• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN NITROGEN TERHADAP AKTIVITAS FOTOKATALIS TiO 2 DALAM PENGOLAHAN LIMBAH METHYLEN BLUE

Agus Salim A 1, Auring R1, Yustinus P1, Asep Nana1

1Pusat Sains danTeknologi Bahan Maju - BATAN

Kawasan PUSPIPTEK, Serpong 15310

ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN NITROGEN TERHADAP AKTIVITAS FOTOKATALIS TiO2 DALAM PENGOLAHAN LIMBAH METHYLEN BLUE

Pengaruh penambahan nitrogen pada fotokatalis TiO2 dalam pengolahan limbah methylen blue telah dilakukan. Prekursor yang digunakan adalah TiO2 99,9% rutile. Fotokatalis diberi dopan nitrogen dengan metode perendaman TiO2 pada larutan NH3 dengan konsentrasi yang divariasikan 0,5M dan 0,7M. Analisa XRD menunjukkan penambahan N tidak mempengaruhi ukuran kristal dari TiO2 dalam range 33-45 nm, sementara dari hasil SEM dan EDS terlihat penambahan N tertinggi diperoleh pada perendaman NH3 0,5 M sebesar 9,61%. Hasil pengujian menunjukkan penambahan N pada TiO2 menurunkan aktivitas fotokatalis TiO2 dalam mereduksi methylen blue dari konstanta laju reaksi TiO2 0,091 jam-1 menjadi 0,050 jam-1 untuk perendaman TiO2 dalam NH3 0,5 M, dan 0,051 jam-1 pada perendaman TiO2 dalam NH3 0,7 M. Penurunan tersebut disebabkan terjadi pergeseran daerah kerja fotokatalis TiO2 dari spektrum UV menjadi spektrum cahaya tampak.

Kata Kunci: Fotokatalis; methylen blue; nitrogen; TiO2 , TiO2-N ABSTRACT

EFFECT OF NITROGEN ADDITION ON TiO2 PHOTOCATALYST ACTIVITIES IN METHYLEN BLUE WASTEWATER TREATMENT

Effect of the addition of nitrogen in TiO2 photocatalyst in methylene blue wastewater treatment has been performed. Precursors used were 99.9% rutile TiO2. Photocatalyst given nitrogen dopant by immersion method of TiO2 in NH3 solution with varied concentrations of 0.5 M and 0.7 M. XRD analysis showed the addition of N did not affect the crystal size of TiO2 in the range of 33-45 nm, while the results of SEM and EDS showed the addition of the highest N obtained at 0.5 M NH3 immersion of 9.61%. The test results showed the addition of N in TiO2 decrease photocatalytic activity of TiO2 in reducing methylene blue of the reaction rate constants of TiO2 0.091 hour-1 to 0,050 hours-1 for TiO2 immersion in 0.5 M NH3, and 0.051 hr-1 immersion of TiO2 in NH3 0, 7 M. The decrease isdue toa shift inthe workingarea of TiO2photocatalystfrom theUV spectrumintothe visible light spectrum.

Keywords : Photocatalyst ; methylene blue ; nitrogen ; TiO2 , TiO2 – N PENDAHULUAN

Perkembangan industri tekstil menyebabkan limbah zat warna diantaranya

methylen blue yang berbahaya bagi lingkungan [1]. Limbah zat warna ini memiki sifat non biodegradable karena mengandung senyawa kompleks aromatik dan senyawa organik yang sukar diuraikan oleh mikroba sekalipun. Zat warna juga bersifat karsinogenik [2]. Keberadaan zat warna dalam perairan dapat menghambat masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga mengganggu aktivitas fotosintesis mikroalga. Dampak lanjutannya adalah pasokan oksigen dalam air menjadi berkurang serta memicu aktivitas mikroorganisme anaerob yang menghasilkan produk berbau tak sedap. Selain itu, penguraian zat warna secara anaerob pada dasar perairan menghasilkan senyawa amina aromatik yang lebih toksik dibandingkan dengan zat warna semula [3].

