• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Skoring Tingkat Ketahanan

Dalam dokumen Prosiding pagi 2019 (Halaman 171-174)

Tanaman Padi

Hasil pengamatan mengindifikasikan bahwa pengamatan 26 hari setelah infestasi (HSI), nilai skoring tingkat ketahanan varietas introduksi masih rendah. Peningkatan nilai skoring relatif nyata setelah pengamatan 26 HSI.

Tinggi rendahnya serangan hama terhadap tanaman padi sangat berkaitan dengan pakan WBC. Hal ini sejalan dengan penelitian Zen et al., (1994) bahwa tinggi rendahnya populasi WBC yang mampu mencapai dewasa erat hubungannya dengan jumlah dan mutu makanan yang diperoleh, kebutuhan hidup serangga yang terpenuhi dengan kualitas makanan yang lebih baik menyebabkan semakin sempurnanya perkembangan dan pertumbuhannya.

3.2. Persentase Tanaman Mati

Hasil pengamatan terhadap persentase tanaman mati yang diamati pada 36 HSI dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase tanaman mati akibat serangan wereng batang coklat (WBC) 36 hari setelah infestasi (HSI)

Galur/varietas Persentase tanaman mati

Yinzhan 1 8 a Chaozhan 0 a Zhangzhan 1 0 a Miaozhan 0 a S3 100 e S6 100 e C3 83 de C4 42 abc Ciherang 25 ab IR 64 58 bcd IR26 75 cde BNT 38,07

Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% (Uji BNT).

Hasanuddin et al. Tingkat Ketahanan terhadap Wereng Batang Coklat dari Beberapa Varietas dan Galur Padi

P r o s i d i n g S e m l o k n a s V P A G I - F A P E R T A U N A N D 2 0 1 9 | 155 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan

bahwa tingkat serangan WBC terhadap beberapa galur atau varietas tanaman padi yang ditunjukkan oleh persentase tanaman mati, berbeda sangat nyata. Rata-rata persentase tanaman yang mati akibat serangan hama WBC pada 36 HSI dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil pengamatan terhadap persentase tanaman mati akibat serangan WBC pada 36 HSI menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan, bahwa nilai terendah yaitu Chaozhan, Zhangzhan 1 dan Miaozhan dengan nilai 0, tidak berbeda nyata dengan Yinzhan 1, C4 dan Ciherang tetapi berbeda nyata dengan S3, S6, C3, IR64 dan IR26. Nilai yang terendah menunjukkan bahwa varietas tersebut memiliki tingkat ketahanan tertinggi. Sedangkan nilai tertinggi dari persentase tanaman mati ialah 100, yang memiliki tingkat ketahanan terendah di bandingkan varietas lain.

Menurut Manuwoto dan Adijuana (1991). Salah satu penyebab tahannya suatu varietas yaitu mempunyai kandungan unsur K, Ca dan Si yang lebih tinggi pada varietas IR64 dan varietas tahan lainnya yang memiliki kandungan unsur tersebut, sehingga dapat menghambat proses makan WBC dibandingkan varietas lain yang diuji.

3.3. T

50

(%/hari)

Hasil pengamatan rata-rata waktu yang diperlukan untuk 50% tanaman mati (T50). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa 50% tanaman mati sangat berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya. Rata-rata waktu 50% tanaman mati akibat serangan wereng batang coklat dapat dilihat pada tabel 2.

Hasil pengamatan pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai terendah di jumpai pada galur pengujian S6 dan C3 yang berbeda nyata dengan IR64 dan IR26 tetapi tidak berbeda nyata dengan S3.

Tabel 2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk 50% tanaman mati. Perlakuan T50 (hari) Yinzhan 1 - Chaozhan - Zhangzhan 1 - Miaozhan - S3 32,94 ab S6 32,17 a C3 32,17 a C4 - Ciherang - IR 64 34,89 b IR26 34,56 b BNT 2,39

Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% (Uji BNT). (-) menunjukkan tidak ada kematian 50% sampai 36 hari setelah infestasi (HSI).

