• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterangan: ̅ = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah semua nilai siswa

∑ = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai 70, dan secara klasikal disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai nilai tuntas yaitu 70 Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN

Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, pembuatan media pembelajaran, pembuatan instrumen dan lembar observasi. Pembuatan perangkat pembelajaran terdiri dari kalender pendidikan sekolah, rincian minggu efektif dan jumlah jam pelajaran, program semester, pengembangan silabus dan sistem penilaian, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang dilakukan dengan cara memperbaiki dan menyesuaikan program pembelajaran yang telah dibuat di awal semester.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Pertemuan I Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran ini dilaksanakan hari Selasa tanggal 1 Agustus 2017 Pukul 09.00-10.20 mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi ajar yang disajikan pada siklus I potensi lokasi dan potensi sumber daya alam Indonesia.

Pertemuan II Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran ini dilaksanakan hari senin tanggal 7 Agustus 2017 Pukul 11.40-13.00 mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Pertemuan III Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran ini dilaksanakan hari selasa tanggal 8 Agustus 2017 Pukul

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 45

10.20 mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat bahwa pada pertemuan ketiga akan diadakan tes formatif untuk mengukur seberapa besar kemampuan siwa memahami mater pada siklus I dengan model pembelajaran problem solving.

Hasil Pengamatan

Pembelajaran yang dilakukan belum sesuai harapan dan masih terdapat beberapa kekurangan. Sebagian besar aspek yang diamati observer telah dilakukan oleh peneliti dengan baik, kecuali penggunaan waktu yang belum tepat sesuai dengan perencanaan. Misalkan pada saat diskusi ada peserta yang terlalu lama presentasi melebihi waktu yang telah ditentukan sehingga peserta lain tidak bisa memberikan pendapat karena waktu yang telah habis.

Tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar pada siklus I masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan, masih terjadi kegaduhan pada siswa terutama dalam memulai dengan pembentukan kelompok. Penilaian siswa berkaitan dengan observasi dan ulangan beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam berdiskusi dengan pendekatan pembelajaran problem solving, sehingga peneliti lebih banyak memberikan bimbingan bukan pada pemahaman materi ajar melainkan pada teknis diskusi pembelajaran.

Refleksi

Setelah dilakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan melalui diskusi antara peneliti dan observer disimpulkan bahwa kinerja peneliti pada siklus I perlu ditingkatkan terutama ketepatan dalam penggunaan waktu. penerapan model problem solving dalam pembelajaran dan melakukan bimbingan dalam proses diskusi. Peneliti perlu melakukan beberapa perbaikan diskusi siswa pada siklus II.

Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya mengalami beberapa perbaikan yang merupakan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Meski sudah termasuk kategori baik dalam penerapan model pembelajaran problem solving.

Peneliti dalam memberikan bimbingan kelompok diskusi direncanakan lebih memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi.

Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I tindakan yang dilakukan pada pembelajaran ini dilaksanakan hari senin tanggal 21 Agustus 2017 Pukul 10.40-13.00 mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi ajar yang disajikan pada siklus II mengenai Potensi Sumber Daya Alam Indonesia.

Pertemuan II Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran ini dilaksanakan hari senin tanggal 28 Agustus 2018 Pukul 10.40-13.00 mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Pertemuan III Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran ini dilaksanakan hari Selasa tanggal 29 Agustus 2017 Pukul 09.00-10.20 mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat.

Pelaksanaan tindakan memang belum dapat dilakukan secara maksimal, namun telah mendekati harapan peneliti. Peneliti telah dapat mengelola kelas dengan baik, melakukan pengamatan dan bimbingan kelompok secara merata dan siswa memiliki kesempatan berpartisipas i lebih banyak dalam pembelajaran.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)

46 BORNEO, Volume XII, Nomor 1, Juni 2019

Hasil Pengamatan

Kinerja peneliti sudah sesuai harapan, terjadi peningkatan secara bertahap mulai dari siklus I sampai pada siklus II. Peningkatan kinerja peneliti telah diupayakan melalui diskusi pada tahap refleksi setiap siklusnya dan usaha perbaikan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Kemampuan siswa untuk bertanya,memberikan komentar atas jawaban temannya,kemampuan kerjasama yang baik di dalam kelompok terlihat sangat baik dan antusias yang tinggi sehingga siswa yang biasa pasif pada siklus II ini terlihat aktif dan kooperatif.

Refleksi

Berdasarkan temuan pada siklus II dan hasil diskusi guru peneliti dengan (observer) disimpulkan bahwa peningkatan kinerja guru berdampak meningkatnya hasil belajar siswa. Siswa memiliki motivasi dalam pembelajaran apabila penyampaian materi ajar dikemas sedemikian rupa sehingga menarik bagi siswa dan diusahakan adanya variasi penyajian. Peran pembelajaran problem solving dalam pembelajaran tidak dapat diabaikan.

Meningkatnya kemampuan belajar siswa berbanding lurus dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Kelemahan yang dijumpai dalam hal pengelolaan kelas terjadi apabila terdapat diskusi yang tidak sehat, sehingga diperlukan tindakan antisipasi berupa penanganan sesegera mungkin agar tindakan yang dilakukan semaksimal mungkin sesuai perencanaan yang dibuat.

