• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPALA DINAS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kondisi Perhubungan Kota Medan.

Urusan perhubungan adalah urusan pemerintahan di bidang perhubungan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah kota sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dalam penyelenggaraan sub urusan lalu lintas dan angkutan darat, kegiatan manajemen lalu lintas yang dapat dilakukan adalah membidangi sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan serta peningkatan kualitas manajemen lalu lintas meliputi:

a. Identifikasi masalah lalu lintas;

b. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;

c. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;

118

d. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan; e. Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas;

f. Penetapan tingkat pelayanan jalan;

g. Pengadaan, pemasangan, perbaikan dan pemeliharaan pemeliharaan

perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan;

h. Pemberdayaan perencanaan pengaturan dan perekayasaan manajemen dan

rekayasa lalu lintas meliputi kegiatan pemberian arahan, bimbingan, penyuluhan, pelatihan dan bantuan teknis;

Urusan perhubungan merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam mendorong pembangunan di Kota Medan. Dalam fungsinya sebagai promoting sector dan servicing sector, transportasi telah memegang peranan yang besar sebagai urat nadi perekonomian. Pembangunan sektor ini dimaksudkan untuk menggerakkan berbagai potensi daerah, pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang lebih baik dan menjangkau berbagai wilayah terutama mengintegrasikan kawasan pusat kota dengan kawasan lingkar luar (pinggiran) Kota Medan. Hal penting lainnya adalah untuk mengantisipasi kecenderungan peningkatan masalah transportasi di Kota Medan seiring perkembangan kegiatan kota dan pemilikan kendaraan yang sangat tinggi dibanding peningkatan kapasitas ruas jalan.

Sasaran utama pembangunan sektor transportasi di wilayah ini adalah untuk terwujudnya pemerataan pembangunan wilayah, dan mempertahankan nilai aksesibilitas di pusat kota serta mengintegrasikan berbagai moda transportasi yang ada. Peningkatan prasarana dan sarana transportasi bertujuan untuk menghubungkan antara sentra produksi yang terbesar letaknya dengan sentra-

119

sentra yang bersifat transito, membuka kesempatan kerja, membuka dan meningkatkan arus perhubungan antara desa dengan kota, dan sebagainya. Pembangunan sektor transportasi juga merupakan sektor yang diprioritaskan karena pada sektor ini memegang peranan yang penting untuk mendorong investasi melalui penurunan biaya produksi baik untuk sektor perumahan dan pemukiman industri, maupun sektor jasa perdagangan.

Penyediaan sarana dan prasarana transportasi perkotaaan merupakan tantangan untuk dipecahkan di Kota Medan. Masalah-masalah baru akan timbul dari sistem transportasi mengingat penyediaan prasarana dan sarana tansportasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang selalu berubah-ubah. Investasi pemecahan masalah transportasi yang terjadi saat ini semakin tinggi baik dari segi kualitas. Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan dan penanganan yang seksama terutama dalam mengantisipasi kecenderungan meningkatnya permintaan akan jasa transportasi di masa mendatang.

Masalah meningkatnya waktu tempuh perjalanan, tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas demikian juga masalah lingkungan baik kebisingan, getaran maupun polusi udara serta tingginya konsumsi bahan bakar akibat parahnya tingkat kemacetan didaerah perkotaan. Masalah ini akan berkembang dan semakin parah sejalan dengan bertambahnya kebutuhan tanpa disertai solusi pemecahan yang bijaksana dalam penyediaan prasarana dan sarana transportasi perkotaan.

Sejalan dengan itu, intensitas pemecahan masalah transportasi perkotaan menjadi semakin relevan mengingat perubahan pendekatan pembangunan yang semula berdasarkan pendekatan sektoral menjadi pendekatan yang terintegrasi,

120

tidak saja terbatas pada sektor transportasi, tetapi juga menyangkut berbagai sektor, seperti tata guna lahan, ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan Kota Medan ini menjadi penting keberadaannya dalam mendukung tidak saja perekonomian lokal kota, namun juga Propinsi Sumatera Utara bahkan perekonomian nasional. Medan telah tumbuh sebagai kota Metropolitan. Pertumbuhan kota Medan dan perluasan pusat-pusat kegiatan di wilayah sekitarnya, menjadikan wilayah penyangga disekitar kota Medan ikut berkembang, seperti Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang. Dengan kondisi demikian kota Medan dan sekitarnya pada saat ini tumbuh membentuk kawasan aglomerasi MEBIDANG.