Satu dari metode untuk pengolahan limbah cair methylen blue adalah dengan degradasi secara fotokatalisis dalam larutan

dengan penyinaran menggunakan sinar ultra violet (uv), dimana mengandung fotokatalis yang sesuai terutama TiO2. Fotokatalisis titanium

dioksida merupakan metode yang efisien untuk mendegradasi secara lengkap senyawa organik dalam fase cair dan gas. Pencemar yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan atom halogen akan terdegradasi menjadi CO2, H2O, anion NO3-, SO42-, dan halida [4].

Fotokatalisis merupakan kombinasi proses dari fotokimia dan katalisis, dimana diperlukan sinar UV dan katalis (semikonduktor) untuk melangsungkan suatu transformasi kimia. Proses fotoreduksi dan fotooksidasi dimulai pada saat fotokatalis mengadsorbsi energi foton dengan energi yang sama atau lebih besar dari energi celah semikonduktor (TiO2 mempunyai energi

celah sebesar 3,2 eV) sehingga elektron akan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi. Pasangan elektron (e-) dan hole (h+) yang

terbentuk dapat berekombinasi dan melepaskan panas atau menyebabkan reaksi oksidasi dan reduksi dengan transfer muatan ke spesies yang

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

141 teradsorbsi pada permukaan semikonduktor.

Hole (h+) yang dihasilkan TiO

2 merupakan

oksidator kuat yang akan mengoksidasi spesies kimia lainnya yang mempunyai potensial oksidasi +1,0 V sampai +3,5 V (relatif terhadap elektroda hydrogen-Nerst), termasuk air dan/atau gugus hidroksil yang akan menghasilkan radikal hidroksil. Radikal hidroksil ini pada pH = 1 mempunyai potensial sebesar 2,8 V, dan kebanyakan zat organik mempunyai potensial redoks yang lebih kecil dari potensial tersebut, sehingga kebanyakan zat organik dapat dioksidasi menjadi CO2 [5].

Yang menjadi perhatian utama dalam rekayasa fotokatalis TiO2 adalah aspek daya

absorbsi foton dan aktivitas fotokatalitik. Keterbatasan TiO2 sebagai fotokatalis terletak

pada band gap-nya yaitu sebesar 3,2 eV, dimana dengan band gap tersebut memerlukan penyinaran pada daerah sinar ultraviolet untuk menginisiasi proses fotokatalitik padahal sinar ultraviolet hanya sekitar 5% dari sinar matahari yang sampai ke bumi. Ditemukan bahwa pencampuran p states dari N dengan 2p dari O dapat menaikkan pita valensi untuk dapat memperkecil band gap dari TiO2, sementara

posisi dari pita konduksi tetap. Hal ini menyebabkan fotokatalis TiO2 lebih aktif

terhadap sinar tampak [6].

Dilaporkan pula bahwa penambahan dopan N ke dalam sistem fotokatalis TiO2

menjadi komposit TiO2-N masih memiliki

berbagai kendala seperti sulitnya menghasilkan katalis komposit dengan konsentrasi N yang tinggi, rendahnya aktivitas fotokatalitik pada rentang panjang gelombang UV, ketidakstabilan spesies N dalam sistem katalis setelah proses fotokatalisis, lemahnya daya oksidasi hole yang dihasilkan, dan tingginya laju rekombinasi sebagai akibat menyempitnya band gap dan faktor impuritas katalis [7].

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan N terhadap aktivitas fotokatalis TiO2 dalam pengolahan

limbah methylen blue. Aktivitas tersebut ditunjukkan oleh besaran konstanta laju reaksi dari proses degradasi limbah methylen blue.

Dalam penelitian sebelumnya diperoleh data bahwa TiO2 cukup baik dalam mendegradasi

limbah methylen blue, namun pengaruh penambahan nitrogen pada TiO2 terhadap

aktivitas TiO2 dalam mendegradasi limbah

methylen blue belum pernah dilakukan, sehingga dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh penambahan N terhadap aktivitas fotokatalis TiO2. Penelitian ini dilakukan di Lab Limbah

PSTBM - BATAN pada bulan Mei 2013 sampai bulan Agustus 2013.

