• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2.6. Desain Instalasi Pegolahan Air Limbah (IPAL)

Dalam dokumen Andal Pt. Prima Alumga lampung (Halaman 53-60)

3. TAHAP OPERASI

a. Pemanenan Tandan Buah Segar (TBS)

Pemanenan dilakukan dengan sistem giring. Pada sistem ini pemanenan diberi ancak tertentu dari lahan yang akan dipanen dan si pemanen mengerjakan beberapa gawang dan bila selesai dikerjakan pemanen pindah ke ancak berikutnya yang telah ditetapkan. Siklus panen adalah 7 – 10 hari. Dalam keadaan normal ancak panen dikerjakan dengan 5/7, artinya dipanen selama 5 hari dalam siklus 7 hari. Keuntungan dari cara ini adalah buah cepat dipanen dan diangkut keluar, sehingga cepat sampai ke pabrik.

Pelaksanaan panen pada tahap awal (pohon setinggi 2 – 5 m) dilakukan dengan menggunakan dodos dan apabila tinggi tanaman sudah tidak lagi memungkinkannya (> 5 m) alat panen yang digunakan adalah kapak dan galah bambu dilengkapi pisau enggrek pada ujungnya.

Kriteria untuk dapat mulai dipanen antara lain jumlah kerapatan panen lebih dari 60 % dan mutu tandan sudah baik (berat tandan rata-rata di atas 3 kg). Penentuan matang panen yang umum diterapkan adalah 2 brondolan/kg berat tandan lepas secara alami. Derajat kematangan buah berdasarkan banyaknya brondolan yang jatuh disajikan pada Tabel 2.19. berikut.

Tabel 2.19. Kematangan Buah Berdasarkan Jumlah Brondolan Yang Jatuh

Fraksi Jumlah Brondolan Warna Buah Tingkat

Kematangan

00 Tidak ada Hitam Sangat Mentah

0 1–12,5 buah luar brondolan Hitam Mentah 1 12,5–25 buah luar brondolan Kemerahan Kurang Matang 2 25-50 buah luar brondolan Merah Matang 3 50–75 buah luar brondolan Kekuningan Matang 4 75–100 buah luar brondolan Merah Lewat Matang 5 Buah dalam brondolan dan

Terdapat buah busuk Kekuningan Lewat Matang

Sumber : PT. Prima Alumga, 2011

Potensi produktifas TBS berdasarkan umur tanaman kelapa sawit per tahunnya disajikan pada Tabel 2.20. berikut.

Tabel 2.20. Potensi Produksi TBS Per Tahun Berdasarkan Umur Tanaman

Umur (th) Tahun Luas Tanam

(Ha) Produksi TBS (Ton/Ha) Total Produksi TBS (Ton) 1 2013 3.140 - - 2 2014 3.140 - - 3 2015 3.141 - - 4 2016 9.422 - - 5 2017 9.422 6.60 20.724 6 2018 9.422 12.0 37.680 7 2019 9.422 14.5 45.545 8 2020 9.422 17.0 160.174 9 2021 9.422 22.0 207.284 10 2022 9.422 24.5 230.839 11 2023 9.422 26.0 244.972 12 2024 9.422 26.0 244.972

Umur (th) Tahun Luas Tanam (Ha) Produksi TBS (Ton/Ha) Total Produksi TBS (Ton) 14 2026 9.422 26.0 244.972 15 2027 9.422 25.0 235.550 16 2028 9.422 24.5 230.839 17 2029 9.422 23.5 221.417 18 2030 9.422 22.0 207.284 19 2031 9.422 21.0 197.862 20 2032 9.422 20.0 188.440 21 2033 9.422 19.0 179.018 22 2034 9.422 18.0 169.596 23 2035 9.422 17.0 160.174 24 2036 9.422 16.0 150.752 25 2037 9.422 15.0 141.330

Sumber : PT. Prima Alumga, 2012

Rencana tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pemanenan kelapa sawit PT. PRIMA ALUMGA digambarkan pada Tabel 2.21. berikut.

