• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.7 Geometri Peledakan Menurut R.L. Ash

Dalam perhitungan geometri peledakan terdapat beberapa parameter yang akan dihitung, yaitu :

1. Burden (B)

Burden adalah jarak dari lubang ledak terluar menuju free face.

Perhitungan burden berdasarkan diameter lubang ledak (De) dengan mempertimbangkan konstanta burden (Kb). Konstanta burden dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi batuan serta bahan peledak yang digunakan, apabila peledakan dilakukan pada kondisi batuan standar (densitas = 160 lb/cuft) serta menggunakan bahan peledak standar (SG = 1,2 dan VOD = 12000 fps) maka Kb standarnya adalah 30. Apabila batuan dan bahan peledak tidak standar maka perlu memperhitungkan faktor korekssi untuk bahan peledak (AF1) dan faktor koreksi untuk batuan (AF2) dengan menggunakan rumus:

𝐴𝐹1 = βˆšπΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– π‘π‘œπ‘‘π‘’π‘›π‘ π‘–π‘Žπ‘™ π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘™π‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘– πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– π‘π‘œπ‘‘π‘’π‘›π‘ π‘–π‘Žπ‘™ π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘™π‘’π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ

3 ( 2.16 )

πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– π‘π‘œπ‘‘π‘’π‘›π‘ π‘–π‘Žπ‘™ = 𝑆𝐺 β„Žπ‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘˜ Γ— 𝑉𝑂𝐷2 πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– π‘π‘œπ‘‘π‘’π‘›π‘ π‘–π‘Žπ‘™ π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ = 1,2 Γ— 120002

30

𝐴𝐹2 = √ π·π‘’π‘›π‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘π‘Žπ‘‘π‘’π‘Žπ‘› π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ

π·π‘’π‘›π‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘π‘Žπ‘‘π‘’π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘–π‘™π‘’π‘‘π‘Žπ‘˜π‘˜π‘Žπ‘›

3

( 2.17 )

π·π‘’π‘›π‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘π‘Žπ‘‘π‘’π‘Žπ‘› π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ = 160 𝑙𝑏 𝑐𝑒𝑓𝑑 𝐾𝑏 = 𝐾𝑏𝑠𝑑𝑑× 𝐴𝐹1Γ— 𝐴𝐹2

Dimana :

Kb = konstanta burden

Kbstd = konstanta burden standar

Kemudian perhitungan burden dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

π΅π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘› (𝐡) = 𝐾𝑏×𝐷𝑒

12 ( 2.18 ) Dimana :

De = Diameter lubang ledak (inch)

2. Spasi (S)

Spasi adalah jarak antar lubang ledak pada baris yang sama dan arahnya sejajar dengan bidang bebas, spasi dapat didapatkan dengan melihat konstanta spasi (Ks)

π‘†π‘π‘Žπ‘ π‘– (𝑆) = 𝐾𝑠 Γ— 𝐡 ( 2.19 ) 𝐾𝑠 = 1,0 ~ 2,0

Spasi yang terlalu dekat akan mengakibatkan batuan hasil peledakan akan hancur dan apabila terlalu besar akan mengakibatkan terdapatnya bongkahan batuan (boulder), sehingga diperlukan pengamatan terhadap rekahan-rekahan pada area peledakan tersebut. Pedoman yang digunakan adalah:

1. Bila orientasi antar rekahan hampir tegak lurus, sebaiknya menggunakan nilai S = 1,41 B

2. Bila orientasi antar rekahan mendekati 60Β°, sebaiknya menggunakan nilai S = 1,15 B dan menerapkan interval waktu long-delay.

31 3. Stemming (T)

Stemming merupakan panjang isian lubang ledak yang tidak diisi oleh bahan peledak tetapi diisi oleh material penutup (cutting) dari hasil pemboran maupun tanah lainnya yang fungsinya adalah meningkatkan tekanan dari gas hasil peledakan agar energi yang terlepas tidak terbuang sia-sia sehingga peledakan dapat optimal, serta untuk mengendalikan kemungkinan flyrock dan airblast.

