• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Lap former

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 181-185)

METODE PENELITIAN

6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses Pemintalan/ Spinning di Departemen Spinning Bagian Produksi PT Unitex Tbk

6.3.4 Tahap Lap former

a. Penyisiran sliver dari kotoran di mesin lap Former

1. Jari tangan terjepit mesin Lap former

Proses pertama dari tahap ini adalah saat peneyisiran sliver dari kotoran di mesin

lap former, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah luka jari atau

remuk akibat terjepit mesin Lap former yang konsekuensinya tergolong pada kategori important, karena pada risiko tersebut membutuhkan penanganan medis. Untuk tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari karena selama

sliver belum di pindahkan ke tahap lain proses tersebut akan terus berlangsung,

sehingga paparannya termasuk dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi, sehingga termasuk dalam kategori Remotely possible. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 yaitu perlu pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut tidak terjadi pada proses ini.

b. Membuang serat pendek

1. Jari tangan tergores

Proses ke dua pada tahap Lap former adalah saat mensejajarkan serat pada mesin

Lap former, potensi terjadinya risiko pada tahap ini adalah jari tangan tergores

karena luka gores tergesek gigi-gigi mesin lap former sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Tingkat pemaparan risiko ini terjadi secara terus

- menerus setiap hari selama proses produksi ini berlangsung dan sesuai dengan target produksi harian, sehingga paparannya termasuk dalam kategori

continuously. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin

saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja yang ada dan tidak memakai

gloves, sehingga paparanya termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian,

maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 yaitu perlu pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut tidak berpotensi untuk terjadi sehingga pekerja dan pekerjaanya berlangsung pada proses yang aman.

c. Mengirim sliver ke mesin Combing

1. Kaki terlindas roli

Proses ketiga dari tahap lap former adalah pada saat mengirim sliver ke mesin

Combing dengan menggunakan roli dengan maksimal kapasitas 250 kg, potensi

terjadinya risiko pada tahap ini adalah kaki luka atau remuk terlindas roli akibat tidak dapat mengendalikan roli pada saat memindahkan sliver sehingga terjadi ketidakseimbangan posisi roli sehingga melindas kaki, risiko ini termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari karena pengiriman sliver ke mesin combing dilakukan sekali dalam sehari, sehingga paparannya termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja yang ada dan kurang berkomunikasi dengan pekerja lain, sehingga termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risikonya

termasuk dalam kategori Substansial perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut tidak berpotensi untuk terjadi.

d. Menyalakan dan mematikan mesin lap former ketika beroperasi

1.Terkena aliran listrik

Proses selanjutnya pada tahap lap former adalah pada saat menyalakan dan mematikan mesin Lap former ketika beroperasi, potensi terjadinya risiko pada tahap ini adalah tekena aliran listrik atau kesetrum karena tangan basah oleh keringat atau air dan mesin yang beoperasi memiliki voltase yang cukup tinggi sehingga konsekuensi termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari sehingga termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun namun mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja yang ada, sehingga paparannya termasuk dalam kategori Conceivable. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Acceptable intensitas yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin agar risiko tersebut tidak akan terjadi di proses ini dan pekerja dapat bekerja dalam kondisi yang aman.

Dari urutan pembahasan pada tahap lap former, potensi risiko yang paling dominan adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin lap former dan jari tangan tergores tergesek gigi-gigi mesin, hal tersebut berpotensi terjadi jika pekerja kurang konsentrasi dalam bekerja atau menganggap pekerjaan tersebut sudah sering di lakukan dan tidak terjadi apa-apa, sehingga menggampangkan

pekerjaan tersebut. Padahal, semakin pekerja tidak memperhatikan detil pekerjaanya, semakin besar potensi timbulnya risiko pada proses kerja tersebut karna pekerja dapat menyimpang dari prosedur kerja yang ada dan bekerja dengan caranya sendiri. Perilaku ini termasuk dalam unsafe behavior dimana masalah ini dapat di kendalikan dengan menghilangkan bahaya di tempat kerja dengan merekayasa faktor bahaya atau mengenalkan kontrol fisik. Cara ini di lakukan untuk mengurangi potensi terjadinya unsafe behavior, namun tidak selalu berhasil karena pekerja mempunyai kapasitas untuk berprilaku unsafe dan mengatasi kontrol yang ada.

Masalah yang kedua adalah risiko yang berpotensi ketika pekerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan roli, yang di sebabkan kurangnya komunikasi antar pekerja dalam pengoperasian roli yang memiliki berat kurang lebih 250 kg. Cohen dalam Bird(2003) mengatakan bahwa faktor-faktor penting dalam keselamatan yang berhasil yaitu bukti komitmen manajemen yang kuat terhadap keselamatan dan kontak-kontak yang sering terjadi antar pekerja, penyelia dan anggota-anggota manajemen terhadap masalah keselamatan. Jadi, komunikasi aktif antar pekerja dalam suatu proses kerja dapat membantu menanggulangi masalah keselamatan yang ada dalam proses kerja ini sehingga potensi timbulnya risiko juga dapat di hindari dalam suatu proses kerja.

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 181-185)