• Tidak ada hasil yang ditemukan

367Findings from PST #

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 102-106)

PSTs‘ Elements of Reflection Coding Comments

S#1: Langkah untuk mengatasi masalah grammar siswa Kemudian grammar juga ndak bisa mereka menyusun bahkan satu kalimat saja misalnya yang terdiri saja dari satu kata kerja satu subject, susaaah sekali. Makanya saya sempat juga curhat sama ibu

gurunya saya bilang ―Bu, boro-boro kita mau mencapai tujuan yang kita sudah tetapkan

sementara mereka jauh di bawah itu bahkan hampir dibilang minus betul‖. Jadi ndak

bisa sama sekali. Nah kemudian saya sempat teringat yang pernah diajarkan Pak H ketika PPL kalau hal-hal seperti itu kita mengalami mungkin yang kita perlukan saat itu adalah kita menjelaskan apa yang menjadi kesulitan siswa saat itu karena kalau misalnya kita harus terpaku dengan lesson plan, ndak bisa, ndak jalan sama sekali. (S#1_SR-PST2)

Ss bermasalah di grammar

Teringat saran pak H

Perlu identifikasi apa yg jadi masalah Ss Jangan terpaku pada LP

PST menghadapi Ss yang mengalami masalah berat di grammar. Ia lalu teringat pada apa yang pernah diperolehnya saat

Microteaching yang diajarkan oleh dosennya bahwa menghadapi hal seperti itu maka ia harus bisa mengidentifikasi kesulitan Ss dna tidak boleh terpaku pada LP dan hal ini yang dia akan terapkan.

S#2: Kendala untuk pengajaran unit ini  Saya rasa gampang mentransfer. Tapi saya lihat mereka sangat sulit memahami. Prosentasenya mungkin untuk pertemuan pertama sama kedua, khususnya ekspresi, mungkin masih baru dengan cara mengajarku, sekitar 20% atau 30% mereka bisa mengerti dari apa yang saya ajarkan. Sementara saya tidak mungkin harus mengulangi sampai beberapa pertemuan hanya untuk ekspresi yang ini. Sampai empat kali kan ndak mungkin sementara guru-gurunya sarankan paling satu ungkapan itu dua kali pertemuan harus tuntas. Ada targetnya. (S#2_SR-PST2)

Ss sulit memahami pelajaran

20-30% Ss paham materi pertemuan I dan II

Pelajaran harus berlanjut

Tidak mungkin sampai 4 kali pertemuan untuk pembahasan expression saja Ada batasan dan ada target harus dicapai

PST merasa bahwa ia tidak kesulitan mentransfer pelajaran hanya saja siswa masih sulit memahami. Dari dua pertemuan membahas tentang ungkapan hanya 20-30% Ss yang paham. Kemungkinan karena Ss belum terbiasa dengan cara PST mengajar. Tapi PST menyadari bahwa pelajaran harus berlanjut seperti yg dikatakan guru pamong karena ada target minimal yang harus dicapai dalam suatu pertemuan.

S#3: Dimana sebaiknya siswa mencari bahan  Misalnya cari di warnet. Pernah juga untuk pengajaran yang setelah ini pernah saya sarankan seperti itu. Bahkan cara mengetiknya dan cara carinya juga saya ajarkan. Misalnya diketik

begini,,ah,,expression satisfaction dan dissatisfaction. Itu langsung muncul dengan contoh-contohnya. Supaya mereka tidak kaget ketika saya masuk di kelas, ketika saya tuliskan topik yang kita pelajari adalah ini, paling mereka hanya begini-begini. Tidak ada ekspresi atau respon kalo mereka mengerti dengan kata yang saya tulis.

Dikarenakan mereka tidak punya punya kosakata, bahkan mereka tidak tau apa itu satisfaction. Kalau mereka cari lebih dulu kan ketika saya masuk saya tulis judulnya..aah.. Saya bisa mulai langsung bertanya. Nanti brainstormingnya lancar. Misalnya, coba-coba ada yang sudah tau apa ini? Jadi mereka bisa ngomong. Sebelumnya mereka ndak bisa ngomong sama sekali. Bahkan brainstormingnya ndak bisa. (S#3_SR-PST2)

Ss disarankan proaktif cari bahan pelajaran

Ss mencari bahan pelajaran di warnet Agar proses barinstorming lebih

interaktif

Untuk membuat pelajaran lebih interaktif PST meminta Ss proaktif mencari bahan pelajaran sebelum masuk ke kelas. Manfaatnya agar saat brainstorming tentang topik tertentu Ss sudah memiliki pengetahuan sebelumnya sehingg mereka bisa lebih aktif berbicara saat ditanya, tidak hanya tinggal bengong.