Rumus yang digunakan untuk menghitung panjang stemming adalah π‘†π‘‘π‘’π‘šπ‘šπ‘–π‘›π‘” (𝑇) = 𝐾𝑑× 𝐡 ( 2.20 ) Untuk menghitung panjang stemming maka perlu menentukan konstanta stemming (Kt) yang biasanya bernilai antara 0,7 – 1,0.

4. Subdrilling (J)

Subdrilling merupakan tambahan panjang dari keseluruhan lubang ledak pada bagian bawah lantai jenjang yang bertujuan agar bentuk jenjang hasil peledakan pada bagian bawah diharapkan akan rata. Panjang subdrilling diperoleh dengan menentukan nilai konstanta subdrilling (Kj) yang berkisar antara 0,2 – 0,4.

Perhitungan subdrilling adalah sebagai berikut :

π‘†π‘’π‘π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘™π‘™π‘–π‘›π‘” (𝐽) = 𝐾𝑗× 𝐡 ( 2.21 ) 5. Tinggi jenjang (H)

Tinggi jenjang adalah keseluruhan jenjang yang dibentuk dengan menambahkan panjang kolom stemming (T) dan panjang kolom isian bahan peledak (L). Tinggi jenjang dapat diperoleh dari konstanta tinggi jenjang (Kh) yang nilainya berkisar anatara 1,5 – 4,0 disesuaikan dengan tingkat produksi dan pertimbangan geoteknik.

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘—π‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘›π‘” (𝐻) = πΎβ„ŽΓ— 𝐡 ( 2.22 )

6. Panjang kolom isian (PC)

Panjang kolom isian adalah panjang kolom dari lubang ledak yang terisi oleh bahan peledak. Didapatkan dengan cara

32 pengurangan dari kedalaman lubang ledak dengan panjang stemming, dengan rumus sebagai berikut:

π‘ƒπ‘Žπ‘›π‘—π‘Žπ‘›π‘” π‘˜π‘œπ‘™π‘œπ‘š π‘–π‘ π‘–π‘Žπ‘› (𝑃𝐢) = 𝐿 βˆ’ 𝑇 ( 2.23 ) 2.2.8 Geometri Peledakan Menurut C.J. Konya

Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang diinginkan maka perlu suatu perencanaan ledakan dengan memperhatikan besaran-besaran geometri peledakan. Berikut penjelasan mengenai perhitungan geometri peledakan menurut C.J.Konya (1990) :

Gambar 2. 14 Geometri Peledakan Jenjang Sumber: (Suwandi, 2009; 12)

Terminologi dan simbol yang digunakan pada geometri peledakan seperti terlihat pada gambar diatas yang artinya sebagai berikut:

1. Burden (B)

Burden adalah jarak tegak lurus terpendek antara muatan bahan peledak dengan bidang bebas yang terdekat atau ke arah mana pelemparan batuan akan terjadi.

a. Burden terlalu kecil, material terlalu hancur dan tergeser dari dinding jenjang serta kemungkinan terjadinya batu terbang sangat besar.

33 b. Burden terlalu besar, fragmentasi kurang baik (gelombang tekan yang mencapai bidang batas menghasilkan gelombang tarik yang sangat lemah di bawah kuat tarik batuan). Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan peledak dan diameter lubang ledak.

𝐡 = 3,15 Γ— 𝑑𝑒× √(πœŒπœŒπ‘’

π‘Ÿ)

3 ( 2.24 ) Dimana :

B = burden

de = diameter bahan peledak (inch) ρe = berat jenis bahan peledak, dan ρr = berat jenis batuan

2. Spasi (S)

Spasi adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar dengan bidang bebas.

a. Spasi terlalu besar, fragmentasi tidak baik, dinding akhir yang ditinggalkan relative tidak rata.

b. Spasi terlalu kecil, tekanan sekitar stemming yang lebih besar dan mengakibatkan gas hasil ledakan dihamburkan ke atmosfer diikuti dengan suara bising (noise).

