• Tidak ada hasil yang ditemukan

382Findings from PST #

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 117-121)

Journal Entries Levels

Journal Entry #1 (RTJ-PST3_Entry #1)

Pertama menjalani PPL II, pada saat penerimaan dan penyerahan kami mahasisiwa PPL II di SMA

Muhammadiyah Kendari awalnya menyenangkan tapi pada hari itu semua urusan tidak beres sebab koordinator kami tidak becus. Dan pembagian pamong yang pada awalnya semua baik-baik saja dan semua peserta PPL II setuju dengan apa yang telah ditentukan oleh wakil kepala sekolah SMA Muhammadiyah Kendari jadi kacau. Saat kami menemui pamong kami yaitu Pak La Usaha, S.Pd., M.Pd., dia menanyakan SK atau legalitas dari prodi serta nama-nama siswa PPL II tapi kami bilang belum ada. Dan responnya sangat jelek pada kami. Katanya kami tidak resmi karena mengajar di sekolahnya sebab tidak ada SK dan bukti dari kampus. Kemudian kami berlari lagi menuju Prodi untuk mengambil SK tersebut tapi ternyata tidak ada satu orang di Prodi. Akhirnya kami menunggu untuk beberapa menit, kemudian kami memutuskan untuk menghubungi salah satu staf Prodi untuk meminta informasi di mana kami akan mengambil SK dan legalitas kampus tersebut. Setelah beberapa menit kemudian dia muncul dan memberikan kepada kami. Kemudia kami berlari lagi untuk menemui pamong kami. Sesampainya di SMA kami memberikan surat legalitas tersebut kemudian pamong membacanya dan ternyata pamong yang telah di tetapkan oleh pihak Prodi adalah cukup 2 orang, dan kami harus dirubah menjadi 2 kelompok yaitu di bagi dua. Dan terjadi perubahan dari hari sebelumnya dan hasilnya saya dipindahkan ke pamong Ibu Alfi. (DialR #1- L3_RTJ-PST3_Entry #1)

DialR-L3

Hari itu kami tidak melakukan observasi karena tidak ada jadwal mata pelajaran bahasa Inggris. (DesR #1-

L1_RTJ-PST3_Entry #1) DesR-L1

Hari Senin tanggal 23 September 2013 adalah hari ketiga untuk melakukan observasi di kelas namun gagal total dan semua yang ada di buku panduan PPL II tidak sesuai seperti yang saya alami. Semuanya merupakan tantangan besar yang baru saya rasakan dan perubahan drastis yang saya rasakan dalam diri saya. Mengapa? Karena dulunya saya takut berbicara pada dosen dan orang yang baru saya kenal. Saya tidak pernah bicara dengan orang lain kecuali saya ditanya oleh orang tersebut. Tapi tiba-tiba saja hari itu mulut saya terbuka dan menjelaskan kepada guru pamong saya karena pada awalnya teman saya menjelaskan maksud dan tujuan kami observasi tetapi tidak diterima ataupun direspon bahkan Ibu pamong itu menghujat kami dengan kata-kata yang kurang enak didengar. Pada saat mendengar perbincangan mereka jantung saya berdetak kencang dan kata hati saya mengatakan saya adalah mahasiswa, saya tidak boleh terlihat bodoh dan tidak berguna. Jadi saya harus bicara dan jelaskan apa yang telah saya tahu dan meluruskan semuanya. Emmmm… perdebatan dan tukar pikiran makin panas karena guru pamong tidak hanya sendiri tetapi dibantu oleh guru lain yaitu ibu guru bahasa Arab jadi perbincangan makin dahsyat. Hati saya pengen menangis dan muka saya mungkin kelihatan pucat sedikit tapi saya tetap optimis untuk meyakinkan pamong dan ibu guru tersebut. Dengan menjelaskan penuh hati-hati serta memberikan contoh kasus, setelah mendengar penjelasan saya Alhamdulilah merekapun reda dan mulai mengerti serta paham apa yang saya

