• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geografi Batak Toba

Dalam dokumen TRIO PADA MUSIK POPULER BATAK TOBA: (Halaman 76-79)

TINJAUAN UMUM MAS YARAKAT D AN KES ENIAN BATAK TOBA

2.1 Geografi Batak Toba

Batak merupakan salah satu suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli di provinsi Sumatera Utara108 yang terletak di Indonesia. Wilayah Batak Toba atau yang sering disebut dengan istilah Tanah Batak, meliputi wilayah yang cukup luas, yang terdiri dari: Daerah Tepi Danau Toba, Pulau Samosir, Dataran Tinggi Toba, dan Silindung, Daerah Pegunungan Pahae, dan Habinsaran. Wilayah ini luasnya lebih kurang 10.000 km2 dan berada pada ketinggian 700-2.300 m di atas wilayah ini luasnya lebih kurang 10.000 km2 dan berada pada ketinggian 700-2.300 meter di atas permukaan laut.109

Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak M andailing-Angkola, deskripsi secara umum letak geografi dan etnografi masyarakat Sumatera Utara dalam

108

Muhammad Takari dkk “ Masyarakat Kesenia Di Indonesia:Masyarakat Dan Kesenian

Sumatera Utara”, Studia Kultura, Fakultas Sastra,Universitas Sumatera Utara, 2008. Pada masa

penjajahan Beland a, di Sumatera Utara terdap at dua provinsi (afdeeling), yaitu Sumatera Timur dan Tapanuli. Ada perbezaan pengertian antara Sumatera Utara deng an Sumatera Timur. Wilayah Sumatera Timur (Oostkust van Sumatra dal am Bahas a Beland a atau East Coast of Sumatra dalam Bahasa Inggeris) m encakup Provinsi Sumatera Utara sek arang di luar Tapanuli, ditambah daerah Bengkalis Provinsi Riau-secara buday a term asuk pula Tamiang Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Lebih jauh lihat Blink, Sumatra's Oostkust: In Here Opkomst en Ontwikkelings Als Economisch Gewest, (s'Gravenhag e: Mouton & Co., 1918), pp. 1 dan 9. Kini Sumatera Utara adalah salah s atu dari 33 Provinsi di Indonesia, yang terdiri dari 26 Kabupaten dan Kota, yaitu: (1) Kabupat en Asahan, (2) Kabupat en Batubara, (3) Kabup aten Dairi, (4) Kabupaten Deli Serdang, (5) Kabupat en Humbang Hasundutan, (6) Kabupat en Karo, (7) Kabup aten Labuhan Batu, (8) Kabupaten Langkat, (9) Kabup aten Mand ailing Natal, (10) Kabupaten Nias, (11) Kabupaten Nias Selatan, (12) Kabup aten Pakp ak-Dairi Bharat, (13) Kabup aten Samosir, (14) Kabupat en Serd ang Bezagai, (15) Kabupaten Simalungun, (16) Kabupat en Tapanuli Selatan, (17) Kabupat en Tapanuli Tengah, (18) Kabupat en Tapanuli Utara, (19 ) Kabup aten Toba Samosir, (20) Kota Binjai, (21) Kota Medan, (22) Kota Padang Sidempuan, (23) Kota Pematangsiantar, (24) Kota Sibolga, (25) Kota Tanjung Balai dan (26) Kota Tebing Tinggi.

109

konteks pemerintahan Republik Indonesia dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) delapan etnik setempat yang terdiri dari: M elayu, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi-Dairi, Batak Toba, M andailing-Angkola, Pesisir, dan Nias ; (2) etnik pendatang dari Nusantara: M inangkabau, Aceh, Banjar, Jawa; serta (3) etnik pendatang dari luar negeri: Tionghoa, Tamil, Benggali, dan Eropa.

Pada masa sekarang sebagian besar masyarakat Sumatera Utara, menerima cara pembagian kelompok-kelompok etnik setempat ke dalam delapan kategori, seperti yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia. Keberadaan etnik setempat dijelaskan oleh Goldsworthy sebagai berikut.