P#1 : Prediksi kesulitan yang akan dihadapi Nah, itulah yang menjadi masalah besar buat saya. Karena mereka itu paling sulit dalam grammar. Bahkan di setiap kegiatan yang saya lakukan, terutama [saat mengajar] ekspresi saat siswa saya minta menulis percakapan yang sederhana dan saya berikan situasi yang sama kira-kira dalam situasi apa yang cocok menggunakan ekspresi seperti ini. Saya gambarkan pada mereka seperti itu untuk membuat dialog. Nah, mereka jangankan mau membuat dialog, tidak ada yang

Masalah besar PST adalah Ss yang bermasalah di grammar

Ss tidak tahu apa-apa

Kosakata Ss nihil untuk menulis Ss bertanya terus kepada PST

{jika bagi PST 1 siswa yang bertanya adalah indikasi bahwa mereka mau belajar, maka bagi PST 2 siswa yang bertanya adalah indikasi bahwa siswa tersebut tidak tahu apa-apa. bahkan dalam entry ini kelihatan bahwa PST membesar-besarkan masalah pengetahuan siswa yang dihadapinya dengan mengklaim bahwa mereka tidak tahu apa-apa sama sekali dengan

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

368

PSTs‘ Elements of Reflection Coding Comments

mereka tahu sama sekali. Ketika menulis itulah yang sangat susah karena macet betul saya rasa. Karena mereka tidak tau. Kosakatanya tidak ada sama sekali ketika disuruh menulis. Bu, Bagaimana kalau kita mau bilang ini bahasa Inggrisnya ini..ee…mereka tanya, tanya, terus tanya. (P#1_SR-PST2)

mengatakan: mereka itu paling sulit grammar; tidak ada yang mereka tahu sama sekali; dan kosakatanya tidak ada sama sekali ketika disuruh menulis.}

P#2: Kendala untuk pengajaran unit ini  Saya rasa gampang mentransfer. Tapi saya lihat mereka sangat sulit memahami. Prosentasenya mungkin untuk pertemuan pertama sama kedua, khususnya ekspresi, mungkin masih baru dengan cara mengajarku, sekitar 20% atau 30% mereka bisa mengerti dari apa yang saya ajarkan. Sementara saya tidak mungkin harus mengulangi sampai beberapa pertemuan hanya untuk ekspresi yang ini. Sampai empat kali kan ndak mungkin sementara guru-gurunya sarankan paling satu ungkapan itu dua kali pertemuan harus tuntas. Ada targetnya. (P#2_SR-PST2)

Ss sulit memahami pelajaran

20-30% Ss paham materi pertemuan I dan II

Tidak mungkin sampai 4 kali pertemuan untuk pembahasan expression saja Ada batasan dan target harus dicapai

PST mendapati siswanya sulit memahami apa yang disampaikannya. Dari dua pertemuan membahas tentang ungkapan hanya 20-30% Ss yang paham. Tapi tidak mungkin satu topik itu diajarkan berulang kali sedangkan materi pelajaran harus berlanjut karena ada target minimal yang harus dicapai dalam suatu pertemuan.

H#1: Perkiraan akar masalah Saya rasa gampang mentransfer. Tapi saya lihat mereka sangat sulit memahami. Prosentasenya mungkin untuk pertemuan pertama sama kedua, khususnya ekspresi, mungkin masih baru dengan cara mengajarku, sekitar 20% atau 30% mereka bisa mengerti dari apa yang saya ajarkan. (H#1_SR-PST2)

Tidak ada masalah mentransfer materi pelajaran

Mungkin Ss beum terbiasa dg cara mengajar PST

Kondisi siswa yang masih sulit memahami pelajaran yang disajikan diduga oleh PST kemungkinan karena Ss belum terbiasa dengan cara PST mengajar.

