• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap simplex frame

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 192-198)

METODE PENELITIAN

6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Proses Pemintalan/ Spinning di Departemen Spinning Bagian Produksi PT Unitex Tbk

6.3.7 Tahap simplex frame

a. Peregangan lanjut di mesin simplex frame

1. Jari tangan terjepit mesin Simplex frame

Proses pertama dari tahap Simplex frame adalah pada saat peregangan lanjut di mesin simplex frame, potensi terjadinya risiko pada tahap ini adalah luka jari atau remuk akibat terjepit mesin Simplex frame , karena pada saat peregangan lanjut pekerja melakukanya dalam kondisi mesin menyala dengan tangan kiri memegang handle mesin dan tangan kanan memegang spatula, padahal jarak

handle dengan silinder berjarak sekitar 8 cm, jika pekerja tidak berhati-hati maka

risiko tersebut bisa saja terjadi,oleh karena itu konsekuensinya termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut membutuhkan penanganan medis. Tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari karena sepanjang proses produksi berlangsung maka pekerjaan peregangan ini juga terus berlangsung, sehingga paparnnya termasuk dalam kategori continuously. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian tersebut sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya, sehingga termasuk dalam kategori Remotely

possible. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 perlu adanya pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan

agar risiko tersebut tidak berpotensi terjadi.

Dari pembahasan di atas, risiko yang berpotensi untuk terjadi pada tahap ini di sebabkan karena pekerja melakukan pekerjaan pasa mesin yang sedang berjalan pada kecepatan tinggi. Karena merasa terbiasa melakukan dan telah ahli

dalam melakukan pekerjaan ini, pekerja lebih suka bekerja dengan caranya sendiri padahal hal ini bisa menimbulkan kejadian yang tidak di inginkan atau celaka.

b. Memasang Shinomaki

1. Jari tangan tergores

Proses ke dua pada tahap Simplex frame adalah saat memasang Shinomaki, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki atau pundak atau punggung luka dan lebam tertimpa shinomki penuh , karena shinomaki berada di ketinggian 180 cm dari permukaan lantai dengan berat shinomaki kurang lebih 5-8 kg jika penuh, jika pemasaganya tidak tepat maka shinomaki dapat jatuh dan menimpa pekerja,oleh karena itu konsekuensinya termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut membutuhkan penanganan medis. Tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari sehingga paparanya termasuk dalam kategori continuously. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian tersebut sangat kecil kemungkinan terjadinya, sehingga termasuk dalam kategori

Remotely possible. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam

kategori Priority 3 perlu pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar risiko tersebut tidak berpotensi terjadi dip roses ini.

Pada pembahasan risiko pada saat memasang shinomaki tersebut, dapat diketahui jika masalah tersebut bisa terjadi karena kurangnya kerja sama ketika proses kerja sedang terjadi, karena ketika mangangkat shinomaki membutuhkan bantuan dari pekerja lain, dan nyatanya kerjasama tersebut tidak di jalin dengan baik sehingga berdampak pada kejadian kecelakaan atau lebih tepatnya tertimpa

Westra (1980) dalam skripsi Dwi Kusumawarni yang berjudul pengaruh semangat dan disiplin kerja Terhadap produktivitas karyawan mengatakan bahwa kerjasama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling membantu atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. Dari masalah tersebut jelas bahwa, kerjasama antar pekerja dapat mempengaruhi produktivitas sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan proses dalam pekerjaan.

c. Memberikan antihan/twist

1. Jari tangan tergores

Proses ke tiga pada tahap Simplex frame adalah saat memberikan antihan/twist di mesin simplex frame, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah jari tangan tergores benang twist karena pada saat memberi antihan, posisi benang masih tetap dalam penggulungan dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari dan termasuk dalam kategori continuously. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi peraturan dan standar kerja yang ada, sehingga termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 perlu adanya pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar potensi risiko tersebut tidak terjadi.

d. Menggulung benang pada Bobbin tegak

1. Kaki tertimpa Bobbin

Proses keemapat dari tahap simplex frame adalah saat menggulung benang pada

Bobbin tegak , risiko yang berpotensi tejadi pada tahap ini adalah kaki memar atau

lebam tertimapa Bobbin yang beratnya bisa mencapai 5 kg, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut membutuhkan penanganan medis. Untuk tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari selama proses produksi berlangsung, oleh karena itu konsekuensinya termasuk dalam kategori continuously, sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, kejadian tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi, sehingga termasuk dalam kategori Remotely possible. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 yaitu perlu adanya pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar potensi risiko tersebut bisa di kendalikan.

