• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis dan Luas Wilayah

Daerah lokasi yang dipergunakan dalam penelitian ini terletak di dua kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, masing-masing digolongkan sebagai dua wilayah yang berbeda. Yang pertama, Kabupaten Jepara dengan ibukota Jepara yang diidentifikasikan sebagai wilayah pesisir dan yang kedua, Kabupaten Grobogan dengan ibukota Purwodadi yang diidentifikasikan sebagai wilayah pedalaman.

Sebagai wilayah pesisir, Kabupaten Jepara (Gambar 8) memiliki luas wilayah ± 1 004,132 km2 yang meliputi dataran tinggi, dataran rendah dan dae- rah pantai serta terdiri atas 14 kecamatan dan 194 desa/kelurahan yang terletak dengan ketinggian dari 0 hingga 1 301 m dari permukaan air laut (BPS Kabu- paten Jepara 2008). Bagian terendah berada di sepanjang pantai dan bagian ter- tinggi terletak di Kecamatan Keling (di kaki Gunung Muria).

Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Jepara berupa dataran rendah (BPS Kabupaten Jepara 2008). Kabupaten Jepara terdiri atas 16 Kecamatan, salah satu kecamatannya berbentuk pulau, yaitu pulau Karimunjawa. Setengah wilayah kecamatan terletak di daerah pantai, yaitu Kecamatan Kedung, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Bangsri, Kembang, Keling dan Kecamatan pulau Karimunjawa. Kecamatan terluas di kabupaten tersebut adalah Kecamatan Keling, seluas 23 175 km2, kecamatan pantai paling utara berbatasan dengan Kabupaten Pati sedang kecamatan terkecil adalah Kecamatan Kalinyamatan, seluas 2 369 km2 terletak di bagian selatan, hampir berdekatan dengan Kabupaten Demak. Sebelah Barat dan Utara Kabupaten Jepara dibatasi oleh Laut Jawa, sebelah Timur oleh Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati serta sebelah Selatan oleh Kabupaten Demak. Sebagai salah satu kabupaten dari propinsi Jawa Tengah, jarak dari Jepara ke ibukota propinsi Jawa Tengah, Semarang, adalah 70 km, kearah Barat Daya. Lokasi penelitian di wilayah pesisir khususnya terletak di Kecamatan Jepara, dimana ibukota Kabupaten Jepara terdapat di dalam Kecamatan Jepara (Gambar 9).

Kecamatan Jepara memiliki luas wilayah 24,667 km2, yang berarti 2,46% dari wilayah Kabupaten Jepara (BPS Kecamatan Jepara 2008), terletak di pusat kota Jepara dengan batas-batas Kecamatan Mlonggo (sebelah Utara), Kecamatan Tahunan (sebelah Timur dan Selatan), dan Laut Jawa (sebelah Barat) serta terletak pada ketinggian 0 sampai 46 m dari permukaan air laut. Luas wilayah Kecamatan Jepara merupakan luas wilayah nomor dua terkecil di antara 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara dan terdiri atas enam belas desa/kelurahan yang tujuh di antaranya memiliki wilayah pantai.

Wilayah penelitian kedua diidentifikasi sebagai wilayah pedalaman, yaitu Kabupaten Grobogan dengan ibukota Purwodadi (Gambar 10). Wilayah ini merupakan kabupaten terluas kedua di propinsi Jawa Tengah dengan luas wi- layah 1 975,86 km2, yang berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Kudus, Pati dan Blora, di sebelah Barat dengan Kabupaten Semarang dan Ka- bupaten Demak, di sebelah Timur dengan Kabupaten Blora, dan di sebelah Sela- tan dengan Kabupaten Ngawi, Sragen, Boyolali dan Kabupaten Semarang.