Cepat atau lambatnya tanaman mati ada kaitannya dengan tahan atau tidaknya galur/varietas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Varietas dengan nilai tertinggi memiliki ketahanan yang baik. Menurut Painter (1951), bahwa varietas tahan dapat memperpanjang siklus hidup serangga, memyebabkan kematian yang tinggi, berat badan menurun, periode peletakan telur lebih pendek dan terjadinya perubahan perlakuan serangga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, tanaman padi yang tahan terhadap serangan WBC adalah varietas introduksi (Yinzhan 1, Chaozhan, Zhangzhan 1, dan Miozhan) yang tingkat ketahanannya hampir sama dengan varietas pembanding tahan (Ciherang). Sedangkan semua galur pengujian ( S3, S6, C3, dan C4) merupakan galur yang tidak tahan terhadap serangan WBC yang tingkat ketahanannya hampir sama dengan varietas pembanding sangat tidak tahan (IR26).

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2014). Produksi padi, jagung, dan kedelai (angka tetap 2014 dan angka ramalan I 2015). Berita Resmi Statistik 62 (07) : 1-5. Baehaki, S.E. (1987). Dinamika populasi wereng

coklat, Nilaparvata Lugens Stall. In Wereng Coklat. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor. Brar, D.S., Virk, P.S., Jena, K.K., & Khush, G.S. (2009). Breeding for Resistance to Planthoppers in Rice. Planthopers: News Threats to the Sustainability of Intensive Rice Production System in Asia. Los Banos, Philippines: Internasional Rice Research Institute.

Harahap. Z., Soewito, T., & Ida, H.S. (1987). Perbaikan ketahanan varietas padi terhadap wereng coklat (Nilaparvata lugens Stall). In Wereng Coklat. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor. Hermawan, E. (2007). Waspadai Wereng Coklat

Biotipe Baru. Retrieved from http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/432. Ikeda, R. & Vaughan, D.A. (2004). The distribution of

resistance genes to the brown planthopper in the germplasm. Rice Genetic Newsletter, 8, 125-127. Khush, G.S. & Virk, P.S. (2005). IR Varieties and

Their Impact. Los Banos, Philippines: Internasional Rice Research Institute.

Liu, C., Hao, F., Hu. J., Zhang, W., Wan, L., Zhu, L., Tang, H., & He, G. (2010). Revealing different systems responses to brown planthopper infestation for pest susceptible and resistant rice plants with the combined metabonomic and gene-expression analysis. Journal of Proteome Research 9 (12): 6774-6785.

Manuwoto, S. & Adijuwana, H. (1991). Mekanisme & faktor kimia yang mendasari resistensi beberapa varietas padi terhadap werneg batang coklat

Hasanuddin et al. Tingkat Ketahanan terhadap Wereng Batang Coklat dari Beberapa Varietas dan Galur Padi

156 | P r o s i d i n g S e m l o k n a s V P A G I - F A P E R T A U N A N D 2 0 1 9

Nilaparvata lugens Stal. Jurnal Ilmu Pertanian, 1, 5-13.

Pracaya. (1991). Hama & penyakit tanaman. Jakarta, Indonesia: Penebar Swadaya.

Sogawa, K. (1971). Feeding Behaviors of The Brown Planthopper & Varietas Resistance of Rice to This Insect. Tokyo, Japan: Ministry of Agriculture and Forestry

Subroto, S.W.G., Wahyudin., Hendarto, T., & Sawada, H. (1992). Taksonomi & Bioekologi Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Kerja Sama Teknis Indonesia-Jepang Bidang Perlindungan Tanaman Pangan (ATA-162). Jakarta, Indonesia: Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan,

Zen., Khairul., Manti, I., Nasrun, D., & Taufik. (1994). Perkembangan populasi wereng coklat koloni Sumatera Barat pada beberapa varietas unggul padi sawah. In Risalah Seminar Balai Penelitian

Wahyuni dan Nasution. Pengujian Kombinasi Jenis Pupuk Organik terhadap Masa Inkubasi Penyakit Fusarium

P r o s i d i n g S e m l o k n a s V P A G I - F A P E R T A U N A N D 2 0 1 9 | 157

Pengujian Kombinasi Berbagai Jenis Pupuk Organik yang di

Dalam dokumen Prosiding pagi 2019 (Halaman 171-174)