Spasi ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan sebagai berikut:

Tabel 2. 6 Penentuan Spasi Geometri Peledakan Menurut C.J.Konya Sumber : (Suwandi, 2009;26)

Sistem Penyalaan H/B<4 H/B>4

Serentak 𝑆 =𝐻 + 2𝐡

3

𝑆 = 2𝐡

Tunda 𝑆 =𝐻 + 7𝐡

8

𝑆 = 1,4 𝐡

34 3. Subdrilling (J)

Subdrillling merupakan tambahan kedalaman dari lubang bor di bawah rencana lantai jenjang. Subdrilling berfungsi supaya batuan dapat meledak secara β€œfull face” sebagaimana yang diharapkan. Lantai yang tidak rata disebabkan oleh tonjolan-tonjolan yang terjadi setelah dilakukan peledakan akan menyulitkan waktu pemuatan dan pengangkutan. Tingginya subdrilling tergantung dari struktur dan jenis batuan dan arah lubang bor. Pada lubang bor yang miring, subdrilling lebih kecil.

π‘†π‘’π‘π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘™π‘™π‘–π‘›π‘” (𝐽) = 0,3 𝐡 ( 2.25 ) 4. Stemming (T)

Stemming, disebut juga β€œcollar”. Stemming berfungsi untuk mengurung gas yang timbul dan mendapatkan stress balance, maka stemming ditentukan berdasarkan:

a. Batuan massif, T = B b. Batuan berlapis, T = 0,7 B

5. Diameter lubang ledak dan tinggi jenjang

Penentuan diameter lubang dan tinggi jenjang mempertimbangkan dua aspek, yaitu :

1. Efek ukuran lubang ledak terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah; dan

2. Biaya pengeboran.

Tinggi jenjang (H) dan burden (B) sangat erat hubungannya untuk keberhasilan peledakan dan ratio H/B (yang dinamakan Stifness Ratio yang bervariasi memberikan respon berbeda terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya seperti terlihat pada Tabel 2.7.

Sementara diameter lubang ledak ditentukan secara sederhana dengan menerapkan β€œAturan Lima (Rule of Five)”,

35 yaitu ketinggian jenjang (dalam feet) β€œLima” kali diameter lubang ledaknya (dalam inch).

Tabel 2. 7 Potensi yang Terjadi Akibat Variasi Stiffness Ratio Sumber : (Konya, 1990; 127)

Stiffness

Ratio Fragmentasi Ledakan udara

2 Sedang Sedang Sedang Sedang Bila memungkinkan, rancang ulang

2.2.9 Penggunaan software Split Desktop 2.0

Program Split Desktop merupakan program yang berfungsi untuk menganalisa ukuran fragmentasi batuan. Split Desktop adalah program penganalisaan gambar yang dikembangkan oleh Universitas Arizona, Amerika Serikat. Pada penelitian ini, program Split Desktop digunakan untuk membantu menganalisis gambar fragmen material hasil peledakan, hasilnya berupa grafik presentase lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang dihasilkan dalam suatu peledakan.

Kelebihan program Split Desktop adalah sebagai berikut:

