206 DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Abidin, Said Zainal.2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Pancur Siwah
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktek. Jakarta. Rineka cipta
Budi winarno. 2004. Teori dan Proses Kebijakan public.Media Presindo: Yogjakarta
Bungian, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis Dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Emzir. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta :Rajawali
Indiahono, Widianto. 2009. Kebijakan Publik berbasis Dinamic Policy Analysis. Yogyakarta : Penerbit Grava Media
Idrus, Muhammad. 2009. Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Moleong, lexi. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. PT Remaja. Rosdakarya
Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survay. LP3ES: Jakarta
Solichin, H Abdul Wahab. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. UMM Press: Malang
Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif R &D. Bandung. Alfabeta
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Lukman Offset YPAPI: Yogyakarta.
Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial ( edisi Kedua). Jakarta. Bumi aksara
Parsons, Wayne.2005. Publik Policy Pengantar Teori dan Praktik Analisis kebijakan. Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media group
Warpani, P Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : Penerbit ITB
Zuriah, Nurul. 2006. Metode penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sumber Undang-Undang dan Peraturan
207 Undang-undang Dasar 1945
Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 32 Thaun 2004 Tentang pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031
Sumber Dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Medan tahun 2011-2015
Rencana strategis Dinas Perhubungan Kota Medan tahun 2011-2015
Rencana strategis Dinas Bina Marga Kota Medan tahun 2011-2015
Rencana strategis Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tahun 2011-2015
Rencana Kerja Pemerintah Dina Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan 2001-2015
Sumber Jurnal
Jurnal Administrasi Publik. Volume I No. I Thn. 2010
Sumber Internet
pada pukul 09.36, 26/4/2013
81
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1.Bentuk Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006)
penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian- kejadian,
secara sistematis dan akurat, mengenai sifat- sifat populasi atau daerah tertentu.
Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan
saling berhubungan dengan menguji hipotesis27
3.2.Lokasi Penelitian
. Oleh karenanya dalam penelitian
inj sendiri penulis akan mencari gejala, fakta-fakta kejadian dan yang
berhubungan dengan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32
Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
Didalam penelitian ini sendiri penulis akan berusaha menghubungkan
secara sistematis akan gejala-gejala yang berhubungan dengan implementasi
kebijakan sehingga lahir suatu analis yang akan melahirkan suatu pandangan baru
akan kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2011 Tentang
Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas terkhusus pandangan dalam rangka implementasi kebijakan yang
bersangkutan.
27
Zuriah, Nurul. 2006. Metode penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara) hal. 47
82
Guna memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini
sekaligus guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, pada awalnya
lokasi penelitian ini hanya kantor Dinas Perhubungan kota Medan yang beralamat
di Jalan Pinang Baris no 14 A, Medan kode pos 20127. Namun seiring
berjalannya proses penelitian ini ternyata penulis merasa tidak cukup hanya
penjelasan dari pihak Dinas Perhubungan. Penulis membutuhkan informasi dari
pihak lain yang ikut terlibat dalam pengerjaan kebijakan ini. Oleh karenanya
dalam Pengerjaan penelitian ini penulis melakukan penelitian di dinas lain yaitu
Dinas Bina Marga Kota Medan dan dinas Tata ruang Tata Banguna Kota Medan.
3.3. Informan Penelitian
Sesuai dengan penjelasan diatas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Hendarso menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan
untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek
penelitian yang telah tercermin dalan focus penelitian ditentukan secara sengaja.
Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan
berbagi informasi yang diperlukan selama proses penelitian28
1. Informan Kunci (Key Informan) yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti. .
Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang
diperlukan selama proses penelitian. Menurut Bagong (2005) informan peneliti
meliputi beberapa macam yaitu
28
Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial ( edisi Kedua). (Jakarta. Bumi aksara) Hal. 50
83
Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala Dinas
Perhubungan Kota Medan yang di wakilkan Kepada Kassubag Penyusunan
Program Perencanaan Dinas perhubung yaitu Bapak Amik Hasibuan.
2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social
yang diteliti .Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah
pelaksana kebijakan yaitu Kepala Bidang Lalu Lintas dan angkutan Darat Yang
diwakilkan oleh salah sat pegawai bidang Lalu Lintas dan angkutan darat
Nikmal F Lubis, Kepala dinas Dinas Bina Marga yang diwakilakan Kepada
Bagian Perencanaan dan Program Jalan Bapak Edi Ganda Pandapotan Sihite,
Kepala Dinas Perencanaan Tata Ruang kota dan Tata Bangunan Kota Medan
yang diwakilkan Kepada Kepala Bidang Perencanaan dan Program Dinas Tata
Ruang Kota Medan Bapak S Gule.
3. Informan Tambahan yaitu adalam mereka yang memberikan informasi
walaupun tidak terlibat dalam interaksi social yang diteliti. Adapun informan
tambahan yaitu pegawai pegawai dinasterkai selain yang disebutkan diatas
dimana mempunyai pandangan atau pengalaman dalam pengerjaan kebijakan
ini. adapun informan tambahan tersebut adalah Herpin Napitupulu pegawai
Dishub bidang Administrasi Umum, Bapak Massa Simatupang Pegawai
Bagian Umum Dinas Tata ruang Kota Medan, Nurmaya Siahaaan salah satu
pegawai Bagian Umum Dinas Bina Marga)
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Pengumpulan Data Primer
84
Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan
penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan melalui :
a. Wawancara, yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh
data yang lengkap dan mendalam dari informan. Metode ini dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan memiliki
relevansi terhadap masalag yang berhubungan dengan penelitian.
b. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang
ditemukan di lapangan untuk melengkapi data- data yang diperlukan sebagai
acuan untuk yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun
telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini
data-data sekunder yang diperlukan antara lain literature yang relevan dengan judul
penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, peraturan-peraturan, sturuktur
organisasi, jadwal, waktu, petunjuk, pelaksana, petunjuk teknis, dan lain-lain yang
memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
3.5. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian
dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian
dikumpulkan untuk diolah secar sistematis. Menurut Moleong (2006:274 ), teknik
analisis data kualitatif dilakukan dengan menelaah seluruh data yang terkumpul,
mempelajari data, menelaah, dan menyusunya dalam satuan-satuan, yang
85
kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan dan
serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar
peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.
Menurut Burhan Bungin (2012) terdapat beberpa aktifitas dalam analisis
data yaitu29
a.Data reduction/reduksi data
Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus
menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung. Tentu saja proses reduksi
data ini tidak harus menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru
melaksanakan analisis namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga
selain meringankan keraj peneliti juga memudahkan peneliti dalam melakukan
kategorisasi data yang telah ada. Jika hal tersebut telah dilakukan data akan secara
mudah dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang telah dibuat oleh peneliti.
Dalam artian reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan hal-hal yang
penting dalam penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan
gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk mencari data selanjutnya
dan mencarinya bila diperlukan
b.Data display/penyajian
Display data bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.
