5.1 Temuan dan Pembahasan Tangis Berru Sijahe
5.1.1 Temuan Penelitian Tangis Berru Sijahe
5.1.1.2 Hubungan Logis Teks Verbal dan Teks Visual dalam
Hubungan teks verbal dan teks visual memiliki keterkaitan satu sama lain dalam menyampaikan makna. Sebagai teks multimodal tangis berru sijahe, masing-masing teks memiliki hubungan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hubungan Repeating (Pengulangan) 2. Hubungan Comparative (Perbandingan) 3. Hubungan Addition (Penambahan) 4. Consequantial
5.1.2 Pembahasan Tangis Berru Sijahe
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan penjelasan tentang tafsiran peneliti antara temuan penelitian dengan teori dan hasil penelitian.
5.1.2.1 Metafungsi Visual teks Multimodal Tangis Berru Sijahe
Metafungsi visual terhadap teks multimodal tangis berru sijahe dalam penelitian ini adalah:
1. Komponen Ideasional
Komponen Ideasional terdiri atas atas proses yang terjadi pada teks multimodal tangis berru sijahe yaitu Proses Material pada data 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 17, 18, 23, 25, 28, 30, 35, 37, 40, 41, 45, 51, 52, dan 58 dengan partisipan I adalah aktor dan Partisipan II adalah Gol dan Sirkumtan. Proses Verbal terdapat pada data 13, 26, 34, dan 35 dengan Partisipan I adalah Sayer dan Partisipan II adalah Verbiage (Perkataan). Proses Mental terdapat pada data 24, 27, 29, 49, 53, dan 55 dengan Partisipan I adalah Senser dan Partisipan II adalah Phenemenon dan Sirkumtan.
2. Komponen Interpersonal
Komponan interpersonal terdiri atas social distance (jarak pengambilan gambar) berupa impersonal sehingga contact (hubungan) berupa offer. Offer merupakan hubungan yang tidak ada interaksi dengan khalayak. Antara partisipan
yang ada pada gambar dengan khalayak tidak ada interaksi yang ditunjukkan dengan pengambilan gambar dari jarak jauh. Sorti dengan ibunya, Sorti dengan ayahnya dan Sorti dengan bibinya merupakan offer. Modality yang diperlihatkan gambar merupakan modalitas rendah yang ditandai dengan warna gelap yaitu warna hitam dan warna putih saja.
3. Komponen Tekstual
Komponen tekstual terdiri atas nilai informasi berupa posisi gambar yang tidak terpusat (polarized). Sorti dan ibu, ayah, serta bibinya selalu berada disebelah kiri gambar. Salience atau tonjolan yang diperlihatkan adalah sorti yang melakukan tradisi tangis berru sijahe. Kemudian framing yang diperlihatkan adalah adanya hubungan yang dekat antara Sorti dengan ibu, ayah, dan bibinya yang ditandai dengan sentuhan ketika melakukan tradisi tangi berru sijahe.
5.1.2.2 Hubungan Logis Teks Verbal dan Teks Visual Dalam Penyampaian Makna Teks Multimodal Tangis Berru Sijahe
Sebuah teks multimodal disusun oleh beberapa sumber semiotik. Sumber semiotik dalam penelitian ini adalah tanda verbal dan tanda visual yang diwujudkan dalam bentuk teks verbal dan teks visual dalam sebuah teks multimodal tangis berru sijahe. Kedua model teks ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam menciptakan makna. Hal ini diwujudkan melalui hubungan-hubungan yang saling menjelaskan, melengkapi, serta hubungan sebab akibat.
Hubungan logis antara teks verbal dan teks visual dalam menyampaikan pesan dalam teks multimodal tangis berru sijahe mengidentifikasi bahwa teks
verbal dan teks visual memiliki hubungan yang saling mendukung. Teks verbal tidak dapat menyampaikan makna secara sendiri tanpa adanya dukungan dari teks visual dan teks visual juga tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan teks verbal sehingga keduanya berdiri secara bersamaan dalam menyampaikan makna.
