• Tidak ada hasil yang ditemukan

GREEN AREA & COMPOSTING GREEN AREA & COMPOSTING

PROCEDURES THAT MANDATE INTERNATIONAL STANDARDS FOR qUALITY OF SERVICE

E. GREEN AREA & COMPOSTING GREEN AREA & COMPOSTING

Dalam upaya menciptakan iklim mikro yang nyaman bagi wisatawan, maka BTDC senantiasa menjaga common area yang luasnya + 30 ha (10% dari luas kawasan) untuk menjadi areal hijau. Keberadaan areal hijau yang tersebar di seluruh kawasan saat ini telah ditanami dengan berbagai jenis tanaman dengan total 6080 batang, termasuk di dalamnya pelestarian tanaman langka yang ditanam sebanyak 2899 batang.

In an effort to create a comfortable micro-climate for tourists, BTDC maintains +30 ha (10% of the total area) to be a green area. This green belt has been planted with 6,065 plants in several varieties, including 2,899 rare plants as a conservation measure.

Konsep pengembangan taman di kawasan Nusa Dua mangadaptasi konsep local Panca Warna dalam desain landscape kawasan. Implementasinya dalam desain taman adalah dengan penanaman pohon di sebelah Utara yang didominasi warna Gelap, sebelah Timur didominasi warna Putih, di sebelah selatan didominasi warna Merah dan di sebelah Barat didominasi warna Kuning.

The parkland development concept in Nusa Dua Resort reflects the local cultural concept of "Five Colours". Trees in the north area are predominantly dark, white dominates in the east, the south is dominated by the color red and the west side is predominately yellow.

Dalam mendesain Common area ini juga BTDC selalu mengedepankan konsep konservasi bagi flora local, yaitu dengan tetap menjaga beberapa lokasi konservasi untuk penamanan flora local. Jumlah tanaman local seperti payung, intaran, camplung, waru, badung, pule, piling di seluruh common area adalah 2987 batang dan jumlah ini akan diusahakan meningkat setiap tahun sejalan dengan instruksi BUMN untuk penanaman 1 juta pohon.

In designing the common areas BTDC always put forward the concept of conservation for local flora, namely by maintaining multiple locations for conservation planting of local varieties such as green pandan, coconut palm, camplung, bekul, and juwet. This program is in line with the State-owned Enterprises mandate of planting one million trees.

Melalui Unit Pemeliharaan maka untuk mengurangi produksi sampah yang dibuang ke Tempat pembuangan akhir (TPA), BTDC melakukan composting untuk memproduksi pupuk organic yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Saat ini memproduksi sampah sebanyak 5890 m3 per tahun atau 16m3 per hari. Karena lahan terbuka hijau di kawasan cukup luas maka kebanyakan sampah yang dihasilkan adalah sampah dari daun dan potongan rumput. Untuk pengelolaan sampah tersebut BTDC memiliki Unit Komposting yang mengunakan teknologi EM untuk mempercepat proses pembusukan sampah padat.

To reduce the production of waste discharged to the place of final disposal (landfill), the maintenance unit composts waste to produce organic fertilizer that can be used to meet their own needs. The composting facility currently produces 5890 m3 per year or 16m3 per day. Most of this waste is composed of leaves and grass clippings from the common open spaces. BTDC has a composting unit using EM technology to accelerate the process of decomposition of solid waste.

72

LAPORAN TAHUNAN

2012

F. LAGOON BTDC F. BTDC LAGOON

Lagoon BTDC adalah lokasi pengolahan air limbah terpadu yang dioperasikan untuk mengolah air buangan dari seluruh Hotel dan fasilitas lainnya di Kawasan Pariwisata Nusa Dua dan sekitarnya untuk selanjutnya dimanfaatkan kembali menjadi air irigasi penyiraman taman di Kawasan. Lagoon BTDC dipisahkan menjadi 2 sistem pengolahan yaitu: Sistem pengolahan air limbah (Sistem Waste Stabilization Pond/Kolam Stabilisasi) dan Sistem Pengolahan air irigasi (Aerasi, Sedimentasi dan filtrasi).

BTDC Lagoon is an integrated wastewater treatment facility designed to treat wastewater from the hotels and other facilities in Nusa Dua Resort and surrounding areas to be subsequently reused as irrigation water for landscaped areas. BTDC lagoon treatment system is separated into a waste water treatment system (System Waste Stabilization Pond / Pool Stabilization) and irrigation water treatment systems (aeration, sedimentation and filtration).

Sistem Distribusi Air Limbah Waste Water Distribution System

Limbah cair yang diolah di lagoon BTDC adalah limbah cair domestik yang berasal dari masing–masing bagian dalam hotel seperti : kamar mandi, toilet, laundry, kolam renang, sistem pendingin ruangan, dapur dan semua kegiatan hotel yang menggunakan air.

Wastewater is treated in the BTDC lagoon is domestic wastewater originating from hotel facilities such as bathrooms, toilets, laundry, swimming pool, air conditioning systems, kitchens and all hotel activities that use water.

Di masing–masing hotel/restoran diharuskan mempunyai “Collection Pit“ sebagai tempat penampungan limbah cair sementara sebelum dialirkan ke Pipa Utama BTDC dan dialirkan secara gravitasi ke LPS ( Lift pump station) terdekat. Selanjutnya dari masing-masing LPS, pompa akan bekerja secara otomatis untuk memompa air ke lagoon BTDC yang berjarak kurang lebih 2 km di sebelah utara kawasan.