Kegiatan reduksi data dan proses penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang
29
Bungian, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis Dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada) Hal. 61
86
terkait dengan proses analisis data model interaktif. Dengan demikian kedua
proses ini berlangsung selama selama proses penelitian berlangsung dan belum
berakhir sebelum laporan hasil akhir penelitian disusun. Display data dilakukan
untuk mempermudah peneliti memahami data yang diperoleh selama penelitian
dibuat dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, gambar atau bentuk
tabel.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).
Conclusian/verifikation adalah usaha penarikan arti data yang telah
ditampilkan berdasarkan bukti-bukti yang didapat oleh peneliti. Pemberian makna
ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan
pencatatan untuk pola-poladan tema yang sama, pengelompokan dan pencarian
kasus negative (kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang).
Dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan
menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi
yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan
kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang belum
pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti.
Temuan tersebut berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa
hipotesis atau teori.
3. 6. Pengujian Keabsahan Data
Salah satu syarat bagi analisis data adalah dimilikinya data yag valid dan
reliable. Untuk itu dalam kegiatan penelitian kualitatif dilkukan upaya validasi
87
data. Objektivitas dan keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat
reliabilitas dan validitas data yang diperoleh. Dengan mengacu pada moleong
(2006), untuk pembuktian dan validitas data ditentukan oleh kredibilitas dan
interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan
sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian
(perspektif emik)30
1. Memperpanjang observasi
.
Agar terpenuhinya validitas data dalam penelitian kualitatif, dapat
dilakukan dengan cara antara lain
2. Pengamatan yang terus menerus
3. Triangulasi
4. Membicarakan hasil temuan dengan orang lain
5. Menganalisis kasus negative
6. Menggunakan bahan referensi
Adapun reliabilitas dapat dilakukan dengan pengamatan sisematis, berulang dan
dalam situasi yang berbeda.
Guba menyarankan tiga teknik agar data dapat memenuhi Kriteria validitas
dan reliablitas yaitu: memperpanjang waktu tinggal, observai lebih tekun,
melakukan triangulasi. Lebih lanjut menurut Denzin triangulasi yang dimaksud
meliputi menggunakan sumber, metode, peneliti lebih dari satu atau ganda sampai
ditemukan data jenuh31.
30
Moleong, lexi. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. (Bandung. PT Remaja. Rosdakarya)
31
Idrus, Muhammad. 2009. Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif. (Yogyakarta : PT Gelora Aksara Pratama) Hal. 141
88
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Gambaran Kondisi Pemerintah Kota Medan
A. Visi Dan Misi Kota Medan
Adapun yang menjadi visi pembangunan Kota Medan Tahun 2011–2015
adalah: Kota Medan menjadi kota metropolitan yang berdaya saing, nyaman,
peduli, dan sejahtera. Makna utama visi pembangunan kota tahun 2011-2015
dapat dijelaskan sebagai berikut32
1. Kota Metropolitan
:
Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan nasional terutama pusat penyelengaraan pemerintahan; pusat
kehidupan politik lokal; pusat pertumbuhan kegiatan perdagangan dan jasa;
pusat kegiatan sosial, seni dan budaya masyarakat; serta pusat permukiman
maju yang ditandai oleh semakin terpadunya kegiatan sosial ekonomi;
terciptanya ketenteraman, ketertiban dan kenyamanan; tersedianya prasarana
dan sarana yang maju, bermutu, dan terpadu; tertatanya ruang dan lingkungan
hidup, sebagai ciri utama kota metropolitan baru.
2. Berdaya saing
Bermakna bahwa Kota Medan mempunyai keunggulan kompetitif, komparatif
dan koperatif secara regional, nasional dan global yang ditandai oleh tingginya
produktivitas sumberdaya manusia; berkembangnya industri, perdagangan dan
jasa keuangan; tersedianya infrastruktur sosial ekonomi yang lengkap;
terjaganya stabilitas keamanan, sosial, dan politik; terwujudnya tata
32
Disadur berdasarkan penjelasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Daerah Medan tahun 2011-2015
89
pemerintahan yang profesional; serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Nyaman
Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota layak huni bagi seluruh warga
kota dan warga asing dalam mengekspresikan dan menjalankan kegiatan
sosial, ekonomi dan budaya yang ditandai oleh suasana aman, tenang, damai,
tertib, beradab, bersahaja, serta bebas dari rasa takut dan khawatir.
4. Peduli
Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang memberikan pelayanan dan
perhatian yang tulus, empati, adil, dan merata bagi seluruh warga kota tanpa
membedakan suku, ras, agama, asal-usul, dan golongan yang ditandai oleh
sikap warga kota yang disiplin, suka bekerja keras,terbuka, toleran, berpikir
positif, kebersamaan, keteladanan dan kearifan.
5. Sejahtera
Bermakna utama bahwa Kota Medan menjadi kota dengan masyarakat yang
terpenuhi dan terfasilitasi hak-hak dasarnya, baik hak atas pendidikan,
kesehatan, sandang, pangan, lingkungan, perumahan, kehidupan keagamaan,
keamanan, berkurangnya angka kemiskinan absolut dan pengangguran serta
semakin meningkatnya pendapatan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan kota yang ditetapkan dan
sekaligus mempertegas tugas, fungsi dan dan tanggungjawab seluruh pelaku
pembangunan, baik oleh penyelenggara pemerintahan daerah maupun masyarakat
selama lima tahun ke depan, maka misi pembangunan kota tahun 2011-2015
adalah sebagai berikut
90
1. Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan,
transparan dan akuntabel.
Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan,
transparan dan akuntabel berarti dan dimaknai membangun suatu
pemerintahan yang beretos kerja memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan prinsip-prinsip pokok 10 kepemerintahan yang baik. Pemerintahan
daerah yang baik merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan kota yang
berdaya guna dan berhasil guna serta memiliki daya saing. Oleh karena itu,
membangun pemerintahan daerah yang baik merupakan misi utama yang
dijalankan 5 tahun ke depan.
2. Meningkatkan penataan prasarana dan sarana perkotaan yang serasi dan
seimbang untuk semua kawasan kota.
Hal ini dimaknai sebagai membangun dalam rangka kegiatan masyarakat
yang bersifat sosial maupun ekonomi. Pembangunan dilakukan secara serasi
dan seimbang berarti tetap memperhatikan prinsip efisiensi dalam rangka
meningkatkan produktivitas, juga tetap memperhatikan keserasian antara
kawasan misalnya kawasan pusat kota dan kawasan lingkar luar maupun
kawasan lainnya yang tertinggal. Daya saing ekonomi kota akan sangat berarti
bila didukung oleh sarana dan prasarana kota yang modern. Hadirnya sarana
dan prasarana kota yang modern, handal dan asri merupakan syarat perlu bagi
pembangunan kota secara keseluruhan.
3. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi kota yang merata dan
berkelanjutan
91
Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi kota dimaknai sebagai
percepatan pertumbuhan perekonomian kota yang memiliki kualitas dan
mampu menciptakan kesempatan kerja sekaligus mengentaskan kemiskinan
kota secara berkelanjutan, serta upaya memberikan perkuatan terhadap sektor
unggulan ekonomi kota, terutama UKMK.
4. Mewujudkan penataan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, nyaman dan
religius.
Lingkungan perkotaan baik permukiman, perdagangan dan industri harus
bersih, sehat, nyaman dan religius serta terhindar dari bahaya seperti banjir,
kebakaran, dan konflik sosial. Ini dimakna lingkungan yang akan diciptakan
harus dapat memberikan rasa nyaman dan menunjang peningkatan kesehatan,
serta harus berkelanjutan dan menjamin masa depan pembangunan kota.
5. Meningkatkan kualitas masyarakat kota
Misi ini dimaknai untuk membangun masyarakat yang sejahtera melalui upaya
peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat, penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pelayanan publik, keamanan dan ketertiban, religius dan partisipatif
serta dalam suasana kehidupan yang harmonis dan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing-masing, serta peningkatan kualitas sumber daya
masyarakat.
B. Struktur Organisasi
Organisasi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang menyelenggarakan
tugas – tugas umum pemerintahan, kewenangan desentralisasi serta membantu
92
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Kepala Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah,
Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Unit Pelaksana Daerah, Kecamatan dan
Kelurahan.
1. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 28 tahun
2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota
Medan dan Sekretariat DPRD Kota Medan. Sekretariat Daerah merupakan unsur
staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas pokok
Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup:
(1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2)
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, (3) pengelolaan sumber daya
aparatur; keuangan; prasarana dan sarana Pemerintah Daerah serta (4)
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan fungsinya.
Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 1 orang Sekretaris Daerah, 4
orang Asisten dan 11 orang Kepala Bagian, 1 Sekretaris Dewan dan 3 Bagian.
5. Dinas Daerah.
Dinas Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun
2002 tentang Perubahan atas Perda Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas Daerah di lingkungan Pemko
Medan yang terdiri dari 21 Dinas. Dinas Daerah merupakan unsure pelaksana
93
pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang
tertentu seperti pendidikan, pariwisata dan kebudayaan, kesehatan, perhubungan,
informasi, telekomunikasi dan pengolahan data elektronik, pertanian dan lain-lain.
6. Lembaga Teknis Daerah.
Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh
seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu
Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang
tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Pembentukannya didasarkan pada
Peraturan Daerah Nomor 36 Tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan tata
kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Medan yang terdiri dari 8 Badan dan 5
Kantor. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kota Medan
antara lain Badan Pengawas, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan
Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat,
Kantor Polisi Pamong Praja dan Kantor Penanaman Modal Daerah, dan lain-lain.
7. Unit Pelaksana Daerah.
Unit Pelaksana Daerah berkedudukan sebagai pelaksana daerah yang
membantu Walikota di bidang tertentu, dipimpin oleh Kepala Unit yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
8. Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh
seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
94
Walikotamelalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari camat,
sekretariat kecamatan, dan 5 seksi. Pemerintah Kota Medan dibantu oleh 21
Kecamatan, 151 Kelurahan dan 105 seksi.
4.2. Kondisi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pelaksana Kebijakan Lalu Lintas
A. Kondisi Dinas Perhubungan 1. Visi dan Misi Dinas Perhubungan
Dengan berpedoman pada visi RPJMD Kota Medan 2011-2015 dan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan dalam mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Dinas
Perhubungan Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut33
1. Handal,
:
” Terciptanya Transportasi Kota Medan yang Handal, Nyaman, dan Manusiawi”
Yang dimaksud dengan handal adalah kuat atau kokoh dalam menerima
goncangan dari segala sesuatu. Transportasi yang handal dapat tercipta apabila
mempunyai sistem transportasi yang effektif dan effisien didalam suatu sistem
jaringan yang ideal yang mengutamakan Sistem Transportasi Terpadu. Sistem
Jaringan ideal terbentuk dimana adanya suatu keseimbangan antara biaya yang
dikeluarkan oleh pengguna dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh
pemerintah dalam mengatasi transportasi yang ada. Indikator kehandalan
transportasi yang diharapkan terkait dengan kinerja lalulintas adalah kecepatan
33
disadur berdasarkan rencana strategi dinas Perhubungan kota medan
95
dan keamanan. Transportasi yang handal dapat mendukung multi aspek yaitu
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
2. Nyaman,
yang dimaksud dengan nyaman adalah sehat. Transportasi yang nyaman akan
memberikan kesehatan bagi masyarakat pengguna lalulintas dan masyarakat
sekitarnya. Sehingga dalam kegiatan transportasi harus mengedepankan aspek
lingkungan yang akan ditimbulkannya.
3. Manusiawi,
yang dimaksud dengan manusiawi adalah dihargai seperti manusia.
Keterkaitan dengan transportasi arti kata manusiawi dapat dikatakan bahwa
pelayanan transportasi yang diberikan layak untuk seorang pengguna
transportasi. Terkait pelayanan transportasi yang manusiawi tidak terlepas dari
prasarana angkutan umum yang ada. Penilaian manusiawi terkait dengan
angkutan umum indikator penilaian yang diharapakan adalah persepsi
masyarakat terhadap pemerintah dalam memberikan layanan angkutan umum
ditinjau dari sarana berupa kendaraan, prasarana berupa fasilitas terminal dan
tarif angkutan umum.