The three major [North] Sumatran ethnic groups are the Batak, coastal M alay and Niasan... North Sumatrans often divide the indigenous (that is, non-immigrant) population of the province into nine more narrowly defined ethnic groups (suku-suku)... The broad Batak ethnic group is ussually divided into six main communities-Pakpak-Dairi, Toba, Angkola-Sipirok, M andailing, Karo and Simalungun. All six groups have a broadly similar social organisation (patrilineal, exogamus dans) and related languages, but important social, religious and linguistic differences also divide them. The sharpest linguistic division is between the Karo/Pakpak-Dairi Dairi groups in the north and west and the Toba/M andailing/Angkola-Sipirok groups in the south. The Simalungun group falls between the two extreme points of contrast”.

Tiga kelompok etnik besar Sumatera Utara adalah Batak, M elayu Pesisir, dan Nias. Orang-orang Sumatera Utara biasanya dibagi ke dalam sembilan populasi setempat (yaitu mereka yang bukan imigran), yang biasa disebut dengan suku-suku. Kelompok etnik Batak yang lebih luas, biasanya dibagi pada lima komunitas utama, antara lain: Karo, Pakpak-Dairi, Batak Toba, Simalungun, M andailing-Angkola. Ke-lima komunitas utama ini mempunyai organisasi sosial

yang sama, yaitu berdasar pada sistem patrilineal dan klen yang eksogamus.110 M ereka mempunyai sistem sosial, religi, dan linguistik yang berbeda. Perbedaan linguistik paling jelas adalah antara kelompok Karo dan Pakpak-Dairi di utara dan Barat dengan kelompok Toba, M andailing, Angkola, dan Sipirok di Selatan. Simalungun berada di antara dua sistem linguistik ini.

Kebanyakan masyarakat Batak Toba mempunyai suatu kebiasaan untuk merantau (meninggalkan kampung halaman). Hal ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya untuk mencari kehidupan yang lebih layak, pendidikan dan biasanya orang Batak yang sukses diperantauan akan memanggil orang Batak yang mempunyai kedekatan dengan yang satu marga111 atau tondong (yang masih ada hubungan family) untuk diberikan pekerjaan, dalam hal ini bisa dikarenakan oleh falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Dalihan Na Tolu yaitu Somba M arhula-hula, M anat M ardongan Tubu, Elek M arboru.

Nalom Siahaan mengatakan di rantau suku Batak selalu peduli dengan identitas sukunya, seperti berusaha mendirikan perhimpunan semarga atau sekampung dengan tujuan untuk menghidupkan ide-ide adat budayanya. Suku

110

Yang dimaksud klen eksogamus ad alah sistem kemasyarakatan dalam sebuah suku, yang norma pemilihan pas angan hidupnya b erasal dari k elompok luar tert entu. Lihat Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1993:400). Dal am konteks masyarak at Batak, klen yang s ama dilarang kawin.

111

Kompas, 3 Februari 2013, h. 11, “ Martogi sitohang (42), seniman Batak, secara

berseloroh men ambahkan, cukup satu orang Batak tinggal di satu tempat. “ Nanti dia akan mencari saudaranya atau di cari keluarg anya. Kalau sudah b ertemu, merek a berkumpul,” katanya… Makn a kekerabatan buat orang Batak itu memang sangat luas. Kekerabatan tidak hany a tercipta k aren a pertalian darah, tetapi juga k arena p ertalian marga d an perk awinan… Jika si perant au berhasil, biasanya saudara at au teman sekampung ak an datang menyusul. Dan si perantau yang sukses ak an membantu”.

Batak mengadakan pertemuan secara berkala dalam bentuk adat ataupun silaturahmi.112

Dalam dokumen TRIO PADA MUSIK POPULER BATAK TOBA: (Halaman 76-79)