• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Tes Awal

Dari hasil tes awal pada tabel 2 di atas menggambarkan bahwa dari 29 siswa kelas VII D SMP N1 PPU tahun ajaran 2017/2018 pada materi menulis cerita, ada 20 siswa atau 68,97% belum mencapai batas ketuntasan yaitu nilai ≤ 75. Hal ini berarti siswa belum mencapai Kompetensi Dasar untuk menentukan struktur teks cerita dan ketepatan menggunakan bahasa dalam isi teks cerita. Sedangkan yang telah mencapai batas ketuntasan, yaitu memperoleh nilai ≥75 sebanyak 9 siswa atau hanya mencapai 31,03%. Jadi rata-rata siswa belum mencapai ketuntasan secara klasikal. Batas ketuntasan klasikal adalah 85% dari jumla siswa.

Berdasarkan hasil tes awal itulah, maka diadakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan hasil belajar dengan cara menggunakan media gambar berisi kalimat kunci pada materi yang sama pada siklus I.

Siklus I Perencanaan

Rencana pembelajaran dirancang untuk 2 pertemuan (2 x 40 menit). Dalam rencana pembelajaran tersebut, peneliti menyusun kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media gambar pada materi menulis teks cerita sebagai media pembelajaran. Materi ini diambil dari buku siswa Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP/MTs terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Republik Indonesia 2016, bab 2 Memahami dan .Menciptakan Cerita Fantasi halaman 43-80.

Materi yang akan diajarkan mencakup ranah sesuai dengan Kurikulum 2013, yaitu: 1) Sikap, meliputi dua Kompetensi Dasar, yaitu: 1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis; 2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi; 2) Pengetahuan, yang teritegrasi dalam Kompetensi Dasar: 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur cerita fantasi yang dibaca dan didengar; 3) Keterampilan, yang terintegrasi dalam Kompetensi Dasar: 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa. Materi yang diajarkan

Nilai Jumlah Anak Persentase

95 - 100 1 3,45%

89 - 94 1 3,45%

84 - 88 3 10,34%

79 - 83 2 6,90%

75 - 78 2 6,90%

71 - 74 3 10,34%

65 - 70 6 20,69%

60 - 64 5 17,24%

≤ 59 5 17,24%

Tidak ikut tes (0) 1 3,45%

Jumlah 29 100

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 31

meliputi: Mengidentifikasi unsur-unsur cerita dan ciri kebahasaannya (Silabus Kurikulum 2013) serta keterampilan menulis cerita.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pertemuan ke-1 pada hari Senin, 18 September 2017 dimulai pukul 09.00 s.d. 10.30. Pelaksanaan pertemuan ke-2 jam ke-5 dan ke-6, hari Rabu, 20 September 2017 dimulai pukul 11.50 s.d. 12.10.

Kegiatan Awal

Peserta didik menerima informasi kompetensi, tujuan, manfaat, materi, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan Inti:

Kegiatan Mengamati:

Kemudian untuk menggugah kesadaran dan menarik perhatian peserta didik dengan membaca cerita fantasi yang berjudul Kekuatan Ekor Biru Nataga halaman 45-46 pada buku paket siswa kelas VII SMP/MTs.

Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang sesuai urutan angka yang diinstruksikan guru dan peserta didik memberikan nama kelompok sesuai dengan tema teks cerita. Kemudian masing-masing dari perwakilan kelompok mengambil secara acak nomor yang sudah disiapkan guru.

Kemudian siswa mengambil soal yang digantung pada pohon bunga sesuai dengan nomor yang diperoleh. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai struktur teks cerita untuk menulis cerita sesuai dengan gambar dan kalimat kunci yang diperoleh.

Kegiatan Menanya:

Pada kegiatan ini peserta didik bertanya hal-hal yang berhubungan dengan konteks pembelajaran. Peserta didik bertanya hal-hal yang berhubungan dengan teks cerita dan bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan gambar yang diamati pada teks cerita yang berisi kalimat kunci.

Kegiatan Menalar:

Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan struktur teks cerita dengan memperhatikan ciri-ciri bahasanya dan mendiskusikan kalimat yang akan digunakan untuk melanjutkan cerita berdasarkan gambar yang sudah ditentukan.

Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya. Bersama kelompok saling koreksi untuk menentukan struktur teks cerita selama 20 menit.

Setiap siswa memperbaiki hasil pekerjaannya berdasarkan masukan dari anggota kelompok. Guru keliling mengawasi sambil mengamati pekerjaan siswa. Salah satu siswa dari kelompoknya melaporkan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan.

Kemudian guru membantu memperbaiki pekerjaan siswa yang masih salah.

