• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA BLOK DESAIN/ AFDELING

Dalam dokumen Andal Pt. Prima Alumga lampung (Halaman 39-48)

g.

Pengadaan Bibit

Varietas yang digunakan adalah Varietas Tenera yang didatangkan dari PT. London Sumantara dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Lokasi pembibitan dilakukan pada areal yang datar dan dekat sumber air dengan Luas 10 ha. Tahap pembibitan adalah kegiatan pembersihan lahan, pembuatan saluran drainase, pembuatan jalan pengawasan, pembuatan naungan dan pembuatan bedengan.

Kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan penyiapan lahan pada tahap pembibitan diuraikan pada Tabel 2.10. berikut.

Tabel 2.10. Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Kegiatan Penyiapan Lahan pada Lokasi Pembibitan

No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah (HOK/ha)

1. Mandor 2

2. Survey 2

3. Babat – imas (manusia) 8

4. Tebang pohon (chainsaw) 6

5. Mencincang/merumpuk 8

6. Pembersihan tempat bibit 6

7. Membuat parit 6

8. Membuat terasiring 6

9. Membuat bedeng dan naungan 8

10. Membuat jalan pengawasan 8

Jumlah 60

Sumber : PT. Prima Alumga, 2011

Kegiatan pembibitan akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu :  Tahap Persemaian (Pre Nursery)

Kecambah yang ditanam adalah kecambah yang telah sempurna diferensiasi plumula dan ratikulanya yang dicirikan dengan dimana pucuk dan akar dapat dibedakan dengan jelas. Penanaman kecambah dilakukan dalam lubang yang dibuat dengan jari, tepat di tengah polybag. Setelah itu, kecambah ditutup dengan tanah setebal 1 – 1,5 cm.

Bibit yang telah ditanam dilakukan perawatan selama 2 – 3 bulan dengan pekerjaan penyiraman, penyiangan gulma dalam polybag, pemupukan, seleksi semai. Jenis dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap persemaian diuraikan pada Tabel 2.11. berikut.

Tabel 2.11. Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Kegiatan Persemaian

No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah (HOK/ha)

1. Mandor 4

2. Mengumpulkan top soil 16

3. Mengisi polybag 40

4. Menyusun polybag 6

5. Menanam 20

6. Menyeleksi 5

No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah (HOK/ha)

9. Pengendalian Hama Termadu 3

10. Konsolidasi 3

11. Pemupukan 18

12. Penjagaan 4

13. Lain-lain 5

Sumber : PT. Prima Alumga,2011  Tahap Pembibitan (Main Nursery)

Pembibitan merupakan kelanjutan dari persemaian yaitu tempat membesarkan bibit yang telah diseleksi dan dipindahkan dalam polybag. Pemeliharaan pembibitan yang baik akan meningkatkan vigor bibit yang nantinya akan berdampak pada peningkatan produksi pada tahun pertama menghasilkan. Pemeliharaan pembibitan dilakukan 9-12 bulan dengan pekerjaan : alih-tanam (transplanting) pada umur 3 – 4 bulan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama dan penyakit serta seleksi bibit. Dalam tahap pembibitan ini tenaga kerja manual yang diperlukan cukup banyak. Tenaga kerja yang diperlukan pada kegiatan pembibitan tersebut diuraikan pada Tabel 2.12. berikut.

Tabel 2.12. Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Kegiatan Pembibitan

No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah (HOK/ha)

1. Mandor 8

2. Mengumpulkan top soil 22

3. Mengayak top soil 18

4. Mengisi polybag 80 5. Membuat pancang 8 6. Memancang 8 7. Angkut bibit 16 8. Menyusun polybag 32 9. Menanam 80 10. Menyeleksi 20 11. Penyiangan polybag 20