Tabel 2.21. Rencana Kebutuhan Pekerja Panen Per Tahun

Umur (th) Tahun Luas Tanaman TENAGA KERJA

(Ha) (HOK/Ha) (JUMLAH HOK)

1 2013 3.140 - - 2 2014 3.140 - - 3 2015 3.141 - - 4 2016 9.422 - - 5 2017 9.422 0,5 1.250 6 2018 9.422 0,5 2.360 7 2019 9.422 0,5 2.360 8 2020 9.422 0,5 2.360 9 2021 9.422 0,5 2.360 10 2022 9.422 0,5 2.360 11 2023 9.422 0,5 2.360 12 2024 9.422 0,5 2.360 13 2025 9.422 0,5 2.360 14 2026 9.422 0,5 2.360 15 2027 9.422 0,5 2.360 16 2028 9.422 0,5 2.360 17 2029 9.422 0,5 2.360 18 2030 9.422 0,5 2.360 19 2031 9.422 0,5 2.360 20 2032 9.422 0,5 2.360 21 2033 9.422 0,5 2.360 22 2034 9.422 0,5 2.360 23 2035 9.422 0,5 2.360 24 2036 9.422 0,5 2.360 25 2037 9.422 0,5 2.360 26 2038 9.422 0,5 2.360 27 2039 9.422 0,5 2.360

Umur (th) Tahun Luas Tanaman TENAGA KERJA

(Ha) (HOK/Ha) (JUMLAH HOK)

29 2041 9.422 0,5 2.360

Sumber : PT. Prima Alumga, 2012

Semua karyawan yang bekerja di PT. Prima Alumga akan masuk dalam Jamsostek sedangkan untuk status tenaga harian lepas dan borongan tidak termasuk dalam Jamsostek, hanya digolongkan sebagai Jaminan Kesehatan dan Kematian.

b. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)

Rencana produksi TBS berkisar antara 20.742 – 244.972 Ton TBS/Tahun atau 66 – 785 Ton TBS/Hari (asumsi 1 tahun = 312 hari kerja efektif), maka perhitungan jumlah trip dalam pengangkutan TBS menuju pabrik minyak sawit adalah :

 Kapasitas truck = 8 ton

 Target per hari = 66 - 785 ton TBS/hari

 Jumlah trip = 8 - 98 trip/hari

 Jumlah lintasan truck perhari = 16 - 196 kali

c. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)

Tahapan proses pengolahan TBS di pabrik minyak sawit sebagai berikut :  Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS)

Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk ke pabrik ditimbang terlebih dahulu di jembatan timbang (Weighting Bridge) untuk mengetahui berat TBS yang diterima oleh pabrik. Setelah ditimbang, TBS dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara sebelum tandan buah dimasukkan ke dalam lori rebusan. Untuk mengetahui mutu TBS yang akan diolah dilakukan sortasi di loading ramp. Setelah dilakukan sortasi maka dilakukan pengisian buah ke dalam lori. Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah dan setelah lori terisi penuh selanjutnya buah dimasukkan ke dalam

sterilizer dengan menggunakan capstand. Kemudian pintu sterilizer ditutup

rapat-rapat dan dikunci, sehingga kemungkinan terbuka saat proses perebusan tidak terjadi.

 Perebusan (Sterilizer)

Pola perebusan yang umum digunakan ada dua yaitu doubel peak (dua puncak) atau triple peak (tiga puncak). Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau secara otomatis. Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan agar packing door lebih aman, kemudian lori ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus.

Proses perebusan ini menggunakan uap air yang bertekanan antara 2,2 sampai 3,0 kg/cm2 yang dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Selain itu, melalui proses ini dapat mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak.

Proses ini berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 hingga 290 kg/ton TBS. Dengan proses ini

temperatur tinggi. Kondesat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam Threser dengan menggunakan Hoisting Crane.

 Perontokan Buah dari Tandan (Threser)

Buah yang telah direbus pada sterilizer diangkat melalui trippler lalu dituang ke dalam thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus. Kemudian autofeeder akan mengatur meluncurnya buah segar agar tidak masuk sekaligus. Penebahan buah dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar. Buah yang lepas akan masuk melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan kesetiap unit digester oleh distributing conveyor atau empty bunch hopper.

Buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh distributing conveyor ke digester.

 Pelumatan Buah

Buah yang masuk ke dalam digester diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan buah agar dapat berlangsung dengan baik maka isi digester selalu dipertahankan penuh.

