• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP PRA KONSTRUKSI a. Pengurusan Perijinan

Dalam dokumen Andal Pt. Prima Alumga lampung (Halaman 102-106)

No Jenis Pestisida Dosis (Ha/Tahun) A INSEKTISIDA

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Curah hujan tahunan (mm) 3264 2366 2548 2573 2336 2198 2604 2423 1941 1940

A. Identifikasi Dampak Potensial

1. TAHAP PRA KONSTRUKSI a. Pengurusan Perijinan

Keputusan Bupati Mesuji Nomor : B/11/I.02/HK/MSJ/2010 kepada PT. PRIMA ALUMGA tentang Izin Lokasi Untuk Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Minyak Sawit.

Perijinan lainnya yang diperlukan untuk persyaratan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan pabrik minyak sawit akan dilengkapi oleh PT. PRIMA ALUMGA pada instansi terkait baik di tingkat Pemerintahan Kabupaten, Propinsi maupun pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ada.

Kegiatan pengurusan ijin ini diprakirakan akan menimbulkan dampak penting hipotetik khususnya pada komponen sosial ekonomi berupa persepsi positif masyarakat.

b. Sosialisasi/Konsultasi Publik

Sosialisasi rencana pembangunan perkebunan dan pabrik minyak sawit merupakan kegiatan yang memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang dampak positif dan negatif dari perkebunan PT. PRIMA ALUMGA dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terbuka antara pemrakarsa dengan pihak-pihak terkait terutama masyarakat dan aparat kampung serta melibatkan instansi teknis lainnya.

Dampak potensial yang diprakirakan terjadi adalah perubahan persepsi dan sikap positif masyarakat terhadap rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit.

c. Pembebasan Lahan

Dampak potensial dari kegiatan ini yang diperkirakan akan timbul yaitu hilangnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha tani bagi masyakarat yang lahan usaha taninya terkena aktivitas perkebunan. Sebagai dampak lanjutan yaitu berkurangnya lahan masyarakat dan hak ulayat, hingga dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial berupa demo-demo/unjuk rasa apabila penanganannya tidak dilaksanakan secara serius dan transparan sehingga dapat menimbulkan persepsi negatif masyarakat terhadap rencana proyek pembangunan perkebunan kelapa sawit dan pabrik minyak sawit.

2. TAHAP KONSTRUKSI

a. Mobilisasi Alat Berat, Material dan Tenaga Kerja

Pada tahap awal pembangunan fisik proyek, akan dilakukan mobilisasi alat-alat berat yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan proyek seperti pembuatan jalan, pembukaan lahan dan sebagainya. Selain itu juga dilakukan pengangkutan material baik material keperluan bangunan, pertanian dan sebagainya yang volumenya akan terus meningkat sesuai kebutuhan dan perkembangan pembangunan kebun.

Dampak potensial yang diperkirakan timbul dari kegiatan mobilisasi peralatan (alat-alat berat) dan pengangkutan material perkebunan berupa terbukanya kesempatan kerja dan berusaha, meningkatnya debu dan kebisingan diareal pemukiman.

Adapun dampak lanjutan dari kegiatan tersebut adalah Peningkatan pendapatan masyarakat, kesempatan berusaha dan juga gangguan terhadap kesehatan masyarakat.

b. Pembukaan Lahan (Land Clearing)

Dampak potensial yang diperkirakan timbul dari kegiatan ini adalah hilangnya keaneka ragaman jenis flora (vegetasi) penutup lahan, penurunan kualitas udara berupa gas dan debu, meningkatnya kebisingan, perubahan iklim mikro. Pada sempadan sungai besar sepanjang 100 m dan 50 m untuk sungai kecil kiri-kanan sungai dipertahankan keberadaannya.

Dampak lanjutan berupa hilangnya jenis flora dilindungi, hilangnya habitat satwa, peningkatan laju erosi, berkurangnya jenis biota perairan, menurunnya kesehatan masyarakat dan penurunan kualitas air sungai.

c. Pembangunan Fasilitas Perusahaan dan Umum

Pada kegiatan ini meliputi pembangunan bangunan kantor, perumahan, sarana air bersih serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. Pada tahap awal pembangunan sarana dan prasarana dilakukan pembersihan lahan dari vegetasi. Dampak potensial yang diperkirakan timbul dari kegiatan ini adalah berupa hilangnya keaneka ragaman jenis flora (vegetasi) penutup lahan.