12. Mengganti polybag robek 12

13. Pengendalian HPT 8

14. Konsolidasi 8

15. Pemeriksaan bibit 8

16. Pemupukan 8

17. Kutip ulat 8

18. Penambahan tanah di polybag 8

19. Pemeliharaan drainase 8

20. Penjagaan 24

21. Lain-lain 12

Sumber : PT. Prima Alumga, 2011

Rencana jumlah penyediaan bibit tanaman kelapa sawit setiap tahun ditampilkan pada Tabel 2.13. sebagai berikut:

Tabel 2.13. Jumlah Penyediaan Bibit Tanaman Kelapa Sawit PT. PRIMA ALUMGA Setiap Tahun

Tahun Tanam Luas Tanaman Ha Kebutuhan Tanaman (Batang) Bibit Sisipan (Batang) Tanam Jumlah (Batang) Kebutuhan Kecambah Inti 2013 2512.4 346.711 8.668 355.379 455.058 2014 2512.4 346.711 8.668 355.379 455.058 2015 2512.4 346.711 8.668 355.379 455.058 Jumlah Inti 7.537 1.040.134 26.003 1.066.137 1.365.175 Plasma 2013 628.1 86.678 2.167 88.845 113.765 2014 628.1 86.678 2.167 88.845 113.765 2015 628.1 86.678 2.167 88.845 113.765 Jumlah Plasma 1.884 173.356 4.334 177.689 227.529

Sumber : PT. Prima Alumga, 2012 h. Penanaman

Dalam penanaman, digunakan jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m (segitiga sama sisi/pancang mata lima), sehingga jumlah populasi tanaman 138 pohon/ha. Pada kegiatan penanaman ini akan diprakirakan banyak tenaga kerja yang akan terserap. Prakiraan jumlah tenaga kerja tersebut digambarkan pada Tabel

2.14. berikut.

Tabel 2.14. Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Kegiatan Penanaman

No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah

(HOK/Ha) Jumlah Setara *) (HOK) 1. Mandor 1 444 – 2.000 2. Memancang 4 1.776 – 8.000 3. Lubang Tanam 6 2.664 – 12.000

4. Ecer Bibit (Suply) 2 888 – 4.000

5. Penanaman 3 1.332 – 6.000

J u m l a h 16 7.104 – 32.000

Sumber : PT. Prima Alumga, 2011

Ketrangan : *) Luas Tanam Per Tahun 444 Ha – 2.000 Ha

Penggunaan tenaga kerja diformulasikan dalam Hari Orang Kerja Per Hektar (HOK/Ha) dengan maksud untuk efektif pengelolaan tenaga kerja penanaman. Misalnya untuk Tenaga Kerja Mandor dengan Jumlah setara 444 – 2.000 HOK (nilai tsb adalah luas areal efektif minimum dan maksimum) dapat dikelola pada jumlah hari kerjanya dan/atau jumlah tenaga kerjanya, tergantung pada kondisi lapangan saat itu. Bilamana dalam pelaksanaan penanaman kelapa sawit jumlah tenaga kerja diperbanyak maka korelasinya ada pada jumlah hari kerja yang berkurang atau sebaliknya.

i.

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

 Penyiangan

Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman penutup tanah yang baik serta dapat mempertahankan fungsinya maka perlu dilakukan perawatan secara rutin dengan jalan penyiangan. Penyiangan pada dasarnya dilaksanakan secara manual (selektif) yaitu dengan cara membongkar gulma sampai ke akar-akarnya. Biasanya gulma ini tergolong anak kayu dan pakis. Kemudian bentuk kegiatan penyiangan yang lain dilakukan secara kimia.