Deskripsi Peningkatan Hasil Tindakan Siklus I

Analisis Kuantitatif

Tes akhir siklus I diberikan pada hari Rabu tanggal 8 Agustus 2018. Berikut disajikan hasil tes akhir siklus I dalam tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tes Akhir Siklus I

No Keterangan Jumlah Siswa

1 Siswa dengan nilai minimal di bawah 70 17 2 Siswa dengan nilai minimal di atas 70 10

Dari tabel 1 terlihat bahwa prosentase siswa yang mendapatkan nilai minimal di bawah 70 sebanyak 62,96% dan siswa dengan nilai minimal di atas 70 sebanyak 37,04%. Masih jauh dari ketuntasan klasikal yang yang diharapkan yaitu 75 %. Hal ini menyebabkan pembelajaran pada siklus I tidak sesuai dengan ketuntasan belajar minimal dan perlu tindakan ke siklus berikutnya. Hasil tes akhir siklu I seluruh siswa dapat di lihat pada lampiran.

Analisis Kualitatif

Rata-rata hasil observasi seluruh aktivitas siswa siklus I dapat dilihat selengkapnya pada pada tabel 2. Berikut disajikan hasil observasi siswa siklus I.

Tabel 2. Hasil Observasi Siklus I Keterangan Skor yang diperoleh

Skor rata-rata Kriteria Pertemuan I Pertemuan II

Peneliti 72 80 76 Baik

Siswa 70 72 71 Baik

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 47 Siklus II

Analisis Kuantitatif

Tes akhir siklus II diberikan pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018.

Berikut disajikan hasil tes akhir siklus II dalam tabel 3.

Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus II

No Keterangan Jumlah Siswa

1 2

Siswa dengan nilai minimal di bawah 70 Siswa dengan nilai minimal di atas 70

6 21

Dari tabel 3 terlihat bahwa prosentase siswa yang mendapatkan nilai minimal di bawah 70 sebanyak 22,22% dan siswa dengan nilai minimal di atas 70 sebesar 77,78%. Hal ini menyebabkan pembelajaran pada siklus II sudah sesuai dengan ketuntasan belajar minimal dan tidak perlu tindakan ke siklus berikutnya.

Analisis Kualitatif

Hasil observasi seluruh tindakan peneliti dalam siklus II dapat dilihat selengkapnya pada tabel 4. Berikut disajikan hasil observasi siklus II .

Tabel 4. Hasil Observasi Siklus II Keterangan Skor yang diperoleh

Skor rata-rata Kriteria Pertemuan I Pertemuan II

Peneliti 80 85 83 Baik

Siswa 74 76 75 Baik

PEMBAHASAN

Pada siklus I pada pertemuan I dalam kegiatan pembagian kelompok pembelajaran masih terjadi kegaduhan hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan diskusi kelompok yang kelompoknya dibentuk oleh guru sehingga banyak siswa yang protes namun semua bisa diatasi, untuk diskusi kelompok berjalan seperti biasa siswa aktif dalam berdiskusi namun ada beberapa siswa yang tidak ikut dalam berdiskusi, secara umum pelaksanaan diskusi pada siklus I berjalan dengan cukup baik.

Pada pertemuan ke II diadakan diskusi kelompok lagi sesuai dengan langakha-langkah pembealajaran problem solving terlihat peserta diskusi saling tanya jawab namun hanya ada 6 kelompok yang aktif. Selanjutnya pada pertemuan ke III guru memberikan tes akhir yang hasilnya masih dibawah KKM yaitu sebanyak 17 siswa mendapatkan nilai dibawah 70 sedangkan 10 siswa mendapatkan nilaai diatas 70 dan nilai rata-rata 66,52 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus I perlu ada tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Perbaikan pembelajaran pada siklus II adalah pembelajaran dalam upaya membantu siswa agar mereka dapat dengan mudah dalam mengusai materi.

Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran semua siswa terlibat aktif, sehingga memberikan hasil yang positif yaitu 77,78% siswa yang mendapatkan nilai diatas 70, dan nilai rata-rata 74,82. Ini berarti ada peningkatan bila dibandingkan dengan perbaikan pembelajaran siklus I. dengan demikian, perbaikan pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil dan tidak perlu adanya perbaikan lagi.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)

48 BORNEO, Volume XII, Nomor 1, Juni 2019

KESIMPULAN

1. Dalam proses pembelajaran IPS penggunaan pembelajaran problem solving dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan tema memahami teks deskriftif dan teks recount di kelas IX C SMP Negeri 1 Rantau Pulung .

2. Pengaturan alokasi waktu dalam pembelajaran IPS harus betul-betul diperhatikan karena dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan pembelajaran problem solving banyak memerlukan waktu.

SARAN

1. Dalam pembelajaran IPS di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Rantau Pulung, sebaiknya guru melibatkan siswa secara aktif dengan menggunakan pembelajaran problem solving, agar pembelajaran lebih bermakna.

2. Dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving guru harus dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur, Metodologi Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Endy, Kiswoyo. 2006. Model-model Pembelajaran.

Malik, Abd. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Siswa materi Logika di Kelas X-A SMA Yayasan Pupuk Kaltim Bontang melalui Pembelajaran Matematika Realistic Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Partanto, Piuas. 2008. Learning To Teach.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pranata. 2005. Pengertian Problem Solving.

Pribadi, Benny Agus. 2009. Model Desain Pembelajaran. Jakarta.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 49

PENINGKATAN PROFESIONAL GURU MELALUI BIMBINGAN