• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAZARD DALAM INDUSTRI TEKSTIL

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 52-59)

2. Meningkatkan produktivitas kerja

2.4 PEMINTALAN(SPINNING) .1 Pengertian Pemintalan .1 Pengertian Pemintalan

2.4.2 HAZARD DALAM INDUSTRI TEKSTIL

Frekuensi klaim terbanyak dalam industri tekstil berasal dari proses produksi yang sering menimbulkan kerugian berupa kebakaran.

Disamping prosesnya, material dan cairan yang digunakan bersifat combustible seperti dyes, coating, glues, dan films. Serat tekstil sebagai bahan baku sangat mudah terbakar dan juga sangat mudah rusak karena air. Terlebih lagi proses produksi tekstil menghasilkan sisa kain atau bahan yang terakumulasi selama proses yang bersifat combustible atau mudah terbakar. Stok bahan baku dan bahan jadi seharusnya disimpan dengan sebaik-baiknya terpisah dari aktifitas atau operasi yang bisa membuat stok tersebut terbakar.

Secara umum, kondisi instalasi kabel (wiring) harus diperhatikan karena pada umumnya pabrik tekstil menggunakan beban tenaga listrik yang tinggi yang tentunya kabel akan dialiri arus listrik yang tinggi. Bila keadaan kabel kurang baik karena sudah tua atau kabel yang dipakai tidak layak, risiko kebakaran akan sangat tinggi karena akan timbul akumulasi panas pada kabel yang ditimbulkan oleh arus listrik tadi yang akan memicu kebakaran jika didekatnya terdapat bahan yang mudah terbakar.

2.4.2.1 Hazard pada proses spinning

Tahapan produksi yang sangat berisiko adalah proses pemintalan (spinning), khususnya untuk bahan kapas (cotton). Serat kapas sangat mudah dan cepat terbakar. Debu yang berasal dari proses pemintalan bisa menjadi bahan risiko kebakaran yang sangat tinggi bila terkonsentrasi pada tingkat tertentu. Kebakaran dapat diawali oleh kesalahan sistem kelistrikan, kerusakan mekanik mesin, atau percik api yang timbul karena adanya benda asing dalam fibre conveying system. Risiko kerusakan pada sistem kelistrikan secara umum yaitu berupa kerusakan pada motor,

masalah pada kabel, lampu, dan kotak saklar. Potensi kebakaran bisa ditimbulkan juga pada proses pemintalan dimana benang-benang tersebut diputar pada kecepatan yang lumayan tinggi yang bisa menyebabkan sumbu pemutarnya panas.( lippo insurance. 2009)

2.4.2.2 Proses Pemintalan

Pada permulaannya, spinning muncul dengan memintal serat menggunakan tangan. Sekarang kayu yang dipanggil spindle digunakan untuk mencampurkan pintalan dan memegang serat yang dipintal. Pada kebiasaannya lingkaran atau berat menstabilkan spindle. Spindle ialah

span dan memusingkan serat sehingga serat menjadi seutas benang

(yarn). Spindle boleh mengantung dan membantu. Kemudian spinning

wheel berkembang dimana yarn dihasilkan secara cepat dan berterusan. Spinning wheel berkemungkinan menggunakan kaki, tangan dan kuasa

elektrik. Spinning wheel menggunakan tangan dipanggil charkha tersebar luas di India dan digunakan oleh Gandhi dan pengikut-pengikutnya.

2.4.2.3 Perkembangan Industri Tekstil

Bidang tekstil sering dikatakan sebagai sunset industry, terutama di masa-masa terjadinya kenaikan cost, seperti cost tenaga dan biaya tenaga kerja. Faktanya, cost tenaga industri tekstil sekarang ini hanyalah sebahagian kecil dari jumlah cost produksi. Begitu juga dengan cost tenaga kerjanya tidak lebih 10% dari jumlah cost produksi. Maksudnya bukan disebabkan komponen-komponen tersebut industri ini jatuh. Kenaikan harga minyak dan kenaikan upah buruh untuk industri tekstil

berlaku di seluruh dunia di sepanjang 12 bulan akhir-akhir ini. Semua negara penghasil tekstil di Asia berhadapan dengan masalah yang sama, termasuk negara-negara penghasil utama, seperti Republik Rakyat Cina (RRC), Indonesia, Vietnam, India, dan Bangladesh.

Kilang kapas pertama di Amerika Syarikat telah dibina di Beverly, Massachusetts pada 1787 oleh seorang usahawan John Cabot bersaudara dan pelabur-pelabur Amerika di kilang kain yaitu Thomas Somers dan James Leonard. Kilang ini berlainan dengan kilang lain kerana menggunakan kuasa kuda (horse power). Pembangunan komersial

cotton-spinning pertama berjaya dengan sebuah kilang yang menggunakan sistem jentera kuasa air sepenuhnya di Amerika Syarikat pada 1790 oleh Samuel Slater di Blackstone River, Pawtucket, Rhode Island. Pada 1813, Boston Manufacturing Company telah dibina di Charles River di Waltham, Massachusetts The Boston Associates. Pemiliknya ialah Francis Cabot Lowell, yang mengkaji sistem kilang dan pembinaan di Manchester, England.