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

383

Journal Entries Levels

katakan. Keadaanpun reda dan kami semua mulai tenang. Mungkin mereka mulai memahami jika kami sudah cukup takut dan gugup. (DialR #2-L4_RTJ-PST3_Entry #1)

Meskipun demikian saat saya menanyakan batas materi pelajarannya dia menunjukkan kepada saya tapi dia menganjurkan agar saya mengganti dia untuk mengajar keesokan harinya. Emmmmmmm… pikiranku kalut lagi. Baru selesai berdebat ehhh saya langsung disuruh mengajar besok padahal observasi saja belum. Hmm, tambah stress tujuh keliling. Sepulang dari sekolah saya mulai tidak tenang dan selalu membayangkan untuk mengajar besok tapi tidak punya kesiapan mental. Bagi saya materi bisa saya kuasai dalam 3 jam. Itu itu sudah cukup bagi saya. Tapi tantangan saya adalah mental saya. Kalau saya tidak latihan berbicara sendri serta mengatur kosakata yang akan saya gunakan , maka saya yakin akan fatal dan mungkin akan terlihat bodoh di depan siswa saya nanti karena meskipun saya menguasai materi tapi kalau saya gugup, gemetar, tidak pede, maka semuanya akan kacau balau. Semua akan hilang apa yang telah saya pelajari dan pahami. Bagi saya, kepedean dalam mengajar itu cukup penting bagi saya karena itu kunci untama untuk membuat siswa bisa cerdas. (DialR #3-L4_RTJ-PST3_Entry #1)

DialR-L4

Keesokan harinya saya berangkat kesekolah untuk mengajar sesuai perintah pamong saya. Tapi sebelum saya berangkat ke sekolah saya telah mempelajari materi yang akan saya ajarkan dan menyusun RPP. Namun

masalahnya adalah saya tidak bisa konsentrasi dan fokus pada malam itu yang mungkin disebabkan rasa takut dan kurang pede akan melakukan kesalahan esok hari. Oleh karena itu, saya tidak mampu menuangkan semua ide ataupun susunan RPP saya ke dalam tulisan sehingga saya berangkat ke sekolah tanpa menulis RPP dan mempersiapkan materi yang telah saya pelajari semalam. (DesR #2-L2_RTJ-PST3_Entry #1)

DesR-L2

Perasaan saya ketika tiba di sekolah saya merasa pede dan mampu atau siap untuk mengajar walaupun pikiran saya tidak fokus karna banyak kendala dalam benak saya. Namun apa yang terjadi mungkin ini miracle bagi saya ketika pamong saya mengatakan bahwa kelas yang akan saya ajar ternyata akan melaksanakan evaluasi unit. Hmm.. hati saya sangat gembira. (DialR #4-L3_RTJ-PST3_Entry #1)

DialR-L3 Namun meskipun saya tidak mengajar tetapi dia selalu memberikan pertanyaan karena pamong saya orangnya

pintar dan teliti serta tidak sembarangan. Dia selalu memberikan pertanyaan yang sikapnya menguji kemampuan saya dalam halnya susunan pembuatan RPP saya serta metode pembelajaran apa saja nanti yang saya ajarkan dan apa sudah ada gambar atau susunan RRP yang saya sudah buat. (DesR #3-L2_RTJ-PST3_Entry #1)

DesR-L2 Kemudian saya menjawab pertanyaannya sesuai ilmu yang saya telah pelajari selama PPL I. Saya mengatakan

bahwa RPP nanti akan saya susun dan metodenya pembelajaran akan saya gunakan mungkin misalnya materinya

report text dan skillnya writing dengan menggunakan metode pair work serta mengunakan mind map. Mengapa demikan? Karena dengan mengunakan pair work siswa dapat aktif dalam kelas sehingga siswa dapat sharing

dengan temannya apa yang telah miliki. Dan saya menggunakan mind map untuk mempermudah siswa menulis dengan cara mengunakan mapping. (DesR #4-L2_RTJ-PST3_Entry #1)

