• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitasi Desa dan Dukungan Teknis

Dalam dokumen PROGRAM REHABILITASI DAN PENGELOLAAN TER (Halaman 65-70)

C. Penyadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Mitra Bahari

2. Aspek-aspek Implementasi

2.2.1 Pemberdayaan Masyarakat

2.2.1.4 Fasilitasi Desa dan Dukungan Teknis

Pada akhir implementasi Program, tercatat 358 desa telah berpartisipasi di dalam Program. PAD menyebutkan bahwa total 416 desa akan dicakup oleh Program. Namun, untuk lebih mencerminkan kondisi geografis dan wilayah hukum, angka tersebut diubah di dalam Rencana Restrukturisasi COREMAP II pada Januari 2010 menjadi 358 desa. Tabel 16 berikut menunjukkan desa-desa Program di dalam setiap kabupaten per tahun.

Tabel 16. Jumlah Desa di setiap Kabupaten per Tahun

No Kabupaten 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pangkep 22 37 37 37 37 37 2. Selayar 42 42 42 42 52 52 3. Buton 28 43 43 43 67 67 4. Wakatobi 40 40 40 40 63 63 5. Raja Ampat 17 21 21 21 39 39 6. Biak 40 40 40 40 56 56 7. Sikka 34 34 34 34 44 44 Total 223 257 257 257 358 358

Petugas Pelatihan Penyuluhan Senior, Fasilitator Masyarakat dan Motivator Desa

Jumlah tim desa (SETO, CF, VM) berbeda-beda selama periode implementasi disesuaikan dengan kebutuhan Program. Profil jumlah anggota Tim Lapangan dapat dilihat di dalam Tabel 17 dan 18 di bawah ini. Rata-rata PMU telah menggunakan 95_orang di dalam Tim-Tim Lapangan mereka. Pangkep memiliki staf lapangan terbanyak, yakni 122 orang, sementara Buton memiliki jumlah tim lapangan paling sedikit, yakni 45 orang. Sikka telah menggunakan sebuah sistem yang inovatif dan efektif, dengan merekrut beberapa SETO saja tetapi didukung oleh sejumlah besar CF dan VM. Hal tersebut dimungkinkan karena semua desa di Sikka mudah dijangkau dari kantor PMU.

CAKUPAN DESA COREMAP II

C2 telah memfasilitasi berbagai kegiatan terumbu karang di 358 desa yang terletak di 7 wilayah kabupaten.

CAKUPAN DESA COREMAP II

C2 telah memfasilitasi berbagai kegiatan terumbu karang di 358 desa yang terletak di 7 wilayah kabupaten.

Tabel 17. Jumlah SETO, CF dan VM Per Kabupaten Per Tahun No Kabupaten 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pangkep 12 12 12 12 11 11 2. Selayar 8 7 8 8 8 8 3. Buton 7 7 7 7 7 5 4. Wakatobi 5 5 7 7 7 5 5. Raja Ampat 4 5 6 8 11 11 6. Biak 2 2 2 11 11 7 7. Sikka 2 2 2 2 2 2 Total 40 40 44 55 57 49

Jumlah Fasilitator Masyarakat (CF):

No Kabupaten 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pangkep 21 18 18 18 18 18 2. Selayar 21 21 21 21 21 4 3. Buton 14 14 14 14 14 8 4. Wakatobi 7 7 20 20 20 10 5. Raja Ampat 16 24 25 50 43 43 6. Biak 8 9 9 26 26 26 7. Sikka 18 18 34 34 44 44 Total 105 111 141 183 186 153

Jumlah Motivator Desa (VM):

No District 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pangkep 42 74 74 74 74 74 2. Selayar 84 84 84 108 108 108 3. Buton 28 21 21 21 21 21 4. Wakatobi 32 80 80 80 126 126 5. Raja Ampat 29 42 45 78 78 78 6. Biak 56 45 45 112 112 56 7. Sikka 36 36 69 69 88 88 Total 307 382 418 542 607 551

Total Jumlah Tim Lapangan (SETOs, CFs, VMs):

No Kabupaten 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pangkep 75 104 104 104 103 103 2. Selayar 113 112 113 137 137 120 3. Buton 49 42 42 42 42 34 4. Wakatobi 44 92 107 107 153 141 5. Raja Ampat 49 71 76 136 132 132 6. Biak 66 56 56 149 149 89 7. Sikka 56 56 105 105 134 134 Total 452 533 603 780 850 753

