• Tidak ada hasil yang ditemukan

352Findings from PST #

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 87-95)

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

S#1: Perasaan saya ketika tiba di sekolah saya merasa pede dan mampu atau siap untuk mengajar walaupun pikiran saya tidak fokus karna banyak kendala dalam benak saya. Namun apa yang terjadi mungkin ini miracle bagi saya ketika pamong saya mengatakan bahwa kelas yang akan saya ajar ternyata akan melaksanakan evaluasi unit. Hmm.. hati saya sangat gembira. Namun meskipun saya tidak mengajar tetapi dia selalu memberikan pertanyaan karena pamong saya orangnya pintar dan teliti serta tidak sembarangan. Dia selalu memberikan pertanyaan yang sikapnya menguji kemampuan saya dalam halnya susunan pembuatan RPP saya serta metode pembelajaran apa saja nanti yang saya ajarkan dan apa sudah ada gambar atau susunan RRP yang saya sudah buat. Kemudian saya menjawab pertanyaannya sesuai ilmu yang saya telah pelajari selama PPL I. Saya mengatakan bahwa RPP nanti akan saya susun dan metode pembelajaran yang akan saya gunakan mungkin misalnya materinya report text dan skillnya writing dengan

menggunakan metode pair work serta mengunakan mind map. Mengapa demikan? Karena dengan mengunakan pair work siswa dapat aktif dalam kelas sehingga siswa dapat sharing dengan temannya apa yang telah miliki. Dan saya menggunakan mind map

untuk mempermudah siswa menulis dengan cara mengunakan mapping. (S#1_RTJ- PST3_Entry #1)

Pede tuk ngajar pertama kali Tidak jadi, ada evaluasi unit Pamong bertanya, menguji ttg RPP Aplikasi ilmu PPL I

Pair work, Ss aktif, sharing Mind map, bantu Ss menulis

Pd pertemuan pertama, awalnya PST diminta oleh pamong utk mengajar, tetapi tdk jadi krn ada evaluasi unit. Pamong lalu menanyakan hal-hal terkait RPP dan kegiatan pengajaran nantinya. PST menjawab berdasarkan ilmu yg diperolehnya saat PPL I. Misalnya, utk mengajar writing ia akan menggunakan

pair work krn membantu Ss lebih aktif krn bekerja berpasangan, serta menggunakan konsep mind map krn membantu Ss menulis.

S#2: Pengajaran pertama di kelas IPS 2 dengan materi report text serta menggunakan media manual. Tujuan saya mengajar dengan menggunakan media agar siswa dapat tertarik dengan materi yang saya ajarkan. Selain itu, mereka juga mudah mengerti ketika saya menggunakan media tersebut. Metode yang saya gunakan adalah pair work dan konsep mapping karena skill yang saya ajarkan adalah writing. Selain itu saya tidak hanya fokus pada writing tetapi saya juga mengintegrasikan dengan skill lain yaitu

reading dan speaking serta grammar. (R#5_RTJ-PST3_Entry #2)

Media utk ajar writing Menarik minat Ss

Pair work, concept mapping Integrasi dg skill lain

PST mengajar report text menggunakan media agar Ss lebih tertarik dg materi, mrk jd lebih mudah mengerti. Metode: pair work dan concept mapping krn ajar writing [no further elucidation why] and integrating other skill.

S#3: Saya mulai membuka kelas dengan menanyakan pelajaran apa saja yang telah mereka pelajari minggu lalu namun mereka tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan saya. Kemudian saya melakukan brainstorming. Kelas itu sangat mengecewakan sebab tidak ada sama sekali interaksi timbal-balik antara saya dengan mereka. Kemudian saya mencoba untuk membuat suasana lebih nyaman agar mereka tidak merasa tegang namun usaha saya tetap saja gagal. Saya tetap melanjutkan pengajaran saya dengan memulai untuk menjelaskan tentang materi report text. Setelah saya menjelaskan, saya membagikan reading passage (contoh report text) kepada masing-masing siswa agar mereka melingkari kata benda dan kata kerja dalam text tersebut. Namun mereka juga juga kelihatan bingung apa yang mereka harus lakukan. Setelah saya perhatikan beberapa menit, saya mencoba lagi menjelaskan apa saya yang harus mereka lakukan. (P#5_RTJ-PST3_Entry #2)

Brainstorming

Tdk ada interaksi timbal balik T-Ss Berusaha cairkan suasana

Memberi tugas reading text Ss masih bingung PST menjelaskan lagi

As for PST 3, when teaching about report text, she was confronted by a situation, making her reconsidered about what she should do when she realized something was not working with the students. Since reviewing session at the beginning of the

class did not work, she decided to brainstorm that day‘s topic.

