• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII SMP KATOLIK SANTO PAULUS JAKARTA

C. Penelitian tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik bagi Siswa- Siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta

4. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru PAK

Laporan ini dimaksudkan untuk membuat perbandingan antara jawaban responden yang terungkap dalam kuesioner dengan hasil wawacara penulis dengan guru PAK. Penulis memilih guru PAK karena guru PAK sehari-hari mendampingi para siswa dalam pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas sehingga lebih mudah bagi penulis untuk mengetahui lebih lanjut pelaksanan PAK serta perkembangan iman siswa kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta di sekolah tersebut.

a. Pelaksanaan PAK di Sekolah

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru PAK diketahui bahwa guru menyadari keterbatasannya sebagai manusia maka selalu memohon bantuan Tuhan dan penerangan Roh Kudus agar memberikan kekuatan, kemampuan dan tuntunan dalam mewartakan ajaran dan sabda-Nya. Sehubungan dengan persiapan pembelajaran PAK, terlebih dahulu guru mempelajari materi yang bersangkutan secara pribadi serta segala persiapan sebelum menyampaikannya kepada siswa-siswi.

Agar PAK dapat bermanfaat dalam membina iman siswa guru berusaha dengan berbagai cara sehingga proses belajar mengajar berjalan baik dan lancar. Artinya dalam proses pembelajaran metode pembelajaran yang digunakan juga bervariasi seperti, informasi, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, sharing atau evaluasi. Selain itu sarana yang digunakan berupa LCD, Laptop, Kitab Suci serta buku pegangan yang menjadi sumber utama juga menjadi pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran PAK di kelas.

Menurut pengamatan guru sebagian besar siswa sangat tertib mengukuti pelajaran PAK. Siswa yang tertib pada umumnya membawa dampak positif dalam hidup sehari-hari seperti jujur, sopan, taat, terlibat aktif dalam kegiatan yang diadakan di sekolah, suka menolong atau dapat dikatakan sikap hidup siswa menjadi teladan bagi rekan-rekannya. Tetapi ada pula yang bersikap kurang peduli pada pelaksanaan PAK di kelas baik itu sikap mereka saat proses belajar mengajar maupun sikap doa, namun dengan melihat teman lain yang aktif dan tertib sedikit demi sedikit membawa perubahan dalam diri mereka.

b. Pengaruh PAK terhadap Perkembangan Iman

Kerjasama yang baik terlaksana antara guru dan orang tua dalam hal pembinaan iman, serta keterlibatan siswa dalam kegiatan di paroki misalnya tugas koor pada hari Minggu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan merupakan nilai positif di mana iman siswa semakin berkembang. Dampak dari PAK terlihat dari kemauan siswa untuk kerjasama, berdoa, dan monolong mereka yang terkena musibah. Selain itu keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan lainnya khususnya dalam pelaksanaan pembinaan iman maupun perayaan Ekaristi di sekolah yang diadakan sebulan sekali, menjadi anggota mesdinar di gereja juga berpengaruh pada perkembangan iman siswa untuk terlibat dalam kegiatan menggereja.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa pengaruh PAK cukup besar bagi perkembangan iman siswa kelas VIII. PAK dipahami siswa sebagai sarana untuk mengenal Tuhan dan semakin dekat pada-Nya. Atau dengan kata lain mengikuti PAK berarti mau mengenal Tuhan dan dekat pada-Nya sehingga membuat mereka peka terhadap sesama di sekitar mereka yang menderita dan membutuhkan bantuan.

c. Faktor Penghambat Perkembangan Iman Siswa

Dari hasil wawancara guru menyampaikan bahwa siswa SMP Katolik Santo Paulus sangat heterogen (bermacam ragam) sehingga ada siswa yang acuh tak acuh dengan pelajaran PAK, kurang perhatian dan sibuk sendiri di kelas hal ini dipengaruhi kurangnya pendampingan orang tua misalnya orang tua yang sibuk, orang tua yang jarang ke Gereja sehingga anak pun bila ditanya apakah mereka

ke gereja atau tidak jawaban yang mereka sampaikan adalah tidak ada yang mengantar.