Tabel 18. Rata-rata Jumlah Staf Lapangan Per Kabupaten

No Kabupaten SETOs CFs VMs Total

1. Pangkep 12 19 69 99 2. Selayar 8 18 96 122 3. Buton 7 13 22 42 4. Wakatobi 6 14 87 107 5. Raja Ampat 8 34 58 99 6. Biak 6 17 71 94 7. Sikka 2 32 64 98 Rata-rata 7 21 67 95

Jumlah Tim Lapangan dari Program mencapai angka terbesar sebanyak 850 orang pada 2010. Mulai 2011 dilakukan pengurangan staf. Motivator desa tinggal di desa masing-masing sehingga mereka tetap berada di lokasi setelah berakhirnya periode Program. VM akan mengambil alih tugas-tugas yang sebelumnya dilaksanakan oleh SETO dan CF. untuk mempertahankan momentum pada 2012 dan ke depan, VM akan tetap aktif di desa masing-masing tetapi dengan dukungan anggaran yang terbatas yang disediakan oleh pemerintah daerah.

Oleh sebab itu, berbagai upaya telah dilakukan pada 2009, 2010 dan 2011 untuk meningkatkan kapasitas VM. Pada 2010 NCU meminta PMU untuk mengawali sebuah strategi untuk mengurangi jumlah tim lapangan yang bekerja bagi Program. Hasilnya, jumlah SETO dan CF dikurangi hampir 20% pada 2011. Kontrak bagi semua SETO dan CF berakhir pada penutupan Program pada 31 Desember 2011. Perhatian secara khusus diberikan bagi penguatan keterampilan VM di bidang pembukuan dan pengelolaan dana publik. Beberapa upaya lain dilaksanakan untuk mempersiapkan VM mengambil peran secara lebih besar, antara lain pelatihan tentang CREEL, pengelolaan VIC, pendidikan lingkungan dan pengelolaan LKM/bantuan hibah.

Organisasi Masyarakat pada Tingkat Desa

Penyelenggaraan lembaga tingkat desa merupakan salah satu prestasi yang paling signifikan dari COREMAP II. Lembaga-lembaga tingkat desa tersebut telah, dan akan terus memainkan peran penting di dalam implementasi COREMAP. Sebagai tingkat terendah dari pemerintahan di Indonesia, desa memiliki potensi untuk memainkan peran penting di dalam pengelolaan sumberdaya pesisir setempat. Pada akhir Program, terdapat kurang lebih 1800 organisasi desa ((yakni 358 desa masing-masing dengan

TIM-TIM LAPANGAN C2

Pada puncaknya pada 2010, C2 memiliki 850 personil tim penyuluhan yang bekerja di lapangan

( 57 SETO, 186 CF, 607 VM)

TIM-TIM LAPANGAN C2

Pada puncaknya pada 2010, C2 memiliki 850 personil tim penyuluhan yang bekerja di lapangan

sebuah LPSTK, LKM, 3 kelompok masyarakat (konservasi, jender dan produksi) plus satu kelompok MCS)).

LPSTK (Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang)

Pada 2007, NCU telah menyusun pedoman tentang pembentukan dan operasionalisasi LPSTK. LPSTK berfungsi sebagai lembaga yang bertanggung jawab di dalam pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait pada tingkat desa. Dalam perannya secara lebih sempit, LPSTK bertanggung jawab mengawasi implementasi berbagai kegiatan Program pada tingkat masyarakat. Sebagai contoh, salah satu tugas penting LPSTK adalah menyelenggarakan, mengawasi operasional dan memonitor LKM dan bantuan hibah desa. Semua (358) desa telah membentuk LPSTK, yang telah secara resmi disahkan oleh pemerintah desa.

Gambar 8. Jumlah Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang

LPSTK terdiri dari sekelompok penduduk desa yang memiliki latar belakang berbeda- beda. Oleh sebab itu, sering kali mereka memiliki keterampilan dasar yang tidak memadai. Oleh karenanya, selama berlangsungnya implementasi, C2 telah memberikan dukungan bagi peningkatan kapasitas LPSTK. Penguatan kapasitas tersebut meliputi pelatihan spesialisasi, studi banding dan pendampingan langsung. Pendampingan dilaksanakan oleh Tim-Tim Lapangan dan konsultan PMU tentang suatu bidang tertentu misalnya pembukuan, pengelolaan dana, penyusunan proposal dan evaluasi Program. Pada 2010 pengembangan kapasitas dilaksanakan melalui kunjungan silang, pelatihan dan pendampingan langsung; dan pada 2011 untuk pengelolaan DPL dan pelatihan pengelolaan organisasi.