DesR-L2

Susunan RPP belum saya ketik dan saya minta maaf. Tapi insya Allah saya biasa memberitahu apa yang akan nanti saya lakukan. Yang pertama, brainstorming pada siswa, kemudian memperkenalkan materi yang akan dibahas. Setelah itu saya akan masuk pada penjelasan materi. Setelah siswa memahami dan untuk lebih menyakinkan agar mereka tidak menghayal di dalam kelas, maka saya akan memberikan kepada masing-masing siswa reading passage agar mereka dapat menbacanya. Gunanya ialah karena saya akan menginstruksikan pada siswa saya untuk mengidentifikasi atau melingkari apa-apa saja yang termasuk dalam komponen report text, dan untuk menemukan kosakata baru yang mereka tidak ketahui artinya. Kemudian saya menyuruh siswa untuk memeperhatikan papan tulis karena saya akan membuat mind map. Setelah menjelaskan kemudian saya membagi siswa kedalam bentuk pair. Setelah itu saya menyuruh siswa untuk menulis mapping dengan contoh yang saya berikan serta memindahkan dalam bentuk kalimat. Begitu seterusnya sampai akhir penjelasan saya. (DesR #5- L2_RTJ-PST3_Entry #1)

DesR-L2

Alhamdulillah, saya berhasil lagi meyakinkan dia. Ketika saya melihat wajahnya, dia tersenyum. Mungkin itu sinyal baik bagi saya. Tapi tidak berhenti disitu. Saya belum puas lalu saya menjelaskan lagi kepada dia secara detail bahwa dalam satu RPP saya meskipun terfokus pada skill writing tapi saya mengintegrasikan beberapa skills seperti reading, speaking, grammar dan vocabularynya. Hari itu dia sangat puas. (DialR #5-L3_RTJ-PST3_Entry #1)

DialR-L3

Kemudian dia menyuruh saya untuk masuk ruangan kelas IPS 2 untuk mengobservasi kelas dan siswanya. Namun,

kelas tersebut digabung siswanya IPA, IPS. (DW#1_RTJ-PST3_Entry #1) DW Hari pertama masuk kelas saya memperkenalkan diri pada siswa dengan berinteraksi secara langsung pada mereka

agar mereka tidak kaget ketika saya mengajar untuk menggantikan ibu Alfi. Perkenalan itu sungguh mengesankan bagi saya karena itu merupakan hari pertama saya bertemu dan berhadapan langsung dengan siswa yang nyata sebab selama ini saya sering latihan mengajar dan yang saya hadapi hanya teman-teman kuliah. Namun ini sangat berbeda. Mereka sangat sopan dan senang ketika saya masuk di kelas mereka karena saya bisa melihat dari segi sifat dan tingkahlaku mereka ketika saya mulai masuk dan berinteraksi dengan mereka. (DialR #6-L4_RTJ- PST3_Entry #1)

DialR-L4

Ada yang sangat memprihatinkan bagi saya. Saya melihat mereka sangat memiliki semangat atau motivasi tinggi untuk belajar namun fasilitas dan kapasitas guru mereka sangat kurang sehingga mereka harus belajar secara mandiri. Dan yang membuat saya lebih lega lagi adalah ketika mereka memperkenalkan diri ternyata bahasa

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

384

Journal Entries Levels

Inggris mereka sangat kurang dan saya tertantang untuk mengajar mereka sebab saya pernah mengalami seperti kondisi sekolah mereka pada waktu saya di SMA di kampung yang kondisinya sama persis seperti sekolah dan murid yang saya akan ajar ini. Inilah salah satu motivasi saya untuk semangat mengajar mereka. (DialR #7- L4_RTJ-PST3_Entry #1)

Disamping itu ada juga rasa takut tapi deg-degan saya hilang karena saya merasa nyaman dengan situasinya.

Ketika saya membandingkan hasil observasi saya di SMA yang di Lorong Jati, hmm…siswanya sangat bandel.