R#1: Alasan mengapa diberikan aktivitas  Karena mereka itu paling sulit dalam grammar. Bahkan di setiap kegiatan yang saya lakukan, terutama [saat mengajar] ekspresi saat siswa saya minta menulis percakapan yang sederhana dan saya berikan situasi yang sama kira-kira dalam situasi apa yang cocok menggunakan ekspresi seperti ini. Saya gambarkan pada mereka seperti itu untuk membuat dialog. Nah mereka jangankan mau membuat dialog, tidak ada yang mereka tahu sama sekali. Ketika menulis itulah yang sangat susah karena macet betul saya rasa. Karena mereka tidak tau. Kosakatanya tidak ada sama sekali ketika disuruh menulis. Bu, Bagaimana kalau

kita mau bilang ini bahasa Inggrisnya ini..ee… mereka tanya, tanya, terus tanya. Nah, ketika mereka sering bertanya seperti itu saya katakan ―karena kalian banyak yang tidak bawa kamus jadi sangat sulit untuk membuat sebuah dialog selain sulit grammarnya. Jadi saya minta untuk sekarang coba tanyakan kata apa yang tidak ditau bahasa

Inggrisnya agar bisa menulis‖. Jadi mereka mulai mereka bertanya-bertanya. Nah, ketika sudah tau ini, satu kata misalnya tanyakan apa bahasa Inggrisnya tidak tau. Sudah. Nah, yang susah lagi cara menulisnya, susun kalimatnya. Bu, benarkah kalimatnya begini? Kemudian ada lagi yang bertanya secara keseluruhan. Bu, apa bahasa Inggrisnya. kalo kita mau bilang misalnya bagaimana kabarmu? Dia tanya

keseluruhannya. ―Kalo begitu bukan lagi belajar tapi meminta Ibu mentranslate semuanya, kalian hanya menyalin‖. (R#1_SR-PST2)

Ss bermasalah di grammar

Ss tidak tahu sama sekali, apalagi buat dialog

Ss tidak tahu karena tidak ada vocabnya Ss banyak yg tidak bawa kamus, PST

minta mereka menanyakan apa yg mereka tidak tahu aga bisa menulis Ss kesulitan menyusun kalimat Ss bertanya semua hal

PST a bit annoyed karena Ss seakan-akan menyalin saja apa yang dikatakannya

Dalam ilustrasi ini PST mengajukan alasan mengapa ia memberikan aktivitas pd Ss karena mereka kesulitan grammar sehingga berimbas pada kegiatan lain yang tidak bisa

berlangsung seperti menulis. Karena Ss kurang vocab mereka tdk bisa menulis. Karena banyak yg tdk bawa kamus akhirnya cukup menggangu pelajaran karena Ss tidak berhenti bertanya, bahkan ada yg bertanya secara keseluruhan sehingga memancing emosi PST.

R#2: Alasan mengapa ikut mayoritas  Kalo saya harus yang mayoritas tidak bisa dulu yang saya fokuskan. Karena misalnya saya hanya mengikuti hanya satu orang yang mengerti kan ndak mungkin sementara yang lain tidak mengerti sama sekali [jadi] tidak bisa jalan. Kalo misalnya dua orang yang tidak terlalu paham, paling tidak mereka

Ikut mayoritas [dalam hal ini] tidak bisa LP tidak bisa jalan jika ikut satu S saja yg

paham

Tujuan pembelajaran tidak akan tercapai

Dalam hal ini PST mengikuti mayoritas Ss yang belum bisa mengerti materi pelajaran yang disampaikan karena dari semuanya menurutya hanya satu orang yang bisa paham sehingga PST harus selalu kembali menjelaskan dari awal.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

369

PSTs‘ Elements of Reflection Coding Comments

harus memaksakan diri untuk bisa menyesuaikan diri karena lebih banyak yang mengerti. Tapi situasinya banyak yang tidak mengerti bahkan cuma satu orang yang bisa mengerti menurut saya. Jadi mau tidak mau harus kembali terus ke belakang. Karena kalo dituruti yang bisa RPP ndak bisa jalan sama sekali. Tujuan pembelajaran tidak tercapai jadinya. Sementara tujuannya dari awal itu mereka bisa menggunakan ekspresi itu untuk bercakap. Untuk mereka dalam situasi seperti ini bisa. Itu belum bercakap, menulis kata dalam bahasa Inggris saja tidak tau. (R#2_SR-PST2)

jika tidak ikut mayoritas Ss Menurutnya, jika LP dijalankan berdasarkan siswa yang sudah paham maka LP akan macet dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

R#3: Kendala untuk pengajaran unit ini  Saya rasa gampang mentransfer. Tapi saya lihat mereka sangat sulit memahami. Prosentasenya mungkin untuk pertemuan pertama sama kedua, khususnya ekspresi, mungkin masih baru dengan cara mengajarku. Jadi mungkin diprosentasekan sekitar 20% atau 30% mereka bisa mengerti dari apa yang saya ajarkan. Sementara saya tidak mungkin harus mengulangi sampai beberapa pertemuan hanya untuk ekspresi yang ini. Sampai empat kali kan ndak mungkin sementara guru-gurunya sarankan paling satu ungkapan itu dua kali pertemuan harus tuntas. Ada targetnya. (R#3_SR-PST2)