Kegiatan Mencoba:

Berdasarkan hasil diskusi tersebut, selanjutnya siswa menulis teks cerita berdasarkan media gambar yang sudah ditentukan oleh guru. Siswa mencoba menulis teks cerita sesuai strukurnya dengan memperhatikan ciri-ciri kebahasaannya. Guru keliling mengawasi sambil mengamati pekerjaan siswa.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)

32 BORNEO, Volume XII, Nomor 1, Juni 2019

Kegiatan Jejaring dan Mengomunikasikan:

Setelah selesai, setiap kelompok saling bertukar hasil tulisan teks cerita dengan kelompok lain. Kemudian menelaah ketepatan strukturnya dan ciri-ciri bahasanya. Bersama kelompok saling koreksi untuk menentukan struktur teks cerita, unsur kebahasaan, dan penulis ejaan yang yang tepat selama 20 menit.

Setiap siswa memperbaiki hasil pekerjaannya berdasarkan masukan dari anggota kelompok.

Salah satu siswa dari kelompoknya melaporkan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan. Kemudian siswa lain menanggapi hasil pekerjaan temannya melalui tanya jawab. Guru membantu memperbaiki pekerjaan siswa yang masih salah.

Selanjutnya guru memberikan penghargaan kelompok dengan memberi penilaian secara kelompok.

Kegiatan Penutup

Kegiatan Penutup, meliputi, Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran, dengan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan percaya diri. Peserta dengan sikap santun dan jujur, peserta didik mengidentifikasi hambatan yang dialami saat menulis teks cerita. Guru melakukan umpan balik dan penguatan dalam menulis teks cerita. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana pembelajaran selanjutnya dengan santun dan tanggung jawab.

Guru memberi penghargaan terhadap hasil kerja kelompok itu dengan memberi penilaian sebagai berikut:

1. Kelompok sangat baik jika mendapat nilai antara 95-100.

2. Kelompok baik jika mendapat nilai antara 85-94.

3. Kelompok cukup jika mendapat nilai antara 75-84.

4. Kelompok kurang jika mendapat nilai kurang dari 75.

Hasil Penilaian Ulangan Siklus I

Tabel 3. Hasil Ulangan Harian Akhir Siklus I

Pada tabel 3, siswa yang belum menguasai Kompetensi Dasar atau belum tuntas berjumlah 15 anak atau sebanyak 51,72%. Namun, siswa yang mencapai ketuntasan belajar, yaitu memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 14 anak atau 48,28%. Dengan demikian, ditinjau dari sudut ketuntasan belajar telah mengalami perubahan peningkatan hasil belajar dari prasiklus tetapi belum signifikan.

Nilai Jumlah Anak Persentase

95 - 100 3 10,34%

89 - 94 3 10,34%

84 - 88 5 17,24%

79 - 83 2 6,90%

75 - 78 1 3,45%

71 - 74 6 20,69%

65 - 70 8 27,59%

≤ 64 1 3,45%

Jumlah 29 100

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 33 Pengamatan

Peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media gambar berisi kalimat kunci pada materi menulis teks cerita. Dalam pelaksanaan pengamatan melihat sekilas proses pembelajaran di kelas selama rentang waktu 5 sampai 10 menit. Ada beberapa kegiatan siswa yang perlu diamati dengan menggunakan lembar pengamatan yang mencakup kegiatan bertanya, kegigihan menyelesaikan tugas, kegiatan bermain, kegiatan diam/tidak mengerjakan tugas, kegiatan aktif bekerja sama, kegiatan tepat waktu menyelesaikan tugas dan kegiatan tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru (Instrumen).

Hasil Non-Tes Siklus I Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I, dengan menggunakan lembar pengamatan melihat sekilas kegiatan siswa ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media gambar berisi kalimat kunci pada materi menulis teks cerita kurang memuaskan. Hal ini disebabkan masih ada 15 siswa atau 51,72% anak yang tidak tepat waktu menyelesaikan tugas individu dengan alasan sulit mengerjakan karena sulit untuk mengeluarkan ide atau gagasan dalam menulis.

Ketika siswa diinstruksikan membentuk kelompok untuk mendiskusikan hasil kerja masih ada siswa yang sering bermain pada saat mengerjakan tugas kelompok dan banyak siswa yang bertanya. Pembentukan kelompok juga memakan waktu lama karena sebagian besar siswa masih kurang bisa menerima anggota kelompok yang ditetapkan guru secara acak.