TATA KERJA

1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu TiO299,9% rutile Sigma-Aldrich sebagai

prekursor,aquades, NH3 Merck, serbuk methylen

blue.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gelas beker, labu ukur, pipet ukur, batang pengaduk, cawan porselen, pH indikator,

furnace, X-Ray Diffractometer (XRD) merek Shimadzu untuk menganalisis struktur dan ukuran kristal serta fraksi rutile-anatase,

Scanning Electron Microscope/Energy Dispersive Spectroscope (SEM/EDS) merek JEOL type JSM 6510 L untuk menganalisis foto permukaan (butir) dan konsentrasi N dalam TiO2,

Spektrofotometri UV-Vis merek PERKIN ELMER type Lambda 25 untuk menganalisa konsentrasi methylen blue dalam limbah.

2. Prosedur

Sintesis Fotokatalis

Prekursor TiO2 yang digunakan adalah TiO2

99,9% rutile dari Sigma-Aldrich. Larutan NH3

yang digunakan adalah larutan NH3 dari Merck.

Nitrogen didoping ke dalam TiO2 dengan cara

perendaman 10 g serbuk TiO2 dalam 400 ml

larutan NH3 dengan konsentrasi NH3 0,5M dan

0,7M diaduk dengan magnetic stirrer selama 10 menit dan direndam selama 24 jam. Selanjutnya campuran TiO2 dan larutan NH3 dikeringkan

pada suhu 120 ºC dan dikalsinasi pada suhu 500 ºC selama 1 jam. Hasil yang diperoleh kemudian digerus menjadi halus. Pengaruh penambahan nitrogen pada fotokatalis TiO2 dianalisis

menggunakan XRD, SEM dan EDS.

Limbah Simulasi

Larutan limbah simulasi dibuat dengan kandungan methylen blue 10 ppm, dengan cara serbuk methylen blue sebanyak 0,3 g ditambahkan ke dalam 300 ml aquades kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama 10 menit.

Aktivitas Fotokatalitik

Lampu Phillips UV-A 10 W sebanyak 3 buah digunakan sebagai sumber foton. Reaksi fotokatalitik dilakukan dalam gelas reaksi dengan kapasitas 650 ml. Sejumlah 0,3 gram katalis ditambahkan ke dalam 300 ml larutan methylen blue 10 ppm, diaduk dengan stirrer sambil disinari dengan UV selama 5 jam. Setiap 1 jam dilakukan pencuplikan sampel untuk mengukur kadar methylen blue yang terurai dalam larutan dengan menggunakan peralatan spektrometri UV-Vis.

142

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Fotokatalis

Hasil karakterisasi XRD terhadap hasil sintesis fotokatalis TiO2 melalui perendaman

dalam larutan NH3 dapat dilihat pada gambar 1.

Dari Gambar 1 terlihat bahwa dengan penambahan N akan mengurangi intensitas dari

peak (puncak) TiO2rutile standar. Peak

TiO2rutile, TiO2-N (0,5M) dan TiO2-N (0,7M)

terlihat pada 2θ = 27,46°. Secara umum

peakrutile mengalami penurunan dibandingkan

peak TiO2 murni kecuali pada TiO2-N (0,5M).

Penurunan intensitas peak dikarenakan adanya atom nitrogen yang menggantikan atom oksigen dari TiO2. Hal ini menunjukkan bahwa metode

perendaman bisa digunakan untuk mensubstitusi atom N terhadap sebagian atom O dari TiO2.

Gambar 1. Hasil karakterisasi XRD terhadap hasil sintesis fotokatalis

TiO2 melalui perendaman dalam larutan NH3

Dari hasil XRD di atas diperoleh besar ukuran kristal dan fraksi anatase serta rutile sebagai berikut (Tabel 1):

Tabel 1. Ukuran kristal, fraksi rutile dan anatase dari katalis N-TiO2 dari hasil analisa XRD

No Sampel Fraksi Rutile (%) Ukuran Kristal (nm)

1. TiO2 94,25 45,41

2. N-TiO2(NH3 0,5M) 94,93 45,41

3. N-TiO2(NH3 0,7M) 94,33 33,15

Dari tabel 1 terlihat bahwa ukuran kristal dari TiO2 dan TiO2–N(NH3 0,5M) adalah

sama yaitu 45,41 nm, namun pada TiO2–N(NH3

0,7M) ukuran kristal mengalami penurunan menjadi 33,15 nm. Hal ini diduga disebabkan karena pada TiO2–N(NH3 0,7M) konsentrasi

atom N yang mengambil posisi latis atom O dan berikatan dengan Ti membentuk ikatan kovalen lebih sedikit dibandingkan pada TiO2–N(NH3