Also, when she realized that her instruction regarding the following activity still puzzled the students when she distributed the passages, she then decided to give more explanations in order that the students understand what to do with the text on their hands. Suggestion occurred to her whenever she paused, stopped, and thought about some possible solutions to whatever problems she encountered during this teaching episode.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

353

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

S#4: Mereka faham tapi karena kurang kosakata dan tidak mempunyai kamus akhirnya mereka hanya melihat kertas tersebut dan tidak melakukan aktifitas. Setelah saya berfikir dan sadar mungkin contoh text yang saya berikan terlalu sulit untuk dipahami kata- katanya. Kemudian saya keliling dan pergi ke tempat duduk siswa satu persatu untuk menjelaskan bagimana cara mengerjakan soal tersebut. Dan ternyata ada beberapa siswa yang tidak mengetahui apa itu verb dan noun. Sayapun kaget dan kembali ketempat duduk saya untuk menjelaskan kembali apa itu verb dan noun kemudian saya memberikan satu contoh pada mereka. Saya bertanya pada mereka coba cari kata enjoy

dalam text tersebut. Kemudian mereka menemukannya lalu saya bertanya kembali ada yang tahu enjoy itu termasuk kata apa. Salah satu siswa menjawab kata kerja. Setelah saya memberikan contoh mereka mulai mengerjakan text tersebut. (S#2_RTJ- PST3_Entry #2)

Ss paham tp kurang kosakata, tdk bawa kamus

Ss tdk beraktifitas

PST berpikir cth yg diberikan sulit Datangi Ss satu persatu dan jelaskan

kembali

Ss tdk mengerjakan tugas nyg diberikan krn keterbatasan vocab dan mrk tdk bawa kamus shg mrk hanya memandangi teks yg diberikan. Situasi ini disadari oleh PST yang merasa bhw teks yg diberikan mungkin sulit. PST berkeliling dan mendatangi Ss datu persatu untuk menjelaskan cara mengerjakan soal. PST

mendapati bbrp Ss tidak tahu ttg verb dan noun shg ia

memutuskan untuk menjelaskan ttg hal tsb. PST memastikan Ss paham dulu sebelum meminta Ss menyelesaikan tugas yg diberikan sebelumnya.

S#5: Hari kedua mengajar saya melanjutkan materi pembelajaran yang kemarin. Disini kami (saya dan siswa) latihan cara membuat report tempat dengan menggunakan konsep

mapping karena berhubung kemarin saya tidak sempat menjelaskan dan memberikan mereka latihan untuk menulis atau mereport tempat dengan menggunakan konsep mapping sehingga saya memberikan mereka tugas. Hari ini saya tidak menulis rencana pembelajaran karena RPP yang kemarin saja tidak tuntas maka saya harus

melanjutkannya. (R#6_RTJ-PST3_Entry #3)

Lanjut materi

Report pakai concept map

Tdk ada LP krn msh lanjutan materi kemarin

Mengajar report menggunakan concept map krn hari sebelumnya tidak sempat dijelaskan

S#6: Saya membuka kelas dengan merecall kembali pelajaran yang kemarin dan allhamdulillah hari ini lebih baik dari hari pertama karena mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan saya dan suasana kelaspun makin baik dan saya merasa nyaman, tidak seperti hari pertama yang penuh rasa was-was dan tegang. (R#6_RTJ- PST3_Entry #3)

Penerimaan Ss lebih baik Interaksi langsung dg PST Suasana kelas baik, nyaman Berbeda dg hari pertama

PST merasa ia sdh bisa beradaptasi dg kelasnya secara cepat. Suasana kelas semakin membuatnya nyaman mengajar, tidak seperti yg dialaminya saat hari-hari pertama.

S#7: Hari ini saya enjoy dalam kelas dan saya segera menanyakan PR yang kemarin apakah mereka telah mengerjakannya. Lalu saya memeriksa di bangku mereka masing- masing. Saya sangat senang karena hampir semua paham apa yang saya jelaskan kemarin. Hati saya merasa bangga karena meskipun kemarin mereka diam dan jutek tapi ternyata mereka memperhatikan apa yang saya jelaskan. Setelah itu kami (saya dan siswa) mengerjakan latihan tersebut secara bersama-sama. Kemudian saya menjelaskan ulang kembali materi tentang pengertian report text dan generic structure serta language featurenya. Hari ini saya fokus pada penggunaan grammar of report text karena saya melihat banyak yang belum mengerti tentang penggunaan tense untuk report text. (R#6_RTJ-PST3_Entry #3)

Periksa PR

Ss paham penjelasan PST Ss memperhatikan penjelasan Fokus pd grammar

Banyak Ss blm paham tense untuk report

Saat memeriksa PR, PST merasa senang krn ternyata Ss paham yg dijealskan di hari sebelumnya. Ss ternyata memperhatikan penjelasannya dibalik sikap diam mrk. PST juga memutuskan utk tetap fokus pd penggunaan grammar pd report text krn dilihatnya byk Ss yg blm paham pengunaan yg benar.

