• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Biologi tahun 2010. (Halaman 174-179)

KELAS XII MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran biologi pada materi pola-pola hereditas dengan menggunakan

strategi pembelajaran Discovery-Inquiry secara umum dapat meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman materi konsep pola-pola hereditas. Peningkatan pengetahuan dapat diketahui dari meningkatnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi hasil belajar siswa

Semarang,  7 Februari   

pada konsep pola-pola hereditas. Peningkatan aktivitas sebagai realisasi dari meningkatnya pengetahuan dan tingkat pemahaman dapat dilihat dari hasil observasi dan evaluasi setiap siklus. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III seperti tertera pada Tabel 1 dan Gambar 1

Tabel 1. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Discovery-Inquiry

Prosentase Aktivitas (%) Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II Siklus II

Mengamati gambar/diagram/model/media 25 40 60

Mengamati /menganalisis/menyelidiki 32,5 40 50

Menemukan dan mensistesis konsep 15 25 30

Sedangkan dalam hal partisipasi aktif, partisipasi kontributif dan partisipasi inisiatif meningkat dari siklus I sampai ke siklus III, seperti tertera pada Tabel 2 dan Gambar 2.

Gambar 1. Peningkatan aktivitas belajar menggunakan Strategi Pembelajaran

Discovery-Inquiry 0 10 20 30 40 50 60

Obsevation Inqury Syntesis

cycle 1 cycle 2 cycle 3

Semarang,  7 Februari   

Tabel 2. Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Discovery-Inquiry

Prosentase Aktivitas (%) Partisipasi Kontributif

Siklus I Siklus II Siklus II

Mengajukan pertanyaan 17,5 27,5 40,0

Mengajukan pendapat 12,5 25,0 30,0

Mengajukan sanggahan 2,5 5,0 12,5

Partisipasi Inisiatif Siklus I Siklus II Siklus II

Mengerjakan tugas/soal 42,5 52,5 75,0

Partisipasi Aktif Siklus I Siklus II Siklus II

Melakukan Proses Pengumpulan data - 37,5 40,0

Tanya jawab dalam proses penemuan dan penyelidikan

- 25,0 50,0

Mengkomunikasikan hasil temuan - 35,0 40,0

Meningkatnya aktivitas belajar dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran berdampak pada meningkatnya pengetahuan siswa yang ditunjukkan oleh meningkatnya nilai prestasi hasil belajar. Prosentase kenaikan prestasi hasil belajar pada siklus I 6,45% meningkat menjadi 19,30% pada siklus II dan pada siklus III

menjadi 20,62% (Tabel 3 dan gambar 3). Kenaikan ini menggambarkan bahwa

Gambar 2. Peningkatan partisipasi kontributif siswa dalam proses pembelajaran merupakan indikator meningkatnya pengetahuan dan pemahaman siswa.

Semarang,  7 Februari   

tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa pada materi pola-pola hereditas dari siklus ke siklus mengalami peningkatan.

Tabel 3. Prosentase kenaikan prestasi hasil belajar pada proses pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry

Jenis Tes Siklus I Siklus II Siklus II

Pretes 4,65 5,75 7,08

Postes 4,95 6,86 8,54

Prosentase Kenaikan (%) 6,45 19,90 20,62

Berdasarkan data pada Tabel 3 dan gambar 3 tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan dan kemajuan belajar menggunakan strategi pembelajaran

Discovery-Inquiry dapat meningkatkan pengetahuan dan tingkat pemahaman. Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan siswa pada materi pola-pola hereditas dapat diukur melalui tes. Hasil menunjukan nilai prestas belajar biologi meningkat dari siklus satu ke siklus berikutnya.

