OPERATIONAL OvERvIEW PER BUSINESS SEGMENT
179Good Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pendapatan Pelayanan Petikemas Tahun 2017
Secara Keseluruhan, segmen usaha Pelayanan Petikemas Perseroan mencatatkan Pendapatan tahun 2017 sebesar Rp5.230,55 miliar, naik Rp817,12 miliar atau 18,51% bila dibandingkan dengan jumlah pendapatan tahun 2016 sebesar Rp3.415,95 miliar. Faktor utama peningkatan pendapatan segmen usaha Pelayanan Petikemas tahun 2017 adalah kenaikan pada Pendapatan dari Pelayanan Petikemas Internasional yang meningkat sebesar Rp831,21 miliar atau 31,28% di tahun 2017.
Pendapatan Pelayanan Petikemas Tahun 2016 - 2017 / Container Service revenue in 2016 – 2017(dalam jutaan Rupiah / in million Rupiah)
uraian / Description 2017 2016 Pertumbuhan / Growth
Nominal %
Pelayanan Petikemas Internasional / International Container Service 3.488.212,37 3.415.951,34 72.261,03 2,12%
Pelayanan Petikemas Domestik / Domestic Container Service 1.742.342,14 997.479,28 744.862,87 74,67%
Jumlah / Total 5.230.554,51 4.413.430,61 817.123,89 18,51%
a. Pelayanan Petikemas Internasional
Pendapatan Pelayanan Petikemas Internasional tahun 2017 tercatat sebesar Rp3.488,21 miliar, naik Rp72,26 miliar atau 2,12% bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp3.415,95 miliar. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: handling petikemas full yang lebih
mendominasi petikemas empty khusunya untuk ekspor di
TPK Semarang pada Dermaga dan peningkatan arus dan produksi petikemas yang melakukan stack di PT TPS pada tahun 2017 pada Operasi Kapal.
Pada Penumpukan Petikemas, tercapainya peningkatan
pendapatan penumpukan petikemas internasional
disebabkan oleh beberapa peningkatan di cabang dan anak perusahaan, dengan penjelasan sebagai berikut:
- PT Terminal Petikemas Surabaya, meningkatnya produksi petikemas yang melakukan stack di lapangan serta kecenderungan pemilik barang untuk memilih menempatkan container di lapangan penumpukan
daripada melakukan truck lossing;
- PT Terminal Teluk Lamong, adanya penambahan rute baik dalam maupun luar negeri (extra call) yang melakukan penumpukan di lapangan penumpukan seperti pelayaran COSCO dan KMTC.
Sedangkan pada bagian Buka Tutup Palka, peningkatan pendapatan berasla dari anak perusahan dengan penjelasan sebagai berikut:
- PT TPS memiliki peningkatan ship call petikemas Internasional sehingga mempengaruhi peningkatan produksi buka tutup palka;
- PT Terminal Teluk Lamong memiliki penambahan beberapa kapal extra call dari agen pelayaran COSCO dan KMTC, serta adanya penambahan kapal-kapal yang lebih besar untuk rute pendulum dari PT Pelayaran Tempuran Emas.
revenue of Container Service in 2017
Overall, the Company’s Container Service business segment booked a revenue of Rp5,230.55 billion, increased by Rp817.12 billion or 18.51% compared to total revenues of 2016 of Rp3,415.95 billion. The increase in revenue of Container Service business segment in 2017 was mainly due to the increase in Revenue from International Container Service that rose by Rp831.21 billion or 31.28% in 2017.
a. International Container Service
International Container Service revenue in 2017 was recorded at Rp3,488.21 billion, increased by Rp72.26 billion or 2.12% compared to Rp3,415.95 billion in 2016. This was caused by several factors, among others: handling of full
container that dominates empty container, especially for
export at TPK Semarang in Berth and the increase in traffic and container production that conducted stacking at PT TPS in 2017 on Ship Operations.
In Container Stacking, the increasing revenue of international container stacking was caused by an increase in revenue of several branches and subsidiaries as detailed below: - PT Terminal Petikemas Surabaya, the increasing
production of containers that performed stacking in
the yard and the preference of cargo owners to stack containers in the container yard to truck lossing;
- PT Terminal Teluk Lamong, the addition of routes both in and outside the country (extra call) that performed
stacking in the container yard, such as COSCO and KMTC shipping.
Meanwhile, in the Open-Close of Hatch Cover activity, the increase of revenue came from the subsidiary with the following explanation:
- PT TPS has an increase in international container ship calls that affected the increase of Open-Close of Hatch Cover production;
- PT Terminal Teluk Lamong has the addition of several
extra call vessels from COSCO and KMTC shipping agents,
as well as the addition of larger vessels for pendulum
PT P
elabuhan indonesia iii (P
er ser o) | Lapor an T ahunan 2017 180 Management Report Laporan Manajemen Company Profile Profil Perusahaan
Tinjauan Pendukung Bisnis Review 0f Business Support
Selain itu, pada bagian Behandle, peningkatan pendapatan berasal dari peningkatan produksi kegiatan pada Pelabuhan TPK Semarang, PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Terminal Teluk Lamong dikarenakan adanya kebijakan pengetatan Impor Beresiko Tinggi mulai bulan April 2017. b. Pelayanan Petikemas Domestik
Pendapatan Pelayanan Petikemas Domestik tahun 2017
tercatat sebesar Rp1.742,34 miliar, atau meningkat
Rp744,86 miliar atau 74,67% dari pencapaian tahun 2016 yang sebesar Rp997,48 miliar.
