PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment
S#1: Sebenarnya saya sangat gugup bahkan sejak hari penerimaan. Tetapi saat saya masuk kelas, saya menarik napas panjang. Setelah saya mengucapkan salam saya coba menjalankan rencana pengajaran seperti yang saya sudah siapkan. Awalnya berjalan lancar. Mereka cukup tenang mendengarkan penjelasan materi, saking tenangnya saya jadi bicara sendiri karena mereka tidak merespon sama sekali. Akhirnya untuk mengurangi ketegangan, saya mulai bercanda dan mereka mulai berani tersenyum bahkan ada yang tertawa keras dan mereka juga mulai berani bertanya. (S#1_RTJ- PST2_Entry #1)
Sangat gugup Kelas tegang
PST bercanda utk mengurangi ketegangan
Ss tersenyum dan tertawa
Di hari pertama mengajar PST merasa gugup dan coba
dilawannya dgg bbrp cara. Tetapi Ss yg dihadapinya tegang saat ia di depan kelas dan coba diatasinya dengan bercanda. Ia bisa melihat hasilnya dengan adanya Ss yg tersenyum menanggapi candaannya, bahkan ada yg tertawa.
S#2: Saya ingin sekali melihat guru bahasa Inggrisnya mengajar di kelas sebelum saya menggantikannya mengajar tapi sayangnya gurunya tidak mau diobservasi jadi pada pengajaran saya yang pertama ini, tidak ada yang bisa saya banggakan dan yang paling membuat saya merasa buruk adalah hasil tulisan saya di papan tulis sangat jelek dan berantakan. Saya juga tidak yakin apa mereka mengerti dengan materi yang saya bawakan atau tidak. Saya jadi benar-benar sadar ternyata jadi guru yang bisa membuat siswanya mengerti adalah hal yang paling sulit dilakukan. (S#2_RTJ-PST2_Entry #1)
Ingin melihat model mengajar pamong Pamong tdk mau diobservasi
Tulisan PST di papan tulis jelek Tdk yakin Ss paham atau tdk Ternyata sulit menjadi guru
Di pertemuan pertama ini PST menyadari bahwa ternyata sulit menjadi guru yg bisa membuat Ss mengerti apa yg disampaikan. Ia bahkan merasa tdk ada yg bisa dibanggakan dr apa yg dibawakannya hari itu. Selain itu ia tdk punya gambaran bagaimana guru pamongnya mengajar krn beliau tdk mau diobservasi.
S#3:Dalam pengajaran saya, awalnya saya berpikir bahwa ―oh ternyata kalau kita ngajar
dikelas yang siswanya sedikit dan tenang itu menyenangkan‖. Inti dari pengajaran saya
yang kedua ialah speaking dimana saya masih melanjutkan materi dari pertemuan pertama tentang ―expressing satisfaction and dissatisfaction―. Saya meminta mereka
untuk membuat dialog dengan menggunakan expressing satisfaction dan dissatisfaction
setelah saya memberi contoh tapi tidak ada yang melakukannya. Alasanya mereka tidak tahu bagaimana menyusun kalimat. Akhirnya saya menjelaskan tentang subject dan verb
dalam sebuah kalimat. Karena mereka sangat bermasalah dengan structure termasuk tidak tahu menyusun kalimat (tidak bisa membedakan kata benda, sifat, dan kata kerja) jadi saya menugaskan mereka dirumah untuk menulis 5 kata sifat, 5 kata benda, dan 5 kata kerja. (S#3_RTJ-PST2_Entry #2)
Ss tdk bisa membuat dialog Ss tdk tahu menyusun kalimat PST menjelaskan konsep dasar Ss diberi PR
Di pertemuan kedua ini PST mendapati Ss ternyata lemah pada
structure. Saat diminta buat dialog menggunakan ungkapan yg telah diajarkan, mrk mengaku tdk tahu menyusun kalimat. hal ini membuat PST menjelaskan lagi konsep dalar dlm sebuah kalimat dan kemudian memberi PR lanjutan pada Ss.