1. Dapat membaca file gambar dengan format : TIF, JPEG atau Windows BMP.

2. Mengambil gambar dari video (video capture) dengan Scion Framegrabber,

3. Digital video capture dengan IEEE 1394 (fireware),

36 4. Kelebihan prosesing gambar standar (scaling, filtering, dan

sebagainya),

5. Peralatan edit gambar,

6. Digitasi automatik partikel batuan, 7. Identifikasi automatik partikel halus,

8. Menggunakan ukuran ayakan yang bisa disesuaikan (standar ISO, US, UK),

9. Hasil berupa grafik distribusi ukuran butir yang bisa disesuaikan 10. Basis pelaporan dalam HTML dan Text,

11. Menggnakan perhitungan algoritma untuk menggabung dua gambar yang berbeda skala,

12. Kalkulasi automatik parameter dengan pendekatan metode distribusi Rosiin-rammler atau Schumann.

Split Desktop merupakan program analisis gambar untuk menentukan distribusi ukuran dari fragmen batuan pada proses penghancuran yang terjadi pada proses penambangan. Program Split Desktop dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi di lokasi tambang dengan mengambil input data berupa foto digital fragmentasi.

2.3 Implementasi Ayat Al-Qur’an

Ayat Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia dalam menjalani kehidupan. Setiap ayat yang tertuang dalam Al-Qur’an memberikan pesan tersendiri kepada setiap manusia dalam bertindak. Salah satu ayat yang menjelaskan mengenai pencapaian target fragmentasi dari kegiatan peledakan adalah sebagai berikut:

Q.S Al-Hijr Ayat 19;

ِ لُك أنِم Ψ§ΩŽΩ‡ΩŠΩΩ Ψ§ΩŽΩ†Ψ£ Ψͺَ Ψ¨Ψ£ Ω†ΩŽΨ£ΩŽΩˆ َيِساَوَر Ψ§ΩŽΩ‡ΩŠΩΩ Ψ§ΩŽΩ†Ψ£ ΩŠΩŽΩ‚Ψ£Ω„ΩŽΨ£ΩŽΩˆ Ψ§ΩŽΩ‡ΩŽΩ†ΩŽΨ£Ψ―ΩŽΨ―ΩŽΩ… ΩŽΨΆΨ£Ψ±ΩŽΨ£Ω„Ω’Ψ§ΩŽΩˆ

ΩΩ†ΩˆΩΨ²Ψ£ΩˆΩŽΩ… ٍؑأيَش

37 Artinya :

β€œDan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut kalian.”

Dalam Tafsir Ibnu Katsir jilid 5 dijelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu menurut kadarnya. Alam membentang dengan luas dan datar, gunung, lembah, tanah, pasir, berbagai tumbuhan dan buh-buahan yang sesuai. Ulama Ibnu β€˜Abbas mengatakan β€˜mauzun’ (dalam ayat tersebut) ditafsirkan segala sesuatu diciptakan dengan ukuran tertentu dan sudah diketahui (kadar kebutuhannya). Sa’id bin Jubair, Ikrimah, Abu Malik, Qotadah dan ulama lainnya mengatakan β€˜mauzun’ artinya ditentuka kadarnya (Ghoffar, Mu’thi, 2003). Lebih jauh ayat tersebut jelas mengatakan bahwa alam telah diciptakan unuk memenuhi kebutuhan manusia dengan standar atau ukuran tertentu. Konsep ini sesungguhnya sesuai dengan penelitian ini, dikarenakan pada proses peledakan harus dilaksanakan secara efisien agar hasil batuan yang dihasilkan bisa sesuai dengan ukurannya.

38 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Site Rumpin PT. Lotus SG Lestari yang terletak di Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 sampai dengan bulan Januari 2021, dengan rincian waktu sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Rincian Waktu Kegiatan

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitan dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Nur dan Bambang, 1999:12).

Metode penelitian dilakukan dengan memberikan rekomendasi geometri peledakan berdasarkan teori R.L. Ash dan C.J. Konya dan dilakukan penerapan dari salah satu rancangan geometri peledakan tersebut di lapangan sehingga didapatkan rancangan geometri peledakan optimum dan dapat diterapkan bagi perusahaan kedepannya.