Each of hotel / restaurant is required to have "Pit Collection" as a temporary holding facility before the effluent flows into and BTDC primary pipeline to a nearby lift pump station. East LPS automatically pumps water into the BTDC lagoon, which lies approximately two km to the north of the resort.

ANNUAL REPORT

2012

73

Sistem Pengolahan Air Limbah Wastewater Treatment Systems

Sistem pengolahan limbah cair yang diterapkan adalah Waste Stabilization Pond (Kolam Stabilisasi). Limbah segar dari LPS keluar lewat inlet di cell 1a dan akan mengalir secara gravitasi ke cell-cell selanjutnya dan mengalami proses oksidasi. Lemak dan kotoran yang tertahan pada perangkap lemak secara rutin. Waktu Retensi dari proses pengolahan ini adalah minimal 28 hari untuk menghasilkan effluent yang aman dibuang ke badan air sekitar atau siap untuk diproses kembali menjadi air irigasi. Untuk memantau toksitas/kadar racun air, di cell ini telah dilepaskan ikan-ikan mujair yang dapat dipakai sebagai indikator biologis untuk mengetahui perubahan kualitas di dalamnya.

Wastewater treatment system that is applied is Waste Stabilization Pond . Fresh waste flows out through the inlet of LPS in cell 1a and will flow by gravity to the cells and undergo subsequent oxidation process. Grease and dirt stuck on grease traps regularly. Retention time of the treatment process is at least 28 days to produce a safe effluent discharged into water bodies around the lagoon ready to be processed back into the irrigation water. To monitor water toxicity, tilapia fish in the final cells are used as biological indicators to assess changes in water quality.

74

LAPORAN TAHUNAN

2012

Sistem Pengolahan Air Irigasi Irrigation Water Treatment System

Untuk meningkatkan kualitas air setelah proses oksidasi alami selanjutnya diproses kembali di kolam aerasi dengan 6 buah surface aerator degan kapasitas 14.74 kg 02/jam dan 10 buah surface aerator dengan kapasitas 1,82 kg 02/yang menyala secara terus menerus selama 24 jam untuk menambah oksigen terlarut dalam air.

To improve the water quality after natural oxidation process further processed back in the aerated pond with six surface aerators with 14.74 kg 02/hour capacity and ten surface aerators with a capacity of 1.82 kg 02/hour are run for eight hours per day to increase oxygen dissolved in water.

Setelah itu air dialirkan ke kolam sedimentasi/pengendapan (tersedia 2 kolam) untuk mengendapkan lumpur dan kotoran lain yang ikut terbawa ke kolam ini. Lumpur di kolam sedimentasi akan di kuras/dikeringkan secara berkala. Lumpur hasil pengurasan ini akan ditreatment kembali dengan Sludge drying bed sehingga lumpur tersebut bisa dijadikan tanah subur.

Afterward the water flows into the two sedimentation ponds to precipitate mud and other debris that was carried into the pond. Sludge in the sedimentation pond will be drained and dried periodically. Sludge dewatering results will be processed back to the sludge drying bed so that the sludge can be used as arable land.

Setelah keluar air kolam sedimentasi air akan difiltrasi/ disaring dengan sand filter supaya air yang dihasilkan tingkat kekeruhannya lebih rendah. Setelah proses filtrasi air masuk ke resevoar, dimana air dari reservoar ini merupakan air irigasi yang sudah siap di distribusikan ke konsumen melalui instalasi pipa air irigasi sebagai air penyiraman untuk landscape yang ada di Kawasan Pariwisata Nusa Dua dan dalam hotel-hotel.

After exiting the water sedimentation pond water will be filtered by sand to reduce turbidity. Water from the filters flows into the reservoir, ready distributed to consumers through the installation of water pipes as water irrigation for landscape watering is in Nusa Dua Resort and the hotels.

Produksi Pengolahan Air Water Treatment Production

Pada tahun 2012 untuk Jasa Pengolahan air limbah BTDC mempunyai 25 pelanggan baik yang beroperasi di dalam Kawasan dan di Luar kawasan dengan realisasi jasa pengolahan limbah adalah sebesar 1.543.176 m3. Sedangkan untuk Pemanfaatan air irigasi BTDC mempunyai 19 pelanggan yang juga berada di dalam dan luar kawasan dengan total penjualan air irigasi sebesar 569.596 m3

In 2012 BTDC wastewater treatment services had 25 customers both inside and outside of the resort, processing an aggregate total of 1.543.176 m3. BTDC had 19 customers, both inside and outside the resort, for irrigation water generating total sales of 569.596 m3 of irrigation water.

ANNUAL REPORT

2012

75

Birds Sanctuary Bird Sanctuary

Selain manfaat tersebut, maka lagoon yang benar-benar dijaga dari kebisingan atau campur tangan manusia kini menjadi tempat bertumbuhnya populasi ikan di lagoon sebagai indikator biologis dapat megundang komunitas burung, datang untuk bermukim dan membuat ekosistim baru yang sesuai penelitian ahli burung,dikatakan bahwa areal lagoon ini telah menjadi tempat persinggahan burung secara lintas benua (77 Species). Penambahan menara pengintai burung, merupakan fasilitas untuk memenuhi peminat pengamat burung yang serius akan mengamati burung dan satwa lainnya di lagoon.

An additional benefit of the lagoon is as a bird sanctuary. The isolation from noise and human activity and the growing population of fish in the lagoon as biological indicators has attracted a sizable bird community, which has created a new ecosystem. A research ornithologist has stated that the lagoon is a haven for 77 species of migrating birds. The addition of a bird watchtower allows serious bird watching enthusiasts to observe birds and other wildlife in the lagoon.

76

LAPORAN TAHUNAN

2012