Dengan memperhatikan visi tersebut, maka misi Dinas Perhubungan Kota
Medan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur maupun
masyarakat
2. Meningkatkan sarana prasarana penunjang ketertiban, kelancaran keamanan
dan kenyamanan lalu lintas
96
3. Meningkatkan peran bidang perhubungan dalam mendukung pembangunan/
pengembangan wilayah, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya
4. Meningkatan peran dalam penggalian sumber pendapatan asli daerah dan
sektor perhubungan
B. Struktur Organisasi Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan
Secara umum, rencana strategis Dinas Perhubungan Kota Medan dalam
tahap implementasi pelaksanaan akan dikelola oleh seluruh jajaran aparatur Dinas
Perhubungan Kota Medan dengan struktur organisasi sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan terdiri dari : Satu orang kepala
dinas Dinas, Sekretariat, membawahi: Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan
dan Sub Bagian Penyusunan Program, Bidang Teknik Sarana dan Prasarana,
membawahi: Kasi Teknik Perbengkelan dan Karoseri, Kasi Pengembangan
Teknik PKB, dan Kasi Pengembangan Teknik Terminal, Bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Darat, membawahi: Kasi Manajemen dan Rek. Lalu Lintas, Kasi
Pengendalian dan Ketertiban dan Kasi Angkutan Darat. Bidang Perhubungan Laut
dan Udara, membawahi : Kasi Kepelabuhanan dan Kebandarudaraan, Kasi Lalu
Lintas angkutan laut dan Kasi Penunjang Keselamatan Pelayaran. Bidang
Perparkiran, membawahi : Kasi Parkir Khusus, Kasi Parkir Wil. I dan Kasi Parkir
Wil. II. Selain terdapat 4 (empat) unit UPTD meliputi Ka. UPTD PKB Amplas,
Ka. UPTD PKB P. Baris, Ka. UPTD Terminal Tipe A Amplas, Ka. UPTD
Terminal Tipe A P. Baris,
97 Kepada Dinas
Sekretaris
Kassubag Umum Kassubag Keuangan Kassubag Penyusunan Program
Kabid Tekhsapra Angk.Darat Kabid Lalin & Angkutan Darat Kabid Hub. Laut & Udara Kabid Parkir
Kasi Tekhnik Perbengkelan Karoseri
Kasi Pengembangan Tekhnik Penguji Kendaraan Bermotor
Kasi Pengembangan Teknik Terminal
Kasi Manajemen & Rekayasa Lalu Lintas
Kasi Angkutan Darat
Kasi Pengendalian & Ketertiban
Kasi Kepelabuhan & Kebandar udaraan
Kasi Lalu Lintas &
Kasi Penunjang Kes.Pelayaran
Kasi Parkir Khusus
Kasi Parkir Harian Wilayah - I
Kasi Parkir Harian Wilayah - II
UPTD Terminal Penumpang Type A P.Baris
UPTD Terminal Penumpang Type A Amplas UPTD Pengujian Kend.Bermotor P.Baris
Gambar 6.
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan
UPTD Pengujian Kend.Bermotor Amplas
98
Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan ini dikembangkan dan
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009
Tanggal 4 Maret 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kota Medan.
2. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan
Penyelenggaraan urusan perhubungan selama Tahun 2010, secara
kelembagaan digerakkan oleh sumber daya kepegawaian sebagai berikut :
Tabel 2 : Kualifikasi Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan
NO URAIAN JUMLAH
(ORANG)
Persentase (%)
1. Jumlah Pegawai 616 100
2. Kualifikasi menurut Pendidikan :
2.1 SLTA sederajat 494 80.19
2.2 D-III 10 1.62
2.3 S1 97 15.75
2.4 S2 15 2.44
3. Kualifikasi menurut Golongan :
3.1 Gol. I 35 5.68
3.2 Gol. II 376 61.04
3.3 Gol. III 200 32.47
3.4 Gol. IV 5 0.81
4. Kualifikasi menurut Jabatan :
4.1 Eselon II 1 4.00
4.2 Eselon III 5 20.00
4.3 Eselon IV 19 76.00
Dari aspek pengetahuan teknis transportasi, dari 616 pegawai Dinas
Perhubungan Kota Medan hanya 10 orang (0,02%) yang mempunyai latar
belakang pendidikan formal dibidang transportasi dan 26 orang (0,05%) yang
pernah mengikuti kursus teknis/fungsional Lalu Lintas dan Angkutan jalan,
Penyidik Pengawai Negeri Sipil (PPNS) sebanyak 36 orang (0,08%)..
99
Tabel 3. Jumlah Pegawai Yang Mengikuti Diklat Teknis/Fungsional sampai dengan Tahun 2010
No. Nama/Jenis Pendidikan Latihan Teknis Jumlah Orang
1. Pembekalan Kepala Dinas 1
2. Orientasi Tingkat I Lalu Lintas Angkutan Jalan (OLLAJ I) -
3. Orientasi Tingkat II Lalu Lintas Angkutan Jalan (OLLAJ II)
1
4. Orientasi LLASDP -
5. Orientasi Pelabuhan -
6. Pembantu Syahbandar -
7. Manajemen Terminal Angkutan Jalan (MTAJ) 7
8. Surveior Supervisi LLAJ -
9. Otomotif -
10. Manajemen Angkutan Umum (Mau) -
11. Manajemen Lalu Lintas (MLL) 4
12. Perencanaan Jaringan Transportasi 2
13. Analisis Dampak Lalu Lintas (Andall) 3
14. Teknik Pengumpulan dan Pengolah Data 1
15. Patroli Pengawalan -
16. Pengujian Kendaraan Bermotor 9
17. PPNS LLAJ 39
18. Pendidikan Formal di Bidang Transportasi 10
J u m l a h 77
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010).
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan pasal 3, 4 dan 5 Peraturan Walikota Medan Nomor 2
Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota
Medan, telah diatur tugas dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan.
Dinas merupakan unsur pelaksanaan pemerintah daerah, yang dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang perhubungan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaian dimaksud dalam pasal 4,
Dinas menyelenggarakan fungsi :
100
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang
perhubungan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
1. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Dalam melaksanakan tugas pokok sekretariat menyelenggarakan fungsi :
1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas
lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan
dan penyusunan program;
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;
c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan Dinas;
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan;
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas;
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
101
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Angkutan Darat
Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat dipimpin oleh
Kepala Bidang, yang berada dibawah ini dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang teknik sarana dan prasarana
angkutan darat menyelenggarakan fungsi:
1. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Angkutan Darat mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup teknik perbengkelan
karoseri, pengembangan teknik terminal.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang Teknik Sarana dan
Prasarana Angkutan Darat;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan karoseri,
pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan
pengembangan teknik terminal;
c. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup usaha
bengkel umum kendaraan bermotor, usaha mendirikan pendidikan dan
latihan mengemudi;
d. Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan dan pengembangan
terminal;
102
e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan terminal yang bukan Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas;
f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lingkup bidang sarana dan
prasarana angkutan darat;
g. Pelaksanaan memonitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
sarana dan prasarana angkutan darat;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat dipimpin oleh Kepala Bidang,
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Dalam
melaksanakan tugas pokok, Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat
menyelenggarakan fungsi:
1. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup manajemen dan rekayasa lalu
lintas, angkutan darat, pengendalian dan ketertiban;
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Darat.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup manajemen dan rekayasa lalu lintas,
angkutan darat, pengendalian dan ketertiban;
c. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan kota;
d. Pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan;
103
e. Pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi
pengoperasian penyelenggaraan angkutan penyeberangan dan pelaksanaan
perkeretapian kota;
f. Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk
kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam kota, penetapan
kelas jalan pada jaringan jalan kota, penetapan jaringan lintas angkutan
barang, rencana umum jaringan sungai dan danau;
g. Pelaksanaan proses prijinan dan pelayanan lainnya lingkup lalu lintas dan
angkutan kota meliputi ijin trayek angkutan kota operasi angkutan taksi,
usaha angkutan pariwisata, usaha angkutan barang dan lainnya sesuai
dengan urusan pemerintahan kota;
h. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup lalu lintas dan
angkutan darat;
i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang lalu lintas
dan angkutan darat;
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4. Bidang Perhubungan Laut dan Udara
Bidang Perhubungan Laut dan Udara dipimpin oleh Kepala Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam
melaksanakan tugas pokok Bidang Perhubungan Laut dan Udara
menyelenggarakan fungsi:
104
1. Bidang Perhubungan Laut dan Udara mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup kepelabuhan, kebandar udaraan, lalu lintas,
angkutan laut, dan penunjang keselamatan pelayaran;
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Perhubungan Laut dan Udara menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perhubungan Laut
dan Udara;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kepelabuhan, kebandarudaraan, lalu
lintas dan angkutan laut dan penunjang keselamatan pelayaran;
c. Pelaksanaan proses perijinan, lalu lintas dan angkutan laut, dan penunjang
keselamatan pelayaran meliputi surat ijin berlayar (SIB), ijin kegiatan
pengerukan kegiatan reklamasi, ijin kegiatan pengerukan di wilayah
perairan pelabuhan khusus lokal, ijin usaha pelayaran rakyat, ijin usaha
perusahaan angkutan laut dan lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan
kota;
d. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup
kepelabuhanan, kebandarudaraan, lalu lintas dan angkutan laut, dan
penunjang keselamatan pelayaran;
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
perhubungan laut dan udara;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
105
5. Bidang Perparkiran
Bidang Perparkiran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokok,
Bidang Perparkiran menyelenggarakan fungsi:
1. Bidang Perparkiran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup parkir khusus dan parkir harian;
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Perparkiran menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perparkiran;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perparkiran;
c. Pelayanan perparkiran untuk tempat umum dan tempat khusus;
d. Pelaksanaan proses pemberian ijin penyelenggaraan dan pembangunan
fasilitas parkir untuk umum;
e. Pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan kota;
f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup perparkiran;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
perparkiran;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
B. Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan A. Visi dan Misi
Rencana Strategis Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan merupakan
penjabaran RPJMD Pemerintahan Kota Medan 2011-2015. Oleh sebab itu,
perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Tata Ruang dan Tata
106
Bangunan dalam lima tahun mendatang (2011-2015) berpedoman pada visi, misi,
tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Pemerintah Kota
Medan tahun 2011-2015.