No. Jenis Kegiatan

Minggu Ke-

Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Studi Literatur 2. Orientasi Lapangan 3. Pengambilan Data

4. Pengolahan dan Analisis Data 5. Penyusunan Laporan

6. Evaluasi dan Pengumpulan Laporan

39 3.3 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari lapangan sehingga dapat diperoleh data yang objektif. Adapun urutan pengambilan datanya meliputi observasi lapangan dan pengambilan data secara langsung. Data yang diperoleh akan disesuaikan dengan data yang akan dibutuhkan nantinya pada saat pengolahan data. Adapun data tersebut, yaitu:

- Geometri peledakan (Burden, Spacing, Kedalaman lubang ledak, Stemming, dan Charge Length)

- Penggunaan perlengkapan dan peralatan peledakan - Fragmentasi hasil peledakan

- Digging time excavator 2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tanpa melakukan pengamatan langsung di lapangan atau secara garis besar merupakan data yang sebelumnya sudah dikumpulkan oleh PT. Lotus SG Lestari dan dapat digunakan untuk kajian lain. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diberikan PT. Lotus SG Lestari, referensi dari internet dan jurnal serta laporan terkait. Adapaun data sekunder yang digunakan meliputi:

- Metode peledakan

- Kondisi geologi lokasi penelitian - Data UCS dan densitas batuan

- Biaya pemboran, peledakan dan pemuatan 3.4 Teknik Pengambilan Data

Prosedur pengambilan data dalam proses penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Pengamatan dan Pengukuran Geometri Aktual Lapangan

40 Pengambilan data geometri aktual peledakan terdiri dari jarak burden, spacing, stemming, kedalaman lubang bor dan tinggi jenjang, diukur dengan alat berupa meteran dengan ukuran sepanjang 50 m, kemudian hasil dari pengukuran tersebut dicatat ke dalam buku catatan menggunakan pulpen. Untuk memperoleh data geometri aktual peledakan dapat dilakukan seperti langkah berikut:

1. Menyiapkan meteran dan buku catatan.

2. Bentangkan meteran dari lubang ke lubang untuk mendapatkan ukuran burden dan spacing. Untuk pengukuran burden, dilakukan dengan cara menarik meteran tegak lurus dengan arah free face. Untuk pengukuran spacing, dilakukan dengan cara mengukur jarak diantara lubang tembak dalam baris (row) yang sama, sejajar dengan free face.

3. Pengukuran kedalaman lubang bor diperleh dengan cara memasukkan meteran yang ujungnya telah diikat dengan batu kedalam lubang ledak.

4. Pengukuran stemming diambil ketika lubang bor pada lokasi yang akan diledakkan sudah diisi dengan bahan peledak.

5. Pengukuran tinggi jenjang dilakukan dengan menggunakan meteran yang ujungnya telah diikat dengan batu, kemudian meteran tersebut diulurkan dari crest (atas jenjang) menuju toe (kaki jenjang) lokasi peledakan.

b. Pengamatan Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan

Untuk dapat mengetahui fragmentasi batuan hasil kegiatan peledakan, pengambilan gambar dari batuan hasil peledakan perlu dilakukan untuk membantu mengetahui fragmentasi batuan hasil peledakan. Pengambilan gambar fragmentasi hasil peledakan pada penelitian ini menggunakan bantuan kamera handphone. Pengambilan gambar dilapangan sangat berpengaruh pada proses perhitungan.

c. Pengamatan digging time alat muat

Pengamatan waktu digging alat muat pada lokasi yang telah diledakkan bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu penggalian terhadap fragmentasi batuan hasil peledakan. Waktu digging alat muat

41 dapat diketahui dengan cara menekan tombol start pada stopwatch saat bucket excavator mulai menyentuh batuan dan menekan tombol stop saat bucket excavator terangkat dari batuan lalu mencatatnya pada buku catatan yang telah dipersiapkan.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Prosedur pengolahan dan analisis data penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Data Fragmentasi Aktual Lapangan

Data fragmentasi hasil peledakan diolah dengan dua cara yaitu dengan cara teoritis (prediksi) dan aktual. Untuk teoritis diolah dengan menggunakan teori rumusan Kuz-Ram. Sementara untuk fragmentasi aktual diolah dengan program Split Desktop.

