• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pelaksanaan PAK Di Sekolah dan Kegiatan Yang Mendukung Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus

VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA

B. Gambaran Pelaksanaan PAK Di Sekolah dan Kegiatan Yang Mendukung Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus

Jakarta

1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah

Pendidikan Agama Katolik diperuntukkan bagi para murid yang menganut agama Katolik. Tujuan Pendidikan Agama Katolik bagi para murid adalah untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama, yangdiimplementasikan dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara (Komisi Kateketik KWI, 2001:6).

Tujuan Mata Pelajaran PAK di SMP Santo Paulus Jakarta yakni agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada InjilYesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Katolik Santo Paulus Jakarta diadakan lima hari dalam seminggu, dari Senin hingga Jumat. Sebelum proses KBM berlangsung diawali dengan renungan dan doa pagi. KBM umumnya dimulai pukul 07.00 pada hariSenin – Jumat dan berakhir pada pukul 13.00. Kegiatan pembinaan iman bagi siswa kelas VII dan VIII yang beragama Katolik merupakan kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah.

SMP Santo Paulus Jakarta selain menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka menumbuh kembangkan kecerdasan juga mewujudkan visinya, maka diadakan pembinaan iman. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik semakin mengenal imannya sehingga apa yang mereka terima dan yang dipelajari terus berkembang menjadi suatu nilai iman yang mereka hidupi.

Selain pelajaran Agama Katolik ada juga etika Paulinian dengan tujuan agar siswa-siswi memiliki nilai-nilai hidup yang dimiliki oleh Santo Paulus. Nilai-nilai tersebut antara lain kerja keras, keberanian yang tenang, penyangkalan diri, kuat dalam iman, semangat misioner, tabah dan mampu bertahan dalam penderitaan, mengasihi dan mengampuni.

Kurikulum ini direalisasikan dalam praktek kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah kepada setiap peserta didik dengan menekankan martabat setiap pribadi untuk saling menghormati, berpikir secara positif serta membangun suasana persaudaraan dan kesetiakawanan diantara warga sekolah. Dengan demikian, sekolah menekankan bahwa setiap peserta didik memiliki sikap peduli terhadap kebersamaan, dalam hal ini adalah kerukunan antar sesama. Selain itu, peserta didik juga harus memiliki sikap cinta damai, berani

memperjuangkan keadilan serta sikap saling menghormati satu sama lain. Peserta didik juga harus menghayati nilai kedisiplinan, sehingga ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dalam kehidupannya.

Sekolah memberikan kebebasan kepada para peserta didik untuk mengembangkan minat, bakat serta kemampuan yang dimiliki yang dapat bermanfaat bagi pengembangan diri dan kepribadian mereka. Oleh karena itu, sekolah menyediakan fasilitas yang menunjang perkembangan peserta didik seperti: ruang perpustakaan, lapangan basket, sepak bola, bat minton, tenis meja dan laboratorium komputer dan IPA. Sementara bidang kerohanian bertujuan untuk menumbuh kembangkan iman peserta didik. Karena alasan ini, maka sekolah mengadakan Perayaan Ekaristi di sekolah sebulan sekali dan kegiatan rekoleksi yang diadakan setahun sekali. Selain itu, peserta didik juga ikut berpartisipasi dalam tugas koor di Gereja. Kegiatan-kegiatan kerohanian tersebut di atas merupakan usaha dari pihak sekolah agar peserta didik terlibat aktif dalam pelayanan sehingga bukan saja aspek pengetahuan saja yang diperoleh, melainkan juga pengembangan iman peserta didik.

Kegiatan kerohanian lain adalah bina iman untuk kelas VII dan VIII. Kegiatan bina imanini wajib diikuti oleh siswa yang beragama Katolik sedangkan siswa yang beragama lain tidak diwajibkan. Kegiatan ini merupakan salah satu usaha sekolah agar anak yang beragama Katolik semakin mengenal dan mencintai Yesus Kristus lewat peristiwa hidup mereka sehari-hari. Kegiatan lain yang bertujuan untuk membangun kebersamaan dan kekeluargaan antar siswa adalah

adanya lomba-lomba antar kelas dalam memeriahkan HUT RI dan pesta nama sekolah.