S#4: Pada pengajaran saya yang ketiga ini adalah writing dimana mereka harus bisa menulis text berbentuk report. Saya menggunakan media yang di dalamnya sudah ada contoh teks report. Salah satu dari rencana pengajaranku adalah meminta mereka untuk mengidentifikasi subject dan kata kerja dalam text tesebut kemudian menulis kosakata baru yang belum diketahui artinya. Selagi mengerjakan tugas, tiba-tiba ada siswa yang bicara ‖ Bu, semua kata yang ada dalam teks tidak ada yang kita tahu artinya! Jadi harus
kita tulis semuanya kosakatanya?‖ Saya kaget! Kemudian saya meminta mereka untuk
cari di kamus artinya tapi karena hanya satu orang yang bawa kamus jadi mereka meminta saya mentranslate semua teksnya. Saya merasa sangat marah! (S#4_RTJ- PST2_Entry #3)
Ss diminta identifikasi subject dan verb
dlm teks report
Ada Ss berkata tdk tahu arti teks sama sekali
Ss diminta cari artinya di kamus dan mengartikan teks
Dalam kegiatan mengidentifikasi subject dan verb dlm teks
report
Yg dibagikan PST ke Ss, ada siswa yg mengaku tidak tahu arti teks tsb sama sekali. PST lalu berhenti sejenak dan meminta mrk mencari artinya di kamus dan menerjemahkan teks tsb, tetapi ternyata hanya satu org yg membawa kamus sehingga membuat PST kesal.
Sitti Nurfaidah, 2016
EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
346
PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment
S#5: Setelah pengajaran saya yang ketiga ini, saya sudah mulai merasa sedikit jengkel karena sepertinya mereka tidak tahu atau mungkin tidak mau menghargai usaha yang sudah saya lakukan mulai dari membuat media, menyiapkan materi dan menjelaskan di depan sampai kering tenggorokanku. Tapi saat itu juga saya mulai memikirkan banyak hal diantaranya: (a) bagaimana caranya agar mereka mengerti materi yang saya sampaikan karena saya menjelaskan juga sampai berbusa-busa mulut mereka tidak mengerti-mengerti juga, (b) bagaimana caranya agar mereka mau melakukan kegiatan yang saya berikan, atau (c) mungkin mereka bosan dengan cara mengajarku yang hanya menggunakan media manual yang di tempel dan tehnik pair work. (S#5_RTJ-
PST2_Entry #3)
PSt mulai kesal
Ss kurang menghargai usaha guru PST memikirkan bbrp hal
Di pertemuan ketiga ini PST mulai kesal dg Ss yang nampaknya kurang menghargai usahanya dlm mempersiapkan materi pelajaran dan dlm PBM. Sesaat ia berhenti merenungkan bbrp hal.
S#6: Tapi ketika di kelas, setelah saya mereview saya masih punya banyak waktu. Sambil memeriksa tugas yang saya berikan tiba-tiba saya ada ide untuk main game dari tugas yang saya berikan. Setiap siswa saya minta menuliskan satu kalimat dari tugas mereka di papan tulis kemudian saya periksa grammarnya. Yang salah kalimatnya diberi hukuman untuk berlomba mengeja beberapa kata yang sudah saya siapkan dan yang paling cepat mengeja dengan benar saya beri nilai ―plus‖ dan yang masih salah saya
berikan lagi hukuman untuk menuliskan kalimat di papan tulis kemudian saya minta temannya yang sudah benar kalimatnya untuk memeriksa kalimat yang ditulis temannya. (S#6_RTJ-PST2_Entry #4)
Setelah mereview msh ada waktu tersisa Ide main game
Di PBM ini, setalah melakukan kegiatan review pelajaran, ternyata masih banyak waktu tersisa. Lalu terlintas di benak PST untuk mengajak Ss bermain game tekait tugas yg diberikan tadi.
