• Tidak ada hasil yang ditemukan

Good Governance: Prinsip, Komponen, dan Penerapannya

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 165-169)

GOOD GOVERNANCE (PEMERINTAHAN YANG BAIK)

G. Good Governance: Prinsip, Komponen, dan Penerapannya

Konsep pemerintahan yang bersih perlu dipahami dalam interaksi antar negara, masyarakat warga dan pasar. Pemerintahan dipahami sebagai mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan social yang melibatkan pemerintah dan nonpemerintah dalam kerja keras bersama.

Dalam cara pengelolaan otoritas dan sangsi negara bukan merupakan dasar utama dinamisme. Dalam pemerintahan, diasumsikan bahwa banyak pelaku yang terlibat dan tidak ada yang dominan.

Terminologi pemerintahan menolak gagasan formal bahwa hanya satu institusi negaralah yang berfungsi dengan baik. Dalam terminologi ini tercakup pengakuan bahwa di masyarakat, terdapat banyak pusat pengambilan keputusan yang bekerja pada tingkat yang berbeda. Meskipun demikian, pemerintahan tidak muncul secara serabutan, kebetulan atau tanpa diinginkan. Ada beberpa bentuk aturan main yang perlu ditaati oleh para pelaku. Yang paling penting diantara pelaku tersebut adalah bentuk otoritas seperti yang dijalankan oleh negara.

Tetap dalam konsep pemerintahan, dapat diasumsikan bahwa otoritas tidak dijalankan secara sepihak, melainkan dengan melibatkan sejenis pembuatan konsensus di kalangan pelaku yang berbeda. Dalam pemerintahan para pelaku di luar pemerintahan mempunyai wewenang untuk berpartisipasi dalam membangun, mengontrol dan mematuhi peraturan yang dibentuk secara kolektif.

Masyarakat sendiri terdapat banyak bentuk pemerintahan. Dalam kesempatan ini dibahas adalah kerangka kerja mengelola sumber daya ekonomi dan sosial dalam pembangunan Indonesia yang saat ini sedang menghadapi masalah kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi yang menyebabkan arah metode pembangunan menjadi sangat penting. Dalam konteks inilah pemerintahan didefinisikan sebagai “mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk tujuan pembangunan”. Dengan demikian pemerintahan yang bersih dapat diartikan sebagai mekanisme pengelolaan

sumber daya ekonomi dan sosial dengan substansi dan implementasi yang ditujukan untuk mencapai pembangunan yang stabil, efisien dan secara adil.

Dalam pemerintahan yang bersih dapat direncanakan mekanisme pengelolaan dalam bentuk kelembagaan dimana pengaturan kerja (termasuk sangsi) politisi dan peran para pelaku bias ditetapkan. Pemerintahan yang bersih mempunyai beberapa aspek. Pertama, prinsip koordinasi informal dan formal. Koordinasi formal dalam good governance diterapkan melalui pemerintahan berdasarkan hukum. Hal ini disebabkan oleh:

1. Adalah terlalu praktis dan memakan waktu yang relatif lama untuk melibatkan berbagai usaha yang membutuhkan reorganisasi hubungan informal;

2. Masyarakat Indonesia telah kehilangan kemampuan yang sangat berarti untuk menangani berbagai masalah dengan berbasis tradisional dan komunal. Sementara itu berbagai pengelompokan kota dan professional bermunculan, berkembang dan membutuhkan pengaturan hukum yang formal. Artinya, pada awalnya pemerintahan yang bersih memfokuskan usahanya pada perbaikan arsitektur hokum bagi pembangunan ekonomi dan politik.

Kedua, mengacu ke para pelaku pemerintahan, yaitu pemerintahan dan kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat itu sendiri mempunyai kepentingan yang berbeda. Untuk mengidentifikasi berbagai kelompok kepentingan perlu terlebih dahulu mengidentifikasi berbagai lembaga atau organisasi penengah yang mewakili berbagai komunitas kalangan yang paling bawah dan berbeda-beda.

Legitimasi yang melibatkan evaluasi prestasi pemerintah dalam melaksanakan otoritasnya. Dalam konteks ini, peran pers menjadi sangat penting untuk melakukan evaluasi prestasi pemerintah dari hari ke hari, yang tidak tergantung pada laporan pertanggungjawaban pemerintah di parlemen.

Komponen pemerintah yang bersih biasanya meliputi: pemerintahan berdasarkan hukum., transparansi dalam pembuatan kebijakan, pembuatan kebijakan yang bertanggungjawab, birokrasi yang memenuhi syarat, masyarakat warga yang memiliki kemampuan (capable).

