tanah.

Bahan lain yang perlu dialirkan ke selokan adalah tumpahan /ceceran minyak yang terdapat dibeberapa tempat pada waktu kegiatan Instalasi/Terminal Transit/Depot sudah beroperasi sebagai berikut:

1. Dari lokasi tangki timbun. 2. Dari lokasi Filling Shed. 3. Dari Drum Yard.

4. Dari lokasi bengkel/Rumah pompa produk.

Semua kegiatan tersebut diatas masing-masing perlu dibuat selokan yang mengelilingi dan menuju ke oil catcher. Selokan yang menuju ke oil catcher harus dibuat kemiringannya sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran dapat sesuai dengan kapasitasnya.

Untuk menjaga kemampuan pemisahan minyak didalam oil catcher, harus diperhitungkan atau dipisahkan selokan untuk menyalurkan air permukaan / air hujan dan air limbah dari daerah sumber tumpahan/ceceran minyak seperti tersebut diatas.

2.2.3.23. Dermaga Khusus

Tempat pembongkaran/pengisian BBM melalui sarana angkut air/kapal tangker atau tongkang, pengoperasiannya dilakukan oleh suatu Instansi atau khusus PERTAMINA. Dermaga khusus yang memakai konstruksi trestel dapat dibangun pada lahan yang terletak dipantai/dilaut karena kemungkinan terjadi sedimentasi relatif kecil. Sedangkan dermaga khusus yang terletak di alur sungai tidak dibenarkan memakai konstruksi trestel beton, karena sedimentasi di alur sungai cukup tinggi dapat mengganggu kedalaman tempat sandar kapal tanker/tongkang.

Dengan demikian ketentuan membuat dermaga Qetty head) harus mengacu kepada ketentuan kebutuhan ukuran kapal tanker yang dibuat oleh bidang Perkapalan.

Tabel 2.2. Ketentuan Pembangunan Dermaga

D.W.T. Panjang Tanker (m) Draft Muat (m) Kedalaman Pelabuhan (m) Jarak Depth (m) Panjang Dermaga(m) 1.500 54 29.5 3.3 15-22.5 10 3.500 89.7 5.0 5.5 25-34 15 6.500 128 6.9 7.6 36-48 20 17.500 158 7.0 7.7 45-60 25 35.000 152 11.75 9.75 51-68 30 85.000 242 12.92 14.2 69-92 40

DWT = Dead Weight Ton (Bobot mati).

2.2.3.24. Peralatan Lindungan Lingkungan

Dalam dokumen Panduan K3LL Rev.3_2008 (Halaman 38-45)