d. Faktor Pendukung Perkembangan iman Siswa

Sejauh itu faktor pendukungtercapainya pelaksanaan PAK yaitu dengan bantuan dari bapak ibu guru yang 99% beragama Katolik sehingga membantu guru PAK dalam pembinaan dan pendampingan iman siswa dan juga dari pengurus OSIS ikut ambil bagian dalam tugas baik tugas doa, baca Kitab Suci, dan lain-lain.

Keterlibatan para suster dalam menumbuh kembangkan iman siswa juga cukup besar misalnya saat siswa tidak paham dengan tata cara dalam perayaan Ekaristi atau tidak mengenal peralatan dalam ekaristi serta warna-warna liturgi maka siswa diperkenankan ke susteran untuk melihat dan belajar. Buah dari kegiatan ini dapat dilihat bahwa siswa semakin aktif dan terlibat dalam kegiatan rohani yang diadakan di sekolah, peka dan peduli terhadap sesama. Misalnya di luar kelas siswa saling bertegur sapa, keteladanan hidup satu sama lain, dan saling mendukung, jujur, dan penuh kasih.

Sikap solider juga ditunjukkan dengan cara menyisihkan sebagian dari uang jajannya untuk mereka yang terkena musibah atau mengumpulkan barang-barang layak pakai demi membantu korban bencana atau yang terkena musibah. Dari sikap, perbuatan dan tutur kata siswa terciptalah sikap saling mengampuni dan perhatian pada teman, guru, karyawan yang sedang sakit, serta bertindak adil dan jujur.

5. Pembahasan Hasil Penelitian Kuesioner dan Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik (PAK) DalamMeningkatkan Perkembangan Iman Siswa Kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, diketahui bahwa pelaksanaan PAK di sekolah cukup baik. Siswa memahami bahwa PAK di sekolah bermanfaatuntuk membantu mereka menjadi semakin berkembang dalam iman. Kenyataan tersebut dapat dilihat dengan 80% dari responden yang menyatakan guru menyiapkan pembelajaran PAK dengan baik tabel 2 no 1, dan 10. Hal ini didukung juga dengan pernyataan dari guru PAK yang mempersiapkan pembelajaran PAK dengan baik serta selalu menemukan metode dan cara belajar yang efektif sehingga proses pembelajaran menarik dan disenangi oleh siswa.

Siswa menyatakan bahwa guru selalu merancang, menyiapkan, menguasai dan menciptakan suasana pembelajaran PAK di kelas dengan baik. Hal ini terlihat pada tabel 2 item no 1,2,3,4 dan 5. Dari pernyatan siswa dan juga wawancara dengan guru PAK dapat dilihat bahwa guru menyadari keterbatasannya sebagai manusia maka selalu memohon bantuan Tuhan dan penerangan Roh Kudus agar memberikan kekuatan, kemampuan dan tuntunan dalam mewartakan ajaran dan sabda-Nya. Sehubungan dengan persiapan pelajaran PAK, terlebih dahulu guru mempelajari materi yang bersangkutan secara pribadi sebelum menyampaikannya kepada siswa-siswi.

Siswa memahami bahwa pengaruh PAK di sekolah bermanfaat dalam membantu mereka menjadi semakin beriman. Dapat dilihat bahwa sebanyak 53% responden semakin rajin ke gereja, semakin rajin berdoa, peduli terhadap sesama yang terkena musibah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 item no 12, 13 dan 15.