Perhitungan fragmentasi hasil peledakan berdasarkan rumusan Kuz-Ram meliputi perhitungan ukuran rata-rata fragmentasi batuan (𝑋̅), perhitungan indeks keseragaman (n), perhitungan karakteristik batuan (Xc) dan perhitungan jumlah boulder.

Untuk perhitungan fragmentasi batuan hasil peledakan menggunakan software Split Desktop dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menginput gambar

Gambar yang akan diolah pada software split desktop harus dalam bentuk β€œTIFF” dan berukuran tidak lebih dari 2240 pixel.

Gambar yang akan diolah diusahakan terdapat satu ataupun dua skala pembanding yang sudah diketahui ukurannya agar dapat digunakan sebagai pembanding terhadap batuan hasil peledakan yang ada. Untuk menginput gambar pada software split dapat memilih menu file lalu klik open.

42

Gambar 3. 1 Menginput Gambar pada Split Desktop

2. Scale Image

Scale image, dapat dilakukan dengan cara memasukkan ukuran objek pembanding yang sudah diketahui diameternya. Dalam penelitian ini, digunakan dua objek pembanding berupa helm safety yang memiliki diameter 22 cm. untuk menginput ukuran diameter objek pembanding adalah dengan cara berikut ini:

- Pada menu tools klik pada gambar scale tool kemudian tarik garis pada diameter objek pembanding.

- Kemudian pada menu split, pilih scale image sehingga muncul tampilan pada Gambar 3.2.

- Apabila objek pembanding yang digunakan hanya berjumlah satu, maka klik pada single object kemuadian masukan ukuran diameter objek pembanding lalu klik β€œget scale for bottom row” namun apabila menggunakan dua objek pembanding klik dual object kemudian masukan ukuran diameter pembanding paling atas, jika ukuran pembanding sama untuk kedua objek pembanding maka klik β€œget scale for lower object” kemudian klik Ok.

43

Gambar 3. 2 Scale Image pada Split Desktop

3. Find Particles

Pada tahapan ini, program akan mengenali partikel batuan untuk dilakukan perhitungan. Pengukuran partikel dapat dilakukan secara manual, otomatis, ataupun mengkombinasi keduanya. Untuk pengukuran partikel dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

- Pada menu Split klik find particles maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 3.3.

- Penyesuain garis dan warna partikel dapat diatur sesuai keinginan.

- Apabila ingin menentukan partikel secara manual dapat dilakukan dengan check list β€œDelineated Manually” pada Delineate parameter, kemudian klik Go.

Gambar 3. 3 Menu Find Particles pad Split Desktop

44 Setelah find particles selesai dilakukan baik secara otomatis atau manual, kemudian pada menu Split pilih done editing, maka akan muncul hasil seperti Gambar 3.4.

Gambar 3. 4 Hasil Find Particles

4. Compute size

Setelah selesai menentukan partikel, maka gambar dapat diolah yaitu dengan compute size dan memilih metode perhitungan yang ada dan menentukan distribusi partikel. Untuk menentukan persamaan distibusi partikel terdapat tiga pilihan yaitu Rossin-Ramler, Schuhman, dan Best Fit. Selanjutnya menentukan letak penyimpanan file dengan cara klik browse dan pilih lokasi yang diinginkan.

Tampilan pada perhitungan partikel batuan dalam compute size dapat dillihat pada gambar berikut.

Gambar 3. 5 Compute Size pada Split Desktop

45 5. Graphs and Outputs

Tahap terakhir dalam pengukuran fragmentasi pada Split Desktop adalah mencari nilai distribusi partikel batuan yang telah ditandai. Untuk mendapatkan distribusi partikel, terlebih dahulu ditentukan jenis grafik dan output data pada pilihan dengan cara, pilih menu Split klik Graphs and Ouutput kemudian akan muncul tampilan seperti pada Gambar 3.6.

