• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit analisis dari penelitian adalah anak (siswa sekolah dasar) sedang unit pengamatannya adalah anak dan ibunya. Sejalan dengan tujuan penelitian, responden diambil dari populasi siswa yang masih memiliki ibu dan tinggal di kecamatan yang dimaksud (kecamatan dimana ibukota kabupaten berada dan untuk wilayah pesisir haruslah tinggal di kecamatan pesisir). Mempertimbangkan keterbatasan waktu, biaya penelitian dan alasan teknis pengambilan data melalui pemberian kuesioner yang dipandu dan wawancara, maka sampel yang dipergunakan adalah siswa kelas 5 dan kelas 6 yang diharapkan dapat memahami komunikasi tertulis dan lisan secara lebih baik.

Secara resmi, Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kedua kabu- paten tidak mengeluarkan daftar nama sekolah dasar dimana orangtua siswa termasuk peringkat sosial ekonomi tinggi, menengah atau rendah. Selama ini yang dipakai sebagai panduan mutu sekolah UPTD Pendidikan Dasar Keca- matan Purwodadi dan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara adalah besarnya animo masyarakat menyekolahkan anak di sekolah tersebut dan keluaran dari sekolah itu (Anonim 2006). Pada umumnya para pejabat pemerintahan dan mereka yang tergolong berstatus sosial ekonomi tinggi (seperti pengusaha) yang tinggal di ibukota suatu kabupaten memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah “favorit”, istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan sekolah yang menerima animo besar dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dan memiliki keluaran bagus.

Berdasarkan penilaian tersebut, maka dilakukan pengelompokkan terhadap sekolah-sekolah dasar yang ada, yaitu kelompok sekolah favorit (golongan ekonomi atas), kelompok sekolah golongan ekonomi menengah dan kelompok sekolah golongan ekonomi bawah. Yang termasuk sekolah favorit di Kecamatan Purwodadi adalah 3 SD Negeri dan 1 SD Swasta, yaitu SDN Purwodadi 3, 4 dan 12 serta SDS Kristen 1. Sekolah SDN Purwodadi 12 dipilih karena lokasinya berada di tengah kota Purwodadi dibandingkan dengan tiga sekolah SD lainnya. Sedangkan di Kecamatan Jepara, yang termasuk sekolah favorit adalah 4 SD Negeri dan 1 SD Swasta, yaitu SDN Panggang 01, 02, 04 dan 09 serta SDS Kanisius. Sekolah SDS Kanisius dipilih karena lokasinya terletak di kelurahan pesisir.

Selain dari sekolah yang telah disebutkan di atas, di wilayah Kecamatan Jepara terdapat 38 SD (negeri dan swasta). Dari 38 SD tersebut dipilih untuk peringkat menengah adalah SDN Demaan dan untuk peringkat bawah dipilih SDN Kauman dan SDN Kampus Jobokuto (SDN 2, SDN 3 dan SDN 4) yang semuanya terletak di kelurahan/ desa pesisir. Sedang di wilayah Kecamatan Purwodadi terdapat 70 SD (negeri dan swasta). Dari 70 SD dipilih untuk peringkat menengah adalah SDN Kampus Kuripan (SDN 1, SDN 2, SDN 4 dan SDN 7) dan SDN Kampus Danyang (SDN 1 dan SDN 2) sebagai peringkat bawah. Kerangka sampling lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Kerangka sampling lokasi penelitian yang digunakan

No Populasi Sampel

1 Lokasi Wilayah Pesisir (Kabu- paten Jepara)

16 kecamatan

43 SD (negeri dan swasta) - 5 SD golongan atas

- 15 SD golongan menengah - 23 SD golongan bawah

1 kecamatan, dengan kriteria: - Terletak di wilayah pesisir - Terletak di ibukota kabupaten

6 SD, dengan kriteria:

- Pengelompokan sekolah berdasar- kan golongan ekonomi orangtua siswa menurut UPTD Pendidikan

