• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN SISWA

A. Pendidikan Agama Katolik (PAK)

2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

Groome (2010: 48) menyatakan bahwa tujuan PAK adalah “Berbagi cerita dan visi kita” yaitu demi mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman Kristiani dan untuk kebebasan manusia. Menurut Groome tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah untuk memampukan peserta didik sebagai orang-orang Kristen untuk hidup sesuai dengan iman Kristen. Apa yang sebenarnya diharapkan dari orang Kristen dan bagaimana gaya hidup yang dipromosikan telah mengambil ekspresi-ekspresi yang berbeda pada waktu yang berbeda.

a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah

Kerajaan Allah adalah rencana Allah bagi ciptaan. Kerajaan Allah adalah tema dan tujuan utama dalam pemberitaan dan kehidupan Yesus Kristus. Oleh karena itu kegiatan pendidikan dimaksudkan untuk mengantar orang-orang ke arah iman Kristiani, tujuan utama pendidikan yang demikian adalah Kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus sendiri. Kerajaan Allah memiliki konotasi yang unik bagi setiap individu (Groome 2010: 69).

Kerajaan Allah sebagai metapurpose yaitu untuk memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus

di dalam sabda karya dan seluruh hidup-Nya mempunyai keprihatinan pokok mewartakan serta mewujudkan Kerajaan Allah. Terwujudnya Kerajaan Allah merupakan visi dasar atau arah utama seluruh kegiatan pendidikan di dalam PAK. Pendidikan dalam iman menuntut proses pendidikan yang membentuk dan memberdayakan seluruh dimensi hidup peserta didik sebagai mitra Yesus Kristus di dalam memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tengah komunitas sekolah mereka (Heryatno, 2008: 26-27).

Kerajaan Allah adalah sebuah simbol yang menggambarkan kehadiran Allah yang aktif yang berkuasa di atas, di dalam, dan di akhir sejarah. Hal ini demikian karena kedaulatan Allah sebagai pencipta dan penopang di atas segala sesuatu. Kesempurnaan visi Allah bagi ciptaan akan terealisasikan hanya diakhir sejarah, tetapi pada waktu bersamaan Allah aktif di tengah-tengah sejarah demi mewujudkan kesempurnaan pemerintahan Allah. Kerajaan Allah di tengah-tengah hidup manusia menjadi tolak ukur dari segala pendidikan iman. Proses. Pendidikan iman sungguh berhasil kalau nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh dialami secara nyata oleh semua manusia (Groome, 2010: 72).

b. Untuk Menghidupi Iman Kristiani

Komunikasi Kristiani merupakan salah satu usaha untuk memperkembangkan iman Kristiani yang hidup. Hal ini menjadi tujuan yang harus dicapai dari kegiatan pendidikan Kristiani sepanjang zaman dan para pendidik dapat diharapkan membangkitkan iman para peserta didik. Iman merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah secara cuma-cuma. Roh Kudus yang memberikan pertumbuhan iman. Ini tidak meniadakan atau membuat

berlebih-lebihan perhatian atau anugerah dan tanggung jawab pendidikan dan komunitas Katolik (Groome, 2010: 80).

Pendidikan iman dalam sekolah merupakan proses pendewasaan iman yang diharapkan membantu memperkembangkan iman peserta didik secara seimbang yang meliputi kegiatan meyakini (believing) yaitu merefleksikan keyakinan dan keputusan iman. Iman yang secara umum diwariskan dalam ekspresi komunitas lewat tradisi iman agama (Kitab Suci, syahadat, doktrin dan dogma), namun anggota komunitas berharap mengetahui tentang kayakinan personalnya dan memilih untuk memeluk kepercayaan dan nilai-nilai yang ditawarkan oleh tradisi tersebut. Tindakan mempercayai (trusting). Dalam konteks pendidikan, guru PAK memiliki tugas untuk mengasuh (to nurture) perkembangan peserta didik dalam iman Kristiani sebagai agent-subject-in relationship.