Gambar 10 Peta kabupaten wilayah pedalaman (Kabupaten Grobogan). Kabupaten Grobogan terdiri atas 19 kecamatan dan 280 desa/kelurahan. Jarak Purwodadi ke ibukota propinsi Jawa Tengah, Semarang, sedikit lebih pendek daripada jarak Semarang-Jepara, yaitu 64 km kearah Barat Laut (BPS Kabupaten Grobogan 2008). Lokasi penelitian di wilayah pedalaman terletak di

Kecamatan Purwodadi, dimana ibukota Kabupaten Grobogan, yaitu Purwodadi, terdapat di dalam kecamatan tersebut. Kecamatan Purwodadi (Gambar 11) me- miliki luas wilayah ± 77,65 km2, yang berarti 3,93% dari wilayah Kabupaten Grobogan, relatif terletak di tengah-tengah Kabupaten Grobogan, yang terdiri atas 17 desa/kelurahan. Ketinggian rata-rata Kecamatan Purwodadi adalah ± 22m dari permukaan air laut. Kecamatan Purwodadi berbatasan di sebelah Utara dengan Kecamatan Brati dan Kecamatan Grobogan, di sebelah Timur dengan Kecamatan Tawangharjo dan Kecamatan Pulokulon, di sebelah Selatan dengan Kecamatan Toroh dan di sebelah Barat dengan Kecamatan Penawangan (BPS Kecamatan Purwodadi 2008).

Kependudukan

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Jepara adalah 1 090 839 jiwa (Tabel 10) dengan sebaran perempuan dan laki-laki yang hampir sama (49,68% dan 50,32%) dan jumlah rumah tangga sebesar 275 937 KK. Dengan demikian rata- rata jumlah penduduk per rumah tangga hampir 4 jiwa, sehingga dapat di- katakan keadaan rumah tangga di Kabupaten Jepara telah mencapai rumah tangga ideal, terdiri atas dua orangtua dan dua anak (BPS Kabupaten Jepara 2008). Jumlah penduduk Kecamatan Jepara adalah 76 159 jiwa, terdiri atas 49,22% perempuan dan 50,78% laki-laki, dengan 18 289 KK. Sebagai pusat kota, di antara 16 kecamatan, Kecamatan Jepara merupakan kecamatan terpa- dat penduduknya, yaitu 3 088 jiwa/km2 (kepadatan penduduk Kabupaten Jepara adalah 1 086 jiwa/km2) dengan rata-rata jumlah penduduk per KK adalah 4 jiwa, sedikit lebih tinggi dari rata-rata jumlah penduduk per KK Kabupaten Jepara (BPS Kecamatan Jepara 2008). Secara keseluruhan baik di Kabupaten Jepara maupun di Kecamatan Jepara (Tabel 10), jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, kecuali pada penduduk lansia, jumlah penduduk perempuan lebih banyak.

Tabel 10 Jumlah penduduk Kecamatan Jepara dan Kabupaten Jepara menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2007 (jiwa)

No Kelom- pok usia Kecamatan Kabupaten Perem- puan

Laki2 Total Perem-

puan Laki2 Total 1 9 6 878 7 310 14188 101 733 108 366 210 099 2 10-14 3 281 3 550 6 831 52 362 55 975 108 337 3 15-19 4 090 4 464 8 544 56 974 58 696 115 670 4 20-29 7 656 7 814 15 470 102 663 100 024 202 687 5 30-49 10 360 10 692 21 052 142 916 147 306 290 222 6 50-59 2 429 2 448 4 877 39 284 38 906 78 190 7 ≥60 2 791 2 396 5 187 45 954 39 680 85634 Jumlah 37 485 38 674 76 159 541 886 548 953 1 090 839

Sumber: BPS Kabupaten Jepara 2008 dan BPS Kecamatan Jepara 2008

Jumlah penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2008 mencapai 1 394 480 jiwa (Tabel 11), terdiri atas 50,49% perempuan dan 49,51% laki-laki dengan 360 854 KK. Dengan demikian rata-rata penduduk per KK adalah 4 jiwa, sehingga dapat dikatakan keadaan rumah tangga di Kabupaten Grobogan telah mencapai rumah tangga ideal, sama seperti keadaan di Kabupaten Jepara. Dengan wilayah seluas 1 975,86 km2, maka tercatat kepadatan penduduk

Kabupaten Grobogan adalah 705,76 jiwa/ km2 (BPS Kabupaten Grobogan 2008). Jumlah penduduk Kecamatan Purwodadi 126 839 jiwa, terdiri atas 50,95% perempuan, 49,05% laki-laki dan jumlah rumah tangga 38 717 KK. Dengan demikian rata-rata penduduk per KK adalah 3 jiwa. Jumlah ini di bawah dari rata- rata penduduk per KK Kabupaten Grobogan. Namun kepadatan penduduk di Kecamatan Purwodadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Grobogan, yaitu 1 634 jiwa/km2 (BPS Kecamatan Purwodadi 2008).