S#8: Setelah saya menjelaskan, saya memberikan mereka latihan dengan menuliskan satu contoh kalimat simple present tense untuk kemudian di tulis di papan tulis. Ketika saya menyuruh mereka untuk mengerjakannya mereka diam dan tidak menulis. Saya pun berpikir dan mengatakan lagi apakah kalian mengerti. Tapi mereka tetap tidak merespon. Saya menjelaskan ulang sampai tiga kali sampai-sampai keringat bercucuran di wajah

Ss diminta latihan menulis cth kalimat Ss diam tdk menulis

Ss tdk merespon PST capek, suara serak Ss didatangi satu persatu

PST memberi Ss tugas membuat kalimat tetapi tdk dikerjakan. Ss hanya diam, tdk menulis. Saat dicek oleh PST mrk paham intstruksi yg diberikan atau tdk mrk tdk merespon. PST sampai kelelahan memberikan penjelasan. Akhirnya PST mendekati Ss satu persatu dan menjelaskan kembali pd mrk ttg tugas yg

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

354

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

saya mereka tetap tidak berbuat. Saya sangat capek dan suaraku hampir habis. Terpaksa saya mendatangi mereka satu persatu dan menjelaskan ulang bagiamana cara menulis kalimat simple present tense sampai semuanya saya datangi. (P#6_RTJ-PST3_Entry #3)

PST menjelaskan kembali ttg tugas yg diberikan

diberikan.

S#9: Setelah kegiatan selesai saya bingung karena waktu masih banyak yang tersisa tapi materi yang saya mau ajarkan sudah habis. Saya berpikir tidak mungkin saya keluar sebelum jamnya habis. Terpaksa saya terpikir untuk membentuk kelas menjadi pair work

supaya ada kegiatan di kelas. Saya menanyakan pada siswa reading passage yang saya bagikan kemarin. Mereka pun langsung menunjukkannya. Saya langsung memberikan instruksi pada mereka agar memperhatikan ke depan semuanya. Saya meminta mereka duduk berpasangan dan mendengarkan. Siswa yang bagian kiri saya adalah siswa A dan yang di kanan saya adalah siswa B. Nah saya meminta student A menceritakan kepada student B apa saja yang biasa direport dalam text tersebut. Setelah berjalannya waktu sayapun memberikan feedback dan menyimpulkan materi yang saya ajarkan dengan menanyakan kembali materi apa saja yang telah mereka pelajari hari ini dan itu merupakan penutup kelas. (S#3_RTJ-PST3_Entry #3)

Materi habis, waktu banyak tersisa Kelas tdk bisa bubar sblm waktunya Bagi Ss tuk pair work

Pakai reading passage kemarin Ss kanan = A; Ss kiri = B A cerita ke B (report) isi teks Feedback

Review, summary

Kegiatan/materi rampung tatpai masih banyak waktu yg tersisa dan kelas tdk mungkin dibubarkan sblm waktunya. Terlintas ide di pikiran PST untuk memberikan kegiatan tambahan pada Ss dg menggunakan teks yg dipakai PBM hari sebelumnya. dg menjadikan materi tsb PST berhasil mengatasi kebuntuan aktifitas yg disebabkan rampungnya materi hari itu. dengan begitu, PBM hari itu bermakna dg adanya kegiatan yg membuat Ss aktif.

S10: Pertemuan yang ketiga yang saya ajarkan adalah speaking. Topik pengajaran saya adalah expression of satisfaction and dissatisfaction. Di kelas saya ini, saya menugaskan siswa saya untuk maju ke depan secara berpasangan untuk membaca dialog dengan hand out yang telah diberikan sebelumnya. Tapi sebelumnya saya telah jelaskan dulu penggunaan expression tersebut baik dalam situasi formal dan informal. Hampir semua yang naik membaca pronunciationnya sangat hancur. Saya mendengar misalnya ada yang mengucapkan kata there yang seharusnya dibaca there tetapi siswa tersebut mengatakan three dan masih banyak lagi kata lain yang mereka ubah penyebutannya. Setelah saya menugaskan mereka, saya menyuruh mereka untuk pronounce sama-sama dan membenarkan kata-kata yang penyebutannya salah. (S#4_RTJ-PST3_Entry #4)

