• Tidak ada hasil yang ditemukan

360Findings from PST #

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 95-99)

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

S#1: Sesudah mejelaskan lebih jauh, saya memperlihatkan kepada siswa tentang contoh

procedure text. Untuk dijadikan contoh saya tidak mengambilnya di dalam buku yang diberikan dari sekolah karena saya merasa bahwa contoh di dalam buku tersebut akan menyusahkan siswa untuk memahaminya terutama dari segi makna. Akhirnya, setelah saya pikir-pikir saya berikan saja mereka contoh yang sering mereka dengar atau mereka lakukan di rumah, seperti bagaimana cara memasak nasi, atau bagaimana cara membuat teh. Tetapi ternyata walaupun saya telah memberikan contoh semacam itu, mereka tetap juga tidak mengerti. Cuma ada satu dua orang yang paham. Mulai dari situ saya sudah bingung dan capek bagaimana caranya supaya mereka mengerti. Kemudian saya duduk sejenak di kursi dan merenung ternyata begini kalau jadi guru. Setelah itu saya kembali menjelasakan satu persatu dari topik hari itu sambil megelilingi mereka satu persatu, dan mereka mulai mengerti sedikit demi sedikit. Saya merasa senang. (S#1_RTJ-PST4_Entry #1)

Cth di buku teks tdk mudah Pakai cth lain yg lebih familiar Ternyata msh byk tdk mengerti juga Dijelaskan satu persatu lagi

In a similar vein, PST 4, in the context of preparing to teach procedure text, she thought about the example of the text she would include in her teaching. However, prior to the classroom meeting, she noticed that the examples in the textbook provided from the school were quite heavy for the students to understand

and would lead to students‘ difficulties in comprehending the

meaning.

S#2: Saya memberi mereka waktu sekitar 20 menit. Ketika waktunya selesai saya meminta kepada setiap kelompok untuk menuliskannya di papan tulis. Dan ternyata semua pekerjaan mereka betul semua. Saya merasa bahwa mereka sudah mulai mengerti. Tetapi walaupun mereka mulai mengerti, saya merasa bahwa saya masih belum

memberikan mereka inti dari membaca (reading) pada waktu itu, karena saya lebih banyak menjelaskan daripada memberikan mereka latihan membaca. Saya sadar bahwa itu adalah salah satu kekurangan saya sehingga dari sebagian tujuan pembelajaran saya belum tercapai. (R#1_RTJ-PST4_Entry #1)

Pekerjaan Ss benar semua Ss mulai mengerti

Belum merasa berikan inti pelajaran Perlu lebih banyak penjelasan drpd latihan

PSt memberikan tugas yg ternyata bisa dikerjakan oleh Ss. akan tetapi ia tetap merasa bhw is belum menyampaikan inti dari membaca. Ia merasa msh byk yg perlu dijelaskan drpd sekedar latihan membaca shg hanya sebagian tujuan pembelajaran yg tercapai.

S#3: Pada pertemuan yang kelima ini adalah hari atau pertemuan yang menjengkelkan buat saya. Saya sudah dengan capek mengaturnya untuk pembelajaran hari ini, dari membuat lesson plan sampai buat media, ternyata saat saya tiba di sekolah kelasnya sudah kosong. Murid-muridnya sudah pergi semua. Setelah itu, saya ke kantor untuk menanyakan apakah kelas satu memang tidak masuk hari ini, tapi ternyata guru-guru yang ada di kantor bilang jam pertama mereka masuk. Akhirnya saya bingung apakah saya pulang saja atau saya menunggu saja sampai muridnya datang. Kemudian saya memutuskan untuk menunggu di teras kantor saja sampai muridnya datang. Ketika saya menunggu murid-muridnya, salah seorang guru yang ada di kantor pergi mencari murid- muridnya. Setelah saya menunggu kurang lebih satu jam murid-muridnya pun berada di kelas. Saat itu juga saya langsung pamit kepada guru-guru yang ada di kantor. Saya dengan senang hati masuk di kelas, ternyata muridnya yang datang hanya 5 orang. Dalam pikiran saya mungkin yang lain masih di kampung atau masih silaturrahim karena

sekarang masih suasana Idul Adha‘. Untuk menghibur hati saya yang masih agak kecewa saya berpikir positif saja. (S#2_RTJ-PST4_Entry #3)

PBM yg menjengkelkan Kelas kosong saat PST tiba Menunggu sejam lebih Ss datang hanya 5 org Berpikir positif

PST had worked hard preparing everything but when she arrived

at the classroom, it was empty. All Ss had gone and she didn‘t

have any idea where they would have gone. She decided to stay and waited for the Ss until they appeared more than one hour laterand only 5 Ss attended the class. PST thought probably due to holiday after Ied Adha some Ss might still stay at their hometowns. This is a common in Indonesian classroom culture when Ss prolong their holidays [cultural and social context]

