• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPALA DINAS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Sumber Daya

Sumber daya merupakan faktor yang penting dalam implementasi kebijakan. Tanpa sumber daya cukup implementasi tidak akan bisa tercapai. Perhitungan sumber daya menjadi bagian yang penting dalam implemetasi.Sumber daya itu sendiri bisa berupa sumber daya materil dan non materil. Sumber daya materil berupa dana dan peralatan yang akan dipakai. Sementara sumber daya non materil meliputi: staf atau personil yang memadai

171

serta keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk menterjemahkan usul-usul di atas kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik, serta informasi mengenai program atau kebijakan yang akan diimplementasikan.

Bukan hanya isi sebuah kebijakan dikomunikasikan secara jelas, sumber daya juga harus tetap dipersiapkan karena mempengaruhi pelaksanaan kebijakan itu sendiri. sumber-sumber dalam implementasi kebijakan memegang peranan penting, karena implementasi kebijakan tidak akan efektif bilamana sumber- sumber pendukungnya tidak tersedia. Yang termasuk sumber-sumber dimaksud adalah :

2. staf yang relatif cukup jumlahnya dan mempunyai keahlian dan keterampilan untuk melaksanakan kebijakan

3. jumlah anggran yang dialokasikan

4. informasi yang memadai atau relevan untuk keperluan implementasi 5. dukungan dari lingkungan untuk mensukseskan implementasi kebijakan

6. wewenang yang dimiliki implementor untuk melaksanakan kebijakan.

Oleh karenanya perlu dilihat bagaimana keberadaan sumber daya yang di alokasikan dalam rangka implementasi Peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 2011 tentang manajemen dan rekayasa lalu lintas, analisis dampak dan manajemen kebutuhan lalu lintas.

Adapun kebijakan ini seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya adalah kebijakan yang dibuat oleh pusat yang dikerjakan oleh seluruh tingkatan pemerintah termasuk tingkatan pemerintah daerah Kabupaten/kota sesuia dengan kewenangan yang ada. Oleh karenanya perlu kita lihat bagaimana gambaran

172

pengalokasian sumber daya untuk melaksanakan kebijakan ini. berikut ini kita akan melihat keberadaan sumber daya dalam rangka implementasi peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 2011 tentang manajemen dan rekayasa lalu lintas, analisis dampak dan manajemen kebutuhan lalu lintas.

Adapun gambaran implementasi kebijakan ini bisa kita lihat melalui apa yang dikerjakan oleh pemerintah kota melalui penjelasan Visi Misi pemerintah Kota medan yang tertuang dalam RPJMD Kota Medan 2011-2015. Secara khusus gambaran implementasi kebijakan ini bisa kita lihat pada penjelasan misi yang kedua yaitu Meningkatkan penataan prasarana dan sarana perkotaan yang serasi dan seimbang untuk semua kawasan kota. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh kepala sub Bidang Perencanaan dinas Perhubungan Kota Medan Amik Hasibuan dikatakan bahwa

“Gambaran implementasi setiap Undang-undang atau peraturan yang bersifat sektoral di setiap daerah itu dapat dilihat melalui melalui visi misi dari setiap daeah yang bersangkutan. Bagaiamana gambaran komitmen suatu daerah dalam rangka implementasi peraturan yang yang bersifat sektoral dipengaruhi oleh visi misi kepala daerah yang terpilih. Dari gambaran visi ini akan terlihat yang mana pioritas untuk di kerjakan oleh pemerintah daerah. Terkhusus dalam rangka implementasi peraturan ini gambaran pengerjaaan dapat lebih jelas dilihat pada penjelasan misi kedua RPJMD kota Medan 2011-2013.”(wawancara dengan Kepala Sub Bagian Perencanaan Dinas Perhubungan Kota Medan Amik hasibuan)

Dengan mempertimbangkan keterangan diatas maka dapat kita lihat jumlah anggaran yang dialokasikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dari kebijakan ini oleh pemerintah daerah kota medan pada tahun 2013 bisa kita lihat pada rincian Tabel berikut

173

Tabel 24: Rincian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang dialokasikan Dalam Rangka Implementasi Kebijakan Lalu Lintas

NO Nama Kegiatan SKPD

Penanggunga jawab

Jumalah APBD yang dialokasikan

1 Program pembangunan

jalan dan jembatan

Dinas Bina Marga

Rp 54.947.300.000,00

2 Program rehabilitasi

pemeliharaan jalan dan jembatan

Dinas bina Marga

Rp 109.094.200.000,00

3 Rehabilitasi dan

pemeliharaan sarana Lalu lintas dan angkutan jalan

Dinas

Perhubungan

Rp 17.438.166.340,00

4 Pembangunan sarana dan

prasarana perhubungan Dinas Perhubungan Rp 968.000.000,00 5 Program peningkatan pelayanan angkutan Dinas Perhubungan Rp 816.000.000,00

6 Program pengendalian dan

pengamanan lalu lintas

Dinas

Perhubungan

Rp 54. 792.551.000,00

7 Program perencanaan tata

ruang

Dinas tat ruang Dan Tata bangunan

Rp 3.770.000.000,00

8 Program Pemanfaatan

Ruang

Dinas tat ruang Dan Tata bangunan

Rp 1.602.040.000, 00

Sumber: data berdasarkan Dokumentasi wawancara peneliti dengan nara sumber dan Penjelasan rencana Strategi dinas yang terkait.