 Pengempaan Buah

Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw pada tekanan 30-50 bar dengan menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90-95 oC sebanyak 15-20 % TBS. Untuk menurunkan viscositas minyak, maka akan ditambahkan air pada oil gutter. Dari oil gutter kemudian dialirkan melalui stasiun kalrifikasi. Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyer untuk mempermudah pemisahan biji dari serat.

 Pemecahan Ampas Kempa (Cake Breaker Conveyer)

Ampas press yang masih bercampur biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecah dan dibawa untuk dipisah antara ampas dan biji. Alat ini terdiri dari pedal-pedal yang diikat pada poros yang berputar. Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna. Kemudian ampas kempa dikumpulkan disekitar pabrik dan selanjutnya akan digunakan sebagai pupuk disebar disekitar areal perkebunan kelapa sawit. Proses ini dilakukan bersamaan dengan mendorong pelan menuju

depericarper dan penguapan air dapat berlangsung dengan lancar.

 Pemisahan Ampas dan Biji (Depericarper)

Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji, serta

membersihkan biji dan sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari kolom pemisah (seprating coloum) dan drum pemoles (polishing drum). Ampas dan biji dari konveyer pemecah ampas kempa (cake break conveyer) masuk ke dalam kolom isapan blower. Sistem pemisahan terjadi oleh isapan blower. Ampas kering (berat jenis kecil) masuk dalam siklon ampas ke dalam conveyer bahan bakar, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan diantar oleh conveyer ke dalam drum pemoles.

 Pengolahan Minyak dari Daging Buah

(digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80 o – 90 oC.

Setelah massa buah dari proses pengadukkan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepressan (screw press) agar minyak keluar dari biji dan fibre. Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10-15 % terhadap kapasitas pengeppressan. Dari Pengeppressan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.

Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tanks, harus dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada sand trap yang kemudian dilakukan penyaringan (vibrating screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (depericarper).

Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (crude oil) kemudian dipompakan ke dalam decenter guna memisahkan

solid dan liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan massa jenis

ringan ditampung pada countinuous setting tank, minyak dialirkan ke oil

tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan terlarut

ditampung ke dalam sludge tank yang kemudian dialirkan ke sludge

seperator untuk memisahkan minyaknya.

 Proses Pemurnian Minyak

Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam oil purifier untuk memisahkan kotoran/solid dan mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke vacuum dryer untuk memisahkan air sampai pada batas standar. Kemudian melalui sarvo balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (oil storage tank).

 Proses Pengolahan Inti Sawit

Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam

depericaper melalui cake brake conveyor yang dipanaskan dengan uap air

agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga press cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada nut silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 o – 80 oC selama 18 – 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 %.

Sebelum biji masuk ke dalam nut cracker terlebih dahulu diproses di dalam

nut grading drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang

disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke

nut craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam dry seperator (proses pemisahandebu dan cangkang halus) untuk memisahkan

cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti.

Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam hydro cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam kernel drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50 oC, 60 oC dan 70 oC dalam waktu 14 – 16 jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui

winnowing kernel (kernel storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik

 Pengolahan Sludge

Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator

dipompakan ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah oleh adanya gaya centrifugal. Pasir halus yang berhasil dipisahkan akan di blow down secara berkala. Sand cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan tekanan flow dan out flow sludge menunjukkan 2 bar. Untuk memisahkan/mengambil minyak yang masih terkandung pada sludge, selanjutnya sludge diproses pada sludge separator. Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner, dimasukkan ke dalam sludge separator, untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya centrifugal minyak yang berat jenisnya lebih berat dari air, terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle.

 Pemisahan Lumpur

Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank dan sluge tank yang dikeringkan setiap pagi sebelum mengolah, ditampung di dalam tangki ini. Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke clarifier tank sedangkan lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge yaitu fat pit.

Fat pit dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih

mangandung minyak yang berasal dari air conensat dan stasiun klarifikasi. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit ditampilkan pada Gambar

2.7. sedangkan Material Balance Pengolahan Kelapa Sawit disajikan pada Gambar 2.8. berikut.

Dalam dokumen Andal Pt. Prima Alumga lampung (Halaman 53-60)