1. Visi
Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan 2011-2015 dan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2011-2015,
maka visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Tahun 2011-2015 ditetapkan
sebagai berikut:
“Terwujudnya Kota Medan Yang Tertata, Nyaman, Modern Dan Berdaya Saing”
2. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi
sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Dinas Tata
Ruang dan Tata Bangunan menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan
dilaksanakan selama periode Renstra Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan mengevaluasi rencana tata ruang dan kebijakan penataan
ruang dan penataan bangunan secara berkualitas dan berkesinambungan
dengan melibatkan stakeholder
2. Mengembangkan menejemen organisasi SDM, program kerja dan sarana
serta prasarana yang berkelanjutan;
107
3. Memberikan pelayanan dan informasi yang prima dengan
mengembangkan teknologi sistem informasi;
4. Mengendalikan kebijakan penataan ruang dan bangunan melalui
pengawasan, pembinaan, penertiban dan koordinasi pembangunan;
5. Menigkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang kota dan
bangunan.
B. Struktur Organisasi, Susunan Kepegawaian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
1. Struktur Organisasi
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala
Dinas yang membawahi 4 (empat) orang Kepala Bidang dengan 12 (dua belas)
Kepala Seksi dan 1 (satu) orang Sekretaris dengan 3 (tiga) orang Kepala Sub
Bagian serta Kelompok Jabatan Fungsional yang saat ini masih belum terbentuk.
JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS
Kasubbag Penyusunan
KABID KABID PENGENDALIAN&
PEMANFAATAN RUANG
- Kasi Pengembangan Data dan Sistem
- Kasi Pengukuran
- Kasi Pemetaan
- Kasi Perencanaan Tata Letak
- Kasi Penelitian Rencana Tata
Ruang
- Kasi Evaluasi dan
Pengembangan Rencana Tata Ruang
- Kasi Perencanaan Bangunan
- Kasi Pelestarian&Konservasi
Bangunan
- Kasi Konstruksi Bangunan
- Kasi Pengaduan
- Kasi Operasi Pengawasan
- Kasi Penyuluhan
KEPALA DINAS
108
Gambar 7. Struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan Kota Medan
2. Susunan Kepegawaian
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan Kota Medan saat ini didukung oleh SDM sebanyak 142 orang
yang terdiri atas :
Tabel 4. Rincian Pegawai dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
NO URAIAN JUMLAH (ORANG)
1. Jumlah Pegawai 142
2. Kualifikasi menurut Pendidikan :
2.1 SLTP 6
3. Kualifikasi menurut Golongan :
3.1 Gol. I 1
3.2 Gol. II 22
3.3 Gol. III 97
3.4 Gol. IV 5
3. Tugas Pokok Dan Fungsi
Berdasarkan peraturan daerah kota medan Nomor 3 tahun 2009 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah lingkungan kota medan
fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan kota medan adalah sebagai berikut
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan
2. Penyelenggara urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang tata ruang
dan tata bangunan
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang tata ruang dan tata bangunan
109
4. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Adapun tugas dan fungsi dinas tata ruang dan Tata Bangunan Kota medan
berdasarkan Peraturan daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 disebutkan bahwa
a. Sekretariat
bertugas menyelnggarakan pengelolaan administrasi umum, keuangan dan
penyusunan program dengan fungsi
1. Penyusunanan rencana, program kegiatan kesekretariatan
2. Pengkordinasi penyusunan perencanaan program dinas
3. Pelaksana dan penyelenggara pelayanan administrasi kesekretariatan dinas
yang meliputi administrasi umum, kepegawaian keuangan dan
kerumahtanggaan dinas
4. Pelaksana kordinasi penyelenggaraan tugas dinas
5. Pengelolaann dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi dan ketatalaksanaan
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan
fungsinya
Bidang Pengukuran dan pemetaan bertugas melaksanakan tugas dinas
lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem dengan fungsi
1. Penyusunan rencana, program kegiatan bidang pengukuran dan pemetaan
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan
data dan sistem
110
3. Pengumpulan pengolahan data yang berhubungan dengan bidang tugas
pengukuran dan pemetaan
4. Penyelenggarana kegiatan pengukuran pemetaan dan fotogrametri rencana
kota
5. Penyelengaraan kegiatan di bidang pengukuran tanah dan ketinggian
bangunan untuk rencana pengembangan data ruang kota
6. Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dan pemabaharuan peta dasar, foto
udara dan dokumentasi, serta pemetaan GIS dalam pemetaan
7. Pelaksanaan monotoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengukuran
dan pemetaan
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan
fungsinya
b. Bidang Tata Ruang
Mempunyai tugas dinas lingkup penelitian rencana tata ruang dan letak,
evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang dengan fungsi
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang tata ruang
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengmebangan
data dan sistem
3. Pelaksanaan pengendalian rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis
penataan ruang dan bangunan malalui mekanisme advis plan
4. Pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Kertangan Rencana
Peruntukan (KRP) dan Ijin Mendirikan Banguna (IMB) agar sesuai dengan
rencana Tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penata ruang dan bangunan
111
5. Perencanaan dan penelitian Kelayakan site Plan (tata letak) pada permohonan
IMB agar sesusi dengan rencana Tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis
penata ruang dan bangunan
6. Perencanaan kebutuhan fasilitas sosial pada suatu kawasan atau lingkungan
7. Penyusunan advis plan
8. Penyusunan perencanaan penelitian/ survei dalam rangka penyusunan
evaluasi/revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota kawasan strategis
dan kebijaksanaan teknis penataan runag kota dan bangunan yang telah
ditetapkan
9. Pnyususnan dan penyebarluasan ketentuan norma-norma, standar pedoman
dan manual bagi pelaksanaan ketentuan yang berlaku\
10.Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan lingkup tata ruang