S#7: Untuk pengajaran saya selanjutnya adalah analytical expositiontext dimana kalau kita mengacu pada silabus, writing menjadi salah satu skill untuk materi analytical exposition. Tapi karena pengalaman pada pengajaran sebelumnya yaitu report text siswa tidak bisa menulis. Idealnya, siswa harus bisa menghasikan sebuah text berbentuk report
atau analytical exposition text tapi pada kenyataanya jangankan mau menulis teks,
simple present saja tidak tahu. Tapi karena saya harus mengajarkan analytical exposition
sesuai yang ada di buku jadi saya coba membuat worksheet (guidance) yang bisa membantu siswa dalam menulis sebuah teks. (S#6_RTJ-PST2_Entry #5)
Buat worksheet (guidance) utk membantu Ss menulis sebuah teks
Berdasarkan pengalaman di pertemuan sebelumnya, PST mencoba membuat worksheet (guidance) untuk membantu Ss menulis sebuah teks.
P#1: Sebenarnya saya sangat gugup bahkan sejak hari penerimaan. Tetapi saat saya masuk kelas, saya menarik napas panjang. Setelah saya mengucapkan salam saya coba menjalankan rencana pengajaran seperti yang saya sudah siapkan. Awalnya berjalan lancar. Mereka cukup tenang mendengarkan penjelasan materi, saking tenangnya saya jadi bicara sendiri karena mereka tidak merespon sama sekali. Akhirnya untuk mengurangi ketegangan, saya mulai bercanda dan mereka mulai berani tersenyum bahkan ada yang tertawa keras dan mereka juga mulai berani bertanya. (P#1_RTJ- PST2_Entry #1)
Gugup pertama kali ngajar Suasana kelas tegang Tidak ada respon Ss
PST bercanda, Ss tersenyum dan tertawa
Di hari pertama mengajar PST merasa gugup dan coba
dilawannya dgg bbrp cara. Tetapi Ss yg dihadapinya tegang saat ia di depan kelas dan coba diatasinya dengan bercanda. Ia bisa melihat hasilnya dengan adanya Ss yg tersenyum menanggapi candaannya, bahkan ada yg tertawa.
P#2: Tapi RPP yang saya siapkan tidak berjalan lancar dimana setiap kali saya meminta siswa mengerjakan sesuatu seperti memahami isi bacaan, menulis, atau berbicara mereka hanya diam padahal sebelum saya meminta mereka menulis atau berbicara serta menjelaskan dan memberikan contoh berulang-ulang kali dengan menggunakan media.
LP macet
Ss bermasalah di grammar
LP yg disiapkan PST tdk berjalan lancar krn ternyata Ss bermasalah di grammar shg mempengaruhi pemahaman mrk ata materi yg diberikan. PST memutuskan menjelaskan grammar
Sitti Nurfaidah, 2016
EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
347
PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment
Mereka sangat bermasalah dengan grammar karena contohnya hanya dua kalimat mereka tulis tidak ada yang benar. Akhirnya saya menjelaskan grammar. Itupun mereka belum bisa juga. Jadi lesson plan benar-benar macet. (P#2_RTJ-PST2_Entry #1)
juga.
P#3: Saya ingin sekali melihat guru bahasa Inggrisnya mengajar di kelas sebelum saya menggantikannya mengajar tapi sayangnya gurunya tidak mau diobservasi jadi pada pengajaran saya yang pertama ini, tidak ada yang bisa saya banggakan dan yang paling membuat saya merasa buruk adalah hasil tulisan saya di papan tulis sangat jelek dan berantakan. Saya juga tidak yakin apa mereka mengerti dengan materi yang saya bawakan atau tidak. Saya jadi benar-benar sadar ternyata jadi guru yang bisa membuat siswanya mengerti adalah hal yang paling sulit dilakukan. (P#3_RTJ-PST2_Entry #1)
Ingin melihat pamong mengajar sebelum PST menggantikan ngajar
Pamong tdk mau diobservasi Tulisan PST di papan tulis buruk
Di pertemuan pertama ini PST tdk punya gambaran bagaimana guru pamongnya mengajar krn beliau tdk mau diobservasi. PST bahkan merasa tdk ada yg bisa dibanggakan dr apa yg
dibawakannya hari itu. Ia menyadari bahwa ternyata sulit menjadi guru yg bisa membuat Ss mengerti apa yg disampaikan.
