• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPALA DINAS

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teor

B. Implementasi Kebijakan

2. Pengertian Implementasi Kebijakan

bahwa untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan perlu didasarkan pada tiga aspek, yaitu: 1) tingkat kepatuhan birokrasi terhadap birokrasi di atasnya atau tingkatan birokrasi, sebagaimana diatur dalam undang-undang, 2) adanya kelancaran rutinitas dan tidak adanya masalah; serta 3) pelaksanaan dan dampak (manfaat) yang dikehendaki dari semua program terarah.

Para pakar dan pemerhati kebijakan yang lain juga mengemukakan urgensi implementasi kebijakan, sesuai dengan sudut pandang dan latar belakang pemikirannya. Namun, apapun perspektif dan latar belakang pernikirannya disepakati bahwa implementasi kebijakan merupakan sesuatu hal yang perlu untuk diteliti.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa timbulnya kebijakan publik disebabkan karena adanya gejala yang muncul atau dirasakan didalam masyarakat. Jadi kebijakan menurut tangkilisan tidak hanya bertumpu pada keadaan-keadaan dalam organisasai saja yang bersifat enthrophi akan tetapi lebih dinamis karena bersumber dari kehidupan masyarakat.berkenan dengan itu di satu pihak kebijakan publik menekannkan pada keinginana rakyat banyak yang hidup dalam masyarakat banyak yang hidup dalam masyarakat luas publik, dan tidak hanya berdasarkan kemauan elit yang berkuasa14

13

Ib.id hal 3

14

Op. cit. Hal 19

. Sedangkan dipihak menurut pendapat yang sama lain bentuk organisasi tidak menekankan pada sistem

44

enthrophi dan memerlukan proses pengembangan dan pembinaan organisasi yang terus menerus

Sistem birokrasi yang menekankan pada formalitas saja, tanpa mengindahkan dan menghargai unsure manusia secara utuh akan mengakibatkan kebijakan publik relatif tidak tepat sasaran. Oleh karena itu para ahli berpendapat hal yang paling esensial dalam kebijakan publik adalah usaha melaksanakan kebijakan publik. Jika suatu kebijakan telah diputuskan kebijakan tersebut tidk berhasil dan terwujud bilamana tidak dilaksanakan

Pejabat politik harus memikirkan bagaiman memilih dan membuat kebijakan publik. Sekarang timbul pertanyaan bagaiman kebijakan itu dilakasanakan. Usaha untuk melaksanakan kebijakan tentunya membutuhkan suatu keahlian dan ketrampilan, menguasai persolan yang hendak dikerjakan, didalam hal ini kedudukan birokrasi menempati kedudukan yang strategis karena birokrasilah yang berkewajiban melaksanakan kebijakan tersebut, sehingga birokrasi senantias dituntut untuk mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi.

Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kegiatan dirumuskan. Menururt Robert Nakamura dan Frank Smallwood hal-hal yang berhubungan dengan implementasii adalah keberhasilan dalam mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan kedalam keputusan-keputusan yang bersifat khusus. Sedangkan menurut Pressman implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam

45

mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam menghubungkan kausal antara yang diinginkan dengan cara mencapainya15

Menurut Patton dan Sawicki implementasi kebijakan adalah berbagai kegiatan yang dilakukan untuk merealisasikan program, dimana eksekutif berperan mengatur cara dalam mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi

.

16

Menurut jones tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi keputusan adalah

. Hal ini didasarkan pada pendapat Jones yang menganalisis masalah pelaksanaan kebijakan dengan mendasarkan pada konsepsi kegiatan-kegiatan fungsional. Beliau mengemukakan beberapa dimensi dari implementasi pemerintahan mengenai program-program yang sudah disahkan, kemudian menetukan implementasi, juga membahas actor-akto yang terlibat, dengan memfokuskan pada birokrasi yang merupakan lembaga eksekutor. Jadi implementasi merupakan suatu proses dinamis yang melibatkan secara terus- menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program pada tujuan kebijakan yang diinginkan.

17

1. penafsiran yaitu merupakan kegiatan yang menterjemahakan makna program

kedalam pengaturan yang dapat diteriman da dapat dijalankan

2. organisasi merupak unit atau wadah untuk menempatkan program kedalam

tujuan kebijakan

15

Ib. id. Hal. 17

16

Ib. id. Hal. 20

17

Ib. id. Hal. 18

46

3. penerapan yang berhubungan denga perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah

dan lain-lainnya

Dengan penjelasan tersebut implementasi kebijakan dapat dipandang sebagi suatu proses melaksankan keputusan kebijaksanaan, biasanya dalam bentuk Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan, Pemerintah Eksekutif,atau Instruksi Presiden

Menurut wibawa (1994), implementasi kebijakan merupakan pengejawantahan keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi- instruksi eksekutif yang penting atau keputusan perundang- undangan. Idealnya keputusan-keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani, menetukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam berbagai cara menggambarkan struktur proses implementasi tersebut. Tujuan implementasi kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah.

Dari uraian daiatas dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah serangkaian usaha dalam bentuk pertimbangan untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kebijakan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan hubungan kebijakan tersebut secara vertical maupun secara horizontal dalam rangka mencapai mencapai sasaran yang telah ditentukan baik dalam jangka panjang maupun pada saat ini. Untuk dapat memahami secara secara jelas dapat dilihat pada pada gambar berikut.

47

Gambar 1: Gambaran implementasi kebijakan

Dari pengertian tersebut bisa dilihat bahwa pada dasarnya terdapat dua pilihan langkah dalam implementasi kebijakan publik yakni langsung mengimplementasikannya dalam bentuk program atau terlebih dahulu melakukan formulasi kebijakan devirat atau turunan dari kebijakan publik tersebut lalu mengimplementasikannya.

Dan langkah implementasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah langkah kedua, yakni terlebih dahulu melakukan formulasi kebijakan devirat atau turunan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan. Karena pada dasarnya kebijakan publik yang masih berbentuk Undang-Undang atau Perda tergolong pada jenis kebijakan yang memerlukan kebijakan publik yang dapat menjelaskan dengan detail bagaimana pelaksanaannya atau sering disebut sebagai peraturan pelaksanaan.

48