Tabel 11 Jumlah penduduk Kecamatan Purwodadi dan Kabupaten Grobogan menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2007 (jiwa)

No Kelom- pok usia (tahun) Kecamatan Kabupaten Perem- puan

Laki2 Total Perem-

puan Laki2 Total 1 9 13 222 13 641 26 863 106 372 110 978 217 350 2 10-14 7 316 7 397 14 713 66 814 69 555 136 369 3 15-19 7 265 7 346 14 611 67 469 70 536 138 005 4 20-29 12 435 10 839 23 274 119 162 116 971 236 133 5 30-49 14 723 14 259 28 982 199 268 197 508 396 776 6 50-59 4 782 4 566 9 348 63 045 59 486 122 531 7 ≥60 4 887 4 161 9 048 81 967 65 349 147 316 Jumlah 64 630 62 209 76 159 126 839 690 383 1 394 480

Sumber: BPS Kabupaten Grobogan 2008 dan BPS Kecamatan Purwodadi 2008

Bila di Kecamatan dan Kabupaten Jepara (Tabel 10) lebih banyak terdapat penduduk laki-laki, maka di Kecamatan Purwodadi dan Kabupaten Grobogan terdapat pengelompokkan jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak hingga usia 19 tahun. Di atas 19 tahun terlihat sebaliknya, jumlah penduduk perempuan lebih banyak. Kemungkinan kondisi ini berkaitan dengan fenomena pencarian kerja ke luar daerah oleh penduduk laki-laki yang berusia di atas 19 tahun mengingat wilayah pedalaman merupakan daerah terbuka dengan jalur transportasi ke kota-kota besar.

Jenjang pendidikan penduduk

Kecamatan Jepara terdiri atas 16 desa/kelurahan. Ragam jumlah pendu- duk di atas lima tahun di tiga desa/kelurahan lokasi penelitian cukup mewakili ragam jumlah penduduk di Kecamatan Jepara, yaitu mulai dari yang terbanyak Kelurahan Demaan (12,57%) dan kedua paling sedikit yaitu Kelurahan Kauman (1,84%) serta menengah yaitu Desa Jobokuto (Tabel 12). Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi: 1) Tidak sekolah, 2) Tingkat pendidikan dasar yaitu

yang mengecap pendidikan hingga lulus SD, 3) Tingkat pendidikan menengah yaitu yang mengecap pendidikan hingga lulus SLTA, dan 4) Tingkat pendidikan tinggi yaitu yang mengecap pendidikan hingga lulus pendidikan S3. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan penduduk di atas usia 5 tahun mengelompok di dua tingkatan, yaitu hampir setengahnya berpendidikan menengah (46,85%), demikian juga yang berpendidikan dasar (44,29%). Tingkat pendidikan tinggi hanya dimiliki 5,09% penduduk. Penduduk di tiga desa/ kelurahan lokasi penelitian lebih banyak yang berpendidikan menengah, yaitu 32,52% dari seluruh penduduk Kecamatan Jepara yang berpendidikan menengah dan pendidikan tinggi sebesar 21,42% dari seluruh penduduk Kecamatan Jepara yang berpendidikan tinggi. Data ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di lokasi penelitian termasuk cukup tinggi di antara tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Jepara.

Tabel 12 Jumlah penduduk Kecamatan Jepara berdasarkan jenjang pendidikan bagi umur 5 tahun keatas tahun 2008 (jiwa)

No Desa/ Kelurahan Pendidik- an tinggi Pendidikan menengah Pendidik- an dasar Tidak sekolah Total 1 Demaan 204 5 322 781 50 6 357 2 Jobokuto 215 1 810 1 120 0 3 145 3 Kauman 133 573 225 0 931 4 Mulyoharjo 66 553 4 913 504 6 036 5 Pengkol 544 3 686 1 333 95 5 658 6 Kedungcino 41 2 010 2 515 40 4 606 7 Bandengan 101 1 234 1 921 779 4 035 8 Ujungbatu 51 1 295 1 812 315 3 473 9 Saripan 355 1 790 1 178 0 3 323 10 Panggang 299 1 242 1 495 0 3 036 11 Wonorejo 16 954 1 940 75 2 985 12 Bapangan 14 984 1 225 24 2 247 13 Potroyudan 150 1 022 585 10 1 767 14 Bulu 335 448 459 12 1 254 15 Kuwasen 17 633 340 1 991 16 Karangkebagusan 36 136 552 0 724 Jumlah 2 577 (5,1%) 23 692 (46,9%) 22 400 (44,3%) 1 905 (3,7%) 50 574