Gambar 3. 6 Tampilan Menu pada Graph and Output

Tab Graphing pada menu Graph and Output berfungsi untuk mengatur hasil grafik yang diinginkan. Tab Data berfungsi untuk menentukan letak penyimpanan data hasil Split Desktop. Tab Output berfungsi untuk mengatur tampilan grafik, seperti judul dan jenis tulisan pada grafik. Tab Sieve Series berfungsi untuk mengatur jenis ayakan yang akan digunakan pada perhitungan. Setelah seluruh

46 tahapan dilakukan, maka didapatkan hasil akhir berupa grafik kelolosan terhadap ayakan seperti pada Gambar 3.7.

Gambar 3. 7 Hasil Split Desktop

b. Mendesain Ulang Geometri Peledakan

Desain ulang geometri peledakan menggunakan teori R.L. Ash dan C.J. Konya dilakukan dalam rangka optimasi geometri peledakan terhadap target fragmentasi batuan.

R.L. Ash (1963) membuat pedoman perhitungan geometri peledakan jenjang berdasarkan pengalaman empirik yang diperoleh diberbagai tempat dengan jenis pekerjaan dan batuan yang berbeda-beda.

Sehingga R.L. Ash berhasil mengajukan empirik yang digunakan sebagai pedoman dalam rancangan awal peledakan batuan. Faktor koreksi untuk geometri ini adalah kesesuaian terhadap batuan standar dan bahan peledak standar.

C.J. Konya (1990) membuat pedoman perhitungan geometri peledakan tidak hanya mempertimbangkan faktor bahan peledak, sifat batuan, dan diameter lubang ledak tetapi juga faktor koreksi terhadap posisi lapisan batuan, keadaan struktur geologi, serta koreksi terhadap jumlah lubang ledak yang diledakkan. Faktor terpenting untuk koreksi menurut C.J. Konya adalah masalah penentuan besar nilai burden.

47 3.6 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dipakai dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur

Kegiatan ini merupakan pembelajaran materi mengenai geometri peledakan melalui literatur dari berbagai referensi yang nantinya akan dicantumkan sebagai landasan teori.

2. Pengamatan lapangan

Pengamatan di lapangan dengan melakukan peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi daerah penelitian dan kegiatan penambangan di lokasi tersebut.

3. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan pengamatan dan pengambilan data di lapangan. Kondisi lapangan dan gambaran aktivitas peledakan diamati secara langsung di lapangan.

Sedangkan pengambilan data di lapangan diperoleh dari data utama (primer) dan literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang ada (data sekunder).

4. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan statistik distribusi frekuensi, penggambaran menggunakan grafik dan tabel. Perhitungan fragmentasi dengan metode Kuz-Ram dan Split Desktop, sedangkan perbaikan geometri peledakan menggunakan persamaan R.L Ash dan C.J. Konya.

5. Analisis data

Analisis dan pembahasan yang akan dilakukan meliputi analisis hasil fragmentasi peledakan menggunakan metode Kuz-Ram dan software Split Desktop, analisis waktu digging alat muat, serta analisis biaya terhadap masing-masing kegiatan peledakan.

6. Kesimpulan dan Saran

48 Berdasarkan hasil analisa, kemudian ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan selanjutnya memberikan rekomendasi saran yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan.

Gambar 3. 8 Diagram Alir Penelitian

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Data Sekunder : - Kondisi Geologi Lokasi

Penelitian

- Data Densitas dan UCS Batuan Lokasi Penelitian

- Biaya pemboran, peledakan, dan pemuatan

Data Primer:

- Geometri Peledakan Aktual - Penggunaan bahan peledak - Penggunaan Peralatan dan

Perlengkapan Peledakan - Fragmentasi Hasil Peledakan - Digging time

Analisis Data

Analisis pengaruh oxygen balance dan geometri peleledakan terhdap fragmentasi batuan, Analisis digging time dan Analisis biaya.