0,5M) sehingga mengakibatkan ukuran

kristalnya lebih kecil. Namun hal ini perlu penelitian lebih lanjut. Dari tabel 1 juga terlihat fraksi rutile dan fraksi anatase pada TiO2, TiO2–

N(NH3 0,5M) dan TiO2–N(NH3 0,7M) tidak

terjadi perubahan yang signifikan.

Hasil karakterisasi SEM-EDS terhadap hasil sintesis fotokatalis TiO2 melalui

perendaman dalam larutan NH3 dapat dilihat

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

143

Gambar 2. Hasil SEM sampel TiO2 -N: (a) TiO2 Perbesaran 3000 x;

(b) TiO2–N (0,5M) Perbesaran 3000 x; (c) TiO2–N (0,7M) Perbesaran 3000 x

Dari Gambar 2 terlihat bahwa ukuran butir dari seluruh sampel cukup merata, tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara TiO2 dan TiO2 yang direndam NH3 pada konsentrasi 0,5 M dan 0,7 M.

Hasil karakterisasi EDS ditampilkan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Konsentrasi N dalam katalis TiO2–N Hasil EDS

No Bahan Kandungan N Hasil EDS (%)

1. TiO2-N (0,5 M NH3) 9.61

2. TiO2-N (0,7 M NH3) 8.79

Dari tabel 2 terlihat pada perendaman TiO2 dalam larutan NH3 0,5 M diperoleh

konsentrasi N dalam TiO2-N sebesar 9.61%

sedangkan bila konsentrasi larutan NH3

dinaikkan menjadi 0,7 M, kandungan N menurun menjadi 8.79%. Hal ini disebabkan proses substitusi N terhadap O dari TiO2 mengalami

kejenuhan bila konsentrasi NH3 melebihi 0,5M.

Uji Aktivitas Fotokatalis

Limbah methylen blue awal mengandung konsentrasi sebesar 10 ppm. Uji reduksi katalis terhadap methyl blue dilakukan selama 1-5 jam dengan kondisi diaduk dan disinari dengan UV. Hasil penurunan konsentrasi methylen blue

dalam limbah ditunjukkan oleh Gambar 3 dan Gambar 4 sebagai berikut.

144

Gambar 3. Pengaruh waktu reduksi terhadap konsentrasi methylen blue

Gambar 4. Pengaruh waktu reduksi terhadap konsentrasi methylen blue

0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 K o ns e nt ra si m e thy le n b lue (ppm )

Lama Pengadukan (jam)

TiO2 TiO2-N(0,5 M NH3) TiO2-N (0,7 M NH3) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 1 2 3 4 5 % r e duk si m e thy le n b lue

Waktu Reduksi (jam)

TiO2

TiO2-N (0,5 M NH3) TiO2-N (0,7 M NH3) Linear (TiO2-N (0,7 M NH3))

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

145 Kurva hubungan antara waktu penyinaran degradasi methyl blue terhadap ln Co/Ct dari degradasi methylen blue diperlihatkan oleh Gambar 5 sebagai berikut.

Gambar 5. Kurva hubungan antara waktu penyinaran terhadap ln Co/Ct dari

degradasi methylen blue

Dari Gambar 5 diperoleh konstanta laju reaksi (jam-1) untuk berbagai konsentrasi perendaman NH

3 seperti

dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Tabel konstanta laju reaksi pada berbagai konsentrasi perendaman NH3

TiO2 dalam NH3 dengan

konsentrasi NH3 (M)

Kandungan

N (%) Persamaan Regresi Konstanta Laju Reaksi (jam-1)

0 0 y = 0,091x + 0.263 0,091

0,5 9,61 y = 0,050x - 0.013 0,050

0,7 8,79 y = 0,051x - 0.071 0,051

Reaksi fotokatalis terhadap methylen blue dapat terjadi karena lubang positif yang terbentuk selama aktivasi fotokatalis akan mengoksidasi ion hidroksi atau air pada permukaan katalis menghasilkan radikal hidroksil HO•. Fotooksidasi maupun fotoreduksi dapat terjadi karena TiO2 merupakan

semikonduktor dengan struktur elektronik yang khas yaitu memiliki pita valensi dan pita konduksi yang kosong sehingga ketika dikenai sinar matahari maka akan mengalami eksitasi e-

dari pita valensi ke pita konduksi (menghasilkan e-cb) yang menyebabkan adanya kekosongan

atau hole (h+vb) pada pita valensi yang dapat berperan sebagai muatan positif. Selanjutnya

hole akan bereaksi dengan H2O yang terdapat

dalam larutan membentuk radikal hidroksil (•OH), radikal hidroksil ini merupakan oksidator kuat yang dapat mendegradasi senyawa organik menjadi CO2 dan air. Elektron pada permukaan

semikonduktor dapat bereaksi dengan penangkap e- yang ada dalam larutan yaitu O2 membentuk

radikal superoksida (•O2-) yang juga dapat

mendegradasi senyawa organik dalam larutan [8]. 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0 1 2 3 4 5 Ln (C0 /Ct )

Waktu Reduksi (jam)

TiO2

TiO2-N (0,5 M NH3) TiO2-N (0,7 M NH3)

146

Radikal (•OH) dan (•O2-) akan terus

menerus terbentuk selama sinar UV masih mengenai fotokatalis dan akan mendegradasi senyawa organik menjadi CO2 dan H2O.

Efektivitas reaksi fotokatalitik tergantung pada kompetisi antara rekombinasi pembawa muatan dengan donasi elektron dari substrat ke hole

(h+vb). Rekombinasi pembawa muatan dapat dicegah dengan menyediakan penangkap e- berupa O2 yang teradsorpsi dan menjadi anion

radikal superoksida •O2- yang akan mengoksidasi

senyawa organik. Mekanisme fotokatalitik TiO2

adalah sebagai berikut [9]: TiO2+ hv TiO2 (h+ + e-) (1)

H2O+h+ •OH+ H+ (2)

OH- + h+ •OH

(3)

O2 + e- •O2- (4)

Mekanisme fotokatalis TiO2 dengan tahapan-tahapannya sebagai berikut[10]:

TiO2 + hv  TiO2 (e- + h+) (5) H+ + OH- ad •OHad (6) H+ + H 2Oad •OHad + H+ (7) e- + Mn+ M (8)

Radikal hidroksil •OH yang dihasilkan memiliki peranan penting dalam mengoksidasi senyawa organik. Semakin banyak pembentukan hidroksil radikal maka akan semakin besar pula kemampuan fotokatalis untuk mengoksidasi senyawaan organik [10].

Reaksi degradasi methylen blue yang terjadi adalah sebagai berikut:

C16H18N3SCl + 22,5O2 HCl + H2SO4 + 3HNO3 + 16CO2 + 6H2 (9)

Terlihat dari Tabel 3 bahwa aktivitas fotokatalis dalam mereduksi methylen blue paling tinggi diperoleh pada TiO2 yang tidak

ditambahkan N. Penambahan N justru menurunkan aktifitas fotokatalis dari TiO2 dari

konstanta laju reaksi 0,091 jam-1 menjadi 0,050

jam-1 untuk 0,5 M dan 0,051 jam-1 untuk 0,7 M.

Tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara 0,5 M dan 0,7 M, diduga hal ini disebabkan perbedaan kandungan N untuk kedua variasi konsentrasi perendaman NH3 tersebut tidak

terlalu besar, namun masih terlihat kandungan N pada TiO2 yang lebih tinggi mengakibatkan

penurunan aktivitas fotokatalis TiO2 yang lebih

besar. Dilaporkan bahwa penambahan dopan nitrogen pada fotokatalis dapat meningkatkan aktivitas fotokatalitik secara signifikan di bawah sinar tampak. Ditemukan bahwa pencampuran p states dari N dengan 2p dari O dapat menaikkan pita valensi untuk dapat memperkecil band gap dari TiO2, sementara posisi dari pita konduksi

tetap [6]. Dibuktikan terjadi penurunan energi bandgap TiO2 yang besarnya 3,28 eV menjadi

2,91 eV untuk TiO2-N [11]. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya pergeseran daerah aktif untuk fotokatalis TiO2 dari daerah UV menjadi

daerah sinar tampak, sehingga kinerja fotokatalis TiO2 dalam mereduksi methylen blue di daerah

UV mengalami penurunan.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa TiO2 dan TiO2-N mampu

mereduksi limbah methylen blue dengan konstanta laju reaksi 0,091 jam-1 untuk TiO

2;

0,050 jam-1 untuk TiO2 dengan perendaman NH3

0,5 M dan 0,051 jam-1 untuk 0,7 M. Penambahan

N pada TiO2 akan menurunkan aktivitas

fotokatalitik dalam mereduksi methylen blue pada daerah kerja UV, yang disebabkan terjadinya penurunan bandgap pada fotokatalis TiO2. Perlu dilakukan penelitan lanjutan

bagaimana kinerja fotokatalis TiO2 dan TiO2-N

dalam mereduksi methylen blue di daerah spektrum cahaya tampak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Saudara Drs. Bambang Sugeng, MT, Dra. Deswita serta KPTF di PTBIN-BATAN yang telah banyak membantu dalam pengujian, karakterisasi dan penyusunan makalah ini.

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

147

DAFTAR PUSTAKA

[1]. IRVAN, RENITA, MANURUNG,

HASIBUAN, ROSDANELLI,

Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara Aerob-Anaerob, USU, Medan, (2004). [2]. SAFNI, MAIZATISNA, ZULFARMAN,

SAKAI T., Degradasi Zat Warna Naphtol Blue Black Secara Sonolisis Dan Fotolisis Dengan Penambahan TiO2-Anatase, J. Ris.

Kim, Vol.1, (2007).

[3]. VAN DER ZEE, F P., Anaerobic Azo Dye Reduction, Wageningen University (2002). [4]. K. RIYANI, T. SETYANINGTYAS,

DIAN W. D.,Pengolahan Limbah Cair Batik menggunakan Fotokatalis TiO2- Dopan-N dengan Bantuan Sinar Matahari,Valensi vol 2 No. 5, 581-587, (2013)

[5]. K. RIYANI, T. SETYANINGTYAS,

Pengaruh Karbon Aktif Terhadap Aktivitas Fotodegradasi Zat Warna Pada Limbah Cair Industri Tekstil Menggunakan Fotokatalis TiO2 , Molekul vol. 6 No. 2,

113-122, (2011)

[6]. ASAHI R., MORIKAWA T., OHWAKI T., AOKI K., TAGA Y.,Visible-light photocatalysis in nitrogen-doped titanium oxides. Science, Volume 293, 269–271, (2001)

[7]. JINLONG ZHANG, YONGMEI WU, MINGYANG XING, LEGHARI, SAJJAD AHMED KHAN, SAJJAD SHAMILA.,Development of modified N doped TiO2 photocatalyst with metals,

nonmetals and metal oxides. Energy Environ. Sci., Volume 3, 715-726, (2010) [8]. HOFFMANN. M.R., S.T. MARTIN, W.

CHOI, AND D.W. BAHNEMANN,

Environmental Applications of Semiconductor Photocatalysis. Chemical Reviews. Vol 95, No. 1. California: American Chemical society, (1995)

[9]. OKAMOTO K.I., YAMAMOTO Y., TANAKA H., TANAKA M. AND ITAYA A., Heterogeneous photocatalytic decomposition of phenol over TiO2 powder,

Bull. Chem. Soc. Jpn., 58, 2015-2022,

(1985)

[10].SONAWANE, R.,S. & DONGARE, M.,K.,

Sol–gel synthesis of Au/TiO2 thin films for

photocatalytic degradation of phenol in sunlight, J. Mol. Cat. A,Vol.243, pp. 68–76, (2006)

[11].AGUS S.A., Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nanokomposit Berbasis Titania Untuk Produksi Hidrogen dari Gliserol dan Air, Tesis, Departemen Teknik Kimia-FT- UI, Depok, (2011)

148

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MODEL INDUSTRI PULP DAN KERTAS