Sumber: BPS Kecamatan Jepara 2008

Ada 43 buah sekolah dasar yang tersebar di dalam Kecamatan Jepara (Tabel 13) dengan jumlah siswa sebanyak 9 174 orang (BPS Kecamatan Jepara 2008). Tiga desa/kelurahan yang terpilih sebagai lokasi sekolah responden memiliki 9 buah SD dengan jumlah siswa sebanyak 1 719 siswa (18,74%). Ada beberapa sekolah yang tergabung di dalam satu halaman, seperti SDN Kampus Jobokuto, yang terdiri atas empat sekolah. Dulunya mereka adalah satu sekolah, yang ketika jumlah siswa semakin banyak, sekolah dipecah menjadi beberapa

sekolah dengan manajemen sekolah yang berbeda-beda. Namun secara fisik, bangunan beberapa sekolah tersebut terdapat dalam satu halaman. Oleh karena itu disebut sebagai SD Kampus.

Dengan jumlah siswa dan guru yang lebih banyak di sekolah me- mungkinkan terjadinya pengaruh dari siswa ke siswa dan dari guru ke siswa di SD Kampus. Terutama dalam kaitannya dengan responden yang dipakai dalam penelitian ini. Para responden adalah siswa kelas 5 dan 6 SD, yang secara perkembangan psikologi, mereka termasuk kedalam periode siap meninggalkan masa usia anak sekolah menuju ke masa remaja awal. Apabila pada masa usia anak sekolah, guru dan orang tua yang memiliki pengaruh besar terhadap diri anak, maka pada masa transisi dari masa usia sekolah ke masa remaja awal lambat laun teman sekolah, sahabat dan teman bermain mulai berperan menggantikan guru dan orangtua dalam mempengaruhi kehidupannya.

Tabel 13 Jumlah sekolah dasar, siswa dan guru di Kecamatan Jepara tahun 2007

No Desa/ Kelurahan Sekolah Murid Guru Rasio murid terhadap guru 1 Jobokuto 5 673 47 15 2 Kauman 3 626 20 19 3 Demaan 1 420 17 32 4 Panggang 6 2 245 80 31 5 Bandengan 5 1 002 34 31 6 Kuwasen 3 349 35 36 7 Kedungcino 3 494 29 17 8 Saripan 2 465 921 11 9 Ujungbatu 2 427 21 36 10 Wonorejo 2 414 19 26 11 Mulyoharjo 5 1 076 57 8 12 Pengkol 3 666 30 23 13 Bapangan 2 406 30 29 14 Potroyudan 1 165 11 19 15 Bulu 2 292 22 18 16 Karangkebagusan 1 159 10 17 Jumlah 43 9 174 481

Sumber: BPS Kecamatan Jepara 2008

Kecamatan Purwodadi terdiri atas 17 desa/kelurahan. Terdapat 41,39% penduduk memiliki tingkat pendidikan dasar, 31,52% penduduk memiliki tingkat pendidikan menengah dan 27,09% berpendidikan tinggi (Tabel 14). Dibanding- kan dengan penduduk Kecamatan Jepara, tingkat pendidikan penduduk Keca- matan Purwodadi lebih tinggi.

Tabel 14 Jumlah penduduk Kecamatan Purwodadi berdasarkan jenjang pendi- dikan bagi umur 5 tahun keatas tahun 2007 (jiwa)

No Desa/ Kelurahan Pendidikan tinggi Pendidikan menengah Pendidikan dasar Total 1 Purwodadi 2 390 2 782 3 653 10 419 2 Kuripan 1 245 1 449 1 904 5 262 3 Danyang 661 776 1 011 2 806 4 Ngraji 888 1 035 1 357 3 859 5 Nambuhan 860 1 000 1 315 3 763 6 Kalongan 718 835 1 097 2 819 7 Cingkrong 652 758 997 2 818 8 Ngembak 624 718 943 2 624 9 Kandangan 593 690 906 2 606 10 Karanganyar 520 605 795 2 251 11 Candisari 477 554 728 2 089 12 Nglobar 462 538 706 2 027 13 Kedungrejo 437 509 669 1 891 14 Putat 427 497 653 1 846 15 Waru 420 489 642 1 832 16 Genuksuran 404 470 618 1 754 17 Pulorejo 322 375 492 1 380 Jumlah 12 100 (27,1%) 14 078 (31,5%) 18 485 (41,4%) 44 663