Pernyataan dari guru PAK juga demikian bahwa siswa semakin peka dan peduli terhadap sesama. Misalnya di luar kelas siswa saling bertegur sapa, keteladanan hidup satu sama lain, rajin berdoa dan saling mendukung. Sikap solider juga ditunjukkan dengan cara menyisihkan sebagian dari uang jajannya untuk merekayang terkena musibah atau mengumpulkan barang-barang layak pakai demi membantu korban bencana. Dari sikap, perbuatan dan tutur kata siswa terciptalah sikap saling mengampuni dan perhatian pada teman, guru, karyawan yang sedang sakit, serta bertindak adil dan jujur.

Pemanfaatan sarana dan prasarana yang baik dalam pelaksanaan PAK membuat siswa-siswi senang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 item no 8,9 dan 10. Hal ini membantu guru untuk semakin memperkenalkan Allah kepada siswa-siswi sehingga iman mereka semakin tumbuh dan berkembang. Penggunaan sarana di kelas sangat membantu guru PAK untuk memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada di Kitab Suci. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik juga membawa dampak positif pada siswa apabila situasi dan lingkungan di sekolah mendukung perkembangan iman siswa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung berkembangnya iman seperti kegiatan sosial, doa bersama, dan lain-lain.

Buah-buah yang dapat dilihat dari pelaksanaan PAK demi meningkatkan perkembangan iman siswa di sekolah, seperti saling berbagi, peduli pada mereka yang terkena musibah, belarasa, saling mengampuni, dan semakin rajin berdoa dapat dilihat pada tabel 3 item no 11,13 dan 14. Guru PAK juga menyatakan demikian bahwa siswa semakin peka pada sesama yang terkena musibah dapat

dilihat dari antusias siswa mengumpulkan dana dan barang miliknya untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Sarana yang disediakan dalam pelaksanaan PAK di sekolah seperti LCD, Laptop, buku-buku, dan bacaan rohani membantu siswa-siswi semakin mengenal dan mencintai Yesus dalam tindakan dan perbuatan merekasehari-hari tabel 2 item no 8. Oleh karena itu lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan damai merupakan sumber pelayanan yang tidak dapat digantikan. Dengan demikian pelaksanaan PAK di sekolah dapat memberikan kekuatan untuk saling memperkaya dalam iman (Komisi pendidikan. KWI 2008 art 62).

Berdasarkan kuesioner yang dijawab oleh siswa-siswi dan hasil wawancara dengan guru PAK, penulis dapat mengatakan bahwa pembelajaran PAK sungguh mendapat tempat yang baik di sekolah maupun bagi siswa-siswi kelas VIII SMP Katolik Santo Paulus Jakarta. Iman anak didik dapat semakin berkembang karena semua pihak dapat bekerjasama dengan baik dengan melaksanakan usaha-usaha yang berguna bagi perkembangan iman siswa seperti mengadakan kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan semua siswa, doa bersama, rekoleksi bersama dan lain-lain. Guru PAK bukan saja memfasilitasi anak didik dengan segala kebutuhan yang mereka perlukan melainkan juga tindakan nyata yang menjadi teladan iman bagi anak sehingga iman anak semakin tumbuh dan berkembang.

Guru PAK adalah seorang ”gembala” bagi anak didiknya. Seorang gembala hendaknya mampu menciptakan suasana yang penuh persaudaraan sehingga antara anak didik dan gembala tidak ada suatu jurang pemisah yang dapat memisahkan ”kawanan domba dengan gembalanya”. Guru juga adalah seorang

fasilitator. Sebagai fasilitator, seorang guru diharapkan mampu menggerakkan anak didiknya sehingga mereka mampu menyadari perannya sebagai umat Allah yang membawa Kabar Gembira bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Gereja memandang bahwa sekolah-sekolah Katolik merupakan tempat yang tepat untuk membina dan mendidik kaum remaja agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mantap. Gereja melalui sekolah Katolik melihat bahwa para siswa tidak hanya diajarkan menjadi pribadi yang cerdas melainkan mereka juga harus dididik untuk menjadi pribadi yang sungguh beriman dan jujur dalam kehidupan.

6. Kesimpulan Hasil Penelitian Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik