• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL AlMg 2 DAN SS304 DALAM LINGKUNGAN AIR KOLAM PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS (ISSF)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Air Kolam Penyimpanan

Parameter cuplikan air hasil purifikasi kolam ISSF seperti konduktivitas, pH serta TDS dimonitor secara periodik sebulan sekali dengan menggunakan pH-meter, konduktivitineter. pH dan konduktivitas diukur secara online. Adapun hasil pengukuran pH, konduktiviti dan TDS seperti tertera dalam Tabel 1.

Tabel.1. Pengukuran pH, konduktivitas, TDS pada air kolam ISSF

Uraian pH Konduktivitas TDS

LAK 5,4 - 6 1,6 - 2,8 µS/cm -

Pengukuran 5,52 2,5 µS/cm 2

ppm Air merupakan substansi yang agresif terhadap logam yang dibasahinya meskipun air berada dalam keadaan murni. Hal ini disebabkan

karena air akan terionisasi menghasilkan ion H+

dan OH-. Air murni memberikan kontribusi kecil

terhadap konduktivitas listrik karena air hanya

akan memberikan ion H+ dan OH- dalam jumlah

yang relatif kecil yaitu 10-7 mol/liter. Air akan

memiliki konduktivitas tinggi jika air mengandung berbagai impuritas terlarut dan terionisasi dalam air. Pada suhu 250C air murni

mempunyai konduktivitas listrik = 0,56 μS/cm.

Hasil analisis diperoleh bahwa konduktivitas air kolam ISSF adalah sebesar 2,52 µS/cm , hal ini masih memenuhi standar yang dipersyaratkan LAK PTLR yaitu berkisar 1,6 - 2,8 µS/cm. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa kemungginan dalam air kolam ISSF ada ion lain selain OH- dan H+.

Hasil analisis pada air deminineral dalam kolam ISSF mempunyai pH sekitar 5,52 (pH < 7) artinya, konsentrasi ion H+ dalam air lebih besar dari 10-7 mol perliter. Ion H+ inilah

yang akan bertindak sebagai oksidator dalam proses korosi material, sehingga ion hidrogen dalam air mempunyai peluang untuk merusak logam. Oleh karenanya sebagai langkah antisipasi maka air demineral yang digunakan sebagai pengisi kolam ISSF harus diupayakan mempunyai kualitas sangat baik yaitu

84

konduktivitas listriknya berkisar 1,6 - 2,8 µS/cm dan pH 5,4 - 6. Disamping itu kondisi lingkungan disekitar kolam ISSF harus dijaga kebersihannya khususnya bebas debu dan kontaminan kimia lainnya.

Pengukuran Laju Korosi

Pengujian korosi dengan menggunakan teknik polarisasi dimaksudkan untuk melihat ketahanan sampel terhadap oksidasi ketika diberi potensial luar. Seberapa besar kecepatan korosi pada material akan terjadi. Berikut adalah hasil

pengukuran laju korosi pada material AlMg2

sebagai material kelongsong bahan bakar nuklir dan SS304 sebagai material rak penyimpanan bahan bakar bekas dan juga material tangki kolam ISSF dalam lingkungan air kolam ISSF. Adapun hasil pengukuran laju korosi, plot tafel seperti terlihat pada Gambar 3, 4. dan Tabel.1.

Gambar.3. Kurva polarisasi SS-304 dalam media air kolam ISSF

Gambar.4.Kurva polarisasi AlMg2 dalam air

kolam ISSF

Tabel.2. Hasil pengukuran laju korosi AlMg2 dan SS304 dalam lingkungan air kolam ISSF

Sampel Ecorr(mV) Icorr (µA/cm2)

ßa(mV) ßc(mV) CR (mpy)

AlMg2 -821,7 0,012 25,19 30,95 0,02

SS304 -76,5 0 24,59 5,17 0,002

Hasil pengukuran pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa nilai potensial korosi bebas (Ecorr), kerapatan arus korosi (icorr), dan laju korosi dari masing-masing material berbeda- beda. Bila material/logam dimasukkan ke dalam larutan maka akan terjadi reaksi-reaksi elektrokimia pada antar muka antara logam dan larutan. Reaksi ini menghasilkan suatu potensial elektrokimia yang disebut potensial korosi (Ecorr). Potensial ini ditentukan oleh banyaknya muatan negatif yang terbentuk ketika logam itu

dimasukkan ke dalam larutan. Pada Ecorr, laju

oksidasi sama dengan laju reduksi sehingga sistem tersebut disebut setimbang. Arus reduksi ired, terjadi pada suatu proses reduksi. Arus korosi ioks terjadi oleh suatu proses oksidasi. Pada

Ecorr, ired = ioksdan itotal – ired + ioks = 0. Arus

yang terukur pada instrumen merupakan arus total. Bila suatu potensial yang tidak sama dengan Ecorr diberikan pada suatu sistem maka akan terjadi polarisasi sehingga terjadi reaksi reduksi dan oksidasi, dengan demikian ired dan

ioks pada Ecorr dapat ditentukan.

Besar kecilnya harga potensial korosi mengindikasikan kecenderungan sampel untuk mengalami oksidasi selama berada dalam media pengkorosi. Jika potensial korosi bebas dari sampel yang terukur rendah berarti sampel tersebut mudah teroksidasi, dan jika potensial korosi dari sampel yang terukur tinggi berarti sampel mudah tereduksi. Hasil analisis

memperlihatkan bahwa Ecorr pada material

AlMg2 sebesar -821,7 mV , Ecorr SS304 sebesar

-76,5 mV, hal ini mengindikasikan bahwa material AlMg2 lebih mudah teroksidasi daripada

SS304. Dari kandungan unsur pada material

AlMg2 dan SS304 memberikan informasi bahwa

dengan adanya unsur Cr dan Ni pada material SS304, akan membentuk lapisan kromium oksida dan nikel oksida yang bersifat sebagai pelindung base material dari serangan oksida maupun ion agresif. Namun bukan berarti material/logam ini tidak bisa terkorosi. Pada dasarnya almunium juga menghasilkan almunium oksida jika bereaksi dengan oksigen. Almunium oksida inilah yang akan melindungi base material dari serangan oksigen lebih lanjut. Dalam proses

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

85

melapisi base material, ternyata almunium oksida memiliki porositas yang lebih besar dari pada pelapisan oleh krom oksida. Bisa dikatakan bahwa molekul krom oksida memiliki kerapatan tinggi dari pada molekul almunium oksida. Sehingga lapisan krom oksida lebih melindungi base material dari serangan oksigen dari pada lapisan almunium oksida. Hal ini didukung oleh hasil analisis laju korosi material Al2Mg3 dan

SS304. Besarnya pengukuran laju korosi pada

SS304 dan AlMg2 seperti terlihat pada Tabel

1.Dimana laju korosi untuk material SS 304 dalam lingkungan air kolam ISSF sebesar 0,002

mpy dan untuk meterial AlMg2 dalam lingkungan

yang sama 0,02 mpy. Dari pengukuran laju korosi tersebut, diperoleh informasi bahwa

AlMg2 akan mengalami pengurangan ketebalan

material sebesar 0,02 mili inchi /th dan SS304 akan mengalami pengurangan sebesar 0,002 mili inchi/tahun. Sebagai material kelongsong pelat

bahan bakar, AlMg2 memiliki tebal 0,38 mm,

material tersebut dapat bertahan dari serangan korosi selama lebih dari 40 tahun.

KESIMPULAN

Kualitas air kolam penyimpanan bahan bakar nuklir sudah cukup baik. Pengukuran menggunakan potensiostat diperoleh hasil bahwa Ecorr pada material AlMg2 lebih kecil dari pada

SS304 menunjukkan bahwa AlMg2 akan lebih

mudah teroksidasi dari pada SS304, hal ini

diperkuat dengan pengukuran laju korosi AlMg2

lebih besar daripada laju korosi SS304. Dari pengukuran laju korosi, diperoleh informasi

bahwa AlMg2 akan mengalami pengurangan

ketebalan material sebesar 0,02 mili inchi /th dan SS304 akan mengalami pengurangan sebesar 0,002 mili inchi/tahun. Sebagai material

kelongsong pelat bahan bakar, AlMg2 memiliki

tebal 0,38 mm, material tersebut dapat bertahan dari serangan korosi selama lebih dari 40 tahun. DAFTAR PUSTAKA

[1]. GENI RINA dkk, Aplikasi Program

Pengawasan Korosi Untuk Kolam

Penyimpanan Reaktor RSG-GAS, Prosiding

Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir,Surabaya, ISSN:0854-2910, (2010).

[2]. IAEA, Influence of Water Chemistry on

Fuel Cladding Behavior, TECDOC

927,(1993)

[3]. IAEA , Corrosion of esearch Reactor

Aluminum Clad Spent Fuel in Water, TRS

418, (2003).

[4]. GENI RINA , Pengendalian Proses Korosi

Pada Sistem Pendingin Sekunder RSG GAS

30MW, Prosiding Seminar Nasional ke -19

Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Yogyakarta, 24-25 September (2013).

[5]. DIAH SRI RAHAYU, Kolam BBB

PTPLR, Materi Presentasi Di Forum Kimia

Air, PTKRN,Serpong,(2014).

[6]. FONTANA, M.G, Corrosion Engine-ering

(3rd.ed), New York: Mc Graw Hill,(1987).

[7]. SUPRIYANTO, Pengaruh Konsentrasi

Larutan NaCl 2% dan 3,5% Terhadap Laju

Korosi Pada Baja Karbon Rendah ,Skripsi,

UMS-Surabaya,(2007).

[8]. SUMIJANTO, Diklat Managemen

Penuaan Dan Aspek Keselamatan Dari

Reaktor Penelitian, BAPETEN,Jakarta,

(2005).

[9]. MONDOLFO, L.F., Aluminium Alloy

Structure and Properties, Butterworth,

London, (1976).

[10]. MAMAN KARTAMAN, Ketahanan

Korosi bahan Struktur AlMg2 Dalam Media Air Pasca Perlakuan Panas Dan

Pendinginan, Jurnal Teknik Bahan Nuklir

Vol 1 No.2, (2005).

[11]. Jones, D.A., Principles and Prevention of

Corrosion, MacMillan Publishing

Company, pp.520-522, (1992).

[12]. HOOLINGSWORTH, E.H., Corrosion

Resistance of Aluminium and Aluminium

Alloys, Aluminium Company of America.

[13]. MATERIAL PROPERTY DATA , 304

Stainless Steel,[online], Available: http://matweb.com/search/DataSheet.aspx? MatGUID

[14]. MATERIAL PROPERTY DATA, AlMg2,[online], Available:

http://matweb.com/search/DataSheet.aspx? MatGUID

86