Adapun hubungan logis antara teks verbal dan teks visual adalah sebagai berikut:
1. Hubungan Repeating (Pengulangan)
Hubungan repeating yang ada pada teks multimodal tangis berru sijahe adalah klausa le nang ni berruna, le nang nipermenna diucapkan berkali-kali oleh partisipan dalam tradisi tangis berru sijahe yang diidentifikasi sebagai Vokatif menunjukkan adanya hubungan yang dekat oleh partisipan yang mengucapkan klausa tersebut kepada partisipan yang dituju. Pengulangan terhahap klausa tersebut menunjukkan hubungan repeating. Hubungan repeating ini dapat disimpulkan bahwa teks verbal (le nang niberuna) dapat mengkomunikasikan teks visual yang diperlihatkan dengan sentuhan dalam proses tangis berru sijahe.
2. Hubungan Additive
Teks verbal dan teks visual pada teks multimodal tangis berru sijahe terdiri atas tading mo ko le nang niberuna, nggo mo ko peahen kono menuman berumu le nang ni beruna, dan tading mo ko le nang ni permenna menunjukkan hubungan additive. Hubungan additive menunjukkan bahwa teks verbal dan teks visual dalam penyampaian pesan dan makna saling melengkapi. Hubungan additive ini disebabkan oleh teks verbal menyampaikan makna melalui partisipan dan proses yang kemudian dilengkapi oleh teks visual melalui gambar sehingga pesan dan makna teks multimodal dapat dimengerti.
3. Hubungan Consequential
Hubungan Consequential dengan efek yang dapat dipastikan juga memiliki teks verbal ulang ko magin-magin yang direpresentasikan dengan sentuhan.
Magin-magin merupakan efek yang mungkin saja bisa terjadi karena Sorti pergi meninggalkan ayahnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hubungan consequential dapat dilihat dari teks verbal ulang ko magin-magin yang diperlihatkan dengan teks visual bisa saja mengalami sakit karena sedih ditinggalkan.
4. Hubungan Comparative
Hubungan Comparative berupa menadingken page ntasak mendapatken page tuhur mo berumu yang direalisasikan oleh proses material menunjukkan hubungan perbandingan pada teks multimodal tangis berru sijahe. Secara ideasional klausa menadingken page ntasak mendapatken page tuhur mo berumu merupakan proses material yang terdiri atas Partisipan I, proses, dan Partisipan II yang membandingkan antara padi tua dan padi muda yang merealisasikan kesedihan karena pergi meninggalkan ibu. Hubungan comparative (perbandingan) ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan teks verbal menadingken page ntasak mendapatken page tuhur mo berumu dengan teks visual yang diperlihatkan dengan kesedihan Sorti karena pergi meninggalkan ibunya.
5.3.1 Ideologi Umum yang Mendasari Pencitraan Gender Tradisi Tangis Berru Sijahe dalam Masyarakat Pakpak
Berdasarkan analisis pada bab terdahulu dapat dijelaskan ideologi apa yang mendasari pencitraan gender dalam tradisi Tangis Berru Sijahe yang
terdapat pada masyarakat Pakpak. Ideologi seksis adalah ideology yang mendominasi dalam teks tangis berru sijahe yang diteliti. Meskipun dominasi ini tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kesimpulan bahwa sebagian besar pesan teks tangis berru sijahe mengandung prasangka gender tertentu, tetapi dominasi ini memberikan informasi bahwa prasangka gender melalui pencitraan gender tertentu dapat ditemukan dalam teks tangis berru sijahe pada masyarakat Pakpak.
5.3.1.1 Ideologi Seksis
Citra seksis secara tekstual dalam sebuah teks tangis berru sijahe dibentuk oleh berbagai komponen metafungsi dalam teks tersebut. Pembentukan atau penyusunan teks sedemikian rupa dapat dipahami sebagai suatu praktek yang bersifat ideologis. Ketika berhadapan dengan kaum perempuan seperti ibu diperlihatkan adanya hubungan yang dekat dengan merangkul ibu disertai dengan tangis yang tersedu-sedu. Namum, berbeda ketika berhadapan dengan kaum laki-laki seperti ayah, diperlihatkan dengan jabatan tangan yang terkesan bahwa kaum laki-laki lebih tenang dan gagah.
Kedua perbedaan tersebut dilandasi oleh adannya perbedaan gender pada masyarakat Pakpak. Masyarakat pakpak yang masih menerapkan perbedaan bahwa kaum laki-laki lebih berhak mendapatkan kedudukan social yang lebih tinggi dibandingkan kaum perempuan. Pada umumnya masyarakat yang membedakan perbedaan derajat antara laki-laki dan perempuan ini menempatkan perempuan sebagai kaum lemah serta berkecimpung di bagian belakang dan dianggap sebagai pelayan laki-laki. Secara social, kaum perempuan lebih rendah derajatnya dibandingkan kaum laki-laki.
98 BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Setelah dilakukan analisis terhadap tradisi tangis berru sijahe berdasarkan aspek multimodal, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebagaimana yang sudah tertulis pada bab satu sebelumnya sebagai berikut:
1. Aspek multimodal yang terdapat dalam tradisi tangis berru sijahe terdiri dari tiga komponen yaitu komponen metafungsi ideasional yang terdiri atas Partisipan I dan Partisipan II (proses material, proses verbal dan proses relasional dan proses mental). Proses yang terdapat dalam teks verbal tangis berru sijahe adalah proses material, proses mental, proses verbal, proses relasional sedangkan Partisipan II yang terdapat pada teks verbal tangis berru sijahe adalah gol, verbiage, attribute, phenomenom dan sirkumtan. Komponen metafungsi interpersonal yang terdiri atas offer, impersonal, intimate/personal, dan colour saturation. Komponen tekstual yang terdiri atas centred/polarized, salience, dan maximum connection framing.
2. Hubungan antara teks verbal dan teks visual yang terdapat pada tangis berru sijahe merupakan hubungan logis yang apabila dikaitkan memiliki value (nilai). Teks verbal mampu memjelaskan teks visual. Sebab untuk merepresentasikan suatu gambar tidaklah mudah seperti menciptakan gambar.
Maka diperlukan hubungan keduanya untuk mendapatkan value (nilai).
Hubungan logis tersebut meliputi hubungan repeating (pengulangan), hubungan additive, hubungan consequential, dan hubungan comparative.
6.2 Saran
Setelah peneliti melakukan pengkajian terhadap tradisi tangis berru sijahe ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna kelanjutan penelitian ini. Hal-hal tersebut dituangkan dalam bentuk saran sebagai berikut:
1. Agar tetap memperhatikan serta melestarikan tradisi-tradisi yang ada pada masyarakat Pakpak ini, sebab tidak sedikit tradisi yang mulai tidak dipakai lagi oleh masyarakat Pakpak disebabkan arus globalisasi yang sudah memasuki wilayah suku Pakpak.
2. Kepada para peneliti selanjutnya, agar tetap meneliti tangis berru si jahe ini dari kajian yang berbeda. Sebab pada penelitian kali ini hanya berfokus pada kajian multimodal.
3. Hendaklah tradisi ini dihidupkan kembali. Sebab, pengakuan masyarakat suku Pakpak yang masih berdomisili wilayah Kabupaten Pakpak mengakui bahwa tangis berru si jahe ini sudah tidak di pakai lagi pada pelaksanaan adat pernikahan disebabkan hal-hal yang tidak diketahui secara pasti. Betapa sayangnya tradisi ini ditinggalkan begitu saja.
4. Kepada pemerintah dan seluruh jajaran Kabupaten Pakpak Bharat, hendaklah mendokumentasikan serta menginventarisasikan tradisi tangis berru si jahe ini sebagai salah satu kekayaan tradisi yang diiliki oleh suku Pakpak.
5. Dan kepada seluruh pembaca, hendaklah sama-sama menjaga seluruh kekayaan tradisi yang ada di Indonesia ini pada umumnya.
103 Lampiran 1
Teks Tangis Berru Sijahe
1. tading mo ko le nang ni beruna.
‘tinggallah engkau disini wahai ibuku’
2. nggo mo ko peahen kono menuman berumu le nang niberuna.
‘kamu sudah bersusah payah untuk menyerupai anak gadismu wahai ibuku’
3. padan mo ko kepeken mengayak oles deba metem engket emas nggersing asa berumu i penuman numan kono inang ni beruna.
‘lebih baik kamu menerima pakaian dari orang lain serta emas yang kuning agar aku anakmu seperti orang lain’
4. molo padinken enda tah terjampa-jampa mo berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna.
‘rupanya anakmu ini terjatuh di ladang orang wahai ibuku’
5. mela kalak menuman berumu tah tertingkah lae nciho si cegen, tertingkah lae meletuk molo cibon berumu i ladang ni kalak le inang ni beruna.
‘rupanya engkau telah memantaskan anakmu kalaupun’
6. mela kono menuman berumu pateari sada pe pateari dua bekas berumu, ulang ko sondat mermari mangan taba berumu le nang ni beruna.
‘apabila kamu telah memantaskan anakmu untuk menempati dua tempat, maka janganlah kamu terhalang mencari nafkah untuk anakmu ibuku’
7. mela kalak menuman berumu tah bage pilian mencalit sora ni kalak bage renggur mesora.
‘apabila kamu memantasskan anakmu seperti mendengar petir yang menyambar ketika berbicara dengan orang’
8. mela podinken enda berumu, tah terjampa-jampa berumu mengkuso kusoi bage manuk medemken berumu i ladang ni kalak le nang ni beruna.
‘rupanya anakmu ini ini bersusah payah mencari cari seperti ayam yang mengerami telurnya di ladang orang lain wahai ibuku’
9. tah mengkuso kusoi mo berumu dalan mi juma, tah dalan mi lae mo berumu podinken enda ladang ni kalak inang ni beruna.
‘bertanya-tanya anakmu jalan ke ladang atau jalan ke sungai rupanya jalan yang di tanya adalah jalan ke ladang orang lain’
10. menadingken page ntasak mendapatken page tuhur mo berumu menadingken si nggo ramah mendapatken lako ki tutur berumu le nang ni beruna.
‘seperti meninggalkan padi yang sudah masak dan meninggalkan apa yang sudah didapat untuk memulai pertuturan kepada orang lain wahai ibuku’
11. mela berumu podinken enda tah bage biah merdokar mo i ladang ni kalak ibaen deba berumu le nang ni beruna.
‘kalau anakmu lebih baik seperti anjing di ladang orang ibuku’
12. padin mo ko kepeken mengayaki emas deba nggersing, oles deba metem asa berumu i penuman numan ko le nang ni beruna.
‘sepertinya engkau lebih baik menerima emass yang kuning, kain yang bagus agar engkau dapat menyamakan aku seperti orang lain agar layak di mata calon suamiku wahai ibuku’
13. tah bage biahat merdokar me sora ni kalak ndahi berumu le nang ni beruna.
‘seperti anjing yang menggoggong untuk memanggil orang wahai ibuku’
14. ulang ko tergampar-gampar i ladang ni kalak da berru.
‘janganlah kamu seperti orang linglung di dalam keluarga orang wahai anakku’
15. ulang ko giam magin-magin i ladang ni kalak da berru.
‘janganlah engkau selalu sakit di dalam keluarga orang wahai anakku’
16. mela naing meridi ulang ko terkuso-kuso dalan mi lae da berru.
‘apabila engkau ingin mandi, maka janganlah engkau bingung jalan menuju sungai wahai anakku’
17. ulang ko lupa berre inangmu
‘jangan lah kamu lupa kepada ibumu ini’
18. laus lebbe aku da pa
‘aku pergi ya ayah’
19. ulang ko magin-magin
‘janganlah kau sakit’
20. laus lebbe aku mi ladang ni kalak pa
‘aku pergi ke rumah calon suamiku’
21. nggo dapet aku pana jodoh ku pa
‘rupanya aku sudah bertemu dengan jodohku’
22. asa Laus aku, tading mo ke
‘aku pergi, tinggallah engkau’
23. ue, pidonku pe mende-mende mo ke
‘iya, permintaanku baik-baiklah engkau’
24. nggo belgah ke i pejaheken
‘karena kamu sudah dewasa, oleh sebab itu menikah’
25. mella oda deng belgah oda i pejaheken
‘kalau belum dewasa, maka tidak menikah’
26. en pe, mende-mende ke deket simatua mu
‘oleh karena itu, baiklah kepada mertuamu’
27. deket kalak kela i
‘juga kepada menantuku itu’
28. i mo ranangku mendahi ke
‘itulah pesanku kepadamu’
29. tading mo ko le nang ni permenna.
‘tinggallah engkau wahai bibikku’
30. nggo mo kepeken inang ni permenna menuman daging si melala.
‘rupanya aku sudah seperti daging hancur yang tidak berguna lagi’
31. tading mo ko kepeken inang ni permenna menuman kalak asa beremu i penuman numan kono inangni bere berena.
‘kamu lebih baik menyerupai orang agar aku panta untuk orang lain’
32. mela kono menuman permenmu, nggo kepe peahen kono menuman beremu inang ni permenna.
‘apabila kamu memantaskan keponakanmu, berarti sudah pantaslah keponakanmu ini’
33. nggo mo kepeken karinana memurpurken daging si melala inang ni beruna dekket inangni permenna.
‘rupany semua seperti telah menentramkan orang yang hina ini bibiku’
34. bage memurpurken lae mbergoh mo ko kepeken menuman daging si melala inang ni permenna.
‘kamu seperti memercikkan air yang sejuk kepada orang yang hina ini bibiku’
35. karinana ke kepeken nggo peahen menuman daging si melala sa memurpurken lae mbergoh mo kepeken kene tabah daging si melala inang ni permenna.
‘rupanya semua sudah meyerupai aku yang hina ini seperti memercikkan air yang sejuk’
36. nggo mi, sip ko.
‘sudahlah, diamlah engkau wahai ponakanku’
37. ko ngo, nggo i tading ko keppe anakku i.
‘kamu yang sudah meninggalkan anakku itu’
38. kalak keppe menjalo-jala geggohmu permenku.
‘orang lain yang yang mendapatkanmu wahai anakku’
39. onjem dalan mi lae aku, onjem dalan mi juma.
‘aku terjatuh di jalan menuju ke ladang’
40. ko kin ngo ku harapken bai impalmi.
‘kamu yang saya harapkan untuk mendampingi anakku’
41. hanjar-hanjar ko rading ni permaenna
‘hati-hati lah wahai anakku’
42. nggo i tadingken ko pana namberrumu.
‘kamu sudah meninggalkan bibimu’
43. nggo ku si pagar ko keppe si lausna
‘aku sudah menjagamu’
106 Lampiran 2
Analisis Klausa
Data 1
tading mo ko le nang ni beruna
tinggallah kamu wahai ibuku
‘tinggalah kamu wahai ibuku’
proses material aktor
Vokatif Data 2
nggo mo ko peahen kono menuman berumu le nang ni beruna sudah kamu susah menyamakan anak gadismu wahai ibuku
‘kamu sudah memantaskan anakmu wahai ibuku’
aktor proses material
Vokatif Data 3
padan mo kepeken mengayak
oles deba metem engket emas nggersing
asa berumu i penuman numan kono inang ni beruna
lebih baik rupanya menerima
kain dari orang dan emas
agar anakmu seperti orang lain
‘rupanya lebih baik menerima kain dari orang dan emas untuk memantaskan anakmu’
proses material Goal aktor
vokatif
‘lebih baik anakmu terjatuh di ladang orang ibuku’
proses mental Actor Sirkumtan
Vokatif Data 5
mela kalak menuman berumu tah tertingkah lae nciho si cegen apabila orang menyerupai Anakmu seperti air keruh besok
‘apabila besok anakmu menyerupai seperti air keruh’
aktor proses material Goal sirkumtan sirkumtan
Data 6
tertingkah lae meletuk molo cibon berumu i ladang ni kalak
le nang ni beruna seperti air membanjiri kalo besok anakmu
diladang orang
Wahai ibuku
‘apabila besok anakmu seperti air yang membanjiri di ladang orang ibuku’
goal proses material aktor
Vokatif Data 7
mela kono menuman berumu pateari sada pe peteari dua bekas berumu
apabila kamu memantaskan anakmu dalam satu hari dua tempat
‘sepertinya kamu sudah memantaskan anakmu pada dua tempat’
aktor proses material sirkumtan konjungsi pronomina referensi
Data 8
ulang ko sondat mermari mangan taba berumu nang ni beruna jangan kamu terhalang mencari nafkah anakmu anakmu ibuku
‘janganlah kamu terhalang untuk mencari nafkah anakmu wahai ibuku’