Sumber: BPS Kecamatan Purwodadi 2008

Konsentrasi penduduk di atas usia lima tahun berada di tiga desa/kelurahan lokasi penelitian, yaitu 41,39% dari keseluruhan penduduk Kecamatan Purwodadi di atas usia lima tahun. Dengan demikian jumlah penduduk di tiga desa/kelurahan lokasi penelitian yang memiliki jenjang pen- didikan tinggi, menengah dan dasar juga terbanyak di antara 17 desa/ kelurahan di Kecamatan Purwodadi, yaitu berturut-turut 35,50%; 35,57% dan 35,53% dari keseluruhan penduduk Kecamatan Purwodadi di masing-masing tingkat pendidikan.

Jumlah sekolah dasar yang tersebar di 17 desa/kelurahan di dalam Kecamatan Purwodadi adalah 74 buah dengan jumlah siswa sebanyak 14 353 orang (Tabel 15). Berbeda dengan di Kecamatan Jepara, konsentrasi siswa sekolah dasar di Kecamatan Purwodadi terdapat di tiga kelurahan lokasi penelitian, yaitu Kelurahan Purwodadi, Kelurahan Kuripan dan Kelurahan Danyang dimana terdapat 6 398 siswa (44,57%) dengan 29 buah sekolah dasar (BPS Kecamatan Purwodadi 2008).

Tabel 15 Jumlah sekolah dasar, siswa dan guru di Kecamatan Purwodadi Tahun 2007

No Desa/ Kelurahan Sekolah Murid Guru Rasio murid

terhadap guru 1 Purwodadi 19 4 439 173 26 2 Kuripan 7 1 352 67 20 3 Danyang 3 607 29 21 4 Ngraji 5 1 012 40 25 5 Nambuhan 4 849 32 27 6 Kalongan 3 622 37 17 7 Cingkrong 4 616 35 18 8 Ngembak 4 591 34 13 9 Kandangan 3 577 29 20 10 Kedungrejo 3 567 25 23 11 Genuksuran 3 543 25 22 12 Karanganyar 3 497 27 18 13 Candisari 3 489 25 20 14 Nglobar 3 455 27 17 15 Putat 3 396 27 15 16 Waru 2 395 17 23 17 Pulorejo 2 346 17 14 Jumlah 74 14 353 666

Sumber: BPS Kecamatan Purwodadi 2008

Mata Pencaharian Penduduk

Ragam mata pencaharian penduduk di Kecamatan Jepara (Tabel 16) da- pat dikelompokkan ke dalam petani, wiraswasta, buruh, pegawai (negeri, swasta, TNI, Polri) dan lainnya (pensiunan dan pekerjaan jasa lainnya).

Mata pencaharian terbanyak adalah sebagai buruh, baik buruh tani, industri maupun buruh bangunan (37,11%), kemudian gabungan dari para pensiunan dan pelaku berbagai macam jasa (29,86%). Mata pencaharian sebagai nelayan/petani tidak banyak (3,46%), padahal hampir setengah dari jumlah desa/kelurahan di Kecamatan Jepara memiliki wilayah pantai. Di tiga desa/kelurahan lokasi penelitian hanya tercatat 8 orang nelayan/petani dan tidak ada satupun buruh nelayan/tani. Khususnya aktivitas para nelayan, kebanyakan mereka tidak melaut (“miyang”) pada hari Jumat. Nelayan lebih memilih tidak “miyang” pada hari Jumat karena operasi penangkapan ikan biasanya berlangsung seharian. Adanya kewajiban beribadah Jumat, khususnya bagi yang beragama Islam menyebabkan mereka memilih tidak melaut dan lebih memilih kegiatan memperbaiki alat tangkap di darat (Dr.Ir. Diniah, komunikasi personal).