11.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan
fungsinya
c. Bidang Tata Bangunan
Mempunyai tugas perancangan kontruksi, konservasi bangunan dan
kawasan, dengan fungsi
1. Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang tata bangunan
2. Penyusunan petunujuk teknis lingkup tata bangunan
3. Pelaksanaan proses penerbitan ijin mendirikan bangunan
4. Penelitian setiappermohonan ijinmendirikan bangunan menyangkuat desai dan
kontruksi bangunan sesuai dengan advis plan
5. Pemberian bimbingan kepada masyarakat menyangkut desai arsitektur,
fasilitas bangunan dan kontruksi bangunan
112
6. Pengawasan, menfasilitasi dan membina upaya-upaya pelestarian dan
konservasi bangunan, kawasan dan lingkungan kota serta memberikan
usulan-ususlan pengikatan pelestarian bangunan
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata banguna
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan
fungsinya
d. Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Mempunyai tugas pengawasan, penyuluhan dan pengaduan dengan fungsi
1. Penyusunan rencana dan kegiatan bidang pengendalian dan pemanfaatan
ruang
2. Penyusunan petunjuk teknis pengawasan, penyuluhan dan pengaduan
3. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan mendirikan
bangunan agar tidak menyimpang dari IMB
4. Pelaksanaan kordinasi dengan instansi lain terkait penertiban bangunan yang
menyimpang
5. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
6. Penerimaan proses pengaduan keberatan masyarakat sesuai denga peraturan
yang berlaku
7. Pelaksanaan proses hukum terhadap pekerjaan mendirikan bangunan yang
menyipang dari IMB untuk diajukan kepengadilan
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pelaporan lingkup bidang
pengendalian dan pemanfaatan ruang
9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan
fungsinya
113
C. Dinas Bina Marga 1. Visi Dan Misi
Rencana Strategis Dinas Bina Marga merupakan penjabaran RPJMD
Pemerintahan Kota Medan 2011-2015. Oleh sebab itu, perumusan visi, misi,
tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Bina Marga dalam lima tahun mendatang
(2011-2015) berpedoman pada visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang
tertuang dalam RPJMD Pemerintah Kota Medan tahun 2011-2015.
Visi
Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan 2011-2015 dan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dalam mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Dinas
Bina Marga Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut:
“Meningkatnya penataan sarana dan prasarana perkotaan yang serasi dan seimbang untuk semua kawasan kota”
Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi
sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Dinas Bina
Marga menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan dilaksanakan selama
periode Renstra Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana jalan, jembatan dan drainase
2. Meningkatkan profesionalisme sumberdaya aparatur
3. Meningkatkan keterpaduan dan kerjasama lintas wilayah dalam pengembangan
prasarana jalan, jembatan dan drainase
114
4. Mendorong partisipasi masyarakat, pemerintah dan swasta dalam pemeliharaan
fungsi prasarana jalan, jembatan dan drainase
2. Struktur Organisasi ,Susunan Kepegawaian Dan Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Bina Marga
a. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Bina Marga Kota Medan mengacu pada Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 50 Tahun 2000 tentang :
“Pedoman Susunan Organisasi Perangkat Daerah”. Menindaklanjuti ketentuan
tersebut telah dikeluarkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2009 tentang :
“Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Medan”. Berdasarkan Perda tersebut, organisasi Dinas Bina
Marga Kota Medan terdiri dari 1 (satu) Sekretaris dan 5 (lima) Bidang teknis.
Susunan Kepegawaian
e. Susunan Kepegawaian
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Bina Marga Kota
Medan saat ini didukung oleh SDM sebanyak 128 orang, terdiri dari Golongan I
sebanyak 1 orang, Golongan II sebanyak 23 orang, Golongan III sebanyak 101
orang, dan Golongan IV sebanyak 3 orang. Kontribusi terbesar adalah Golongan
III, yaitu sebesar 78,9%. Sedangkan terkecil adalah Golongan I, yaitu sebesar
0,78%.
Sumber Daya Manusia Aparatur berdasarkan eselonisasi, fungsional dan
staf tahun 2006 berjumlah 128 orang terdiri dari Eselon II sebanyak 1 orang,
Eselon III sebanyak 6 orang, Eselon IV sebanyak 19 orang, Eselon IV/Fungsional
115
sebanyak 6 orang, Staf/Fungsional sebanyak 2 orang dan Staf sebanyak 94 orang.
untuk ebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 5. Rincian Pegawai Dinas Bina Marga Kota Medan
NO URAIAN JUMLAH
(ORANG)
Persentase (%)
3. Kualifikasi menurut Golongan :
3.1 Gol. I 1
3.2 Gol. II 23
3.3 Gol. III 101
3.4 Gol. IV 3
4. Kualifikasi menurut Jabatan :
4.1 Eselon II 1
4.2 Eselon III 6
4.3 Eselon IV 19
f. Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2009 tentang :
“Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Medan”, Dinas Bina Marga Kota Medan mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut :
Adang menjadi tugas pokok dan fungsi dinas marga adalah melaksanakan
sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pekerjaan umum yang
meliputi jalan, jembatan drainase dan sumber daya air termasuk perawatan,
pengawasan dan pengamanan bangunan fisik untuk menunjang tercapainya usaha
kesejahteraan masyarakat dan melaksanakan tugas pembangunan sesuai dengan
bidang tugasnya.
Sementara itu fungsi dari dinas Bina Marga Kota medan adalah sebagai
berikut
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum.
116
2. Menyusun program pelaksanaan pembangunan fisik meliputi jalan, jembatan ,
drainase dan sumber daya air
3. Mengendalikan pelaksanaan pembangunan fisik jalan-jalan, jembatan ,
drainase dan sumber daya air serta sarana-sarana milik pemerintah.
4. Melaksanakan pengawasan pembuat jalan, jembatan , drainase dan sumber
daya air yang dilaksanakan pihak ketiga.
5. Memberikan izin dalam membantu, mengawasi pelaksanaan
pemasangan/penggalian saluran bawah tanah dan izin pembuatan jalan,
jembatan dan saluran pembuangan air.