Dasar Kecamatan Jepara 2 Lokasi Wilayah Pedalaman

(Kabupaten Grobogan) 19 kecamatan

74 SD (negeri dan swasta) - 4 SD golongan atas

- 44 SD golongan menengah - 26 SD golongan bawah

1 kecamatan, dengan kriteria: - Terletak di ibukota kabupaten

7 SD, dengan kriteria:

- Pengelompokan sekolah berdasar- kan golongan ekonomi orangtua siswa menurut Kantor Dinas dan Pendidikan Kabupaten Grobogan Mempertimbangkan kebutuhan minimal analisis statistik yaitu 30 respon- den per kelompok, maka pada masing-masing sekolah direncanakan diambil 40 siswa. Sehingga secara keseluruhan direncanakan penelitian ini menggunakan 280 siswa.

Pengambilan sampel

Persyaratan yang diberlakukan dalam penarikan sampel adalah siswa kelas 5 dan kelas 6 yang masih memiliki ibu dan bertempat tinggal di desa/ kelurahan lokasi sekolahnya. Dari tujuh lokasi sekolah, hanya tiga lokasi yang memberiikan ijin menggunakan siswa di dua kelas, kelas 5 dan kelas 6, yaitu SDS Kanisius, SDN Demaan dan SDN Kauman yang semuanya terletak di Kecamatan Jepara. Empat lokasi SD lainnya hanya memberiikan ijin untuk menggunakan siswa kelas 5 saja dengan alasan bahwa pada saat pengambilan data para siswa kelas 6 akan mempersiapkan diri untuk ujian atau sedang mengikuti ulangan.

Namun pada waktu pelaksanaan pengambilan data, ternyata siswa kelas 6 SDS Kanisius dan SDN Kauman sedang mengikuti ulangan untuk persiapan ujian akhir, sehingga sekolah tidak mengijinkan penggunaan siswa kelas 6 dan hanya mengijinkan pengambilan data siswa kelas 5 saja. Kedua sekolah tersebut hanya memiliki satu lokal kelas 5 yang masing-masing berisi 28 siswa (SDS Kanisius) dan 35 siswa (SDN Kauman) (Tabel 6). Akibatnya di kedua sekolah tersebut penarikan sampel tidak dilakukan secara acak sederhana, melainkan diambil semuanya.

Sedang pengambilan sampel di sekolah-sekolah lainnya dilakukan dengan cara acak sederhana. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggu- nakan daftar hadir siswa yang kemudian diambil secara sistematik acak, yaitu cara memilih anggota sampel yang hanya diperbolehkan melalui peluang.

Tabel 6 Jumlah siswa sekolah sampel berdasarkan jenis kelamin

Jumlah siswa Sampel

Perempuan Laki-laki Total

Diambil Dipakai Kelas 1-6 Kelas 1-6 Kelas 1-6 Kelas 5

SDS Kanisius 86 81 167 28 28 25 SDN Demaan 205 246 451 155* 40 40 SDN Jobokuto (2, 3 dan 4) 132 143 275 54 40 30 SDN Kauman 109 126 235 35 35 20 SDN Purwodadi 12 285 283 568 92 40 40 SDN Kuripan (1, 2, 4 dan 7) 403 435 835 141 60 53 SDN Danyang (1 dan 2) 239 238 477 78 40 40 Jumlah 3011 583 283 248

Di dalam pelaksanaan pengambilan data, beberapa siswa tidak selalu dapat hadir pada waktu pengambilan data. Dengan demikian data mereka kurang lengkap. Kepada mereka telah diberikan waktu tambahan untuk meleng- kapi data, namun sampai batas waktu yang ditentukan mereka tidak dapat melengkapi datanya. Untuk menambah kekurangan data, dilakukan pengambilan data di salah satu SD yang masih dapat memberi waktu pengambilan data, yaitu SDN Kuripan. Pada akhirnya jumlah data lengkap di tujuh lokasi sekolah yang dapat dipakai adalah 248 dengan perincian 115 dari wilayah pesisir dan 133 dari wilayah pedalaman.