Berbeda dengan yang di Kota Lama, tempat saya mengajar, namun minat untuk belajar sama. (DialR #8-L3_RTJ- PST3_Entry #1)

DialR-L3

Journal Entry #2 (RTJ-PST3_Entry #2)

Pengajaran pertama di kelas IPS 2 dengan materi report text serta menggunakan media manual. Tujuan saya mengajar dengan menggunakan media agar siswa dapat tertarik dengan materi yang saya ajarkan. Selain itu, mereka juga mudah mengerti ketika saya menggunakan media tersebut. (DesR #6-L1_RTJ-PST3_Entry #2)

DesR-L1 Metode yang saya gunakan adalah pair work dan konsep mapping karena skill yang saya ajarkan adalah writing.

Selain itu saya tidak hanya fokus pada writing tetapi saya juga mengintegrasikan dengan skill lain yaitu reading

dan speaking serta grammar. (DesR #7-L1_RTJ-PST3_Entry #2)

DesR-L1 Saya mulai membuka kelas dengan menanyakan pelajaran apa saja yang telah mereka pelajari minggu lalu namun

mereka tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan saya. Kemudian saya melakukan brainstorming. Kelas itu sangat mengecewakan sebab tidak ada sama sekali interaksi timbal-balik antara saya dengan mereka. Kemudian saya mencoba untuk membuat suasana lebih nyaman agar mereka tidak merasa tegang namun usaha saya tetap saja gagal. (DialR #9-L3_RTJ-PST3_Entry #2)

DialR-L3

Saya tetap melanjutkan pengajaran saya dengan memulai untuk menjelaskan tentang materi report text. Setelah saya menjelaskan, saya membagikan reading passage (contoh report text) kepada masing-masing siswa agar mereka melingkari kata benda dan kata kerja dalam text tersebut. Namun mereka juga juga kelihatan bingung apa yang mereka harus lakukan. Setelah saya perhatikan beberapa menit, saya mencoba lagi menjelaskan apa saya yang harus mereka lakukan. Mereka faham tapi karena kurang kosakata dan tidak mempunyai kamus akhirnya mereka hanya melihat kertas tersebut dan tidak melakukan aktifitas. (DialR #10-L3_RTJ-PST3_Entry #2)

DialR-L3

Setelah saya berfikir dan sadar mungkin contoh text yang saya berikan terlalu sulit untuk dipahami kata-katanya. Kemudian saya keliling dan pergi ke tempat duduk siswa satu persatu untuk menjelaskan bagimana cara mengerjakan soal tersebut. Dan ternyata ada beberapa siswa yang tidak mengetahui apa itu verb dan noun. Sayapun kaget dan kembali ketempat duduk saya untuk menjelaskan kembali apa itu verb dan noun kemudian saya memberikan satu contoh pada mereka. Saya bertanya pada mereka coba cari kata enjoy dalam text tersebut. Kemudian mereka menemukannya lalu saya bertanya kembali ada yang tahu enjoy itu termasuk kata apa. Salah satu siswa menjawab kata kerja. (DialR #11-L4_RTJ-PST3_Entry #2)

DialR-L4

Setelah saya memberikan contoh mereka mulai mengerjakan text tersebut. Makin berjalannya waktu tiba-tiba bel berbunyi dan tandanya pergantian jam tetapi saya belum sempat menggunakan media saya tentang mind map. Terpaksa saya memberikan mereka tugas di rumah. Sebelumnya saya menjelaskan dulu bagaimana cara menggunakan mind map sehingga mereka lebih mudah mengerjakannya dirumah. (DesR #8-L1_RTJ- PST3_Entry #2)

DesR-L1

Journal Entry #3 (RTJ-PST3_Entry #3)

Hari kedua mengajar saya melanjutkan materi pembelajaran yang kemarin. (DW #2_RTJ-PST3_Entry #3) DW Disini kami (saya dan siswa) latihan cara membuat report tempat dengan menggunakan konsep mapping karena

berhubung kemarin saya tidak sempat menjelaskan dan memberikan mereka latihan untuk menulis atau mereport

tempat dengan menggunakan konsep mapping sehingga saya memberikan mereka tugas. (DesR #9-L1_RTJ- PST3_Entry #3)