Dampak lanjutan yang diprakirakan akan muncul adalah : Terjadinya laju erosi tanah, menurunnya kualitas air sungai, gangguan terhadap biota perairan dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

Dalam aktivitasnya pembangunan sarana dan parasaran penunjang seperti bangunan maka diperlukan bahan bangunan yang berdampak lanjutan pada peluang berusaha bagi masyarakat yang memiliki unit usaha.

d. Pembuatan Drainase

Dampak potensial pembuatan drainase yang diperkirakan timbul dari kegiatan ini adalah berupa hilangnya keaneka ragaman jenis flora (vegetasi) penutup lahan, peningkatan erosi tanah yang dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa penurunan kualitas air sungai dan punahnya habitat satwa.

Dalam aktivitas ini digunakan alat-alat berat, maka dampak potensial yang diperkirakan terjadi adalah perubahan kualitas udara (peningkatan gas dan kandungan debu) dan peningkatan intensitas kebisingan.

Dalam kegiatan pembuatan saluran drainase digunakan banyak tenaga kerja sehingga kegiatan ini akan berdampak terhadap meningkatnya kesempatan kerja dan sebagai dampak lanjutannya yaitu meningkatnya pendapat masyarakat.

e. Konservasi Tanah dan Air

Adanya bangunan konservasi berupa pembuatan teras, tanggul pada lahan yang mempunyai kemiringan antara 5° - 10° dan >10°, serta penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) menimbulkan dampak potensial berupa penutupan tanah oleh vegetasi yang ditanam berupa tanaman LCC, mengurangi laju erosi tanah berdampak lanjut meningkatnya kualitas air sungai. Dalam aktivitas ini khusus penanaman tanaman penutup tanah diperlukan bahan dan tenaga kerja, maka dampak potensial yang diperkirakan terjadi terbukanya peluang kerja bagi masyarakat yang belum bekerja yang berdampak lanjut pada pendapatan masyarakat.

f. Penataan Blok Kebun

Pendesainan dan pembuatan petak kebun bertujuan untuk memberikan acuan bagi kegiatan-kegiatan seperti perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan dan pengawasan kegiatan perkebunan agar sesuai dengan rencana standar teknis dan efisiensi kegiatan serta azas kelestarian lingkungan. Areal kerja ditata menjadi beberapa bagian sesuai rencana kerja

serta penetuan areal-areal yang menjadi lahan yang tidak boleh dibuka seperti sempadan sungai, sumber air, daerah dengan keleranganyang tinggi, rencana kawasan perkantoran dan pemukiman, areal pembibitan dan sebagainya beserta luasan masing-masing areal tersebut.

Dampak potensial yang diprakirakan terjadi adalah; terbukanya kesempatan kerja, peningkatan pendapatan karyawan/masyarakat dan dampak lanjutan berupa; persepsi dan sikap positif masyarakat terhadap perkebunan didasarkan rencana penataan areal kerja telah memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

g. Pengadaan Bibit

Sebelum dilakukan aktivitas pembibitan dimulai, maka pada tahap awal dilakukan pembersihan lahan dari vegetasi penutup lahan di lokasi rencana pembibitan. Dampak potensial yang diperkirakan timbul dari kegiatan ini adalah berupa hilangnya keaneka ragaman jenis flora (vegetasi), dampak lanjut terhadap peningkatan erosi, terganggunya habitat dan migrasi satwa, terganggunya biota perairan, penurunan kualitas air sungai.

Dalam aktivitasnya pembibitan diperlukan tenaga kerja, maka dampak potensial yang diperkirakan terjadi terbukanya peluang kerja bagi masyarakat yang belum bekerja yang berdampak lanjut pada peningkatan pendapatan masyarakat.

Dalam aktivitas ini digunakan alat-alat berat, maka dampak potensial yang diperkirakan terjadi adalah perubahan kualitas udara (peningkatan gas) dan peningkatan intensitas kebisingan.

Penggunaan bahan kimia dalam pemeliharaan bibit untuk mengendalikan hama dan penyakit bibit kelapa sawit berdampak langsung pada pencemaran terhadap air sungi dan berdampak lajut terhadap kesehatan masyarakat.

h. Penanaman

Kegiatan penanaman didahului beberapa kegiatan yaitu; pemancangan, pembuatan lubang tanam, pengangkutan bibit, kemudian penanaman itu sendiri. Untuk memancang diperlukan 4 HOK/ha, Untuk membuat lubang tanam diperlukan 6 HOK/ha, suplay atau ecer bibit diperlukan 2 HOK/ha dan untuk penanaman bibit diperlukan 3 HOK/ha. Untuk penanaman 24 ha/hari diperlukan bibit sebanyak 3.400 pokok yang berarti akan dilakukan pengangkutan sebanyak 68 trip/hari dengan truk yang kapasitas angkutnya 50 pokok/trip.