Pada pembahasan potensi risiko yang ada pada saat menggulung benang dan memberikan antihan/ twist yang mungkin terjadi di atas, mempunyai penyebab yang mirip. Dari pembahasanya diketaui bahwa potensi risiko bisa muncul karena pekereja tidak mematuhi standar kerja yang ada. Penyebab risiko tersebut biasanya di golongkan ke dalam unsafe behavior dimana pekerja harus melakukan pekerjaan ketika mesin gulung dalam kondisi masih beroperasi,

Namun karena umumnya pekerja ingin mempersingkat waktu kerja maka pekerjaan dilakukan dengan caranya sendiri yang sudah biasa di lakukan. Menurut Topobroto(2009) hal itu juga bisa terjadi karena pekerja memiliki

kesadaran yang rendah tentang keselamatan sehingga sering mengabaikan prosedur yang telah ada. Untuk menanggulangi hal itu, bisa di terapkan penegakan disiplin prosedur dan menerapkan punishment untuk pelanggar.

e. Memperbaiki Bobbin dan arah gulungan

1. Jari tangan tergores

Proses ke lima pada tahap simplex frame adalah saat memperbaiki Bobbin dan arah gulungan di mesin simplex frame, potensi risiko yang terjadi pada tahap ini adalah jari tangan tergores benang yang sedang diluruskan, karena perputaran benang yang di perbaiki berputar sangat cepat, jka terkena tangan atau jari bisa melukai kulit luarnya, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori

Noticeable, karena pada risiko tersebut terjadi luka ringan, memar atau penyakit

ringan dan kerugian setempat yang sangat kecil dengan efek yang juga setempat. Tingkat pemaparan terjadi secara terus - menerus setiap hari, sehingga paparannya termasuk dalam kategori continuously. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja dan mengatur jarak aman dengan mesin, sehingga kemungkinannya termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Priority 3 perlu adanya pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan agar potensi risiko tersebut dapat dikendalikan.

f. Mengirim Bobbin ke mesin Ring spinning

1. Kaki terlindas roli

Proses selanjutnya adalah saat mengirim Bobbin ke mesin Ring spinning dengan menggunakan roli, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah kaki luka

atau remuk terlindas roli, karena roli kelebihan beban dan pekerja tidak dapat mengendalikan keseimbangan yang akhirnya roli melindas kaki pekerja yang mengendalikannya, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori

important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis

dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparan terjadi sekali dalam sehari dan termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut mungkin saja terjadi jika pekerja tidak mematuhi standar kerja dan mejalin komunikasi yang baik dengan pekerja lain, sehingga termasuk dalam kategori unusual. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Substansial dimana mengharuskan adanya perbaikan secara teknis agar risiko tersebut dapat di cegah dan tidak terjadi pada proses ini.

g. Menyalakan dan mematikan mesin Simplex Frame ketika beroperasi

1.Terkena aliran listrik

Proses selanjutnya pada tahap simplex frame adalah saat menyalakan dan mematikan mesin Simplex Frame ketika beroperasi, risiko yang berpotensi terjadi pada tahap ini adalah tekena aliran listrik atau kesetrum karena tangan basah oleh keringat atau air dan mesin yang di operasikan memiliki voltase yang cukup tinggi, sehingga konsekuensinya termasuk dalam kategori important, karena pada risiko tersebut terjadi luka yang butuh penanganan medis dan efeknya tidak terlalu merugikan. Tingkat pemaparannya terjadi sekali dalam sehari dan termasuk dalam kategori Frequently. Sedangkan untuk tingkat kemungkinannya, hal tersebut tidak pernah terjadi meskipun terpapar bertahun-tahun namun mungkin saja terjadi jika pekerja melakukan pekerjaanya di luar standar kerja

yang ada, sehingga kemungkinannya termasuk dalam kategori Conceivable. Dengan demikian, maka tingkat risikonya termasuk dalam kategori Acceptable dimana intensitas yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin agar potensi risiko tersebut dapat di cegah dan proses kerja ini tetap aman.

Dari ketiga urutan proses kerja di atas yaitu Memperbaiki Bobbin dan arah gulunganmengirim Bobbin ke mesin Ring spinning dan menyalakan dan mematikan

mesin Simplex Frame , risiko dominan yang berpotensi terjadi adalah terlindas roli

pada saat mengirim benang. Karena jika risiko tersebut benar-benar terjadi maka kerugian yang di alami pekerja sangat tinggi dan berdampak pada kerusakan angota tubuh si pekerjanya. Hal tersebut bisa terjadi karena pekerja tidak melakukan prosedur kerja dengan baik, seperti mengisi kapasitas roli melebihi batas agar lebih cepat selesai sehingga potensi terjadinya risiko semakin besar dan mengancam keselamatan pekerja itu sendiri.

Dalam dokumen Analisis Tingkat Resiko Keselamatan Kerja (Halaman 192-198)