Di samping pelajaran yang diwajibkan, juga diadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat siswa, seperti musik, angklung, band, melukis, menari, menyanyi dan aksi sosial (masa adven dan pra-paskah). Pada masa adven dan pra-paskah, peserta didik mengumpulkan dana melalui kolekte. Tujuan daripengumpulan kolekte adalah agar para peserta didik sungguh belajar untuk memiliki kepedulian kepada sesama yang menderita. Kolekte ini dilaksanakan dalam berbagai kesempatan. Selain berpartisipasi mengumpulkan kolekte pada masa adven maupun pra-paskah, para peserta didik juga menghimpun kolekte, bila ada bencana alam, bila ada kematian dari keluarga peserta didik atau keluarga guru dan karyawan. Kebiasaan mengumpulkan dana juga dilakukan oleh peserta didik berdasarkan kebutuhan mereka di kelas, misalnya ketika ada teman yang sakit, mereka berinisiatif untuk mengumpulkan dana dengan sepengetahuan guru.

Selain itu ada juga kegiatan lain seperti piket. Maksudnya para peserta didik SMP Katolik Santo Paulus secara bergiliran menjalankan tugas kewajiban untuk membersihkan WC dan menyapu lingkungan sekolah. Tujuan dari kegiatan ini antara lain : pertama,mengajak siswa untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan; menjaga dan memelihara lingkungan agar tetap bersih. Kedua, peserta didik diajak untuk memiliki kesadaran bahwa tugas menyapu atau membersihkan WC bukan tugas yang hina tapi justru tugas mulia, karena bekerja untuk kepentingan umum.

Dalam tugas-tugas tersebut di atas, peserta didik juga diajak dan diajarkan untuk memiliki sikap solidaritas. Solidaritas berarti para peserta didik dapat merasakan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan para karyawan yang bekerja sebagai pembantu pelaksana. Dari uraian di atas tampak bahwa SMP Katolik Santo Paulus Jakarta telah berusaha memasukkan nilai-nilai iman serta kesadaran sosial kepada peserta didik untuk peka dan tanggap pada situasi yang terjadi.

2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Sekolah

Pelaksanaan pendidikan agama Katolik di sekolah memiliki sistem penataan akademik yang sangat baik dan dipersiapkan dengan baik. Kegiatan pelaksanaan PAK di sekolah berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Tentunya tidak terlepas dari hubungannya dengan program tahunan, program semester, kurikulum, silabus, kalender pendidikan dan juga rencana pengajaran (RPP). Untuk memenuhi tujuan dari proses pelaksanaan PAK di sekolah pihak sekolah menyiapkan tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten dan profesional untuk mengembangkan segi intelektual, ketrampilan berbudi pekerti dan perkembangan iman peserta didik. Mata pelajaran PAK di sekolah mempunyai porsi yang cukup, yakni 1x40 menit setiap minggunya. Dengan demikian, guru PAK berusaha agar mampu menjadi seorang pendidik sekaligus sahabat bagi setiap peserta didik dalam proses pelaksanaan PAK di sekolah. Dengan demikian, peserta didik tidak merasa takut, tetapi menganggapnya sebagai sahabat. Karena itu, beberapa siswa datang dan berbagi sharing pengalaman pribadi, karena gambaran yang menonjol dari pelaksanaan PAK di sekolah ialah menciptakan

suasana yang dijiwai oleh semangat kebebasan dan cinta kasih Injil bagi peserta didik. Dari semua itu, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan PAK di sekolah merupakan perwujudan pendidikan iman bagi peserta didik.

C. Penelitian tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik bagi