Kelompok Masyarakat

LEMBAGA PENGELOLA SUMBERDAYA TERUMBU KARANG PADA TINGKAT DESA C2

Para kepala desa telah secara resmi mengesahkan diselenggarakannya LPSTK di semua (358) desa

LEMBAGA PENGELOLA SUMBERDAYA TERUMBU KARANG PADA TINGKAT DESA C2

Para kepala desa telah secara resmi mengesahkan diselenggarakannya LPSTK di semua (358) desa

Di bawah pengawasan LPSTK, 4 jenis kelompok masyarakat telah dibentuk: (i) konservasi; (ii) produksi; (iii) jender; dan (iv) pengawasan oleh masyarakat (Pokwasmas). Pokwasmas melaksanakan sistem MCS (yakni Siswasmas). Contoh sejumlah kegiatan pengembangan kapasitas yang dilaksanakan oleh PMU dalam rangka dukungan bagi berbagai kelompok masyarakat disajikan di dalam Tabel 19 di bawah ini.

Tabel 19. Kelompok Masyarakat dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas Terkait

Kelompok Masyarakat Kegiatan Pengembangan Masyarakat Konservasi  Monitoring terumbu karang

 Monitoring perikanan (CREEL)

 Monitoring ekosistem terkait (yakni bakau)  Pelatihan menyelam

 Pengembangan DPL dan KKLD

 Pengembangan jejaring Daerah Perlindungan Laut

Pengawasan Masyarakat  Koordinasi dengan pejabat penegak hukum setempat

 Pelatihan operator komunikasi radio  Pelatihan Pokmaswas

 Pelatihan/simulasi sistem MCS (Siswasmas) Produksi Pelatihan pengembangan keuangan mikro

 Pengembangan mata pencaharian alternatif  Pengembangan kewirausahaan

 Penguatan jejaring pemasaran  Pengembangan ekonomi masyarakat

 Pengelolaan usaha skala kecil (misalnya ekowisata, kerajinan tangan, marikultur (budidaya kepiting/ kerapu/rumput laut)

Jender Alih pengetahuan tentang peran keluarga di dalam pengelolaan sumberdaya desa

Pengembangan pendidikan kesehatan keluarga Pengembangan usaha keluarga

Pelatihan kerajinan tangan bagi wanita Penguatan kelompok masyarakat (wanita) Pengelolaan keuangan usaha

Pengelolaan usaha skala kecil (ekowisata, kerajinan tangan)

Pemasaran produk desa Teknik screen printing T-shirt Pendidikan lingkungan

Jumlah keseluruhan kelompok masyarakat dan LKM di setiap kabupaten dapat dilihat di dalam Tabel 20 berikut.

Bukti-bukti pemerolehan petak tanah untuk VIC telah diperoleh secara tepat (tertulis) dari pemilik tanah. VIC merupakan sebuah depot informasi tentang terumbu karang, Program, dan informasi terkait. VIC terdiri dari sebuah perpustakaan kecil berisikan materi penyadaran masyarakat, buku-buku pendidikan dan game. VIC berfungsi sebagai tempat pertemuan bagi masyarakat dari semua umur. Namun, VIC secara khusus dikenal oleh anak-anak yang sering berkumpul di sana seusai sekolah sampai petang

hari. Berbagai kegiatan mereka antara lain membaca, menggambar dan bermain game- game edukatif yang tersedia di VIC. Berbagai kegiatan anak-anak tersebut merupakan perwujudan konsep pendidikan “joyful learning” dari LIPI. Selain itu, di sejumlah desa, VIC juga memberikan sarana bagi pertemuan masyarakat, kegiatan kesehatan (Posyandu) dan program pendidikan (PAUD).

Tabel 20. Kelompok Konservasi, Produksi, Jender dan MCS Masyarakat pada 2011

Pada 2009 sampai 2011, COREAMAP II fokus pada penguatan LPSTK, Pokmas dan LKM agar institusi-institusi ini memiliki kapasitas untuk meneruskan kegiatan ke depan tanpa pendanaan dari C2 secara langsung. Dukungan diberikan bagi kelanjutan sejumlah kegiatan plus pada 2011. Bantuan diberikan bagi sejumlah kegiatan baru misalnya pelatihan sertifikasi ikan hias.

Dalam dokumen PROGRAM REHABILITASI DAN PENGELOLAAN TER (Halaman 65-70)