6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah
8. Mengurus Penyewaan alat-alat yang disewa pihak lain.
117
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengumpulan data dan penelitian tentang Implementasi
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan
Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. maka
penulis akan menyajikan hasilnya. Pada dasarnya, dalam melakukan penelitian
perlu adanya analisis untuk mengatur, mengurutkan dan mengelompokkan
data-data atau informasi yang telah didapatkan selama penelitian di lapangan sehingga
diperoleh temuan, baik temuan formal maupun temuan substantif yang dapat
menjawab fokus atau masalah penelitian. Dalam bab ini penulis juga menyajikan
hasil analisis data yang ditemukan penulis selama melakukan penelitian di
lapangan, yang telah dilakukan oleh penulis selama 3 bulan.
5.1. Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Kondisi Perhubungan Kota Medan.
Urusan perhubungan adalah urusan pemerintahan di bidang perhubungan
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah kota sebagaimana diuraikan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Dengan berlakunya UU Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dalam penyelenggaraan sub
urusan lalu lintas dan angkutan darat, kegiatan manajemen lalu lintas yang dapat
dilakukan adalah membidangi sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan
serta peningkatan kualitas manajemen lalu lintas meliputi:
a. Identifikasi masalah lalu lintas;
b. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
c. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
118
d. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan;
e. Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas;
f. Penetapan tingkat pelayanan jalan;
g. Pengadaan, pemasangan, perbaikan dan pemeliharaan pemeliharaan
perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan;
h. Pemberdayaan perencanaan pengaturan dan perekayasaan manajemen dan
rekayasa lalu lintas meliputi kegiatan pemberian arahan, bimbingan,
penyuluhan, pelatihan dan bantuan teknis;
Urusan perhubungan merupakan salah satu sektor yang sangat strategis
dalam mendorong pembangunan di Kota Medan. Dalam fungsinya sebagai
promoting sector dan servicing sector, transportasi telah memegang peranan yang
besar sebagai urat nadi perekonomian. Pembangunan sektor ini dimaksudkan
untuk menggerakkan berbagai potensi daerah, pembangunan sarana dan prasarana
transportasi yang lebih baik dan menjangkau berbagai wilayah terutama
mengintegrasikan kawasan pusat kota dengan kawasan lingkar luar (pinggiran)
Kota Medan. Hal penting lainnya adalah untuk mengantisipasi kecenderungan
peningkatan masalah transportasi di Kota Medan seiring perkembangan kegiatan
kota dan pemilikan kendaraan yang sangat tinggi dibanding peningkatan kapasitas
ruas jalan.
Sasaran utama pembangunan sektor transportasi di wilayah ini adalah
untuk terwujudnya pemerataan pembangunan wilayah, dan mempertahankan nilai
aksesibilitas di pusat kota serta mengintegrasikan berbagai moda transportasi yang
ada. Peningkatan prasarana dan sarana transportasi bertujuan untuk
menghubungkan antara sentra produksi yang terbesar letaknya dengan
119
sentra yang bersifat transito, membuka kesempatan kerja, membuka dan
meningkatkan arus perhubungan antara desa dengan kota, dan sebagainya.
Pembangunan sektor transportasi juga merupakan sektor yang diprioritaskan
karena pada sektor ini memegang peranan yang penting untuk mendorong
investasi melalui penurunan biaya produksi baik untuk sektor perumahan dan
pemukiman industri, maupun sektor jasa perdagangan.
Penyediaan sarana dan prasarana transportasi perkotaaan merupakan
tantangan untuk dipecahkan di Kota Medan. Masalah-masalah baru akan timbul
dari sistem transportasi mengingat penyediaan prasarana dan sarana tansportasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang selalu berubah-ubah. Investasi pemecahan
masalah transportasi yang terjadi saat ini semakin tinggi baik dari segi kualitas.
Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan dan penanganan yang seksama
terutama dalam mengantisipasi kecenderungan meningkatnya permintaan akan
jasa transportasi di masa mendatang.
Masalah meningkatnya waktu tempuh perjalanan, tingginya tingkat
kecelakaan lalu lintas demikian juga masalah lingkungan baik kebisingan, getaran
maupun polusi udara serta tingginya konsumsi bahan bakar akibat parahnya
tingkat kemacetan didaerah perkotaan. Masalah ini akan berkembang dan semakin
parah sejalan dengan bertambahnya kebutuhan tanpa disertai solusi pemecahan
yang bijaksana dalam penyediaan prasarana dan sarana transportasi perkotaan.
Sejalan dengan itu, intensitas pemecahan masalah transportasi perkotaan
menjadi semakin relevan mengingat perubahan pendekatan pembangunan yang
semula berdasarkan pendekatan sektoral menjadi pendekatan yang terintegrasi,
120
tidak saja terbatas pada sektor transportasi, tetapi juga menyangkut berbagai
sektor, seperti tata guna lahan, ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan Kota Medan ini menjadi
penting keberadaannya dalam mendukung tidak saja perekonomian lokal kota,
namun juga Propinsi Sumatera Utara bahkan perekonomian nasional. Medan telah
tumbuh sebagai kota Metropolitan. Pertumbuhan kota Medan dan perluasan
pusat-pusat kegiatan di wilayah sekitarnya, menjadikan wilayah penyangga
disekitar kota Medan ikut berkembang, seperti Kota Binjai dan Kabupaten
Deliserdang. Dengan kondisi demikian kota Medan dan sekitarnya pada saat
ini tumbuh membentuk kawasan aglomerasi MEBIDANG.
Kebijakan pengembangan tata ruang yang ditetapkan pada tingkat nasional
dalam RTRWN dan kemudian dipertimbangkan dalam RTRW Propinsi Sumatera
Utara meliputi:
a. Menetapkan Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional
b. Menetapkan Pematang Siantar, Rantau Prapat, Kisaran dan Sibolga sebagai
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
c. Menetapkan kawasan andalan sekitar PKW untuk pengembangan sektor
unggulan
d. Menetapkan kawasan perkotaan Medan–Binjai–Deli Serdang
(MEBIDANG) sebagai kawasan tertentu yang mempunyai nilai strategis
untuk diprioritaskan pengembangannya dalam konstelasi Indonesia –
Malaysia – Thailand Growth Triangle (IMT-GT);
e. Menetapkan Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhn utama sekunder,
Pelabuhan Sibolga dan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan pengumpul
121
regional, serta Pelabuhan Gunung Sitoli dan Teluk Nibung sebagai
pelabuhan pengumpan lokal.
f. Bandar Udara Polonia Medan diarahkan sebagai pusat penyebaran primer.
Arahan struktur Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Utara, Kota
Medan sebagai pusat pelayanan primer, pusat yang melayani wilayah Propinsi
Sumatera Utara.
Pengembangan Kota Medan sebagai pusat pelayanan primer A diarahkan
sebagai pusat aktivitas sekunder dan tersier bagi Propinsi Sumatera Utara dengan
fungsi utama
a. Pusat Pemerintahan;
b. Pusat perdagangan dan jasa regional;
c. Pusat distribusi dan kolektor barang dan jasa regional;
d. Pusat pelayanan jasa pariwisata;
e. Pusat transportasi darat, laut dan udara regional;
f. Pendidikan Tinggi;
g. Industri.