DesR-L1 Hari ini saya tidak menulis rencana pembelajaran karena RPP yang kemarin saja tidak tuntas maka saya harus

melanjutkannya. (DesR #10-L1_RTJ-PST3_Entry #3) DesR-L1

Saya membuka kelas dengan merecall kembali pelajaran yang kemarin dan allhamdullih hari ini lebih baik dari hari pertama karena mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan saya dan suasana kelaspun makin baik dan saya merasa nyaman, tidak seperti hari pertama yang penuh rasa was-was dan tegang. Hari ini saya enjoy dalam kelas dan saya segera menanyakan PR yang kemarin apakah mereka telah mengerjakannya. Lalu saya memeriksa di bangku mereka masing-masing. Saya sangat senang karena hampir semua paham apa yang saya jelaskan kemarin. Hati saya merasa bangga karena meskipun kemarin mereka diam dan jutek tapi ternyata mereka memperhatikan apa yang saya jelaskan. (DialR #12-L4_RTJ-PST3_Entry #3)

DialR-L4

Setelah itu kami (saya dan siswa) mengerjakan latihan tersebut secara bersama-sama. Kemudian saya menjelaskan ulang kembali materi tentang pengertian report text dan generic structure serta language featurenya. (DW #3_RTJ-PST3_Entry #3)

DW Hari ini saya fokus pada penggunaan grammar of report text karena saya melihat banyak yang belum mengerti

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

385

Journal Entries Levels

memberikan contoh satu kalimat simple present tense dan menjelaskan apa saja yang biasa di tambah kan -s dan - es setelah kata kerja . (DesR #11-L1_RTJ-PST3_Entry #3)

Setelah saya menjelaskan, saya memberikan mereka latihan dengan menuliskan satu contoh kalimat simple present tense untuk kemudian di tulis di papan tulis. Ketika saya menyuruh mereka untuk mengerjakannya mereka diam dan tidak menulis. Saya pun berpikir dan mengatakan lagi apakah kalian mengerti. Tapi mereka tetap tidak merespon. Saya menjelaskan ulang sampai tiga kali sampai-sampai keringat bercucuran di wajah saya mereka tetap tidak berbuat. Saya sangat capek dan suaraku hampir habis. Terpaksa saya mendatangi mereka satu persatu dan menjelaskan ulang bagaimana cara menulis kalimat simple present tense sampai semuanya saya datangi. Setelah itu saya kembali ke tempat duduk saya dan meletakkan spidol di meja. Dalam hati saya berkata, ya Allah, saya pasrah , saya tidak tahu lagi mau berbuat apa agar mereka bisa mengerti. Tiba-tiba ada siswa yang maju ke depan dan menuliskan kalimat simple present, dan itu bukan hanya satu tapi semua siswa berbondong-bondong maju menuliskan kalimat tersebut. Hmm.. hati saya kembali bangkit dan rasa semangat lagi untuk mengajar. Setelah itu kami mengerjakan bersama-sama dengan melihat satu persatu jawaban mereka. Semuanya hampir benar. Cuma ada siswa yang tidak bisa membedakan penggunaan her dan his serta kebanyakan jawaban siswa menggunakan kata keterangan waktu berbentuk past tense, seperti last week, last night, dan sebagainya. Tapi saya bangga sekali dan ini menjadi hari mengajar yang paling mengesankan bagi saya sebab semua siswa saya hari ini aktif dan tidak vakum di tempat duduk. (DialR #13-L4_RTJ-PST3_Entry #3)

DialR-L4

Setelah kegiatan selesai saya bingung karena waktu masih banyak yang tersisa tapi materi yang saya mau ajarkan sudah habis. Saya berpikir tidak mungkin saya keluar sebelum jamnya habis. Terpaksa saya terpikir untuk membentuk kelas menjadi pair work supaya ada kegiatan di kelas. Saya menanyakan pada siswa reading passage

yang saya bagikan kemarin. Mereka pun langsung menunjukkannya. Saya langsung memberikan instruksi pada mereka agar memperhatikan ke depan semuanya. Saya meminta mereka duduk berpasangan dan mendengarkan. Siswa yang bagian kiri saya adalah siswa A dan yang di kanan saya adalah siswa B. Nah saya meminta student A menceritakan kepada student B apa saja yang biasa direport dalam text tersebut. Setelah berjalannya waktu sayapun memberikan feedback dan menyimpulkan materi yang saya ajarkan dengan menanyakan kembali materi apa saja yang telah mereka pelajari hari ini dan itu merupakan penutup kelas. (DialR #14-L5_RTJ-PST3_Entry #3)