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

361

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

P#1: Sesudah mejelaskan lebih jauh, saya memperlihatkan kepada siswa tentang contoh

procedure text. Untuk dijadikan contoh saya tidak mengambilnya di dalam buku yang diberikan dari sekolah karena saya merasa bahwa contoh di dalam buku tersebut akan menyusahkan siswa untuk memahaminya terutama dari segi makna. Akhirnya, setelah saya pikir-pikir saya berikan saja mereka contoh yang sering mereka dengar atau mereka lakukan di rumah, seperti bagaimana cara memasak nasi, atau bagaimana cara membuat teh. Tetapi ternyata walaupun saya telah memberikan contoh semacam itu, mereka tetap juga tidak mengerti. Cuma ada satu dua orang yang paham. Mulai dari situ saya sudah bingung dan capek bagaimana caranya supaya mereka mengerti. Kemudian saya duduk sejenak di kursi dan merenung ternyata begini kalau jadi guru. Setelah itu saya kembali menjelaskan satu persatu dari topik hari itu sambil megelilingi mereka satu persatu, dan mereka mulai mengerti sedikit demi sedikit. Saya merasa senang. (P#1_RTJ-PST4_Entry #1)

PST had worked hard preparing everything but when she arrived at the classroom, it was empty. All Ss had gone and she didn‘t have any idea where they would have gone. She decided to stay and waited for the Ss until they appeared more than one hour laterand only 5 Ss attended the class. PST thought probably due to holiday after Ied Adha some Ss might still stay at their hometowns. This is a common in Indonesian classroom culture when Ss prolong their holidays [cultural and social context]

P#2: Pada pertemuan yang kelima ini adalah hari atau pertemuan yang menjengkelkan buat saya. Saya sudah dengan capek mengaturnya untuk pembelajaran hari ini, dari membuat lesson plan sampai buat media, ternyata saat saya tiba di sekolah kelasnya sudah kosong. Murid-muridnya sudah pergi semua. Setelah itu, saya ke kantor untuk menanyakan apakah kelas satu memang tidak masuk hari ini, tapi ternyata guru-guru yang ada di kantor bilang jam pertama mereka masuk. Akhirnya saya bingung apakah saya pulang saja atau saya menunggu saja sampai muridnya datang. Kemudian saya memutuskan untuk menunggu di teras kantor saja sampai muridnya datang. Ketika saya menunggu murid-muridnya, salah seorang guru yang ada di kantor pergi mencari murid- muridnya. Setelah saya menunggu kurang lebih satu jam murid-muridnya pun berada di kelas. (P#3_RTJ-PST4_Entry #3)

PBM yg menjengkelkan Kelas kosong saat PST tiba Menunggu sejam lebih Ss datang hanya 5 org Berpikir positif

PST had worked hard preparing everything but when she arrived

at the classroom, it was empty. All Ss had gone and she didn‘t

have any idea where they would have gone. She decided to stay and waited for the Ss until they appeared more than one hour laterand only 5 Ss attended the class. PST thought probably due to holiday after Ied Adha some Ss might still stay at their hometowns. This is a common in Indonesian classroom culture when Ss prolong their holidays [cultural and social context]

P#3: Teknik yang saya gunakan pertama adalah pair work. Dalam pair work ini saya menyuruh mereka untuk menganalisis yang mana yang termasuk Expression of Sympathy and Showing Affection dalam percakapan yang telah saya bagikan. Tetapi saya melihat mereka masih kebingungan menganalisisnya. Akhirnya saya mendatangi mereka perpasangan untuk menjelaskan bagaimana cara menganalisnya, karena kalau saya menjelaskan di depan mereka tidak ada yang memperhatikan akibatnya mereka tidak mengerti atau bingung apa yang harus mereka lakukan sebenarnya. (P#4_RTJ- PST4_Entry #4)

Ss kebingungan menganalisis Dijelaskan caranya, didekati, bukan

depan kelas

PST memberikan tugas menganalisis bagian yg termasuk ungkapan Expression of Sympathy and Showing Affection dalam dialog tetapi Ss kebigungan menganalisis. PST menjelaskan kembali cara menganalisis tetapi kali ini dg cara mendatangi Ss di tempat duduk mereka krn dg cara itu mrk bisa paham dibanding dijelaskan di depan kelas.

R#1: Kemarin saya tidak begitu banyak menjelaskan. Saya cuma bertanya kepada mereka tentang pelajaran yang kemarinnya dan mereka sudah tahu. Mulai dari pengertian tentang procedure text itu sendiri, generic structure dan yang lain-lainnya. Kemudian saya membagikan kepada mereka bacaan mengenai materi pada hari itu (handout), dan selanjutnya saya meminta kepada siswa (satu persatu) untuk latihan membaca dalam bahasa Inggris karena pada pertemuan yang ketiga saya belum mencobanya. Saya mendekati mereka satu persatu untuk memandu atau membantu

Tugas reading

Ss susah membaca yg berbhs Inggris Ss tidak suka disuruh membaca satu persatu

PST 4 reconsidered the situation where she should face the students who were unwilling to do reading aloud task. A working reasoning occurred to her when she involved more observations, considering more information and seeing how situation went with the tentative testing.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