Untuk melaksanakan fungsinya wilayah Kota Medan dibagi menjadi 9
Bagian Wilayah Kota (BWK) dan 2 pusat primer:
a. BWK Belawan terdiri dari Kecamatan Medan Belawan;
b. BWK Medan Labuhan terdiri dari Kecamatan Medan Labuhan;
c. BWK Medan Marelan terdiri dari Kecamatan Medan Marelan;
d. BWK Medan Perjuangan terdiri dari Kecamatan Medan Perjuangan dan
Medan Tembung;
122
e. BWK Medan Area terdiri dari Kecamatan Medan Area, Medan Kota,
Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan Medan Amplas;
f. BWK Medan Polonia terdiri dari Kecamatan Medan Polonia dan Medan
Maimun;
g. BWK Medan Helvetia terdiri dari Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan
Medan Petisah, dan Kecamatan Medan Sunggal;
h. BWK Medan Selayang terdiri dari Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan
Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor;
i. BWK Medan Timur terdiri dari Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan
Timur dan Kecamatan Medan Barat.
Dua pusat sekunder adalah Pusat Primer Utara : antara Kecamatan Labuhan
dan Marelan dan Pusat Primer CBD Polonia: Kecamatan Medan Polonia
dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota bagian selatan dan
untuk dapat lebih merata dan mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi
terhadi inti pusat Kota Medan. Pengembangan pusat primer didukung dengan
pengembangan pusat sekunder.
Oleh karena itu adanya penetapan kawasan perkotaan Mebidang berimpikasi
terhadap Rencana Sistem Transportasi di Kota Medan, artinya Kota Medan sudah
harus didukung dengan Sistem Angkutan Umum Massal dengan memperhatikan
pusat pengembangan primer secara internal dan eksternal. Dan perlu MOU antar
Kota dan Kabupaten Wilayah Mebidang.
Semua hal diatas merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
managemen pembangunan Kota Medan, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan
maupun pengawasannya. Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam
123
manajemen pembangunan Kota Medan adalah transportasi. Perkembangan
wilayah yang begitu pesat menyebabkan ketertinggalannya penyediaan sarana dan
prasara transportsi sehingga tidak sesuai lagi dengan permintaan.
B. Gambaran Transporasi Kota Medan 1. Prasarana Transportasi
Jaringan transportasi di Kota Medan terdiri dari jaringan transportasi darat,
laut dan udara. Jaringan transportasi darat terdiri dari jalan dan kereta api.
Transportasi darat jalan mendominasi pelayanan angkutan barang dan
penumpang. Panjang jaringan jalan di Kota Medan pada kondisi tahun 2009
adalah 3,078.94 km, yang terdiri dari jalan negara sepanjang 56.86 km, jalan
propinsi sepanjang 70.70 km dan jalan kota sepanjang 2,951.38 km. Disamping
itu Kota Medan juga memiliki jalan tol Balmera yang menghubungkan
Belawan-Medan-Tanjung Morawa. Adapun kondisi jaringan jalan kereta api di Kota Medan
pada dasarnya mempunyai pola mengikuti jalur jalan arteri yaitu menghubungkan
kota-kota pusat kegiatan ekonomi dari Kota Medan ke kota lainnya di sekitar kota
Medan seperti Binjai, Rantau Prapat, Siantar dan Tanjung Balai. Sedangkan untuk
memenuhi transportasi laut, pada saat ini Kota Medan memiliki pelabuhan
Belawan. Pelabuhan Belawan merupakan pintu gerbang transportasi laut di
Sumatera Utara dan diproyeksikan sebagai pelabuhan internasional.
2. Jaringan Transportasi Jalan Raya
Pada tahun 2009 Kota Medan telah memiliki jaringan jalan sepanjang
3.078,94 km. Berdasarkan status jalannya , panjang jalan di Kota Medan terbagi
menjadi jalan negara sepanjang 56,86 km, jalan propinsi sepanjang 70,70 km dan
jalan kota sepanjang 2.951,38 km. Bila dilihat dari kondisi jalannya, pada tahun
124
2009 sepanjang 2.082,31 km (67,76%) dalam keadaan baik, sepanjang 385,50 km
(12,50%) dalam kondisi sedang, sepanjang 113,08 km (4 %) dalam kondisi rusak,
sepanjang 1,30 km (0,04%) dalam kondisi rusak berat dan sepanjang 353,47 km
(11,19%) tidak diperinci. Bila dilihat dari jenis permukaannya, maka pada tahun
2009 panjang jalan Kota Medan dengan katagori jalan beraspal adalah sepanjang
2.951,38 km (95,85%), katagori jalan tanah sepanjang 8,95 km (0.29%) dan tidak
diperinci sepanjang 393,54 km (12,78%).
Melalui Tabel dibawah dijelaskan bahwa berdasarkan kelasnya pada tahun
2009 panjang jalan Kota Medan yang masuk dalam katagori kelas I adalah
sepanjang 127,56 km (4,14%), katagori kelas II sepanjang 96,03 km (3,12%).
Sementara untuk katagori kelas III, IIIA, IV dan kelas tidak diperinci secara
berturut-turut adalah sepanjang 566,47 km (18,40%), 762.58 km (24.77%),
1,010.66 km (32.82%) dan 515.64 km (16.75%).
Ketersediaan prasarana jalan menurut kelasnya menunjukkan perlunya
pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan dan daya
dukung untuk menerima muatan sumbu terbesar dan dimensi kendaraan bermotor.
Banyaknya katagori kelas III menunjukkan bahwa secara umum jalan-jalan di
Kota Medan dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi
1.200 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm ukuran paling tinggi 3.500
mm dan muatan sumbu terberat 8 ton.
Tabel 6. Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kelas Jalan dan Penanggungjawab Tahun 2004 – 2009
Kelas Jalan\Status Negara Propinsi Kota Jumlah Rasio
2004 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94
2005 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94
2006 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94
2007 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94
125 Sumber: Dinas Bina Marga Kota Medan (2009)
Tabel 7 menunjukkan perlunya perawatan jalan setiap tahun untuk
menunjang kelancaran arus lalu lintas sesuai dengan fungsi jalan dan daya dukung
untuk menerima muatan sumbu terbesar dan dimensi kendaraan bermotor.
Tentunya Sebagai kota Metropolitan jenis permukaan jalan juga harus didukung
oleh kualitas yang mendukung fungsi jalan dimaksud, dimana kondisi baik
permukan jalan di Kota Medan mencapai 71,87 %, dari 86,93 % yang diaspal.
Tabel 7: Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kondisi Tahun 2004 – 2009
Kondisi Jalan\Status Negara Propinsi Kota Jumlah Rasio
2004 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94 Sumber: Dinas Bina Marga Kota Medan (2009)