Kesimpulan dan Saran Pengolahan Data

Geometri Aktual, Zero Oxygen Balance, Energi Peledakan, Fragmentasi Hasil Peledakan, Digging Time, Biaya Pemboran, Peledakan dan Pemuatan.

49 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Massa Batuan

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam merancang suatu peledakan, khususnya dalam pemilihan bahan peledak adalah karakteristik massa batuan. Berdasarkan data penelitian dari Departement Geoteknik PT.Lotus SG Lestari, secara umum sifat fisik dan mekanik batuan andesit pada Blok Tarisi adalah specific grafity 2,4 gr/cm3 dan kuat tekan (UCS) 54,36 Mpa. Indeks kemampuledakkan batuan (blastability index) Blok Tarisi PT.Lotus SG Lestari dapat diperoleh dari penjumlahan harga-harga yang representatif dari kelima parameter yaitu (A. Lilly 1986):

1. Deskripsi massa batuan (RMD), dimana batu andesit di lokasi penambangan Bench 8 Blok Tarisi termasuk blocky.

2. Spasi kekar berdasarkan keadaan di lokasi penambangan mempunyai jarak antar rekahan rata-rata 0,1 m sampai dengan 1 m. hasil tersebut didapatkan berdasarkan pengukuran dengan metode scanline mapping.

3. Pola kekar batu andesit berdasarkan pengamatan di lokasi penambangan termasuk dalam dip out to face.

4. Specific grafity batuan di Bench 8 Blok Tarisi adalah 2,4 gr/cm3. Sehingga specific grafity influence dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:

𝑆𝐺𝐼 = 25 Γ— 𝑆𝐺 βˆ’ 50 𝑆𝐺𝐼 = 25 Γ— 2,4 βˆ’ 50 𝑆𝐺𝐼 = 10

5. Kekerasan batuan menurut Hariyanto, R dkk. (2017) bisa diperoleh berdasarkan nilai UCS batuan tersebut dengan persamaan π‘Œ = 1,36 ln 𝑋 βˆ’ 0,84. Dimana Y merupakan kekerasan batuan dan X merupakan nilai UCS batuan. Berdasarkan kondisi lapangan, nilai UCS batuan andesit di PT. Lotus adalah 54,36 Mpa, sehingga kekerasan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

50 π‘Œ = 1,36 ln 𝑋 βˆ’ 0,84

π‘Œ = 1,36 ln(54,36) βˆ’ 0,84 π‘Œ = 4,6

Tabel 4. 1 Pembobotan Massa Batuan

No. Parameter Pembobotan Keterangan

1 Rock Mass Description (RMD) 20 Blocky

2 Joint Plane Spacing (JPS) 20 Intermediate

(Spasi 0,1-1 m) 3 Joint Plane Orientation (JPO) 20 Dip out to face 4 Specific Grafity Influence (SGI) 10 𝑆𝐺𝐼 = 25 Γ— 𝑆𝐺 βˆ’ 50

5 Hardness 4,6 Skala Mohs

π‘Œ = 1.36 𝑋 βˆ’ 0,84

Berdasarkan tabel parameter diatas, dapat dihitung nilai blastability index pada peledakan Blok Tarisi PT. Lotus SG Lestari sebagai berikut:

𝐡𝐼 = 0.5 (𝑅𝑀𝐷 + 𝐽𝑃𝑆 + 𝐽𝑃𝑂 + 𝑆𝐺𝐼 + 𝐻) 𝐡𝐼 = 0,5 (20 + 20 + 20 + 10 + 4,6) 𝐡𝐼 = 37,3

Setelah blastability index didapatkan, maka selanjutnya dapat dicari

Setelah blastability index didapatkan, maka selanjutnya dapat dicari