P#4: Dalam pengajaran saya, awalnya saya berpikir bahwa ―oh ternyata kalau kita ngajar
dikelas yang siswanya sedikit dan tenang itu menyenangkan‖. Inti dari pengajaran saya
yang kedua ialah speaking dimana saya masih melanjutkan materi dari pertemuan
pertama tentang ―expressing satisfaction and dissatisfaction―. Saya meminta mereka
untuk membuat dialog dengan menggunakan expressing satisfaction dan dissatisfaction
setelah saya memberi contoh tapi tidak ada yang melakukannya. Alasanya mereka tidak tahu bagaimana menyusun kalimat. (P#4_RTJ-PST2_Entry #2)
Ss tdk bisa buat dialog krn tdk bisa menyusun kalimat
Masalah di PBM kedua ini Ss mengaku bahwa mereka tidak bisa membuat kalimat, apalagi menyusun sebuah dialog seperti materi yg mereka pelajari.
P#5: Tapi sangat mengecewakan karena tidak satu orangpun mengerjakan tugas, padahal menurut saya tugas yang saya berikan itu sangat mudah karena mereka tidak perlu berpikir keras untuk mengerjakannya. Dan yang paling membuat saya jengkel adalah
ketika saya bertanya ― siapa yang tidak mengerjakan tugas?‖ mereka semua angkat tangan dengan ekspresi yang senang! Untung bukan anakku, kalau ya …huh..sudah saya
gantung telinganya! Saya memberikan mereka peringatan bahwa lain kali siapa yang
tidak mengerjakan tugas ―keluar saja‖! (P#5_RTJ-PST2_Entry #2)
Ss tdk mengerjakan PR PST beri peringatan
Di pertemuan ini PST berhadapan dg Ss yg tdk satupun mengerjakan PR yg ditugaskan pd pertemuan lalu.
P#6: Pada pengajaran saya yang ketiga ini adalah writing dimana mereka harus bisa menulis text berbentuk report. Saya menggunakan media yang di dalamnya sudah ada contoh teks report. Salah satu dari rencana pengajaranku adalah meminta mereka untuk mengidentifikasi subject dan kata kerja dalam text tesebut kemudian menulis kosakata baru yang belum diketahui artinya. Selagi mengerjakan tugas, tiba-tiba ada siswa yang
bicara ‖ Bu, semua kata yang ada dalam teks tidak ada yang kita tahu artinya! Jadi harus
kita tulis semuanya kosakatanya?‖ Saya kaget! Kemudian saya meminta mereka untuk cari di kamus artinya tapi karena hanya satu orang yang bawa kamus jadi mereka meminta saya mentranslate semua teksnya. Saya merasa sangat marah! Setelah pengajaran saya yang ketiga ini, saya sudah mulai merasa sedikit jengkel karena sepertinya mereka tidak tahu atau mungkin tidak mau menghargai usaha yang sudah saya lakukan mulai dari membuat media, menyiapkan materi dan menjelaskan di depan sampai kering tenggorokanku. (P#6_RTJ-PST2_Entry #3)
Ada Ss berkata tdk tahu arti teks sama sekali
Ss diminta cari artinya di kamus dan mengartikan teks
Hanya satu siswa yg bawa kamus
Dalam kegiatan mengidentifikasi subject dan verb dlm teks
report
Yg dibagikan PST ke Ss, ada siswa yg mengaku tidak tahu arti teks tsb sama sekali. PST lalu berhenti sejenak dan meminta mrk mencari artinya di kamus dan menerjemahkan teks tsb, tetapi ternyata hanya satu org yg membawa kamus sehingga membuat PST kesal.