Groome mengajukan tiga alasan: pertama membantu perkembangan spiritual peserta didik menjadi lebih mendalam (dalam hal cinta) dan percaya pada Tuhan. Hal ini mensyaratkan peserta didik sebagai pendoa, bersifat personal dan komunal, verbal dan kontemplatif. Alasan kedua dimensi relasional iman Kristani meminta pendidikan yang membentuk peserta didik dalam identitas sebagai anggota komunitas Kristiani (dalam hal ini Gereja) dan membaharui hidup secara baik. Alasan ketiga kita mengajar peserta didik pada kebaikan cinta yang dalam dan kekal serta pada keadilan dalam umat manusia (Groome, 1991: 20).

Kegiatan iman yang ketiga yaitu menjalankan kehendak Allah (doing God’s

will). Injil Matius menyatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah tidak

kita harus juga melakukan kehendak Allah (lih. Mat 7: 21). Pandangan ini mau menegaskan bahwa perlunya tindakan nyata agar peserta didik sampai pada tujuan inti pendidikan yaitu Kerajaan Allah.

c. Untuk Kebebasan Manusia

Dasar kebebasan manusia adalah jati dirinya sendiri yang diciptakan oleh Allah menurut kehendak-Nya yang bebas. Manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupa Allah sendiri. Ini berarti manusia memiliki martabat hidup yang mulia. Ia juga memiliki peran, tugas hidup yang sangat penting yaitu membangun dunia supaya menjadi lebih baik. Manusia memiliki potensi atau peluang untuk sungguh-sungguh menjadi bebas (Heryatno, 2008: 36). Oleh karena itu bebas kepada Allah membuat kita bebas kepada diri kita sendiri dan dengan jalan tersebut kita pun bebas untuk berbuat baik kepada sesama. Manusia bebas kalau bersatu dengan Allah. Manusia dapat bersatu dengan Allah karena rahmat-Nya yang berkarya di dalamnya dan karena Allah yang mendatangi manusia mengundang dan memampukan manusia dapat tinggal di dalam-Nya. Karena itu proses pendidikan agama Kristiani perlu diusahakan sedemikian rupa sehingga mendorong terwujudnya kebebasan utuh dalam arti tiga mantra yaitu kebebasan dalam roh, kebebasan jiwa dan kebebasan yang bersifat sosial-politik.

Iman Kristiani yang matang dan dewasa menjadi salah satu tujuan mendasar dari pendidikan iman. Iman yang dewasa dapat diwujud nyatakan melalui pertobatan integral yang terus menerus diperbaharui. Pertobatan personal yang bersifat integral tidak dapat dipisahkan dari transformasi hidup masyarakat. Tiga teori PAK yaitu demi terwujudnya Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman

Kristiani dan demi kebebasan perlu disatukan dan diwujudkan secara bersama-sama karena saling berkaitan sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

KWI (2011: 10) menyatakan bahwa pada dasarnyaPendidikan Agama Katolik bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada InjilYesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.

Dapiyanta (2008: 23) menyatakan bahwa tujuan PAK di sekolah dirumuskan secara luas dan sempit. Secara luas tujuan PAK ialah memperluas pengatahuan, memperteguh pergulatan iman (internalisasi), dan memperkaya penghayatan iman. Sedangkan secara sempit PAK bertujuan membantu peserta didik menggumuli hidupnya dari sudut pandang Kristen. Dengan begitu peserta didik memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman menuju kepenuhan di dalam Kristus.

Kristianto (2005: 9) menyatakan bahwa PAK di sekolah perlu diarahkan untuk membantu peserta didik mengetahui prinsip-prinsip kebenaran iman, mencapai dan memiliki kebenaran iman itu sebagai hal yang baik, serta menata sikap dan tingkah lakunya sesuai kebenaran yang diimani dan dianggap baik.

Dengan demikian tujuan PAK sangat khas dan tidak dimiliki oleh bidang studi yang lain. Oleh karena itu, jika hal ini dilakukan secara konsisten maka akhirnya baik guru PAK maupun pihak sekolah tidak akan menuntut nilai yang dilakukan secara formal dan menentukan kenaikan atau kelulusan seorang siswa. PAK akan selalu merupakan proses seumur hidup. Dalam prosesnya PAK tidak akan pernah bisa diuji selama orang atau siswa yang bersangkutan masih hidup sehingga sebenarnya PAK tidak perlu dinilai dengan angka.