• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pengembangan Agribisnis

STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENDAMPINGAN MANDIRI BENIH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

3. HASIL DAN PEMBAHASAN a Fasilitasi dari Pemerintah

Desa yang mendapatkan program 1.000 Desa Mandiri Benih diutamakan pada desa yang belum dapat memenuhi kebu- tuhan benihnya atau defisit. Kegiatan tiap unit Desa Mandiri Benih di antaranya, membuat penangkaran benih seluas 10 ha dan mendapatkan belanja bantuan kegiatan sosial sebesar Rp 170 juta/unit. Biaya sebesar itu untuk pengadaan sarana produksi, biaya sertifikasi benih, pengadaan alat dan mesin pengolahan benih, pengemasan benih, pembangunan gudang penyimpan benih dan pembuatan lantai jemur. “Dari anggaran itu juga dialokasikan untuk kegiatan koordinasi, monitoring dan evaluasi agar kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan terus disempurnakan, sehingga di lapangan bisa dihasilkan yang maksimal (Balai Besar Padi, 2016.).

b. Target Swasembada padi 2015

Dalam rangka swasembada, pada 2015, Indonesia menargetkan produksi padi hingga 73,4 juta ton, dengan produktivitas nasional rata-rata sebesar 52,09 ku/ha. Produktivitas rata-rata baru mencapai 50,82 ku/ha, sedangkan potensi hasil beberapa varietas padi yang telah tersebar produktivitasnya mencapai lebih dari 7

ton/ha. Menurut Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Bantul, target produksi yang harus dicapai Kabupaten Bantul pada 2015 untuk komoditas padi adalah 198.959 ton gabah kering giling (GKG) dengan luas sawah 15.453 ha, luas panen 29.698 ha, produktivitas 67,08 kuintal/ha. Sasarannya, produktivitas padi meningkat 0,3 ton/ha gabah kering pungut (GKP), produktivitas jagung meningkat sebesar 1 ton /ha, dan produktivitas kedelai meningkat 0,2 ton /ha. (Diperta Bantul, 2015).

c. Karakteristik penangkar Desa Mandiri Benih

Berdasarkan Tabel 1 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa, umur produktif petani penangkar benih padi lebih banyak pada umur di antara 41 – 60 tahun (jumlah sebanyak 205 orang), terutama di wilayah Kabupaten Sleman, sedangkan peringkat kedua didominasi oleh wilayah Kabupaten Gunungkidul. Usia petani antara 21 – 40 tahun sebanyak 67 orang wilayah Kabupaten Bantul lebih dominan jika dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Sleman. Usia di atas 60 tahun berjumlah sebanyak 63 orang terutama dari wilayah Sleman sebanyak 23 orang. Luas pengua- saan lahan yang digunakan untuk areal perbenihan padi sebanyak 100 ha, dan rata- rata setiap daerah 10 ha.

Tabel 1. Sebaran data umur petani penangkar/produsen padi di beberapa lokasi Desa Mandiri Benih padi di DIY 2016.

No Kelompok Penangkar Benih ∑ Umur 21-

40 tahun (orang) ∑ Umur 41- 60 tahun (orang) ∑ Umur > 60 tahun (orang) Luas penguasaan lahan (ha)

1 Karyo Upoyo (Sleman) 4 31 5 10

2 Unggul (Kalasan, Sleman) 8 38 14 10

3 Sedyo Maju (Berbah, Sleman) 11 61 23 35

4 Setyo Manunggal (Tempel, Sleman) 5 15 10 5

5 Tahan Uji (Temon, Kulon Progo) 9 3 1 10

6 Madu Sari (Ponjong, Gunungkidul) 10 22 0 10

7 Rukun (Karangmojo, Gunungkidul) 0 25 10 10

8 Tri Manunggal Sedya (Pandak, Bantul) 20 10 0 10

T o t a l 67 205 63 100

Sumber: Data primer diolah

d. Produksi Padi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut BPS Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2015, dijelaskan bahwa produksi padi tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 25.563 ton GKG atau 2,78 persen dari 919.573 ton pada tahun 2014

menjadi 945.136 ton GKG. Kenaikan produksi disebabkan naiknya produktivitas sebesar 2,78 ku/ha atau 4,8 persen. Kenaikan produksi padi terbesar terjadi di Kab. Sleman sebesar 14.400 ton atau 4,58 persen.