Mudah menyampaikan materi Ss sulit memahami, hanya 20-30%

mengerti

Tidak mungkin mengulang topik yg sama berkali-kali karena ada target

PST berargumen bahwa ia tidak menemui kendala dalam menyampaikan materi tetapi ia mendapati siswanya sulit memahami apa yang disampaikannya. Yang dilihatnya dari dua pertemuan membahas tentang ungkapan hanya 20-30% Ss yang paham. Tapi tidak mungkin baginya mengajarkann satu topik berulang kali karena materi pelajaran harus berlanjut mengingat ada target minimal yang harus dicapai dalam suatu pertemuan. R#4: Jika diberi kesempatan mengajar siswa yang lebih pintar  Dengan materi yang

sama? Mungkin tidak banyak. Paling tidak mungkin kemampuannya saja dulu. Pasti kalau siswanya lebih pintar mereka cara bertanyanya lebih tinggi. Analisanya kan terhadap segala sesuatunya. Menguasai segala sesuatu tentang topik yang begini dari situasi yang bagaimanapun termasuk dari kosakatanya, penyusunan kalimatnya. Itu yang saya harus kuasai dulu yang pertama. Dan pasti kalau misalnya apa yang saya sudah rencanakan itu pasti akan berjalan seperti apa yang diharapkan. Misalnya ketika saya meminta mereka membuat dialog itu pasti mereka bisa membuat dialog kemudian saya suruh praktekkan pasti mereka bisa melakukannya. RPP dan tujuan pembelajaran bisa terpenuhi.(R#4_SR-PST2)

Ss yg pintar cara bertanyanya lebih tinggi Analisanya jalan

Menguasai topik, kosakata, penyusunan kalimat

PST harus kuasai terlebih dahulu hal tsb LP akan berjalan sesuai rencana Ss bisa membuat dialog Ss bisa praktek speaking

Jika PST diberi kesempatan untuk menghadapi Ss yg lebih pintar dibandingkan yg dihadapi sekarang maka kemungkinan PST tidak bersusah payah mentransfer pelajaran karena mereka adalah Ss yg analisanya bagus, menguasai topik, kosakata, maupun penyusunan kalimat sehingga LP dan tujuan pembelajaran bisa tercapai karena kegiatan dan tugas yg diberikan ke Ss bisa mereka lakukan.

T#1: Cara mengatasi masalah kurangnya vocab siswa Sementara yang Ibu mau itu kalian buat dengan kerjanya sendiri. Yang saya bisa beritahukan itu hanya yang kata itu saja kan, yang satu-satu kata saja bukan dalam satu konteks langsung satu kalimat. Nah, mereka maunya begitu. Jadi, kemudian saya berikan juga mereka peringatan supaya

pertemuan berikutnya harus… (T#1_SR-PST2)

Ss diminta kerja sendiri

PST membantu memberitahu kata, bukan kalimat

Untuk mengatasi Ss yang kurang vocabnya maka PST meminta mereka mengerjakan tugasnya sendiri. PST hanya

memberitahukan bahasa Inggris dari kata, bukan kalimat. Hal tersebut bisa berjalan.

T#2: Yang siswa peroleh dari aktivitas tsb Nah, yang bisa mengerti sejauh yang saya liat mereka itu tahu, mereka bisa mengungkapkan dalam kalimat misalnya buat percakapan dengan grammarnya yang benar. Itu mereka bisa karena saya ajarkan fokusnya bagaimana misalnya ungkapan kenapa harus pake subject yang ini, kenapa harus pake to be yang ini? Karena sesuainya di sini. Nah, itu yang mereka bisa. Paling tidak mereka itu bisa di grammar. Maksudnya di saat itu mereka bisa. Oh, Bu, ternyata kalo ungkapan ini yang ini kenapa ndak bisa pake to be yang ini? Itu sa jelaskan lagi. Setidaknya mereka mulai mengerti bahwa ekspresi yang seperti ini itu harus sesuai juga