Berdasarkan hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media ini, Peneliti masih mengalami kesulitan dalam mengatur waktu dan kelas karena teknik yang baru dan keterbatasan waktu. Sebagian siswa tampak kurang tertarik dengan model pembelajaran yang digunakan dan masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. Sedangkan saat menyelesaikan tugas kelompok dengan waktu yang ditentukan ada 3 kelompok dari 7 kelompok yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini disebabkan siswa masih banyak bermain dan tidak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui hambatan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

Hanya ada beberapa anak menyatakan senang, bersemangat dan sangat tertarik dengan model pembelajaran yang digunakan. Semua responden menyatakan model pembelajaran seperti ini merupakan hal yang baru. Namun demikian ada 6 anak dari 29 responden menyatakan tidak senang dan membosankan mengikuti pelajaran dengan media ini. Hal ini disebabkan siswa tersebut kurang termotivasi dan belum paham terhadap materi yang dikerjakan. Sehingga saat siswa melakukan tugas mandiri, hanya diam dan tidak selesai mengerjakan tugasnya pada waktu yang ditentukan.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)

34 BORNEO, Volume XII, Nomor 1, Juni 2019

Refleksi

Dengan demikian, dapat disimpulkan walaupun terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa prasiklus dengan hasil ulangan siklus I akan tetapi penerapan teknik ini masih kurang memuaskan karena siswa yang berhasil menulis teks cerita hanya mencapai 14 anak atau 48,28% dari 29 jumlah siswa. Perlu diadakan perbaikan pada tindakan berikutnya untuk dapat mencapai kriteria keberhasilan.

Berdasarkan hasil tes ulangan akhir dan non-tes Siklus I yang diuraikan sebelumnya, maka akan diadakan refleksi sebagai upaya tindak lanjut ke siklus II dengan sedikit perubahan pada strategi penyajian materi.

Langkah-langkah perbaikan untuk pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut: 1) Pada tahap kegiatan mengerjakan tugas secara individu guru perlu memotivasi siswa agar mengerjakan tugas secara mandiri dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas; 2) Penambahan waktu yang tersedia untuk tahap mengerjakan soal latihan tugas mandiri; 3) Perbaikan media yang digunakan yaitu media gambar dengan menambahkan beberapa kalimat kunci; dan 4) Pada tahap kegiatan menyelesaikan tugas mandiri atau bekerja sama dengan kelompok, guru diharapkan dapat mengatur waktu sehingga guru dapat membantu dan membimbing siswa dalam membahas materi yang diajarkan.

Siklus II Perencanaan

Materi yang akan diajarkan mencakup ranah sesuai dengan Kurikulum 2013, Dalam perencanaan tindakan siklus 2, hal yang dipersiapkan sama dengan perencanaan pada siklus I hanya pada teknik pemberian soal dan latihan mengerjakan tugas menggunakan soal yang berbeda. Guru mempersiapkan materi tentang menganalisis struktur dan unsur-unsur dalam menulis teks cerita. Strategi pembelajarannya lebih difokuskan pada kegiatan mandiri dengan menggunakan media gambar. Perbaikan dalam media gambar yang digunakan dengan menambahkan kalimat kunci untuk melanjutkan cerita.

Pelaksanaan

Pertemuan ke-1 dilaksanakan hari Kamis, 5 Oktober 2017 jam ke-1 dan ke-2 pukul 07.30 s.d. 08.50. Pertemuan ke-2 dilaksanakan hari Senin, 9 Oktober 2017 jam ke-3 dan jam ke-4 pukul 09.00 s.d. 10.30.

Kegiatan Awal

Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan peserta didik berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Peserta didik merespon salam dan menerima informasi kompetensi, tujuan, manfaat, materi, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan Inti:

Peserta didik membaca cerita fantasi yang berjudul Ruang Dimensi Alpha halaman 54 s.d. 55 pada buku paket siswa kelas VII SMP/MTs. Setelah kegiatan membaca berlangsung kemudian siswa melakukan tanya jawab terhadap materi yang sedang dipelajari. Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi membuat jawaban untuk melanjutkan teks cerita berdasrkan gambar yang berisi kalimat

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 35

kunci. Guru membimbing setiap kelompok menulis teks cerita berdasarkan gambar yang sudah ditentukan sesuai dengan struktur teks cerita. Memberi kesempatan kelompok untuk mempresentasikan hasilnya dan ditanggapi kelompok lain. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

Kegiatan Penutup

Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan YME. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.

Tabel 4. Hasil Ulangan Akhir Siklus II

Nilai Jumlah Anak Persentase

95 - 100 5 11724%

89 - 94 5 17,24%

84 - 88 8 27,59%

79 - 83 6 20,69%

75 - 78 3 10,34%

70 - 74 2 6,90%

Jumlah 29 100

Pada tabel 4, siswa yang belum menguasai Kompetensi Dasar atau belum tuntas berjumlah 2 anak atau sebany ak 6,90% dari jumlah siswa yang berjumlah 29 anak. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar, yaitu memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 27 anak atau 93,10%. Dengan demikian, ditinjau dari sudut ketuntasan belajar telah mengalami kenaikan dari 48,28% menjadi 93,10%.

