• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masa Tradisi

Dalam dokumen TRIO PADA MUSIK POPULER BATAK TOBA: (Halaman 143-147)

MUS IK POPULER BATAK TOBA

3.3 Periodisasi Trio Pada Musik Populer Batak Toba

3.3.1 Masa Tradisi

Tradisi adalah suatu struktur kreatifitas yang sudah establish172 (Joiner dalam Coplan1993:40), yang memberikan gambaran mentalitas, prinsip-prinsip ekspresif, dan nilai-nilai estetik. Tradisi, walaupun merepresentasikan kekinian tetapi tidak terpisahkan dengan masa lalu (Beisele dalam Coplan 1993:40). Atau sebaliknya, tradisi adalah sesuatu yang menghadirkan masa lalu pada masa kini (Coplan 1993:47).

M enurut Purba M173, musik tradisional adalah musik yang repertoire-nya (kumpulan komposisi siap pakai), strukturnya, idiomnya, instrumentasinya serta gaya maupun elemen-elemen dasar komposisinya-ritma, melodi, modus atau tangga nada-tidak diambil dari repertoire atau system musikal yang berasal dari luar kebudayaan masyarakat pemilik musik dimaksud. Dengan kata lain, musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi salah satu atau beberapa suku di suatu wilayah tertentu. Dari pendapat diatas yang dimaksud dengan musik tradisional Batak Toba adalah musik yang berakar pada tradisi suku atau kelompok etnis Batak Toba

M asyarakat Batak Toba adalah masyarakat yang secara berkelanjutan mengalami perubahan, sebelum datangnya agama Kristen ke tanah Batak Toba

172

Coplan, David B, “ Ethnomusicology and the Meaning of Tradition” dalam

Ethnomusicology and Mod ern Music History. Stephen Blum, Philipp V. Bohlman dan Daniel M.

Neuman (Ed). Urban a and Chicago: University of Illinois Press.

173

musik tradisional Batak Toba masih berakar pada musik tradisi suku atau kelompok etnis Batak Toba atau masih original musik pendukungnya, belum ada sentuhan dari luar, seperti pada musik vokal tradisional Batak Toba atau yang disebut dengan “Ende Batak” sebagai salah satu jenis musik vokal yang erat hubungannya dengan kehidupan sosial masyarakatnya, mencerminkan bagaimana perasaan dan keinginan masyarakatnya yang kesemuanya itu disampaikan dan perkembangannya dilakukan secara lisan.

Hodges174 secara khusus, membahas tentang isu-isu sehubungan dengan “coexistence” (kehidupan-bersamaan) di antara ideologi-ideologi keagamaan, yang “pribumi/asli”, yang dinyatakan di dalam konteks ritus kematian (pra-pemakaman) orang Batak Toba. Kenyataan ini dilihat dari ekspresi kehilangan/kesedihan melalui lagu-lagu ratapan “tradisional” (andung) yang merupakan salah satu akar musik tradisi pada suku atau kelompok etnis Batak Toba. Di masyarakat Batak Toba, lagu-lagu ratapan (andung-andung) dalam konteks kematian mempunyai fungsi/tujuan sebagai suatu ekspresi dukacita yang terstruktur/terbentuk dan yang memenuhi kebutuhan adat untuk menghormati/memperingati orang yang meninggal (serta roh/tondi orang itu dan tondi nenek moyang yang duluan meninggal). Lagu ratapan itu juga berfungsi sebagai semacam saluran komunikasi antara dunia ini dan dunia lain (yang sudah meninggal) agar permohonan dari dunia ini dapat diajukan kepada nenek moyang dan tuah/berkat dari mereka dapat diberikan kepada orang yang hidup.