Namun walaupun demikian ada beberapa perahu yang beroperasi pada hari Jumat. Selain tidak melaut pada hari Jumat, kebanyakan mereka juga tidak melaut pada waktu bulan purnama. Menurut mereka pada bulan purnama tang-

kapan ikan sangat sedikit. Untuk penangkapan ikan, para nelayan menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan di suatu lokasi di lapisan permukaan laut dan menangkapnya dengan alat tangkap berupa jaring. Yang sebenarnya terjadi pada saat bulan purnama, intensitas cahaya bulan masuk ke dalam laut mengalahkan intensitas cahaya lampu yang digunakan para nelayan. Ikan cenderung berada lebih ke dalam laut, jauh dari permukaan, sulit dikumpulkan di lapisan permukaan, sehingga dengan alat tangkap jaring yang dipakai, penangkapan ikan tidak efektif. Selain itu bulan purnama membuat air laut pasang dan kemungkinan terjadi gelombang besar yang akan membahayakan keselamatan para nelayan. Sehingga dengan keadaan yang demikian membuat banyak nelayan tidak melaut pada saat bulan purnama, terkecuali para nelayan yang melakukan operasi penangkapan ikan hanya setengah hari, misal dari subuh hingga pukul 09.00-10.00 atau pukul 14.00 hingga sebelum waktu magrib (Dr.Ir. Diniah, komunikasi personal).

Tabel 16 Jumlah penduduk Kecamatan Jepara berdasarkan mata pencaharian (usia ≥10 th) tahun 2007 (jiwa)

No Desa/ Kelurahan Nelayan / Petani Buruh Wira- swasta Pega- wai Lainnya Total 1 Karangkebagusan 13 43 13 64 196 329 2 Demaan 8 0 265 605 1 003 2 452 3 Bulu 0 0 237 352 1 089 1 840 4 Kauman 0 0 384 229 294 1 254 5 Panggang 0 0 344 241 502 1 399 6 Potroyudan 0 0 252 594 135 1 139 7 Bapangan 43 0 114 83 342 1 173 8 Saripan 0 0 263 199 308 1 284 9 Jobokuto 0 0 792 69 745 1 708 10 Ujungbatu 0 0 197 47 799 1 107 11 Pengkol 0 0 443 195 682 2 139 12 Mulyoharjo 62 1 466 196 369 469 2 562 13 Kuwasen 233 768 189 168 344 1 702 14 Bandengan 82 2 193 393 97 531 3 296 15 Wonorejo 108 941 290 49 250 1 638 16 Kedungcino 387 983 204 56 383 2 013 Jumlah 936 10 034 4 576 3 417 8 072 27 035

Sumber: BPS Kecamatan Jepara 2008

Sebagaimana di Kecamatan Jepara, ragam mata pencaharian penduduk di Kecamatan Purwodadi (Tabel 16) dikelompokkan ke dalam petani, wirausaha, buruh, pegawai (negeri, swasta, TNI, Polri) dan lainnya (pensiunan dan lainnya). Mata pencaharian penduduk Kecamatan Purwodadi terbanyak adalah sebagai petani (46,76%), kemudian buruh, baik buruh tani, industri maupun buruh bangunan (24,68%).

Tabel 17 Jumlah penduduk Kecamatan Purwodadi berdasarkan mata pencaharian (usia >10 th) tahun 2008 (jiwa)

No Desa/

Kelurahan Petani Buruh

Wira-

usaha Pegawai Lainnya Total

1 Purwodadi 60 997 871 3 747 812 6 507 2 Kuripan 2 124 850 619 1 099 288 4 980 3 Danyang 389 351 95 989 114 1 939 4 Nambuhan 2 592 932 322 120 67 4 033 5 Kandangan 1 745 827 117 86 52 3 147 6 Ngraji 1 700 604 104 384 73 2 865 7 Cingkrong 1 772 596 121 132 65 2 686 8 Kalongan 930 629 214 769 139 2 681 9 Kedungrejo 972 1 492 26 98 26 2 604 10 Ngembak 1 625 465 66 140 25 2 321 11 Candisari 1 588 509 23 126 29 2 274 12 Nglobar 1 510 491 15 77 47 2 140 13 Genuksuran 1 212 755 13 60 12 2 052 14 Karanganyar 840 755 50 131 52 1 528 15 Putat 840 337 56 116 32 1 381 16 Waru 832 298 93 29 56 1 308 17 Pulorejo 530 321 92 60 37 1 040 Jumlah 21 271 11 227 2 897 8 163 1 926 45 485

