• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum SMP Katolik Katolik Paulus Jakarta 1. Sejarah berdirinya Sekolah Santo Paulus Jakarta

VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA

A. Gambaran Umum SMP Katolik Katolik Paulus Jakarta 1. Sejarah berdirinya Sekolah Santo Paulus Jakarta

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari buku kenangan HUT 17 sekolah Santo Paulus dan profil Yayasan pendidikan Suaka Insan bahwa: Sekolah Katolik Santo Paulus lahir berkat kerjasama yang baik antara Keuskupan Agung Jakarta dengan Suster-suster Santo Paulus dari Chartres. Sekolah ini didirikan oleh

Yayasan Suaka Insan SPC milik Kongregasi Suster-Suster Santo Paulus dari Chartres dengan maksud untuk berperan serta dalam usaha memajukan pendidikan Katolik pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya.Sekolah Santo Paulus Jakarta didirikan pada tanggal 19 Januari 1986.

Sr. Monique, SPC yang adalah pemimpin umum kongregasi SPC pada saat kunjungan ke Indonesia, beliau mempunyai kesempatan bertemu dengan Mgr. Leo Soekoto, SJ,uskup Jakarta. Beliau menawarkan kepada para suster SPC untuk membuka karya pendidikan di Jakarta Utara tepatnya di daerah Sunter Podomoro. Kebetulan pada waktu itu Keuskupan Agung Jakarta mendapat hibaan tanah dari PT. Agung Podomoro. Tanah itu pernah ditawarkan kepada beberapa yayasan dan kongregasi untuk dibangun sarana pendidikan, tetapi mereka menolaknya. Alasan dari penolakan mereka adalah karena airnya asin dan tanahnya berawa.

Daerah Sunter pada masa itu menjadi lokasi pembuangan mayat karena masih banyak hutan rawa dan lahan kosong. Bapak uskup menghibahkan tanah itu kepada yayasan Santo Leo Jakarta, namun mereka tidak sanggup mendirikan sekolah. Memungut apa yang ditinggalkan orang, para Suster SPC dengan senang hati menerima tawaran Mgr. Leo untuk mengembangkan lahan ini menjadi sarana pendidikan. Pengembangan lahan ini dilakukan oleh para Suster SPC hingga peletakkan batu pertama untuk membangun gedung sekolah St. Paulus Sunter, yakni gedung TK, SD, dan SMP di Sunter Agung Podomoro.

Sekolah ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 5.900 m2 di kawasan real estate PT. Agung Podomoro, Jalan Danau Agung 13, Blok E Sunter Agung Jakarta Utara.Gedung sekolah berlantai dua terdiri dari 18 ruangan kelas, satu

ruangan laboratorium, satu ruangan perpustakaan, satu ruangan bimbingan dan penyuluhan, tiga ruangan gurudan kantor kepala sekolah, satu ruangan tata usaha, kamar- kamar kecil ( WC ), satu ruang prakarya dan Aula serba guna.

Pada tahun 1987/1988 SMP Santo Paulus mulai menerima siswa baru. Siswa baru yang masuk pada saat itu berjumlah 45 orang. Dari tahun ke tahun jumlah siswa terus bertambah sehingga pada tahun 1992 mulai dibuka kelas paralel.Pada waktu itu, siswa yang diterima di kelas I berjumlah 90 orang. Mengingat minat masyarakat cukup tinggi untuk belajar di sekolah Santo Paulus, maka pada tahun 2005 pihak yayasan menambah gedung baru khusus untuk SMP. Pada tahun yang sama pihak sekolah membuka kelas paralel baru yaitu menjadi 3 kelas. Gedung baru mulai digunakan tahun pelajaran 2007/2008. Sampai sekarang jumlah ruang kelas SMP adalah 9 kelas dengan tiga kelas paralel di masing-masing tingkat. Rata-rata jumlah siswa per tingkat 96 orang. Sebelum ada gedung baru, SMP menggunakan sebagian ruangan lantai 2 gedung SD Santo Paulus untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

SMP Santo Paulus dikelola oleh yayasan Suaka Insan. Yayasan ini milik kongregasi Suster-suster Santo Paulus dari Chartres atau yang lebih dikenal dengan sebutan suster-suster SPC yang mengelola di bidang pendidikan, kesehatan dan pastoral. SMP Santo Paulus dalam mengembangkan karya pendidikan selalu berpijak pada semangat Yesus yang diwarnai oleh spiritualitas pendiri dan semangat Santo Paulus sebagai pelindung sekolah. Semangat Santo Paulus yang selalu ditanamkan kepada siswa-siswi maupun warga sekolah adalah

keberaniannya yang pantang mundur, semangatnya dalam mewartakan sabda Tuhan, kasihnya dan kepeduliannya pada sesama.