Kebijakan pengembangan tata ruang yang ditetapkan pada tingkat nasional dalam RTRWN dan kemudian dipertimbangkan dalam RTRW Propinsi Sumatera Utara meliputi:

a. Menetapkan Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional

b. Menetapkan Pematang Siantar, Rantau Prapat, Kisaran dan Sibolga sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

c. Menetapkan kawasan andalan sekitar PKW untuk pengembangan sektor

unggulan

d. Menetapkan kawasan perkotaan Medan–Binjai–Deli Serdang

(MEBIDANG) sebagai kawasan tertentu yang mempunyai nilai strategis untuk diprioritaskan pengembangannya dalam konstelasi Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle (IMT-GT);

e. Menetapkan Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhn utama sekunder,

Pelabuhan Sibolga dan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan pengumpul

121

regional, serta Pelabuhan Gunung Sitoli dan Teluk Nibung sebagai pelabuhan pengumpan lokal.

f. Bandar Udara Polonia Medan diarahkan sebagai pusat penyebaran primer. Arahan struktur Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sebagai pusat pelayanan primer, pusat yang melayani wilayah Propinsi Sumatera Utara.

Pengembangan Kota Medan sebagai pusat pelayanan primer A diarahkan sebagai pusat aktivitas sekunder dan tersier bagi Propinsi Sumatera Utara dengan fungsi utama

a. Pusat Pemerintahan;

b. Pusat perdagangan dan jasa regional;

c. Pusat distribusi dan kolektor barang dan jasa regional; d. Pusat pelayanan jasa pariwisata;

e. Pusat transportasi darat, laut dan udara regional; f. Pendidikan Tinggi;

g. Industri.

Untuk melaksanakan fungsinya wilayah Kota Medan dibagi menjadi 9 Bagian Wilayah Kota (BWK) dan 2 pusat primer:

a. BWK Belawan terdiri dari Kecamatan Medan Belawan;

b. BWK Medan Labuhan terdiri dari Kecamatan Medan Labuhan;

c. BWK Medan Marelan terdiri dari Kecamatan Medan Marelan;

d. BWK Medan Perjuangan terdiri dari Kecamatan Medan Perjuangan dan

Medan Tembung;

122

e. BWK Medan Area terdiri dari Kecamatan Medan Area, Medan Kota,

Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan Medan Amplas;

f. BWK Medan Polonia terdiri dari Kecamatan Medan Polonia dan Medan

Maimun;

g. BWK Medan Helvetia terdiri dari Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan

Medan Petisah, dan Kecamatan Medan Sunggal;

h. BWK Medan Selayang terdiri dari Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan

Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor;

i. BWK Medan Timur terdiri dari Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan

Timur dan Kecamatan Medan Barat.

Dua pusat sekunder adalah Pusat Primer Utara : antara Kecamatan Labuhan dan Marelan dan Pusat Primer CBD Polonia: Kecamatan Medan Polonia dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota bagian selatan dan untuk dapat lebih merata dan mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadi inti pusat Kota Medan. Pengembangan pusat primer didukung dengan pengembangan pusat sekunder.

Oleh karena itu adanya penetapan kawasan perkotaan Mebidang berimpikasi terhadap Rencana Sistem Transportasi di Kota Medan, artinya Kota Medan sudah harus didukung dengan Sistem Angkutan Umum Massal dengan memperhatikan pusat pengembangan primer secara internal dan eksternal. Dan perlu MOU antar Kota dan Kabupaten Wilayah Mebidang.

Semua hal diatas merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam managemen pembangunan Kota Medan, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasannya. Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam

123

manajemen pembangunan Kota Medan adalah transportasi. Perkembangan wilayah yang begitu pesat menyebabkan ketertinggalannya penyediaan sarana dan prasara transportsi sehingga tidak sesuai lagi dengan permintaan.

B. Gambaran Transporasi Kota Medan