Sejak tahun 1990, Bank Dunia telah menghubungkan alokasi sumber daya ekonomi oleh pemerintah dengan peran pemain pelaku pasar dan organisasi masyarakat. Dikatakan bahwa mekanisme alokasi sumber daya membutuhkan:

a. Pertanggungjawaban para pemimpin kepada rakyat b. Tranparansi dan transaksi

c. Efisiensi dalam alokasi sumber daya

d. Bank Dunia telah mengidentifikasi dua prasyarat utama untuk pemerintahan yang bersih, yaitu:

1. Kerangka kerja hokum yang memadai, dengan usaha sosialisasi yang cukup, mekanisme pemberlakuan, dan suatu penyelesaian konflik melalui pengadilan atau arbitrasi sebagai cara untuk mencapai sasaran pembangunan

2. Menjaga ketersediaan informasi mengenai kondisi pasar dan mengenai niat pemerintah untuk campur tangan di pasar.

Beberapa unsur dalam pemerintahan yang bersih adalah sebagai berikut:

a. Pertanggungjawaban, termasuk pertanggungjawaban politik dimana pegawai negeri diganti secara teratur, dan pertanggungjawaban umum dengan tanggungjawab yang diuraikan secara jelas.

b. Pemberlakuan UU, perbedaan tanggungjawab antara pegawai negeri dan sektor swasta, dan hak-hak masyarakat warga untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah.

c. Informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah harus disampaikan kepada masyarakat umum untuk meningkatkan kompetisi yang sehat dalam bidang politik, toleransi, dalam kadar yang tinggi dan memperbaiki pembuatan kebijakan yang didasari pada skala preferensi masyarakat

d. Transparansi untuk kontrol sosial

Pemerintahan yang bersih memerlukan keseimbangan antar negara, pasar dan masyarakat warga. Elemen-elemen diatas berlaku terutama pada pemerintah. Namun, pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk campur tangan di pasar untuk mencapai berbagai sasaran tertentu seperti pendidikan, kesehatan atau infrastruktur. Untuk mengimbangi negara, suatu masyarakat warga yang kompeten perlu dibentuk melalui

implementasi demokrasi, pemerintahan berdasarkan hukum, hak asasi manusia dan dijalankannya secara pluralisme.

Sebagai konsep good governance mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

a. Pemerintahan yang bersih meningkatkan faktor-faktor politik tertentu, seperti demokrasi, pemerintahan berdasarkan hukum, HAM dengan dasar bahwa pasar dan pemerintah dapat berfungsi secara efisien hanya apabila dikontrol oleh para pemilih

b. Pemerintahan yang bersih memungkinkan adanya keterkaitan antara negara, pasar dan masyarakat sipil.

Namun, dasar untuk membangun good governance adalah pasar. Validitas pilihan konsumen dan konstituen dijamin dengan cara memelihara kompertisi di mpasar dan politik. Tetapi di negara- negara yang sering bertindak secara tidak rasional belum tentu demikian halnya. Tesis bahwa kepentingan bisnis berjalan seiring dengan pembangunan politik belum tentu benar. Para pelaku bisnis mungkin saja membuat keputusan- keputusan politik yang tidak jujur, seperti misalnya penolakan terhadap buruh yang independen. Dan pasar itu sendiripun bias menyimpang.

Pemerintahan yang bersih dapat diterapkan sebaik-baiknya dalam suatu masyarakat warga yang pluralistik, yang dapat menyelesaikan konflik antara kelompok- kelompok ekonomi, etnis dan politik.

Ketidaksetaraan yang terlihat di berbagai kelompok masyarakat perlu dipecahkan, khususnya antara kaum yang kuat dan kaum yang lemah, berkenaan dengan akses ke ibukota, jaringan pasar, ketrampilan dan sebagainya.

Prinsip-prinsip dasar untuk pemerintahan demokratis antara lain: 1. Mengembangkan identitas warga yang meliputi:

a. Pembentukan solidaritas warganegara

b. Meningkatkanidentitas sesuai dengan karakteristik khusus warganegara

c. Mengembangkan institusi-institusi yang membangun solidaritas diantara identitas yang berkonflik

2. Mengembangkan kemampuan politik dengan cara menghormati hak-hak warganegara. Pwengembangan ketrampilan agar kompetitif, meningkatkan

kompetensi dan kemampuan orhganisasi untuk menggunakan hak-hak dan kewajiban kolektif

3. Mengembangkan pemahaman politik melalui wacana mengenai perilaku politik 4. Mengembangkan kemampuan adaptasi dalam budaya untuk mengamati kejadian-

kejadian berdasarkan pengetahuan dan bukan berdasarkan prasangka.

Beberapa pengalaman internasional dalam gerakan pemberantasan korupsi adalah Independent Commision Against Ccorruption of Hong Kong, aktifitas Tranparancy International. Keduanya mempunyai resep penting yaitu: kelayakan program anti korupsi dan kredibilitas mereka yang menerapkannya.

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 165-169)