362

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

mereka membaca. Dan ternyata mereka sangat kesusahan ketika membaca yang berbahasa Inggris. Setelah saya mengamati mereka satu persatu, tumbuh dalam benak saya bahwa yang paling mereka tidak suka adalah ketika disuruh membaca satu persatu. Kenapa? Ada dua alasan kenapa saya mengatakan demikian. Yang pertama, ketika saya menyuruh mereka untuk membaca satu persatu ada saja tingkah yang mereka lakukan atau respon dan juga mimik wajah mereka yang tidak biasanya. Ada yang kelihatan bosan, ada yang keluar sebentar, dan lain-lain. Yang kedua, lain halnya ketika saya membacakan di depan dan saya menyuruh mereka untuk mengikuti, mereka sangat semangat dan antusias. Selain itu juga, saya berfikir bahwa mereka kayaknya kurang sekali diberikan latihan untuk membaca. Sampai sekarang saya masih memikirkan kira- kira metode atau teknik apa yang harus saya terapkan supaya mereka tidak merasa kesusahan lagi dalam membaca yang berbahasa Inggris. Saya sadar bahwa masih banyak sekali kekurangan saya dalam mengajar terutama dalam penyampaian materi dan juga teknik yang saya gunakan. (R#2_RTJ-PST4_Entry #2)

R#2: Pada pertemuan yang kelima ini adalah hari atau pertemuan yang menjengkelkan buat saya. Saya sudah dengan capek mengaturnya untuk pembelajaran hari ini, dari membuat lesson plan sampai buat media, ternyata saat saya tiba di sekolah kelasnya sudah kosong. Murid-muridnya sudah pergi semua. Setelah itu, saya ke kantor untuk menanyakan apakah kelas satu memang tidak masuk hari ini, tapi ternyata guru-guru yang ada di kantor bilang jam pertama mereka masuk. Akhirnya saya bingung apakah saya pulang saja atau saya menunggu saja sampai muridnya datang. Kemudian saya memutuskan untuk menunggu di teras kantor saja sampai muridnya datang. Ketika saya menunggu murid-muridnya, salah seorang guru yang ada di kantor pergi mencari murid- muridnya. Setelah saya menunggu kurang lebih satu jam murid-muridnya pun berada di kelas. Saat itu juga saya langsung pamit kepada guru-guru yang ada di kantor. Saya dengan senang hati masuk di kelas, ternyata muridnya yang datang hanya 5 orang. Dalam pikiran saya mungkin yang lain masih di kampung atau masih silaturrahim karena

sekarang masih suasana Idul Adha‘. Untuk menghibur hati saya yang masih agak kecewa

saya berpikir positif sajaSetelah itu, saya masuk pada materi. Tetapi sebelum saya masuk pada materi saya mereview pelajaran sebelumnya, dan ternyata mereka masih mengingatnya. Pada pertemuan kali ini saya mengajar skill writing dengan topik tentanog narrative text. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh saya membrainstorming

dulu, dan mereka merespon dengan baik. Karena waktunya sudah tidak memungkinkan (hampir habis), hari ini saya hanya menjelaskan garis-garis besarnya saja, seperti, apa itu

narrative text, cerita apa saja yang termasuk narrative text, generic stucture dari

narrative text dan gaya bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran saya pada hari ini belum ada yang tercapai. Kemudian, hampir semua rencana atau prosedur pembelajaran yang telah saya susun di lesson plan belum teraplikasikan karena beberapa faktor seperti yang saya tulis di atas. Jadi kesimpulannya pada hari ini saya

Pembelajaran blm ada yg tercapai LP tdk berjalan semestinya krn banyak

hal yg terjadi

PST membeberkan hal-hal yg menjadi alasan mengapa ia menganggap PBM ini tidak berjalan baik.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

363

PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment

belum memberikan aktifitas kepada siswa. Insya Allah saya berencana saya akan lanjutkan pada pertemuan berikutnya (besok). (R#3_RTJ-PST4_Entry #3)

R#3: Pada pertemuan yang ketujuh ini saya mengajar skill listening dengan topic tentang

Expression of Sympathy and Showing Affection”. Siswanya tidak datang semua, hanya kurang lebih 6 orang yang hadir. Kata yang hadir teman-teman mereka yang lain pergi nonton bola. Saya sedikit kecewa pada saat pertemuan kemarin karena saya melihat antusiasme siswanya untuk belajar sangat kurang. Saya berpikir bahwa tidak ada semangat dan kemauan dalam diri mereka untuk belajar dengan serius. Berbagai macam tingkah yang mereka lakukan di dalam kelas. Tapi walaupun mereka seperti itu saya harus tetap sabar menghadapi mereka. Karena ini adalah sudah tugas saya. (R#4_RTJ- PST4_Entry #4)

Ss sedikit yg hadir

Antusiasme belajar Ss kurang PST hrs sabar

Di pertemuan ketujuh PST mendapati Ss yg kurang antusias belajar. Ss lebih memilih menonton bola daripada belajar di kelas. PST melihat motivasi belajar Ss kurang tetapi ia harus tetap sabar menghadapi mrk krn ia merasa itu sdh tugasnya sbg guru.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

364

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 95-99)