P#7: Pada pengajaran saya yang keempat ini, seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya saya hanya berencana mereview materi yang sudah saya ajarkan. Saya tidak
Tidak buat LP Tidak siapkan media
Karena hanya berencana mereview pelajaran sebelumnya maka PBM kali ini PST tdk membuat LP dan tdk menyiapkan media
Sitti Nurfaidah, 2016
EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
348
PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment
sempat buat media, juga bingung mau buat media yang seperti apa lagi biar beda dan menarik. Oleh karena itu saya hanya berencana mereview saja jadi saya tidak buat lesson plan dan media. Saya malas karena stress hadapi siswa. Jadi, saya tidak semangat. (P#6_RTJ-PST2_Entry #4)
PST malas krn stres hadapi Ss PST tdk semangat
ajar. PST sebenarnya bingung menghadapi Ss sehingga ia malas krn stress hadapi Ss dan ia tdk semangat.
P#8: Hari ini yang kelima kalinya saya mengajar. Pada pengajaran saya kali ini tidak begitu baik karena lagi kurang sehat dimana hari sebelumnya digantikan oleh teman saya. Meskipun saya sudah menyiapkan beberapa rencana dan media pengajaran tentang
―expression of asking and giving opinion‖ tapi setelah di kelas semua persiapan tidak
berjalan lancar. Disamping karena siswanya tidak memiliki motivasi dalam belajar juga karena saya kurang sehat jadi saya akhiri pengajaran lebih cepat. (P#6_RTJ-PST2_Entry #5)
PST kurang sehat Ss kurang motivasi belajar
PST cepat menutup pelajaran hari ini karena gangguan kesehatan dan disamping itu ia juga murang semangat menghadapi Ss yang kurang memmiliki motivasi belajar.
P#9: Pada pengajaran saya kali ini, saya sudah menyiapkan worksheet yang saya yakini bisa membantu siswa dalam menulis sebuah teks analytical exposition. Saat di kelas, yang saya lakukan tetap seperti biasanya menyalami siswa dan yang tidak pernah saya lupakan dalam setiap mengajar adalah untuk selalu menjelaskan dan memberi contoh pada siswa sebelum mereka diminta mengerjakan sesuatu. Tapi saat di kelas, belum sampai pada tahap memberikan worksheet saya agak sedikit emosi karena saat saya
bertanya ―tenses apa yang digunakan dalam analytical exposition?‖ mereka tidak tahu
dan tidak ada yang menjawab padahal sebelumnya juga sudah saya ajarkan juga report
teks yang tensesnya juga sama. Akhirnya saat itu juga saya hentikan pengajaran dan saya minta mereka untuk membentuk kelompok kemudian saya duduk di antara mereka. (P#6_RTJ-PST2_Entry #6)
Ss membuat PST kesal
Ss tdk bisa menjawab pertanyaan review PST
PST kesal pd Ss di PBM ini krn ia sdh menyiapkan materi dg baik tetapi respon Ss saat review pelajaran sebelumnya mrk tdk bisa menjawab sama sekali, yang berarti mrk tdk paham apa yg telah dibawakan di pertemuan sebelumnya. PST lalu
menghentikan kegiatan dan duduk bersama Ss.
P#10: Alhamdulilah… setelah saya menjelaskan panjang lebar mengenai bahasa Inggris, mereka mulai mengungkapkan masalah yang mereka alami. Sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan dalam grammar dan sangat kurang kosakatanya sehingga mereka tidak bisa speaking, writing, listening dan bahkan reading karena tidak bisa memahami isi bacaan jadi memang serba sulit kemudian mereka juga menambahkan bahwa guru bahasa Inggrisnya selama ini tidak peduli apakah mereka mengerti atau tidak tapi materi lanjut terus. Dan mereka juga mengatakan kalau saya terlalu cepat menjelaskan padahal selama ini ketika saya bertanya apakah saya terlalu cepat bicara atau tidak mereka hanya mengatakan sudah bagus Bu! (P#6_RTJ-PST2_Entry #6)
Ss mengaku kesulitan di grammar
Ss kurang kosakata
Guru Bhs Inggris mrk tdk peduli, materi lanjut terus