174

William Hodges, 2006. “Tu Dia Ho, Dung Mate Ho: Manifestasi dan Mediasi

Disonansi Kognitif Dalam Kontek Lagu-Lagu Ratapan di Kalangan Kristern Protestan Batak Toba”. Medan: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni, Volume 2 Nomor 1, Depart emen

Syair-syair dari lagu andung bervariasi sehubungan dengan subyek yang diandungkan dan orang yang mengandungkannya. Namun

pada umumnya dapat membawa ekspresi

dukacita/kesedihan/ketidakharapan/dari yang berduka cita, dan terkadang dialamatkan kepada orang yang meninggal atau juga kepada orang yang datang melayat/maningkir… Lagu ratapan juga memakai beberapa macam “sign vehicles” dan “ikon-ikon tangisan”. Sebagai contoh, pada waktu mengandung, sipengandung itu akan menggerakkan tangannya secara teratur dan berulangkali, yaitu dari arah si mati ke arah jangtungnya sendiri dengan makna (antara lain) untuk mengambil sahala/tuah/berkat dari orang mati kepada dirinya atau kepada keturunan. Gerakan ini disebut mangalap tondi ni namate/mangalap sahala ni namate.175

Pada masa tradisi, musik sangat erat kaitannya dengan religi awal masyarakat Batak Toba, musik sangat penting di tengah penganutnya dan pada kegiatan keagamaannya. M asa tradisi merupakan musik yang berakar pada tradisi suku Batak Toba, pada masa ini melodi yang disajikan belum menampilkan variasi-variasi bila ditinjau dari segi struktur harmoni Barat, tonalitas lagu-lagu dalam kategori ini terasa spesifik disebabkan oleh wilayah nada bagi melodi yang dihasilkan oleh instrumen dan tangga nada diatonis belum digunakan. Beberapa contoh musik vokal dan jenis ensembel musik tradisional Batak Toba pada masa tradisi antara lain :

1. M usik vokal a. M andideng b. Luga-luga solu

2. Ada 2 jenis ensembel musik tradisional Batak Toba, yang kedua ensembel ini digunakan oleh masyarakat Batak Toba pada kegiatan-kegiatan masyarakat dalam konteks religi, adat istiadat atau hiburan:

175

1) Gondang Sabangunan yang struktur musiknya tergolong unik. Ensembel ini memiliki dua instrumen melodik yaitu sarune (double-reed aerophone) dan taganing (single-headed braced drum) yang dalam permainannya keduanya memainkan melodi yang sama, bisa secara heterophony dan bisa pula secara polyphony tanpa adanya ikatan tonal yang sama. Permainan kedua instrumen melodik itu disokong oleh rangkaian ritma empat buah ogung (suspended gong) yang memainkan pola interlocking secara konstan; hentakan ritma bervariasi pada gordang (single-headed braced drum) dan ketukan konstan pada hesek (concussion idiophone) yang menjadi pengatur tempo.

2) Gondang hasapi yang tekstur musiknya berkarakter heterophony, yaitu satu melodi dimainkan secara bersamaan oleh beberapa instrumen melodik yang berbeda dengan gaya penggarapan yang berbeda-beda pula.

M usik tradisional Batak Toba adalah musik yang berakar pada musik tradisi suku atau kelompok etnis Batak Toba atau masih original musik pendukungnya, belum ada sentuhan dari luar, seperti pada musik vokal tradisional Batak Toba atau yang disebut dengan “Ende Batak” sebagai salah satu jenis musik vokal yang erat hubungannya dengan kehidupan sosial masyarakatnya lagu-lagu ratapan “tradisional” (andung) yang merupakan salah satu akar musik tradisi pada suku atau kelompok etnis Batak Toba dan pada masa ini melodi yang disajikan belum menampilkan variasi-variasi bila ditinjau dari segi struktur harmoni Barat, tonalitas lagu-lagu dalam kategori ini terasa spesifik disebabkan oleh wilayah nada bagi melodi yang dihasilkan oleh instrumen dan tangga nada diatonis belum digunakan.

Dalam dokumen TRIO PADA MUSIK POPULER BATAK TOBA: (Halaman 143-147)