Hasil Non-Tes Siklus II Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II, dengan menggunakan lembar pengamatan melihat sekilas kegiatan siswa ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media gambar berisi kalimat kunci siswa sudah semakin fokus pada kegiatan pembelajaran.

Ada 2 anak yang tidak tepat waktu menyelesaikan tugas individu karena pada siklus 1 tidak hadir dan belum paham. Ketika siswa diinstruksikan membentuk kelompok untuk mendiskusikan hasil kerja individunya, masih ada siswa atau 27% anak sering bermain pada saat mengerjakan tugas kelompok dan sering mengganggu temannya.

Berdasarkan hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media ini, Peneliti sudah bisa mengatur waktu dan kelas karena media pembelajaran sudah pernah dilakukan pada siklus I.Sebagian siswa mulai tampak tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan dan aktif dalam mengerjakan tugas. Sedangkan saat menyelesaikan tugas kelompok dengan waktu yang ditentukan hanya ada 1 kelompok dari 7 kelompok yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini disebabkan siswa sering bermain dan tidak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)

36 BORNEO, Volume XII, Nomor 1, Juni 2019

Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara. ada 27 anak dari 29 responden menyatakan senang, bersemangat dan sangat tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan. Namun demikian ada 10 anak yang termasuk kelompok baik dari 29 responden menyatakan bosan mengikuti pelajaran dengan media pembelajaran ini karena siswa tersebut sudah paham terhadap materi yang dikerjakan.

Hasil Angket

Hasil angket yang dijaring melalui angket yang dibagikan kepada seluruh siswa sejumlah 29 anak, sebanyak 22 orang menyatakan sangat setuju bahwa media gambar berisi kalimat kunci digunakan sebagai media pembelajaran menulis teks cerita. Media tersebut dianggap sangat menarik, mudah, lebih baik dan sangat setuju untuk dilanjutkan penggunaannya. Sebanyak 5 anak menyatakan setuju, 2 anak yang menyatakan tidak tahu dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju serta sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dengan menggunakan gambar berisi kalimat kunci dapat diterapkan pada materi menulis teks cerita dan mendapat respon yang sangat positif dari siswa.

Refleksi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil ulangan harian siswa dari siklus I ke siklus II. Ditinjau dari ketuntasan belajar pada siklus II, hanya 2 siswa yang belum tuntas dari jumlah 29 siswa.

Berarti siswa telah menguasai Kompetensi Dasar: 3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar. 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulisan dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa.

Jadi secara umum dikatakan bahwa media gambar berisi kalimat kunci dapat meningkatkan kemampuan menulis teks cerita dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa pada siswa kelas VIID SMP Negeri I Penajam Paser Utara.

KESIMPULAN

Pembelajaran menulis teks cerita menggunakan media gambar dengan menggunakan kalimat kunci sudah direncanakan secara optimal. Langkah-langkahnya meliputi: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2)menyusun media pembelajaran, dan 3) menyusun instrumen penilaian.

Pembelajaran menulis teks cerita dengan menggunakan media gambar yang berisi kalimat kunci sudah dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa senang mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks cerita dengan menggunakan media gambar yang berisi kalimat kunci. Hal ini dibuktikan dari hasil angket dan wawancara. Media gambar berisi kalimat kunci terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata siswa sudah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu nilai 75 ke atas. Walaupun hanya 2 orang dari 29 siswa yang belum tuntas.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 37 SARAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti lainnya sehingga diharapkan: 1) Guru dalam menerapkan media pembelajaran di kelas hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi siswa di kelas; 2) Guru dalam membuat media harus memperhatikan syarat pembuatan media; dan 3) Hendaknya guru lebih terampil dalam menggunakan media pembelajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontektual (Inovatif). Bandung: Yrama Midya.

Ardiana, Leo Idra, Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta:

Direktorat SLTP & Depdiknas.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2013. Bahasa Indonesia Kelas VII Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Depdiknas. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas

Kusnadi, Cecep. Bambang Sujtipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. hlm. 41.

Mayer, Richard E. Multimedia Prinsip-prinsi dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. hlm. 95.

Sudirman, S, Arief, dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali pers, hlm. 28.

Sumiati dan Asrs. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)

38 BORNEO, Volume XII, Nomor 1, Juni 2019

(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019 39

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL