Interaksi Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran
C. Hubungan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
Guru merupakan unsur manusiawi dalam lembaga pendidikan formal. Di lembaga inilah sebagai dunia kehidupan guru yang sebagian besar waktu guru dihabiskan. Ia hadir untuk mengabdikan diri kepada siswa yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan. Guru dan siswa adalah dua sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan bagai orang tua dan anak yang terikat dalam tali jiwa. Di mana ada guru di situ ada siswa yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan belajar, mereka berada dalam kesatuan dwi tunggal yang seiring dan setujuan. Hubungan mereka merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa, bahkan yang menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagusnya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dan siswa tidak harmonis, maka dapat menciptakan proses dan hasil pembelajaran yang tidak diinginkan.
Hubungan guru dan siswa yang tidak harmonis biasanya sering tidak disukai siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya sikap guru kasar dan keras, berprilaku yang menyimpang, dingin dalam hubungan mereka sehingga dapat menjadi pendorong utama siswa untuk berprilaku negatif. Dalam pengabdiannya, guru tidak hanya bersandar tuntutan pekerjaan tetapi juga sebagai panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani sehingga ia dapat merasakan jiwanya lebih dekat dengan siswanya. Dengan demikian guru merupakan cerminan pribadi yang mulia, ia dengan rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan siswanya demi membimbing, mendengarkan keluhan, menasehati, membantu kesulitan siswa dalam segala hal yang bisa menghambat aktivitas belajarnya, merasakan kedukaan siswa, bersama-sama dengan siswa pada waktu senggang, berbicara dan bersendau gurau di sekolah, di luar jam kegiatan kelas, bukan hanya duduk di kantor dengan dewan guru dan membuat jarak dengan siswa. (Djamarah, 2000: 3).
Sebelum mengawali pengabdiannya tersebut, guru harus menanamkan niatnya untuk mendidik siswa agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, cakap dan terampil, bersusila harus menyadari bahwa dalam dirinya terdapat fiqur yang diteladani oleh semua pihak terutama siswa. Dengan demikian guru dapat meluruskan tingkah laku dan perbuatan siswa yang kurang baik terutama peningkatan kualitas belajar siswa, peran guru menjadikan salah satu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
181
D. Penutup
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan. Setiap anak telah dibekali berbagai potensi yang ada dalam dirinya, tugas pendidiklah mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak tersebut.
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil sangat besar terhadap keberhasilan sebuah pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidup secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perekembangannya senantiasa membutuhkan orang lain sejak lahir, bahkan pada saat meninggal dunia, demikan juga dengan peserta didik sejak orang tuannya mendaftarkannya di sekolah. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru harus memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lainnya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Memahami realitas dilapangan tentang peranan dan eksistensi guru betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbungan dan perkembangan para peserta didik. Eksistensi dalam pembentukan kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan bangsa dan negara.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
AM, Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo persada.
Davies, Ivor K., 1991. Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono. Jakarta: Rajawali. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Reneka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Reneka Cipta.
Hidayat, Rahmat, 2016. Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan
Islam Indonesia. Medan: LPPPI.
Mardianto, Siahaan, Amiruddin, dkk, 2008. Micro Teaching. Medan: Fakultas Tarbiyah IAIN-SU.
182
p
Moh. Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian
Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya. Bandung: Triganda
Karya.
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mnegajar Penerapan dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama. Surabaya: CV. Citra Media.
Nasution, S., 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nata, Abbdudin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam I. Jakarta: Logos Wacana
Ilmu.
Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis
dan Praktis). Jakarta: Ciputat Press.
NK, Roestiyah, 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Rineka Cipta.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Pendidikan, Stimulus Ilmu Pendidik Bercorak
Indonesia. Jakarta: Reneka Cipta.
Rahardja, Umar Tirta dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta.
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Salminawati. 2012. Filsafat Pendidikan Islam (Membangun Konsep Pendidikan
Yang Islami). Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sholeh, Abd. Rachman, 2000. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: Gemawindu Panca Perkasa.
Soetarno, R., 1993. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Kanisius.
Sunarto, B. Agung Hartono, 1998. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Reneka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Usman, Moh. Uzer. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
183 eran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari, mendapatkan informasi, dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran seorang guru.
Guru tidak hanya berperan sebagai pendidikan (transfer of value) dan pengajar (transfer of knowledge) saja, namun guru memiliki banyak peran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas siswa. Diantaranya, 1). Guru berperan dalam Pengembangan Kurikulum; 2). Guru berperan dalam proses Pembelajaran; 3). Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran; 3). Guru berperan dalam Pengembangan Strategi Pembelajaran; dan 4). Guru berperan dalam Bimbingan dan Konseling.