Speaking, ungkapan

Tugas Ss dialog berpasangan, maju ke depan

Pronunciation Ss banyak salah Ss pronounce in chorus

Meluruskan pengucapan yg salah

Pd pengajaran speaking, Ss ditugaskan berdialog dan diminta maju ke depan untuk latihan tetapi PST menemukan

pronunciation Ss banyak yg masih salah dan kurang tepat. untuk itu, setelah tugas selesai, mrk diminta latihan pengucapan bersama-sama berdasarkan yg dicontohkan PST serta PST meluruskan pengucapan yg masih keliru.

S#11: Saya tetap melanjutkan materi saya yang kemarin karena belum tuntas. Hari ini pengajaran saya monoton dan biasa saja. Dan hari ini juga pada saat membawakan materi saya sangat merasa bored dan tidak semangat, mungkin karena jam terakhir dan siswa saya sudah pada lapar. (R#6_RTJ-PST3_Entry #5)

Lanjut materi, yg sebelumnya belum tuntas

PBM monoton

Tdk semangat; Jam terakhir, Ss lapar

Materi hari sblumnya dilanjutkan krn belum selesai tetapi kali ini PST merasa PBM monoton saja yg mungkin disebabkan kegiatan di jam terakhir saat Ss sdh lapar.

S#12: Saya mengusahakan siswa mengisi latihan yang saya berikan pada mereka yaitu menentukan mana termasuk expression of satisfaction and dissatisfaction. Mereka sangat merespon dan mengisinya. Dan setelah saya memeriksa jawaban mereka hampir semuanya benar. Tapi setelah itu saya pikir pengajaran saya harus lebih ditingkatkan lagi dan membuat siswa saya lebih antusias dalam belajar karena empat kali pertemuan sebelumnya saya hanya monoton mengajarkan mereka bagaimana cara menulis kalimat dengan baik dan benar padahal banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan selain penulisan kalimat. Mereka juga kurang dalam kosakata serta speaking dan readingnya serta pengucapan dalam bahasa Inggris sangat hancur. (S#5_RTJ-PST3_Entry #5)

Latihan menentukan ungkapan Jawaban Ss hampir benar semua Pengajaran perlu ditingkatkan lagi Buat Ss lebih antusias

Banyak yg perlu ditingkatkan selain membuat kalimat

Ss latihan mengidentifikasi ungkapan dalam kalimat/dialog dan jawaban mereka hampir benar semua. PST masih merasa aktifitas Ss dan tugas-tugas perlu lebih ditingkatkan lagi serta perlu upaya membuat mrk lebih antusias lagi krn berdasarkan aapa yg dilihatnya sampai pertemuan keempat, aktifitas Ss didominasi membuat kalimat. Ss juga perlu peningkatan skill yg lain.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

355

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

P#1: Pertama menjalani PPL II, pada saat penerimaan dan penyerahan kami mahasisiwa PPL II di SMA Muhammadiyah Kendari awalnya menyenangkan tapi pada hari itu semua urusan tidak beres sebab koordinator kami tidak becus. Dan pembagian pamong yang pada awalnya semua baik-baik saja dan semua peserta PPL II setuju dengan apa yang telah ditentukan oleh wakil kepala sekolah SMA Muhammadiyah Kendari jadi kacau. Saat kami menemui pamong kami yaitu Pak La Usaha, S.Pd., M.Pd., dia menanyakan SK atau legalitas dari prodi serta nama-nama siswa PPL II tapi kami bilang belum ada. Dan responnya sangat jelek pada kami. Katanya kami tidak resmi karena mengajar di sekolahnya sebab tidak ada SK dan bukti dari kampus. Kemudian kami berlari lagi menuju Prodi untuk mengambil SK tersebut tapi ternyata tidak ada satu orang di Prodi. Akhirnya kami menunggu untuk beberapa menit, kemudian kami memutuskan untuk menghubungi salah satu staf Prodi untuk meminta informasi di mana kami akan mengambil SK dan legalitas kampus tersebut. Setelah beberapa menit kemudian dia muncul dan memberikan kepada kami. Kemudia kami berlari lagi untuk menemui pamong kami. Sesampainya di SMA kami memberikan surat legalitas tersebut kemudian pamong membacanya dan ternyata pamong yang telah di tetapkan oleh pihak Prodi adalah cukup 2 orang, dan kami harus dirubah menjadi 2 kelompok yaitu di bagi dua. Dan terjadi perubahan dari hari sebelumnya dan hasilnya saya dipindahkan ke pamong Ibu Alfi. (P#1_RTJ-PST3_Entry #1)