Pusat perindustrian di Lowell, Massachusetts di Merrimack - Manchester, New Hampshire digabungkan pada 1831 dengan Amoskeag Manufacturing Company, yang wujud sepanjang abad ke-19 menjadi kilang tekstil (kapas) terbesar di dunia, dengan 30 kilang-kilang dan sehingga 17,000 pekerja-pekerja.

Sejak dahulu, pembatasan kuota akan dihapuskan mulai 1 Januari 2005. Semua berpendapat bahawa persaingan akan semakin ketat. Namun

begitu hanya sebilangan pengusaha tekstil yang mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan masalah tersebut.

Pengusaha Yayasan German Garment Center melihat sejarah perkembangan industri tekstil di Asia sejak tahun 1959. Pada mulanya, Jepun menjadi pengeksport pakaian. Hingga suatu ketika, pada tahun 1960, fabrik mereka dipindahkan ke Hong Kong yang muncul menjadi ‘the biggest tailor shop’.

Pada 1970 produksi di Hong Kong meningkat dengan cepat, produksi itu kemudiannya dipindahkan ke Taiwan, Korea, dan Republik Rakyat Cina. Industri tekstil di Republik Rakyat Cina semakin kuat. Sebaliknya, Taiwan dan Korea, lebih memilih bisnis-bisnis berteknologi tinggi dan tidak lagi memilih untuk menjadi pengeluar pakaian. (ICN, 2009).

2.4.2.4 Mesin Spinning Terdahulu

Mesin Spinning Baghal di Quarry Bank Mill, UK. Mesin ini berkuasa moden, pada asalnya menggunakan air atau tenaga steam tetapi sekarang menggunakan kuasa elektrik dimana ia lebih cepat dari menggunakan hand-spinning. Teknik-teknik baru termasuk ‘Open End

Spinning’ atau ‘Rotor Spinning’ boleh menghasilkan yarn pada kadar

lebih dari 40 meter setiap saat setiap spinning head. Tukang skala

spinners benang mereka yang tersendiri digunakan untuk mengawal

sifat-sifat benang dan benang yang terhasil tidak boleh didapati secara meluas, tetapi boleh didapati di kedai-kedai benang tempatan. (ICN, 2009).

2.4.2.5 Cara Pemprosesan Benang a. Bales ke lap

Kapas mentah yang dihantar ke kilang biasanya dalam bentuk

bales. Bales tersebut akan dihantar ke mesin blendomet untuk proses

pembuangan kotoran atau bendasing yang terdapat pada kapas-kapas tersebut. Kapas mungkin tidak konsisten dalam kualitas dari bales dan contoh bagi setiap bales akan diambil.

Pada bahagian ini kapas akan dicampurkan dan dibersihkan dari kotoran seperti habuk, kapas dalam bentuk ‘bales’ juga akan dibuka kepada bentuk lapisan. Kemudian akan disedut oleh mesin Blendomet BDT 019. Setelah kapas yang berbeda kualitasnya akan dicampurkan dalam mesin Multipel Mixer MM6 235. Seterusnya akan dihantar kepada mesin carding melalui saluran perpipaan bumbung udara ( SPBU ). (ICN, 2009).

b. Lap ke Sliver – Terdapat dua proses yiaitu Carding dan Drawing

 Carding

Kapas yang telah dibersihkan akan dihantar ke mesin carding melalui aliran angin, ini dinamakan ‘chute feeding’ yiaitu penyambungan terus saluran dari proses blowing ke carding. Di carding proses membuat ‘spun

yarn’ (sliver) apabila serat-serat pendek atau ‘staple yarn’ di buka dan

dibersihkan serta diselarikan kepada benang berterusan yang tidak berpintal disebut sliver. Prinsip carding ialah memisah, membuka dan

menyusun serat-serat pendek menjadi selari. Ia juga memindahkan serat dari satu permukaan kepada permukaan lain.

 Drawing

Prinsip drawing ialah penggabungan beberapa serat sliver yang menyerupai ukuran dan berat per unit asal. Percampuran berlaku semasa jumlah sliver yarn digandakan dan dimasukkan serentak pada mesin seterusnya.

c. Sliver ke Roving

Proses roving (simplex) ialah proses mengurangkan saiz berat per unit panjang sliver. Selepas drafting utas-utas roving akan menjadi lemah dan lembut. Oleh itu, sedikit twist diperlukan untuk menahan tekanan pada proses seterusnya. Mesin yang biasa digunakan ialah Simplex

Frame, Speed Frame dan Roving Frame. d. Roving ke Yarn (Spinning)

Proses ‘spinning’ adalah untuk menguatkan yarn dengan memberi

twist serat-serat yang telah didraf pada roller hadapan serta melilit yarn

pada bobbin menghasilkan cop yang bersesuaian untuk penyimpanan, penghantaran dan proses penyimpanan.

e. Winding

Proses winding ialah untuk memeriksa yarn dan membuang kecacatan-kecacatan yang terdapat pada yarn seperti bahagian nipis, bahagian tebal, bulu dan neps. (ICN, 2009).

39

BAB III

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 52-59)