DialR-L5

Journal Entry #4 (RTJ-PST3_Entry #4)

Pertemuan yang ketiga yang saya ajarkan adalah speaking. Topik pengajaran saya adalah expression of satisfaction

and dissatisfaction. (DW #4_RTJ-PST3_Entry #4) DW

Di kelas saya ini, saya menugaskan siswa saya untuk maju ke depan secara berpasangan untuk membaca dialog dengan hand out yang telah diberikan sebelumnya. Tapi sebelumnya saya telah jelaskan dulu penggunaan

expression tersebut baik dalam situasi formal dan informal. Hampir semua yang naik membaca pronunciationnya sangat hancur. Saya mendengar misalnya ada yang mengucapkan kata there yang seharusnya dibaca theretetapi siswa tersebut mengatakan threedan masih banyak lagi kata lain yang mereka ubah penyebutannya. Setelah saya menugaskan mereka, saya menyuruh mereka untuk pronounce sama-sama dan membenarkan kata-kata yang penyebutannya salah. (DialR #15-L3_RTJ-PST3_Entry #4)

DialR-L3

Beberapa menit kemudian saya menuliskan cara membuat kalimat dengan menggunakan expression of satisfaction dan dissatisfaction. Tetapi sebelumnya saya mengajarkan dulu formulanya setelah itu saya menugaskan mereka untuk menulis satu kalimat dengan menggunakan expression of satisfaction. Tetapi mereka juga tidak menulis, kecuali saya yang harus mendekati mereka satu persatu di tempat duduknya masing-masing dan menjelaskannya, setelah itu mereka mulai bergegas untuk menulis. Ketika saya sadari ternyata dari pertemuan hari pertama sampai saat ini mereka hanya mau menulis jika saya mendekati mereka dan menjelaskan di bangku mereka masing- masing. (DialR #16-L3_RTJ-PST3_Entry #4)

DialR-L3

Sebenarnya mereka itu pintar dan cepat mengerti. Saya katakan demikian sebab ketika saya menugaskan mereka untuk menulis, mereka tahu dan mudah memahami. Tapi kendala mereka adalah kurangnya kosakata sedangkan motivasi mereka untuk belajar sangat besar. (DialR #17-L4_RTJ-PST3_Entry #4)

DialR-L4 Journal Entry #5 (RTJ-PST3_Entry #5)

Saya tetap melanjutkan materi saya yang kemarin karena belum tuntas. Hari ini pengajaran saya monoton dan biasa saja. Dan hari ini juga pada saat membawakan materi saya sangat merasa bored dan tidak semangat, mungkin karena jam terakhir dan siswa saya sudah pada lapar. (DialR #18-L3_RTJ-PST3_Entry #4)

DialR-L3 Saya mengusahakan siswa mengisi latihan yang saya berikan pada mereka yaitu menentukan mana termasuk

expression of satisfaction and dissatisfaction. Mereka sangat merespon dan mengisinya. Dan setelah saya memeriksa jawaban mereka hampir semuanya benar. Tapi setelah itu saya pikir pengajaran saya harus lebih ditingkatkan lagi dan membuat siswa saya lebih antusias dalam belajar karena empat kali pertemuan sebelumnya saya hanya monoton mengajarkan mereka bagaimana cara menulis kalimat dengan baik dan benar padahal banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan selain penulisan kalimat. Mereka juga kurang dalam kosakata serta speaking dan

readingnya serta pengucapan dalam bahasa Inggris sangat hancur. (DialR #19-L5_RTJ-PST3_Entry #4)

Sitti Nurfaidah, 2016

EFL PRE-SERVICE TEACHERS’ REFLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

386

Dalam dokumen D BING 1107160 Appendix (Halaman 117-121)