• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap pre drawing

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 176-181)

METODE PENELITIAN

6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses Pemintalan/ Spinning di Departemen Spinning Bagian Produksi PT Unitex Tbk

6.3.3 Tahap pre drawing

a. Mensejajarkan serat pada mesin Pre Drawing

1. Jari tangan tergores

Proses pertama pada tahap pre drawing adalah mensejajarkan serat pada mesin

pre drawing, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah jari tangan

tergores karena gesekan silinder mesin pre drawing dimana ketika pekerja mensejajarkan serat kurang memperhatikan jarak aman dengan mesin, sehingaa konsekuensinya termasuk dalam kategori Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit ringan dan kerugian setempat yang

sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Tingkat pemaparan pada proses ini terjadi secara terus - menerus setiap hari sepanjang proses pre drawing ini berlangsung, oleh karena itu termasuk dalam kategori continuously. Tingkat kemungkinan pada proses ini,risikonya mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada dan kurang hati-hati dalam bekerja, sehingga termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 yaitu perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan agar potensi risiko tersebut bisa dikendalikan.

Pada proses ini, potensi yang berisiko muncul lebih disebabkan karena cara pengendalian yang belum sesuai yaitu cara pengendalian dengan memakai lat keselamatan berupa gloves seperti yang di bahas dalam tahap Carding.

b. Merangkap sliver

1. Jari tangan terjepit mesin pre drawing

Proses kedua dari tahap pre drawing ini adalah merangkap sliver di mesin pre

drawing, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah luka jari atau remuk

akibat terjepit mesin pre drawing dimana empat sampai delapan sliver digabung dalam satu proses dan satu mesin, sehingga pekerja harus bergantian merangkap

sliver agar tidak putus, konsekuensi dari proses ini adalah important, karena pada

risiko tersebut membutuhkan penanganan medis. Pemaparan pada proses ini terjadi secara terus - menerus setiap hari sehingga tingkat paparan termasuk dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian tersebut sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya, karena pekerja sudah terlatih

sebelum penempatan kerja dan bekerja secara hati-hati sehingga kemungkinnya termasuk dalam kategori Remotely possible. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori kategori Priority 3 yaitu perlu adanya pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar potensi terjadinya risiko tersebut tidak terjadi diproses ini.

Potensi risiko yang muncul pada saat merangkap sliver di proses pre drawing adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin pre drawing karena saat menggunakan tangan tanpa pelindung. Menurut Miner(1994) hal ini termasuk dalam unsafe behavior dimana pekerja melakukan pekerjaan namun dengan menyingkirkan alat-alat keselamatan yang pada proses ini memerlukan sarung tangan atau gloves untuk mencegah timbulnya risiko terjepit.

c. Mengirim sliver ke mesin Lap former

1. Kaki terlindas roli

Proses ke tiga dari tahap ini adalah saat mengirim sliver ke mesin Lap former dengan menggunakan roli, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki luka atau remuk terlindas roli dengan maksimal kapasitas 250 kg, peristiwa tersebut mungkin terjadi jika pekerja tidak menjalin komunikasi yang baik antar pekerja untuk mengoperasikan roli yang dapat berakibat pada ketidakmampuan dalam mengerjakan proses pemindahan sliver dengan roli, roli terlalu berat sehingga pekerja sulit mengendalikan dengan baik, konsekuensi dari proses ini termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan pada proses ini terjadi sekali dalam sehari, sehingga paparannya termasuk dalam kategori Frequently, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya,

risiko tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, komunikasi dengan pekerja lain kurang baik sehingga kemungkinannya termasuk dalam kategori unusual.dengan demikian, maka tingkat risiko dari proses ini termasuk dalam kategori Substansial yaitu perlu pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut tidak terjadi.

Pada tahap ini, risiko yang muncul penyebabnya sama dengan kasus sebelumnya yaitu kurangnya komunikasi dalam melakukan suatu pekerjaan, seperti yang dibahas pada potensi risiko yang terjadi pada tahap Carding.

d. Menyalakan dan mematikan mesin pre drawing ketika beroperasi

1.Terkena aliran listrik

Proses selanjutnya pada tahap pre drawing adalah saat menyalakan dan mematikan mesin pre drawing ketika produksi berlangsung, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik dengan voltase cukup tinggi atau kesetrum karena tangan basah oleh keringat/air , konsekuensi proses ini termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan risiko ini terjadi sekali dalam sehari yaitu pada saat menyalakan mesin ketika memulai pekerjaan dan mematikan mesin ketika pekerjaan selesai, sehingga paparanya termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahun -tahun namun mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga termasuk kategori Conceivable. Dengan

demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Acceptable yaitu intensitas yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin agar risiko tersebut dapat di cegah dan tidak terjadi pada proses ini.

Dari pembahasan urutan proses pre drawing di atas, risiko dominan selain masalah komunikasi kerja dan pekerjaan yang bersentuhan dengan aliran listrik yang telah di bahas pada proses sebelum pre drawing adalah yang potensi terjadinya luka pada jari tangan/tergores karena gesekan. Dimana ketika bekerja, pekerja kurang memperhatikan jarak aman. Tidak di aturnya jarak aman saat bekerja bisa muncul karena pekerja tidak mengikuti cara kerja yang di tetapkan atau peralatan yang kurang sesuai dengan si pekerjanya, hal ini tergolong dalam

unsafe act.

Dari hasil wawancara di ketahui bahwa menurut pekerja, mereka telah bekerja pada jarak aman dan jarak nyaman. Pekerja berpendapat bahwa jika jaraknya nyaman, pasti bisa aman. Menurut Oshman(1995) unsafe act adalah suatu tindakan seseorang yang menyimpang dari aturan yang sudah di tetapkan dan dapat mengakibatkan bahaya bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun peralatan yang ada di sekitarnya.

Dari pendapat tersebut, menunjukkan bahwa pekerja yang kurang memperhatikan jarak aman dapat di golongkan ke dalam tindakan unsafe act yang berpotensi terhadap terjadinya risiko kecelakaan kerja yang berdampak pada kerugian baik pekerja maupun perusahaan.

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 176-181)