Segmen usaha Pelayanan non Petikemas
Segmen usaha Pelayanan Non Petikemas terbagi menjadi
beberapa bidang usaha, antara lain: Pelayanan General Cargo,
Pelayanan Curah Kering, Pelayanan Curah Cair, Pelayanan Gas,
Pelayanan Car Terminal dan Pelayanan Hewan. Berikut adalah
penjelasan mengenai tingkat produksi, pendapatan dan laba dari segmen Pelayanan Non Petikemas tersebut pada tahun 2017.
Produksi Pelayanan non Petikemas Tahun 2017
a. Pelayanan non Petikemas General Cargo
- Produksi dermaga General Cargo tahun 2017 untuk
satuan Ton sebesar 8.695.810 Ton, menurun sebesar 986.767 Ton atau 10,20% dari tahun 2016 sebesar 9.682.577 Ton, sedangkan untuk satuan M3 terealisasi sebesar 2.419.959 M3, menurun sebesar 523.004 M3 atau 17,78% dari tahun 2016 sebesar 2.942.963 M3. Penurunan produksi general cargo baik dalam satuan Ton maupun M3 selain dipengaruhi adanya kecenderungan
perubahan pola pengiriman barang dari General Cargo
ke petikemas, juga adanya penurunan komoditas
steel coil, steel slab, steel billet, dan tiang pancang melalui Pelabuhan Tanjung Perak, serta penurunan kegiatan komoditi semen dan jagung yang lebih banyak menggunakan kemasan curah kering.
- Produksi gudang penumpukan General Cargo tahun
2017 untuk satuan Ton tercatat sebesar 549.815 Ton. Hari, meningkat sebesar 100% dari tahun 2016 sebesar 293.836 Ton.Hari, sedangkan untuk satuan M3.Hari terealisasi sebesar 379.639 M3.Hari, meningkat sebesar 50.834 M3 atau 15,46% dari tahun 2016 sebesar 328.805 M3.Hari. peningkatan produksi gudang untuk satuan Ton.Hari antara lain terjadi di Pelabuhan Cabang Tanjung Perak, Banjarmasin dan Tanjung Emas, sedangkan untuk satuan M3.Hari terjadi peningkatan yang di Pelabuhan Cabang Gresik untuk penumpukan barang-barang general cargo.
- Produksi lapangan penumpukan General Cargo tahun
2017 untuk satuan Ton tercatat sebesar 5.127.014 Ton. Hari, menurun sebesar 1.412.999 Ton atau 21,61% dari tahun 2016 sebesar 6.540.013 Ton.Hari, sedangkan untuk satuan M3.Hari terealisasi sebesar 2.818.231 M3.Hari, meningkat sebesar 600.044 M3.Hari atau 27,06% dari tahun 2016 sebesar 2.218.187 M3.Hari. Penurunan produksi lapangan penumpukan dalam satuan Ton.
In addition, in the Behandle section, the increase in revenue came from increased production of activities at the Port of TPK Semarang, PT Terminal Petikemas Surabaya and PT
Terminal Teluk Lamong due to strict High Risk Import policy
starting in April 2017. b. Domestic Container Service
Revenue of Domestic Container Service in 2017 was recorded at Rp1,742.34 billion or increased by Rp744.86 billion or 74.67% of the revenues of 2016 recorded at Rp997.48 billion.
non-Container Service Business Segment
Non-Container Service business segment is divided into several business fields, including: General Cargo Service, Dry Bulk
Services, Liquid Bulk Service, Gas Service, Car Terminal Service,
and Animal Service. The following is an explanation of the production, revenue and profit levels of Non-Container Service
segment in 2017.
Production of non-Container Service in 201 a. non Cargo Container Service general Cargo
- General Cargo dock production in 2017 for Ton unit of 8,695,810 Tons decreased by 986,767 Tons or 10.20%
from 2016 at 9,682,577 Tons while for M3 unit, it was
realized at 2,419,959 M3, decreased by 523.004 M3 or
17.78% from 2016 that amounted to 2,942,963 M3. The
decrease in the production of general cargo, either in Ton or M3 unit was attributed to the shifting shipping pattern from General Cargo to container, as well as the decrease in the commodity of steel coil, steel slab, steel billet and piles through Tanjung Perak Port, as well as
the decrease in cement and corn commodity that mostly
used dry bulk cargo.
- General Cargo stacking warehouse production in 2017 for Ton unit was recorded at 549,815 Ton.Day, which increased by 100% from 2016 that amounted to 293,836 Ton.Day, while for M3.Day unit, it was realized at 379,639 M3.Day, which increased by 50,834 M3 or 15.46% from 2016 that amounted to 328,805 M3.Day. The increase in production of warehouse for Ton.Day unit occurred in Tanjung Perak, Banjarmasin and Tanjung Emas Ports, while for M3.Day unit, there was an increase in Gresik
Port for general cargo stacking.
- Production of container yards for General Cargo in 2017 for Ton unit was recorded at 5,127,014 Ton.Day, decreased by 1,412,999 Tons or 21.61% from 2016 6,540,013 Ton.Day, while for M3.Day unit was realized at 2,818,231 M3.Day, an increase of 600,044 M3.Day or 27.06% from 2,218,187 M3.Day. The decrease in production of container yards in Ton.Day unit was caused by the decreasing production activity of project
2017 Annual R
eport
|
PT P
elabuhan indonesia iii (P
er
ser
o)
181