 Pengendalian Gulma

Dalam pemeliharaan tanaman belum menghasilkan diprakirakan belum banyak tumbuh jenis-jenis gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit karena keberadaan tanaman penutup tanah (LCC) yang menekan pertumbuhan gulma. Karena prakiraan gulma belum banyak, maka metode pengendalian yang direncanakan adalah cara mekanis. Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi agar persebaran gulma tidak meluas. Adapun jenis gulma yang biasa ditemukan pada areal tanaman kelapa sawit (TM) adalah jenis Chromolaena adorata, Nephrolepsis bisserata, Paspalum

conjugation, Melastoma malabatricum, Anggrung, Cyperus rotundus, Calopogonium spp, Micania micrantha, Ageratum conyzoides, Inchaemum timorensis, Solanum Nigrum, Phylanthus niruri dan Passiflora futida

(ANDAL PT. Kresna Duta Agroindo, 2006)  Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang umum ditemukan menyerang tanaman kelapa sawit muda adalah tikus dan landak. Untuk mengatasi hal ini, antisipasi yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasi jalur atau kawasan-kawasan tertentu dalam areal yang berpotensi tinggi terserang hama tikus dan landak. Selanjutnya pada kawasan tersebut masing-masing tanaman dilindungi dengan dinding seng setinggi 30 cm.

Jenis penyakit sering menyerang tanaman kelapa sawit muda adalah Marasmius. Cara pengendaliannya dilakukan dengan cara sanitasi kebun. Penyakit lain yang umumnya menyerang tanaman muda adalah penyakit tajuk (crown disease), penyakit ini disebabkan faktor genetis, maka penggunaan bibit harus dihindarkan dari pohon induk yang mempunyai sifat ini. Dalam hal penggunaan pestisida, hanya dilakukan apabila populasi serangan melebihi ambang batas ekonomi, atau dengan kata lain dalam rangka mengendalikan hama dan penyakit dilakukan melalui konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh melalui konsep PHT, yakni melaksanakan teknologi budidaya secara baik dan benar, penggunaan tanaman resisten.

Tabel 2.15. Jenis dan Dosis Intektisida, Fungisida dan Herbisida yang Digunakan Untuk Pengendalian Hama Penyakit pada TBM

No Jenis Pestisida Dosis (Ha/Tahun)

A INSEKTISIDA 1. Metamidofos 200 – 600 g 2. Permetrin 20 liter 3. Monokrotofos 600 g B FUNGISIDA 1. Dithane M-45 70 liter C HERBISIDA 1. Round Up 5 – 6 liter 2. Dowpon M 25 kg

Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat, SUMUT, 2000.

 Garuk Piringan (Circle Weeding)

Piring tanaman dibuat pada saat menjelang pemupukan pertama. Minimum jari - jari piringan yang dibuka.

Perawatan piringan tanaman dalam radius 1,0 meter dan diperkirakan 2,0 meter sesuai dengan perkembangan umur tanaman, dilakukan dengan cara menggaruk rumput-umput yang tumbuh dengan menggunakan alat khusus. Rotasi pemeliharaan piringan pada tanaman belum menghasilkan adalah berkisar 4-6 kali dalam setahun.

 Pemupukan

Pemupukan tanaman kelapa sawit di lapangan untuk memperoleh pertumbuhan tanaman maksimum. Adapun dosis pemupukan tanaman kelapa sawit menurut umur, untuk areal rencana proyek disajikan dalam

Tabel 2.16. berikut ini.

Tabel 2.16. Dosis Pemupukan TBM Kelapa Sawit Menurut Umur Tanaman

UMUR (bulan) DOSIS PEMUPUKAN UREA (N) Kg/hektar TSP Kg/hektar MOP Kg/hektar KLESERITE Kg/hektar BORAX Kg/hektar 0 102 68 68 48 - 1 102 102 136 68 6 2 102 102 136 68 8 3-4 102 136 136 102 - 5 204 136 272 136 - 6-12 306 204 306 204 - 16-25 204 136 272 204 -

Sumber : PT. Prima Alumga ,2011

Pemberian pupuk N pada umur 1 bulan dilakukan dengan cara menabur pupuk mulai dari pangkal batang sampai sejauh 30-40 cm. Pemberian pupuk TSP, MOP dan tanah mineral (kieserite) serta Borax pada umur selanjutnya dilakukan dengan menaburkan pupuk secara merata di permukaan tanah sampai sejauh lebar tajuk tanaman. Sedangkan pemberian pupuk Urea, ZA dan NPK dilakukan degan membuat lobang di sekeliling batang, kemudian setelah diberi pupuk lobang tersebut ditutup supaya pupuknya tidak menguap.