PST terlalu cepat menjelaskan
Saat PST memutuskan untuk duduk mendengarkan curhatan Ss ia jadi tahu bbrp hal yg menjadi kendala Ss dlm belajar bhs Inggris, misalnya mrk Ss mengaku kesulitan di grammar, kurang kosakata, Guru Bhs Inggris mrk tdk peduli mrk paham atau tdk tapi materi lanjut terus, dan PST terlalu cepat menjelaskan
H#1: Karena mereka sangat bermasalah dengan structure termasuk tidak tahu menyusun kalimat (tidak bisa membedakan kata benda, sifat, dan kata kerja) jadi saya menugaskan mereka dirumah untuk menulis 5 kata sifat, 5 kata benda, dan 5 kata kerja. (H#1_RTJ- PST2_Entry #2)
Ss bermasalah di structure
Menugaskan PR
Karena PST mendapati Ss yg bermasalah di structure maka ia memberikan PR terkait
H#2: Untuk pengajaran saya selanjutnya adalah analytical expositiontext dimana kalau kita mengacu pada silabus, writing menjadi salah satu skill untuk materi analytical exposition. Tapi karena pengalaman pada pengajaran sebelumnya yaitu report text siswa tidak bisa menulis. Idealnya, siswa harus bisa menghasikan sebuah text berbentuk report
Ss tdk bisa menulis report
Buat worksheet (guidance) utk membantu Ss menulis sebuah teks
Berdasarkan pengalaman di pertemuan sebelumnya, PST mencoba membuat worksheet (guidance) untuk membantu Ss menulis sebuah teks.
Sitti Nurfaidah, 2016
EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
349
PSTs’ Elements of Reflection Coding Comment
atau analytical exposition text tapi pada kenyataanya jangankan mau menulis teks,
simple present saja tidak tahu. Tapi karena saya harus mengajarkan analytical exposition
sesuai yang ada di buku jadi saya coba membuat worksheet (guidance) yang bisa membantu siswa dalam menulis sebuah teks. (H#2_RTJ-PST2_Entry #5)
H#3: Pada pengajaran saya kali ini, saya sudah menyiapkan worksheet yang saya yakini bisa membantu siswa dalam menulis sebuah teks analytical exposition. Saat di kelas, yang saya lakukan tetap seperti biasanya menyalami siswa dan yang tidak pernah saya lupakan dalam setiap mengajar adalah untuk selalu menjelaskan dan memberi contoh pada siswa sebelum mereka diminta mengerjakan sesuatu. Tapi saat di kelas, belum sampai pada tahap memberikan worksheet saya agak sedikit emosi karena saat saya
bertanya ―tenses apa yang digunakan dalam analytical exposition?‖ mereka tidak tahu dan tidak ada yang menjawab padahal sebelumnya juga sudah saya ajarkan juga report
teks yang tensesnya juga sama. Akhirnya saat itu juga saya hentikan pengajaran dan saya minta mereka untuk membentuk kelompok kemudian saya duduk di antara mereka. Saya mulai bertanya tentang kesulitan mereka dalam belajar bahasa Inggris dengan cara menuliskan lima alasan kenapa bahasa Inggris sangat sulit dipelajari dan saya berharap agar mereka mau sharing tentang kesulitan selama belajar bahasa Inggris. (H#3_RTJ- PST2_Entry #6)
PST menghentikan aktifitas mengajar Duduk dg Ss untuk mengetahui
permasalahan mrk
Ss terbuka pada PST ttg masalah mrk dalam mempelajari bhs Inggris
R#1: Yah... paling tidak saya sudah ada keberanian untuk mengajar dan saya bersyukur siswanya cukup tenang. Mungkin karena semua perempuan dan hanya satu laki-laki dan juga jumlahnya hanya 13 orang. (R#1_RTJ-PST2_Entry #1)
Ss cukup tenang, PST berani hadapi Ss Mungkin krn sedikit Ss
PST merasa berani menghadapi Ss dan Ss pun tenang yang menurut PST mungkin disebabkan jumlah Ss yg hanya 13 orang jadi mudah menghadapinya.
R#2: Dari permasalahan ini, saya masih bingung untuk pengajaran selanjutnya mengingat kondisi kelasnya tidak memungkinkan kita menggunakan media elektronik karena listriknya rusak. Oh Tuhan! Berhubung saya belum punya ide untuk pengajaran