Berdasarkan Tabel 16 dan Tabel 17 dapat dikatakan bahwa mata penca- harian terbanyak di kedua lokasi penelitian berbeda. Penduduk Kecamatan Je- para terbanyak bermata pencaharian sebagai buruh (37,11%), kemudian pen- siunan dan lainnya (29,86%), sedang di Kecamatan Purwodadi yang terbanyak adalah petani (46,76%), kemudian buruh (24,68%). Perbedaan jenis mata pen- caharian di kedua wilayah memungkinkan terjadinya perbedaan penghasilan ma- syarakat di kedua wilayah.

Sarana Perekonomian Berdasarkan Ketersediaan Ikan Laut

Menurut data statistik ada 294 buah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di seluruh Indonesia dengan jumlah ikan laut terjual di TPI 321 647 ton (BPS Statistik TPI 2007). Berdasarkan propinsi, Jawa Tengah merupakan propinsi dengan jumlah TPI terbanyak (68 buah dengan 137 424 ton ikan laut) sedang Riau merupakan propinsi dengan jumlah TPI terendah (1 buah dengan 90 ton ikan laut). Data produksi di atas adalah data jumlah ikan terjual di TPI. Jumlah ini belum mencakup seluruh produksi perikanan laut, karena tidak mencakup produksi yang dijual di luar TPI. Secara kuantitas, Kabupaten Jepara memiliki jumlah TPI terbanyak di propinsi Jawa Tengah, yaitu 11 buah, jumlah yang sama juga terdapat di Kabupaten Rembang. Walaupun banyaknya ikan laut yang dijual di TPI belum mencakup secara keseluruhan produksi ikan laut, namun hal ini

merupakan salah satu indikator yang cukup mewakili produksi ikan laut di Jawa Tengah (BPS Kabupaten Jepara 2008).

Sebagai wilayah pesisir, ke sebelas TPI yang terdapat di Kabupaten Je- para tersebar di 8 kecamatan pantai yaitu TPI Kedungmalang, TPI Panggung, TPI Demaan, TPI Bulu, TPI Ujungbatu, TPI Mlonggo, TPI Bondo, TPI Tubanan, TPI Bandungharjo, TPI Ujungwatu, dan TPI Karimunjawa. Pada saat ini TPI Kedungmalang yang terletak di Kecamatan Kedung sudah tidak aktif lagi, TPI Ujung Batu merupakan TPI dengan volume tangkapan terbesar (666,7 ton) dan TPI Ujungwatu 2 merupakan TPI dengan volume tangkapan terkecil (4,2 ton) se Kabupaten Jepara (BPS Kabupaten Jepara 2008).

Sarana perekonomian sebagai tempat penjualan ikan laut yang tersedia di sekitar lokasi penelitian, yaitu Kelurahan Jobokuto, Kauman dan Demaan, adalah TPI dan beberapa pasar. Pertama, TPI Ujung Batu yang merupakan TPI terbesar se Kabupaten Jepara, terletak di Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Jepara. TPI Ujung Batu merupakan satu-satunya TPI di Kabupaten Jepara yang memiliki SPBU sendiri untuk pengisian bahan bakar perahu, sehingga memungkinkan banyak perahu penangkap ikan beroperasi di TPI tersebut. TPI beroperasi dari subuh hingga pukul 07.00 kemudian dilanjutkan pada pukul 12.00 hingga pukul 15.00. Lelang ikan biasanya dilakukan pada siang hari. Berbagai jenis ikan segar dapat diperoleh di TPI di antaranya yang banyak adalah Teri, Kembung, Pari, Tongkol, Peperek, Ekor kuning, Kerapu, Manyung dan Layur. Lima dari enam sekolah lokasi penelitian terletak dekat dengan TPI Ujung Batu. Lokasi TPI Ujung Batu berada di pinggir kota dan agak jauh dari perumahan penduduk. Sebagian besar pengunjung TPI Ujung Batu adalah para penjual ikan yang mendapatkan ikan dari lelang atau langsung dari pemilik perahu. Para penjual ikan umumnya menunggu pembeli yang datang ke TPI. Para pembeli umumnya adalah penjual ikan di pasar atau pemilik warung makan. Namun ada juga beberapa konsumen yang datang langsung untuk mendapatkan ikan yang lebih segar dan harga sedikit lebih murah. Sebagai contoh pada bulan April 2007 harga ikan Kembung di TPI berkisar Rp.5 000/kg, ikan Kembung di pasar Lawas berkisar Rp.5 500/kg dan ikan Kerapu karang Rp. 20 000/kg.