 Kastrasi

Kastrasi adalah tindakan kultur teknis untuk membuang semua bunga pada waktu tanaman berumur 12 – 30 bulan, atau jika sekitar 35 % tanaman telah berbunga. Manfaat dari pekerjaan ini adalah menghindarkan sumber penyakit dari tandan atau bunga busuk yang tidak dipanen karena belum memenuhi kriteria. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan waktu panen dapat disesuaikan dengan rencana.

 Penyerbukan

Hadirnya serangga Elaedobius cameranicus dalam teknik budidaya kelapa sawit telah menghilangkan pekerjaan penyerbukan buatan yang biasanya dilakukan setelah kastrasi. Penggunaan serangga ini sudah terbukti berperan aktif sebagai pelaksana penyerbukan alamiah dengan hasil sangat nyata terhadap peningkatan produksi.

Berdasarkan pengalaman pada perkebunan-perkebunan besar di Sumatera terhadap pemakain serangga untuk penyerbukan ini, tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan.

 Persiapan Panen

Panen umumnya dapat dimulai setelah tanaman kelapa sawit berumur 30 bulan. Agar panen dapat berjalan lancar diperlukan beberapa persiapan untuk panen, antara lain : pembuatan atau pembukaan jalan panen untuk mempermudah pengangkutan buah, pembersihan piringan pohon, pembuatan tempat pengumpulan hasil panen, pemangkasan (tunas) pendahuluan untuk mempermudah pemotongan tandan, pembuatan titik pikul pada areal terdapat parit/drainase.

j.

Pengadaan Tenaga Kerja

Pada tahap awal pembangunan perkebunan kelapa sawit akan ditrekrut tenaga kerja dari berbagai tingkat pendidikan. Tenaga kerja akan diprioritaskan yang tersedia di masyarakat setempat (tenaga kerja lokal) yang disesuaikan dengan kesempatan kerja yang ada.

Agar kegiatan perkebunan dan pabrik minyak sawit berjalan efektif dan efesien, maka akan dibentuk organisasi dengan segala tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan rencana pengembangan struktur organisasi, maka secara garis besar tugas masing-masing struktur pokok organisasi, adalah sebagai berikut:

Deskripsi Jabatan

 Direksi

Bertugas dan bertanggung jawab dalam menentukan serta arahan seluruh kebijakan dalam kegiatan perkebunan dan pabrik minyak sawit.

 Direktur

Bertugas memimpin perseroan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik minyak sawit, menentukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan dalam sidang dewan direksi dalam rangka memimpin perseroan guna menjamin kelangsungan seluruh kegiatan dan fungsi perkebunan, memberikan pengarahan umum kepada anggota direksi, mengkoordinasikan kegiatan operasional direksi. Dalam melaksanakan tugasnya direktur bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

 Bagian Kebun  Manager Kebun

Bertugas melaksanakan kebijakan direksi baik yang menyangkut operasional, keuangan dan administrasi, mengkoordinir kegiatan manajemen yang terdapat pada struktur organisasi secara struktural dan fungsional.

 Kepala Tata Usaha (KTU)

Bertugas untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi bidang-bidang administrasi, keuangan personalia serta bidang umum seperti keamanan, pergudangan, kendaraan dan lain-lain yang ada di bidang perkebunan. Kepala Bagian Tata Usaha ini dibantu oleh Staf Bagian Umum, Keuangan dan Administrasi.

 Kabag Pengembangan Masyarakat /Corporate Social Responsibility Untuk membantu manager lingkungan di bidang pengembangan masyarakat dan melakukan koordinasi eksternal baik dengan masyarakat maupun instansi terkait yang berkaitan dengan masyarakat sekitar.