Ss bisa mengungkapkan kalimat PST sudah mengajarkan fokusnya Ss mulai mengerti agreement dalam

kalimat

Ss mula-mula paham grammar yang benar dulu

Ss lalu buat ungkapan, lalu praktek dialog

PST bisa melihat hasil dari tehnik yang digunakannya bahwa Ss bisa mengungkapkan dalam kalimat dan membuat percakapan dg grammar yang benar.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

370

PSTs‘ Elements of Reflection Coding Comments

dengan to be nya ndak bisa kita… Jadi disupport dengan grammar. Jadi paling pertama

mereka paham itu bukan ungkapannya tapi menulis dengan grammar yang benar. Setelah ada yang mulai benar penggunaan ungkapannya saya minta mereka praktekkan. (T#2_SR-PST2)

T#3: Kira-kira yang ingin dilakukan/dirubah jika mengajarnya unit ini lagi  Yang

sempat terpikir itu kalau disuruh mengajar lagi yang ini. Saya harus masuk sebelum saya membawakan materi. Itu yang saya inginkan. Ada pengantar dulu, misalnya saya mau masuk tapi sa ndak mau masuk materi hari ini. Saya hanya mau sampaikan terlebih dahulu apa topiknya minta mereka cari referensi sebanyak-banyaknya dari mereka sendiri tentang penggunaan ungkapan itu dan saya minta mereka pahami. Jadi ketika saya masuk saya bisa langsung cek sejauh mana mereka memahami dari yang mereka cari sendiri. Dengan begitu kan tidak terlalu sulit. (T#3_SR-PST2)

Masuk sebelum materi diajarkan Beri pengantar, pengenalan topik Ss mencari referensi ttg topik terkait

sebelum belajar

Jika PST diberi waktu untuk mengajarkan materi yang sama, maka ia akan masuk ke kelas memberi pengantar dulu sebelum memberikan pelajaran. Ia akan menugaskan Ss mencari tahu ttg topik yg akan dipelajari sebelum masuk kelas nantinya supaya saat pembahasan mereka sudah memiliki latar belakang pengetahuan dan pemahaman tttg topik tsb.

T#4: Jika diberi kesempatan siswa yang lebih pintar  Dengan materi yang sama? Mungkin tidak banyak. Paling tidak mungkin kemampuannya saja dulu. Pasti kalau siswanya lebih pintar mereka cara bertanyanya lebih tinggi. Analisanya kan terhadap segala sesuatunya. Menguasai segala sesuatu tentang topik yang begini dari situasi yang bagaimanapun termasuk dari kosakatanya, penyusunan kalimatnya. Itu yang saya harus kuasai dulu yang pertama. Dan pasti kalau misalnya apa yang saya sudah rencanakan itu pasti akan berjalan seperti apa yang diharapkan. Misalnya ketika saya meminta mereka membuat dialog itu pasti mereka bisa membuat dialog kemudian saya suruh praktekkan pasti mereka bisa melakukannya. RPP dan tujuan pembelajaran bisa terpenuhi. (T#4_SR-PST2)

Ss yg pintar cara bertanyanya lebih tinggi Analisanya jalan

Menguasai topik, kosakata, penyusunan kalimat

PST harus kuasai terlebih dahulu hal tsb LP akan berjalan sesuai rencana Ss bisa membuat dialog Ss bisa praktek speaking

Jika PST diberi kesempatan untuk menghadapi Ss yg lebih pintar dibandingkan yg dihadapi sekarang maka PST kemungkinan tidak perlu bersusah payah dalam menyampaikan materi mengingat tingkat pemahaman Ss yang bagus.

T#5: Jika diberi kesempatan siswa yang lebih lemah  Seperti yang pertama tadi, cari tau dulu sendiri sebelum saya menjelaskan lebih jauh. Cari untuk dasar-dasarnya saja lah. Paling tidak ada yang mereka tahu, misalnya apa itu ungkapan ini. Paling tidak pengertiannya. Mereka sudah bisa tahu sehingga mereka sudah ada gambaran yang lebih awal sebelum saya menjelaskan yang lebih jauh penggunaannya. (T#5_SR-PST2)

Ss cari tahu sendiri sebelum masuk materi

Ss cari tahu dasar-dasarnya Minimal Ss tahu pengertiannya Ss punya gambaran ttg topik yg akan

dipelajari

Jika PST diberi kesempatan untuk menghadapi Ss yg lebih lemah dibandingkan yg dihadapi sekarang maka Ss akan diminta mencari tahu tentang topik terkait terlebih dahulu, mencari tahu ttg dasar-dasarnya sehingga mereka punya gambaran apa yang akan dipelajari.

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

371

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 102-106)