Tabel 2. Produksi benih padi pada beberapa penangkar dan produsen Desa Madiri Benih di DIY 2015

No Kelompok Produsen/penangkar benih Varietas Produksi (ton)

1 Karyo Upoyo (Sleman) Ciherang 10

2 Unggul (Kalasan, Sleman) Inpari-30 2,5

3 Sedyo Maju (Berbah, Sleman) Ciherang 4,5

4 Setyo Manunggal (Tempel, Sleman) Ciherang 20

5 Tri Manunggal Sedya (Pandak, Bantul) Ciherang 20

6 Lestari Mulyo Ciherang 5,6

7 Mukibat Ciherang 1

8 Dyah Suci Ciherang 3

9 Ngudi Makmur Ciherang

Bagendit IR-64

5,4 5,7 2,4

10 Ngudi Makmur-2 Ciherang 5,4

11 Karya Tani Ciherang

Bagendit Pepe IR-64 8 8,2 8,3 4

12 Ngudi Mulyo Ciherang 6

Jumlah 120

Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa upaya kelompok produsen dan penangkar benih padi sangat menyambut program Pemerintah adanya Desa Mandiri

Benih, hal ini terbukti dapat dilihat dari kemampuan produksi benih. Produksi benih total yang tercatat sebanyak 120 ton siap tanam pada tahun 2015. Varietas padi yang

diminati petani lebih dominan adalah varietas Ciherang, IR-64, Situ Bagendit, Pepe dan Inpari-30. Hal ini sesuai dengan harapan Pemerintah bahwa langkah ini merupakan upaya para pengkar dan produsen benih di wilayah masing-masing dalam menanggulangi kelangkaan benih yang selama ini menjadi kendala. Program 1.000 Desa Mandiri Benih yang pemerintah canangkan sebagian besar berkembang baik. Tiap desa telah ditargetkan mampu mengembangkan benih mandiri seluas 20 ha atau sekitar 5 ton/musim. Sehingga tiap tahun bisa memproduksi sekitar 10 ton benih. Upaya dan langkah Pemerintah melalui Kementrian Pertanian dalam penyediaan benih mandiri ini merupakan langkah besar untuk mendorong petani menghasilkan benih secara mandiri dari hasil pertanaman di masing-masing kawasan. Selain langkah penyediaan benih mandiri ini, pemerintah juga tengah membangun kelembagaan penangkar benih yang mandiri, dan berkapasitas produksi yang lebih baik di tahun 2016 mendatang.

Jika dikaji berdasarkan penghasilan dari hasil yang diperoleh dari pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih dibanding dengan kegiatan usaha tani biasa, hasil dari Seribu Desa Mandiri Benih lebih menguntungkan dari usahatani biasa. Keuntungan lainnya, bisa dilihat dari pemenuhan kebutuhan benih padi untuk desa setempat dan sekitarnya yang lebih bisa mengakomodir kebutuhan spesifik desa tersebut. Varietas yang ditanam di Seribu Desa Mandiri Benih tiap unitnya dapat

disesuaikan dengan kebutuhan varietas yang diinginkan desa setempat dan sekitarnya. Ilustrasinya, dari kegiatan Seribu Desa Mandiri Benih tersebut di atas bila dirata-ratakan menghasilkan 3 ton/ha, dengan jumlah kegiatan Seribu Desa Mandiri Benih sebanyak seribu unit, di mana tiap unitnya dengan luasan 10 ha maka jumlah benih padi yang dihasilkan satu musim tanam sebanyak = 1.000 x 10 ha x 3 ton = 30.000 ton benih padi. Kebutuhan benih dalam satu musim tanam lebih kurang 160.000 ton, sehingga bila kita bandingkan dengan benih yang dihasilkan Seribu Desa Mandiri Benih maka dapat memenuhi kebutuhan benih nasional sebesar 18%. Padahal selama ini kebutuhan benih yang besertifikat yang digunakan petani baru mencapai lebih kurang 50%. Sehingga dengan hasil Seribu Desa Mandiri Benih diharapkan penggunaan benih padi besertifikat mencapai 60-70%. Dengan bertambahnya penggunaan benih padi besertifikat maka diharapkan produksi padi yang diperoleh petani terus meningkat.

4. KESIMPULAN DAN SARAN