 Humas

Mengurus segala urusan yang berhubungan dengan pihak-pihak di luar perusahaan seperti instansi pemerintah, masyarakat dan tamu-tamu yang datang dibantu dengan satu orang staf.

 Kabag. Lingkung

Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, pelaksanaan pelaporan kepada instansi terkait, pelaksanaan pemantauan lingkungan secara berkala terhadap kegiatan unit kebun dibantu dengan satu orang staf.

 Ass Kepala

Bertugas untuk menyusun rencana kegiatan perkebunan, mulai dari penataan areal sampai pengangkutan produksi dan menentukan kualitas serta kuantitas dari tandan buah segar (TBS) yang akan dipanen.

 Ass Lapangan

Bertugas bersama-sama dengan Ass. Kepala untuk menentukan kualitas tandan buah segar terutama TBS yang akan diolah di pabrik.

 Kerani

Bertugas membantu manager kebun dalam mencatat setiap perkembangan kemajuan pekerjaan dari lapangan dari setiap blok kebun serta membuat laporan rutin bulanan.

 Mandor

Para mandor ini adalah petugas yang langsung bertugas di kebun untuk membantu ass. Lapangan. Biasanya dibedakan menurut jenis pekerjaannya, misalnya mandor tanaman, mandor pupuk dan mandor pemeliharaan.

 Staf Umum dan Administrasi

Bertugas membantu kelancaran tugas Asisten Kepala dalam masalah administrasi kebun dan hal-hal yang sifatnya umum.

 Staf Keuangan

Mengurus mengenai keuangan di lapangan seperti pembayaran gaji buruh, pembayaran gaji staf, pembayaran bahan material yang pengadaannya di lapangan, rekapitulasi hasil-hasil pembayaran dan mengirimkannya ke kantor pusat.

 Bagian Pabrik  Manajer Pabrik

Bertugas untuk merumuskan program atau rencana pengolahan pabrik minyak sawit berdasarkan kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan sasaran dan target produksi yang telah ditetapkan.

 Ass. Kepala

Bertugas untuk menyusun rencana kegiatan operasional pabrik, mulai dari masuknya TBS ke dalam Pabrik, pengolahan sampai menghasilkan CPO.

 Ass. Pabrik

Bertugas untuk membantu Manajer Pabrik dan Askep Pabrik dalam mengkoordinir pekerjaan yang berhubungan dengan pabrik yang mencakup kualitas san kuantitas hasil olahan. Untuk bidang pengolahan Ass. Kepala Pabrik dibantu oleh Ass. Pengolahan, sedangkan untuk perbaikan mesin-mesin dan peralatan pabrik dibantu oleh Ass. Teknik.  KTU Pabrik

Bertugas untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi bidang-bidang administrasi, keuangan personalia serta bidang umum seperti keamanan, pergudangan, kendaraan dan lain-lain di lingkungan pabrik.  Kabag. Lingkung

Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, pelaksanaan pelaporan kepada instansi terkait, pelaksanaan pemantauan lingkungan secara berkala terhadap kegiatan unit Pabrik dibantu dengan dua orang staf.

 Mandor

Para mandor ini adalah petugas yang langsung bertugas di lingkungan pabrik untuk membantu Asisten Pabrik terutama mengawasi kegiatan karyawan pabrik.

 Mekanik

Bertugas dalam memelihara / memperbaiki semua kendaraan / alat berat dan mesin-mesin di dalam pabrik yang digunakan untuk operasional di dalam menunjang kelancaran kegiatan pengolahan minyak sawit.

 Staf Umum dan Administrasi

Bertugas membantu kelancaran tugas KTU Pabrik dalam masalah administrasi pabrik dan hal-hal yang sifatnya umum.

 Staf Keuangan

Mengurus mengenai keuangan di pabrik seperti pembayaran gaji buruh, pembayaran gaji staf, pembayaran bahan material, rekapitulasi hasil-hasil pembayaran dan mengirimkannya ke kantor pusat.

Dalam dokumen Andal Pt. Prima Alumga lampung (Halaman 39-48)