2. Visi, Misi SMP Santo Paulus Jakarta

Visi sekolah yaitu“mewujudkan generasi muda yang beriman, berkarakter

Paulinian dan cerdas dalam bidang intelektual, sosial, emosional dan spiritual serta tanggap terhadap perkembangan IPTEK”.

Melalui visi sekolah tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa sekolah berupayauntuk membentuk setiappeserta didik menjadi pribadi yang utuh, berwawasan luas, berkompeten secara intelektual, dan mampu untuk selalu berkembang. Selain itu, sekolah berusaha agar dapat membentuk peserta didik yang memiliki tekad dan berbela rasa untuk berbuat adil dalam pelayanan dengan berpedoman pada teladan Yesus Kristus, serta memiliki hati nurani, kemauan yang besar, dan kepedulian berdasarkan kasih kepada sesama, berani, disiplin, cinta kasih, siap sedia dan sederhana.

Misi sekolah yaitu “mendidik, mengajar dan melatih generasi muda guna

mewujudkan pribadi yang beriman, berkarakter Paulinian dan cerdas”.

Dengan demikian, melalui visi dan misi di atas, sekolah berupaya mendidik dan membentuk setiap peserta didik secara utuh demi terwujudnya kecerdasan dan memiliki kemampuan serta berkepribadian yang dewasa. Oleh karena itu, peran pendidik dalam hal ini sangat penting dalam mendidik karakter peserta didik. Selain itu, perlu adanya kerjasama antara pihak yayasan dan pihak sekolah khususnya para guru untuk mewujudkan visi dan misi tersebut di atas.

3. Situasi Siswa-siswi SMP Katolik Santo Paulus Jakarta

SMP Katolik Santo Paulus, memiliki visi terwujudnya sekolah yang menumbuhkembangkan anak didik dalam berbagai bidang kecerdasan dengan landasan keutamaan: hormat terhadap martabat manusia, kasih terhadap Tuhan, sesama, diri sendiri dan lingkungan. Dalam mengelola pendidikan, anak-anak dari keluarga miskin bisa mendapatkan pendidikan yang memadai dan bertumbuh menjadi anak yang cerdas di bidangnya.

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan guru agama dan beberapa guru di SMP, disampaikan bahwa para siswa yang bersekolah di SMP Santo Paulus merupakan peserta didik yang berasal dari SD Santo Paulus dan sekolah-sekolah swasta di sekitarnya. Adapun jumlah murid yang berasal dari SD Santo Paulus adalah 70%, sedangkan 30% dari sekolah-sekolah swasta sekitar dan ada satu dua orang berasal dari luar daerah yang orang tuanya pindah ke Jakarta dan berdomisili di daerah Sunter. Peserta didik yang berada di SMP Santo Pulus ini berasal dari berbagai latar belakang ekonomi. Ada murid yang berasal dari keluarga ekonomi lemah, menengah maupun atas. Lebih dari 80% siswa keturunan Tionghoa dengan latar belakang pekerjaan orang tua bervariasi tetapi mayoritas adalah pedagang dan pengusaha.

Penulis juga memperoleh data dari bagian tata usaha SMP Katolik Santo Paulus jakarta bahwa agama dan kepercayaan siswa-siswi juga bervariasi, siswa yang beragama Katolik 53 siswa, beragama Protestan 22 siswa, beragama Budha 22 siswa. Meski peserta didik di sekolah ini berbeda namun mereka tetap mengikuti peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh pihaksekolah

dan orang tua. Namun ada juga kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan sesuai dengan keyakinan mereka sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

B. Gambaran Pelaksanaan PAK Di Sekolah dan Kegiatan Yang Mendukung