Adapun sejumlah anggaran diatas berdasarkan keterangan Narasumber penulis dirasakan masih sangat kurang memadai. Hal ini disebabkan karena sejumlah anggaran yang tertuang diatas pada dasarnya tidak sesuai dengan yang targetkan. Sejumlah dana yang terealisasi diatas ditetapkan berdasarkan kemampuan dari sumber pendanaan pemerintah daerah dalam rangka memenuhi prioritas pembangunan berdasarkan visi misi daerah. Oleh karenanya dengan sejumlah anggaran diatas menurut nara sumber peneliti sangat tidak maksimal untuk mencapai apa yang telah ditetapkan dalam kebijakan. Hal ini senada dengan apa yang di jelaskan oleh salah satu Pegawai dinas Bina marga Nirmaya Siahaan

174

“ dalam periode tahun ini pemerintah kota Medan tidak Ada menargetkan sejumlah perpanjangan dan perluasan rua jalan. Namun seperti yang kita ketahui kebutuhan akan panjang dan luas ruas jalan semakin tinggi. Hal ini dapat di buktikan denga semakin banyaknya jumlah kendaraan di Kota medan” (Wawncara dengan salah satu Pegawai Bagian Umum Dinas marga Nirmaya siahaan)

Adapun penjelasan narasumber diatas dapat kita lihat melalui melalui pola dan kecenderungan tabel diatas.

Adapun fakta diatas terjadi seperti penjelasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Medan dikatakan akibat dari ketidakmampuan dari pemerintah kota medan dalam menggali sumber dana untuk membiayai program pembangunan daerah.

Selanjutnya adapun sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan ini adalah dukungan sumber daya informasi berupa dukungan kerangka studi, instrumen analisis dan studi lapangan. Namun seperti yang dijelaskan oleh Rencana Pembangunan Kota medan pada bagian sebelumya dikatakan bahwa ketersedian informasi berupa dukungan kerangka studi, instrument analisis dan studi lapangan masih kurang memadai. Seperti yang dijelaskan oleh Herpin napitulu bahwa sampai saat ini dalam rangka kebijakan lalu lintas di kota medan belum ada kerangka studi yang bersifat menyeluruh di daerah kota medan. Adapun kerangka studi dalam bidang lalu lintas yang di miliki oleh kota hanya bersifat perlokasi saja misalnya pada jalan tertentu. Dengan kerangka studi yang bersifat lokasi tersebut tidak mungkin dipakai karna yang dibutuhkan adalah kerangka studi dengan analisis yang bersifat menyeluruh dalam sauatu daerah. Adapun kerangka studi yang bersifat lokasi pada dasarnya seringa mengabaiakan kondisi pada lokasi yang lain.

175

Berbicara mengenai keberadaan sumber daya salah satu juga menyangkut keberadaan personil atau sering disebut sumber daya manusia. Adapun personil yang dibutuhkan dalam kebijakan ini lebih dilihat dari sisi kualitas pastinya orang- orang yang kompeten dalam menerapkan standar-stantar yang ditetapakan oleh tujuan kebijakan. Sampai saat ini dalam perencanaan pembanguna di seluruh kota Medan pada dasarnya masih memakai jasa-jasa para konsultan termasuk pada dalam bidang lalu lintas. Adapun jasa konsultan yang dibutuhkan antara lain konsultan tata ruang, konsultan perncanaan jalan dan konsultan perencanaan transportasi dan lalu lintas. Oleh karenanya keberadaan anggaran sangat berpengaruh dengan perencanan pembangunan termasuk dalam implementasi kebijakan yang bersangkutan. Mengingat bahwa anggaran juga terbatas maka peran para konsultan juga menjadi terbatas.

Sementara itu keberadaan para pegawai dan staf yang ada di setiap SKPD yang terkait lebih kepada pelaksana apa yang telah di tetapkan dalam program implementasi kebijakan sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang dipercayakan kepada setiap pegawai. Sampai saat ini secara kuantitas keberadaan personil dalam implementasi dirasakan sangat cukup. Hanya saja kompetensi yang diharapkan sangan minim adapun penyebabnya karena latar belakang pendidikan dari setiap personil tidak sesuai dengan beban yang di tanggungkan. Kebanyakan personil bekerja dengan menunggu intruksi dari atasan tanpa ada inisiatif. Hal ini memang terjadi tidak hanya karena latar belakang pendidikan tetapi juga karena pola birokrasi yang bersifat top down.

Mengingat bahwa peraturan pemerintah nomor 32 Tahun 2011 tentang manajemen dan rekayasa lalu lintas, analisi dampak dan manajemen kebutuhan

176

lalu lintas adalah peraturan yang bersifat sektoral batasan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah tentunya disesuaikan dengan semangat otonomi daerah. Dan gambaran kewenang yang dimiliki oleh pemerintah daerah dirasakan sangat tidak memadai karena dabatasi oleh kewenang pemerintah pada tingkatan yang berbeda. Kewenangan yang ada sangat jauh dari yang diharapkan untuk mencapai tujuan kebijakan. Gambaran keberadaan kewenangan ini secar jelas bisa dilihat berdasarkan disposisi implementor pada bagian selanjutnya.