Kedua, TPI Demaan yang lebih kecil daripada TPI Ujung Batu, terletak di Kelurahan Demaan. TPI ini hanya beroperasi di pagi hari saja. Biasanya pada pukul 08.00 TPI Demaan sudah mulai sepi dari penjual dan pembeli ikan. Lokasi TPI Demaan berada di sekitar perumahan penduduk, sehingga sebagian besar

pengunjung adalah para konsumen akhir. Lelang ikan yang dilakukan tidak sebesar di TPI Ujung Batu. Beberapa perahu membongkar muatannya di luar TPI, biasanya langsung menjual muatannya ke penjual ikan. Satu dari enam sekolah lokasi penelitian terletak di kelurahan yang sama dengan TPI Demaan. Ketiga, TPI Bulu yang terletak di Kelurahan Bulu, lokasinya tidak jauh dari TPI Demaan. TPI ini masih beroperasi di pagi hari, walaupun dalam volume yang lebih kecil. Keterdekatan dengan TPI Demaan dan lokasi yang jauh dari peru- mahan penduduk menyebabkan TPI ini kurang banyak dikunjungi pembeli.

Keempat adalah Pasar Jepara. Tadinya hanya ada satu pasar di kota Jepara yaitu Pasar Jepara. Setelah terbakar, sementara pasar diperbaiki, diada- kan pasar yang disebut dengan Pasar Anyar. Pasar yang terbakar setelah diper- baiki disebut Pasar Lawas. Lokasi keduanya berdekatan. Kebanyakan ikan laut yang dijual di Pasar Anyar adalah ikan asin. Ada beberapa penjual ikan laut basah. Sedang di Pasar Lawas lebih banyak dijual ikan laut basah. Disana terda- pat satu los ikan laut yang digunakan oleh 26 penjual ikan laut basah, 16 penjual ikan panggang dan 13 kios ikan asin. Sarana kelima yang mendekatkan konsumen ke ikan laut adalah pedagang sayur keliling. Dari pengamatan hanya terlihat beberapa pedagang sayur keliling, yaitu para ibu yang menjajakan dagangannya sambil berjalan kaki. Di antara dagangannya terdapat ikan laut basah dan juga ikan asin.

Adapun sarana perekonomian sebagai tempat penjualan ikan laut yang tersedia di wilayah pedalaman terdapat di sekitar ketiga kelurahan lokasi pene- litian di Kecamatan Purwodadi, yaitu beberapa pasar dan sebuah supermarket. Pertama adalah Pasar Nglejok terletak di Desa Kuripan, dekat dengan pintu masuk kota Purwodadi (Jl. A Yani), tempat pemberhentian bis asal arah Timur dan Utara Purwodadi. Beberapa bulan sebelum dilakukan pengambilan data, pasar tersebut terbakar dan tidak segera dilakukan perbaikan. Akibatnya jumlah pedagang berkurang dan menyebabkan lokasi pasar mengecil. Ikan laut yang dijual kebanyakan ikan asin (Teri jawa, Layur, Petek, Tegowojo, Kacangan) dan pindang (Bandeng, pedo, Banyar). Jarang sekali tersedia ikan basah.

Kedua adalah Pasar Danyang, terletak di tengah Kelurahan Danyang yang sedikit lebih besar dari Pasar Nglejok. Walaupun termasuk pasar kecil, namun bahan-bahan yang dijual lebih banyak jenisnya daripada Pasar Nglejok. Namun untuk ikan laut, kebanyakan yang dijual ikan asin. Ikan basah yang lebih sering tersedia adalah ikan darat seperti ikan Sepat dan ikan Lele.

Ketiga adalah Pasar Fajar, terletak di dekat Pasar Purwodadi, sesuai dengan namanya, pasar beroperasi dari pukul 04.00 hingga pukul 07.00. Di pasar ini terdapat 4-6 orang penjual ikan laut basah, namun tidak semuanya berjualan setiap hari. Ada yang berjualan dua hari sekali. Berbagai ikan laut yang