Urusan administrasi penyerahan mhsw PPL kacau

Koordinator tdk becus Pembagian pamong kacau SK PPL belum sampai ke sekolah Masalah diselesaikan hari itu juga Pamong hanya 2 org

Urusan administrasi penyerahan mhsw PPL II ke pihak sekolah kacau krn koordinator tdk mengecek apakah pihak sekolah sdh menerima SK PPL atau belum pdhl ternyata pihak sekolah belum menerima SK sama sekali. Salah satu pamong mengatakan keberadaan mrk belum sah tanpa adanya SK tsb shg mrk berupaya menyelesaikan masalah itu pd hari itu juga. Pembagian pamong yang tadinya ditentukan wakil kepala sekolah juga jd kacau krn ternyata pihak kampus sdh menetapkan pamong hany dua orang bagi mhsw PPL di sekolah tsb.

P#2: Hari Senin tanggal 23 September 2013 adalah hari ketiga untuk melakukan observasi di kelas namun gagal total dan semua yang ada di buku panduan PPL II tidak sesuai seperti yang saya alami. Semuanya merupakan tantangan besar yang baru saya rasakan dan perubahan drastis yang saya rasakan dalam diri saya. Mengapa? Karena dulunya saya takut berbicara pada dosen dan orang yang baru saya kenal. Saya tidak pernah bicara dengan orang lain kecuali saya ditanya oleh orang tersebut. Tapi tiba-tiba saja hari itu mulut saya terbuka dan menjelaskan kepada guru pamong saya karena pada awalnya teman saya menjelaskan maksud dan tujuan kami observasi tetapi tidak diterima ataupun direspon bahkan Ibu pamong itu menghujat kami dengan kata-kata yang kurang enak didengar. Pada saat mendengar perbincangan mereka jantung saya berdetak kencang dan kata hati saya mengatakan saya adalah mahasiswa, saya tidak boleh terlihat bodoh dan tidak berguna. Jadi saya harus bicara dan jelaskan apa yang telah saya tahu

dan meluruskan semuanya. Emmmm… perdebatan dan tukar pikiran makin panas karena guru pamong tidak hanya sendiri tetapi dibantu oleh guru lain yaitu ibu guru bahasa Arab jadi perbincangan makin dahsyat. Hati saya pengen menangis dan muka saya mungkin kelihatan pucat sedikit tapi saya tetap optimis untuk meyakinkan pamong dan ibu guru tersebut. Dengan menjelaskan penuh hati-hati serta memberikan contoh kasus, setelah mendengar penjelasan saya Alhamdulilah merekapun reda dan mulai mengerti apa yang saya katakan. Keadaanpun reda dan kami semua mulai tenang. Mungkin mereka mulai memahami jika kami sudah cukup takut dan gugup. (P#2_RTJ-PST3_Entry #1)

Observasi gagal

Kenyataan tdk sesuai di buku panduan Respon guru pamong kurang baik thdp

PST yg mau observasi PST berdebat dg pamong

PST berusaha meyakinkan pamong ttg observasi

Pamong salah paham

PST yg hendak melakukan observasi di kelas pamongnya ditolak oleh guru pamong krn adanya kesalahpahaman. PST berupaya memberikan penjelasan sebaik-baiknya dan secara sopan. Setelah berdebat, guru pamong ternyata salah paham dan perdebatan pun reda.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

356

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

P#3: Meskipun demikian saat saya menanyakan batas materi pelajarannya dia menunjukkan kepada saya tapi dia menganjurkan agar saya mengganti dia untuk

mengajar keesokan harinya. Emmmmmmm… pikiranku kalut lagi. Baru selesai berdebat

ehhh saya langsung disuruh mengajar besok padahal observasi saja belum. Hmm, tambah stress tujuh keliling. Sepulang dari sekolah saya mulai tidak tenang dan selalu

membayangkan untuk mengajar besok tapi tidak punya kesiapan mental. Bagi saya materi bisa saya kuasai dalam 3 jam. Itu itu sudah cukup bagi saya. Tapi tantangan saya adalah mental saya. Kalau saya tidak latihan berbicara sendri serta mengatur kosakata yang akan saya gunakan, maka saya yakin akan fatal dan mungkin akan terlihat bodoh di depan siswa saya nanti karena meskipun saya menguasai materi tapi kalau saya gugup, gemetar, tidak pede, maka semuanya akan kacau balau. Semua akan hilang apa yang telah saya pelajari dan pahami. Bagi saya, kepedean dalam mengajar itu cukup penting

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 87-95)