aktor proses mental phonomenom sirkumtan
pronomina Referensi repetisi
Data 9
mela kalak menuman berumu tah bage pilian mencalit sora ni kalak bage renggur mersora kalau orang menyerupai anakmu entah seperti suara petir yang
menyambar
‘seperti orang yang menyamakan anakmu seperti petir yang menyambar’
aktor proses material goal sirkumtan konjungsi peronomina Referensi
Data 10
mela podinken enda berumu
lebih baik ini anakmu
‘lebih baik anakmu ini’
predicator objek perbandingan penunjuk referensi Data 11
tah terjampah-jampah Berumu
terjatuh Anakmu
‘anakmu terjatuh’
proses material Actor
Referensi
Data 12
mengkuso-kusoi bege manuk medemken berumu i ladang ni kalak lenang ni beruna bertanya seperti ayam yang
mengerami telurnya
anakmu di ladang orang
wahai ibuku
‘anakmu bertanya di ladang orang seperti ayam sedang mengerami telurnya’
proses material Goal aktor sirkumtan
referensi repetisi Data 13
tah mengkuso-kusoi mo Berumu dalan mi juma
bertanya Anakmu jalan menuju lading
‘anakmu bertanya jalan menuju ladang’
proses verbal sayer Verbiage
Referensi Data 14
tah dalan mi lae mo berumu podinken enda ladang ni kalak le nang ni beruna
entah jalan ke sungai anakmu rupanya ini ladang orang wahai ibuku
‘anakmu ingin ke sungai ternyata yang di lalui jalan ke ladang orang’
sirkumtan aktor
referensi repetisi Data 15
menadingken page ntasak meninggalkan padi yang tua
‘meninggalkan padi yang tua’
proses material goal
perbandingan Data 16
mendapatken page tuhur mo berumu mendapatkan padi yang masih muda anakmu
‘anakmu mendapatkan padi yang masih muda’
proses material aktor
perbandingan referensi
Data 17
mela berumu podinken enda tah bage biah mendokar mo i ladang ni kalak kalo anakmu lebih baik entah seperti anjing di ladang orang
‘lebih baik anakmu seperti anjing di ladang orang’
aktor Goal sirkumtan
referensi perbandingan
Data 18
ibaen deba berumu le nang ni beruna
di buat orang anakmu
‘orang mengambil anakmu ibuku’
proses material aktor goal pronomina repetisi Data 19
padin mo ko kepeken mangayaki emas deba nggersing lebih baik kamu rupanya meneriman emas dari orang
aktor proses material Goal perbandingan pronomina
Data 20
oles deba metem asa berumu i penuman numan ko le nang ni beruna kain dari orang agar anakmu menyerupai kamu ibuku
sirkumtan proses material
referensi repetisi
Data 21
tah bage biahat mendokar mersora ni kalak ndahi berumu le nang ni beruna
entah seperti anjing menggonggong bersuara seperti manusia
sayer proses verbal verbiage
repetisi Data 22
ulang ko tergampar-gampar i ladang ni kalak da berru
jangan kamu bingung di ladang orang anakku
‘janganlah kamu bingung di ladang orang anakku’
aktor proses material goal
pronomina referensi
Data 23
ulang ko giam magin-magin i ladang ni kalak da berru
jangan kamu sakit di ladang orang anakku
‘janganlah kamu sakit di ladang orang anakku’
senser phenomenon
pronomina repetisi
Data 24
mela naing meridi apabila hendak mandi
‘apabila kamu ingin mandi’
aktor proses material
konjungsi Data 25
ulang ko terkuso-kuso dalan mi lae da berru janganlah kamu mencari-cari jalan ke sungai anakku
‘janganlah kamu mencari-cari jalan ke sungai’
aktor proses material goal
pronomina repetisi
Data 26
ulang ko lupa berre inangmu
janganlah kamu lupa kepada ibumu
‘janganlah kamu lupa kepada ibumu’
subjek proses mental objek pronominal
Data 27
laus lebbe aku da pa
pergi aku ya pak
‘aku pergi ya pak’
‘aku pergi ya pak’