Gambar 3. Diagram kenaikan prestasi belajar selama proses Pembelajaran yang memberi gambaran kenaikan tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa pada konsep pola-pola herditas

Semarang,  7 Februari   

Pelaksanaan strategi pembelajaran Discovery-Inquiry dalam proses

pembelajarannya menggunakan landasan pemikiran pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan perkembangan kompetensi siswa. Strategi pembelajaran dengan cara ini lebih mudah bagi siswa untuk mengembangkan dan menerima konsep-konsep pembelajaran. Pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Discovery-Inquiry dapat menumbuhkan motivasi intrinsik, karena siswa merasa puas atas kemampuanya sendiri. Akibatnya, aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran menjadi meningkat dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran pun terjalin dengan baik. Keadaan ini mendorong atau memberi memotivasi siswa untuk mengembangkan kompetensi diri baik kompetensi afektif, kognitif maupun psikomotor. Perkembangan kompetensi siswa dapat terjadi jika siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara baik sehingga pengetahuan terhadap materi dapat ditingkatkan. Dinamika perkembangan kondisi dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Discovery-Inquiry tersebut sesuai dengan pendapat Stigler dan Heibert (1999) yang menyatakan bahwa pembelajaran di kelas berkaitan dengan kompleksitas pengajaran dan kondisi yang sistemik. Dalam proses pembelajaran perlu dikembangkan kemampuan guru untuk menggali ilmu pengetahuan yang diperolehnya dalam suatu konteks tertentu. Peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting, karena strategi yang digunakan oleh guru sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran di kelas. Mengajar sebagai sebuah profesi memerlukan peningkatan yang terus menerus baik dari aspek teori maupun implementasinya di kelas. Pembelajaran di kelas perlu terus dikembangkan agar guru tidak terjebak pada rutinitas yang membosankan.

Strategi pembelajaran Discovery-Inquiry dalam pelaksanaannya dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan aktivitas belajar siswa dalam memahami konsep pola-pola hereditas. Berdasarkan hasil rekapitulasi angket yang telah dibagikan kepada siswa sebagai obyek penelitian menunjukan bahwa ada 57,5% siswa menyatakan dengan Strategi pembelajaran

Discovery-Inquiry dapat meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa; 42,5% siswa menyatakan Strategi pembelajaran Discovery-Inquiry dapat memotivasi siswa dalam berpartisipasi untuk mengungkap pertanyaan, pendapat dan sanggahan; 57,5% siswa

Semarang,  7 Februari   

menyatakan lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi; 92,5% siswa menyatakan Strategi pembelajaran Discovery-Inquiry dapat meningkatkan kualitas belajar siswa; 92,5% siswa menyatakan dengan Strategi pembelajaran

Discovery-Inquiry dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi. Hal itu terjadi karena Strategi pembelajaran Discovery-Inquiry menggunakan landasan pendekatan proses belajar, dimana dalam proses pembelajarannya siswa diajak terlibat langsung

dalam proses penyelidikan suatu fakta (inquiry) dan penemuan suatu konsep

(discovery) serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk memahami sebuah konsep.

Namun dari sekian kelebihan Strategi pembelajaran tersebut ada sebagian siswa (5%) menyatakan Strategi pembelajaran Discovery-Inquiry membosankan. Hal itu diduga karena mereka tidak punya kesiapan untuk berkompetisi sehingga mereka tidak bisa mengikuti proses pembelajaran.

Dilihat dari hasil wawancara pada setiap akhir siklus, bahwasanya secara keseluruhan siswa lebih termotivasi untuk belajar, dengan Strategi pembelajaran

Discovery-Inquiry lebih memudahkan siswa untuk bertanya pada teman sendiri ataupun bertanya pada guru. Pada proses pembelajaran pokok bahasan pola-pola hereditas, strategi pembelajaran Discovery-Inquiry menuntut siswa belajar untuk menemukan dan menyimpulkan materi sendiri. Dengan demikian maka strategi pembelajaran Discovery- Inquiry berhasil meningkatkan seluruh kompetensi siswa dengan hasil akhir meningkatnya prestasi belajar.

Namun berdasarkan hasil evaluasi, strategi pembelajaran Discovery-Inquiry

kurang efektif bila diterapkan pada kelas yang besar karena akan memakan waktu yang cukup banyak dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari. Gurupun dituntut untuk memiliki persiapan yang matang, ditambah dengan kesiapan untuk membuat lembar kerja dan soal-soal. (Djamarah dan Zain, 2002).

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Biologi tahun 2010. (Halaman 174-179)