Dampak potensial yang diprakirakan terjadi berupa :

 Penutupan lahan berupa bertambahnya populasi keanekaragaman flora (populasi tanaman kelapa sawit), berkurangnya erosi tanah serta perubahan iklim mikro

 Adanya aktivitas pengangkutan bibit menggunakan kendaraan angkut yang aktivitasnya akan menimbulkan dampak penurunan kualitas udara ambient (kandungan gas dan debu).

 Dalam aktivitas ini diperlukan tenaga kerja, maka dampak potensial yang diperkirakan terjadi terbukanya peluang kerja bagi masyarakat yang belum bekerja yang berdampak lanjut pada pendapatan karyawan/masyarakat.

i. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Pemeliharaan dilakukan pada tanaman kelapa sawit dan pemeliharaan pada bangunan konservasi/saluran drainase. Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak potensial berupa terpeliharanya populasi tanaman kelapa sawit, terkendalinya laju erosi.

Dalam aktivitas ini diperlukan tenaga kerja, maka dampak potensial yang diperkirakan terjadi terbukanya peluang kerja bagi masyarakat yang belum bekerja yang berdampak lanjut pada pendapatan karyawan/masyarakat.

Penggunaan bahan kimia beracun dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit untuk mengendalikan hama dan penyakit bibit kelapa sawit berdampak langsung pada gangguan penurunan kualitas air dan gangguan kesehatan masyarakat.

Penggunaan bahan kimia beracun dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit untuk mengendalikan hama dan penyakit kelapa sawit berdampak langsung pada gangguan penurunan kualitas air dan gangguan kesehatan masyarakat dan berdampak lanjut terhadap berkembangnya hama dan penyakit yang resisten terhadap bahan kimia yang digunakan.

j. Pengadaan Tenaga Kerja

Dampak potensial yang ditimbulkan dari kegiatan ini berupa terbukanya kesempatan kerja, akan terjadi mobilitas pendududuk, yang berdampak lanjut pada peningkatan pendapatan karyawan/masyarakat, persepsi dan sikap positif masyarakat. Namun jika perekrutan tenaga kerja tersebut tidak transparan maka akan muncul dampak negatif berupa konflik sosial berupa demo-demo terhadap proses perekrutan tenaga tersebut.

k. Pemberdayaan Masyarakat (Coorporate Social Responsibility = CSR)

Untuk menunjang berlangsung sistem pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan, khusus kelestarian fungsi sosial, maka PT. PRIMA ALUMGA akan menyelenggarakan pembinaan masyarakat kampung secara umum dan pemberdayaan petani plasma yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan Kampung Sungai Cambai Kecamatan Mesuji Timur dan Sungai Sidang Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kabupaten Mesuji. Dampak potensial yang diprakirakan terjadi, bertambahnya fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya, berdampak lanjut pada peningkatan kesehatan masyarakat, meningkatnya pendapatan masyarakat melalui pembinaan usaha kecil, sebagai dampak lanjutan berupa persepsi dan sikap positif masyarakat.

l. Pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit dan Fasilitas Penunjang

Kegiatan pembangunan pabrik meliputi kegiatan penyiapan lahan, pematangan lahan, pembuatan konstruksi bangunan sipil, perakitan unit-unit mesin pengolahan, pembangunan jaringan mekanikal dan elektrikal dan pembangunan jaringan plumbing. Pembangunan Pabrik Minyak Sawit akan membutuhkan areal seluas 30 ha serta sisanya bangunan perkantoran, jaringan jalan dan areal penghijauan. Kegiatan pembangunan pabrik diduga akan berpengaruh terhadap parameter erosi dan sedimentasi. Disamping itu dengan digunakannya alat-alat berat dalam pembuatan pabrik maka dampak potensial lainnya adalah gangguan terhadap kualitas udara dan kebisingan. Sama halnya dengan kegiatan pembangunan pabrik, maka kegiatan yang dilakukan untuk melengkapi sarana dan prasarana pabrik, dampak potensial yang diperkirakan dari kegiatan ini adalah adanya erosi dan sedimentasi serta gangguan terhadap kualitas udara dan kebisingan. Disamping itu dari kegiatan ini diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja dan peningkatan aktivitas perekonomian.

3. TAHAP OPERASI

Dalam dokumen Andal Pt. Prima Alumga lampung (Halaman 102-106)