• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Analisis Data Multimodal Tangis Berru Sijehe

4.2.1 Analisis Multimodal Tangis Berru Sijahe

4.2.1.4 Komponen Metafungsi Tekstual

Polarized

Maximum Connection Salience

Gambar 4.2.1.3 Komponen Metafungsi Tektual

Secara metafungsi tekstual, teks visual pada gambar di atas mempunyai pola Polarized yang mana pusat gambar di atas berada di pinggir sebelah kanan dan tidak terpusat di tengah. Sorti dan ibunya merupakan Polarized pada teks visual di atas, tidak sirkular karena terletak di sebelah kanan bawah gambar.

Teks visual di atas menonjolkan Sorti sebagai pemeran utama dalam teks visual di atas dan berfungsi sebagai Salience, Sorti dan ibunya memiliki keterhubungan yang dekat ditandai dengan visual memeluk serta menangis dan visual tersebut berfungsi sebagai Maximum Connection.

Warna yang ditonjolkan pada gambar di atas merupakan multimodal rendah (low multimodal) yang ditandai dengan warna hitam sebagai warna yang paling dominan (colour saturation).

4.2.1.5 Komponen Metafungsi Ideasional Accompaniment Aktor

Gol/ Vokatif/ Senser Setting

Gambar 4.2.1.5 Komponen Metafungsi Idesional

Proses Material 28. Laus ‘pergi’

29. Dapet ‘dapat’

30. Tading‘tinggal’

Proses Mental

29. Magin-magin ‘sakit’

Data 28

laus (lebbe) aku da pa

Pergi Aku ya pak

‘aku pergi ya pak’

Proses Material Aktor

Vokatif

Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh laus ‘pergi’. Aku ‘aku’ berfungsi sebagai Aktor dan da pa ‘wahai ayahku’ berfungsi sebagai Vokatif. Visual Sorti memeluk da pa ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan da pa berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar da pa memakai topi adat Pakpak yang dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 29

ulang ko magin-magin

janganlah kamu Sakit

‘janganlah kamu sakit’

Senser Phenomenon

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses mental yang ditandai oleh magin-magin ’sakit’. Ko ‘kamu’ yang merujuk kepada ayahnya Sorti berfungsi sebagai Senser. Visual Sorti memeluk ayahnya ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar.

Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dipakai oleh ayahnya Sorti

dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 30

laus lebbe Aku mi ladang ni kalak pa

pergi Aku ke ladang orang pak

‘aku pergi ke ladang orang, pak’

Proses Material Aktor Sirkumtan

Vokatif

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh laus ‘pergi’. Aku ‘aku’ berfungsi sebagai Aktor dan mi ladang ni kalak ‘ke ladang orang’ berfungsi sebagai Gol serta pa ‘ayah’

berfungsi sebagai Vokatif. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi aday Pakpak yangdikenakan oleh ayahnya Sorti yang dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 31

nggo Dapet Aku pana jodohku pa

sudah Dapat Aku rupanya jodohku Wahai ayah

‘aku sudah mendapatkan jodohku, pak’

Proses material Aktor Gol

Vokatif

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh dapet ‘mendapatkan’. Aku ‘aku’ berfungsi sebagai Aktor dan jodohku ‘jodohku’ berfungsi sebagai Gol sedangkan pa ‘ayah’

berfungsi sebagai Vokatif. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta pa sebagai Vokatif. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah

di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenakan ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 32

asa laus Aku

pergi Aku

‘aku pergi’

Proses Material Aktor

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh laus ‘pargi’. Aku ‘aku’ berperan sebagai Aktor. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenakan oleh ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 33

tading mo Ke

Tinggallah Kamu

‘tinggallah kamu’

Proses Material Gol

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh tading ‘tinggal’. Ke ‘kamu’ yang merujuk kepada ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di

dalam gambar ayahnya Sorti menggunakan topi adat Pakpak yang dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

4.1.2.6 Komponen Metafungsi Ideasional

Accompaniment Gol

Setting

Gambar 4.1.2.6 Komponen Metafungsi Ideasional

Data 34

Ue pidonku pe mende-mende mo ke Iya permintaanku bersikap baiklah kamu

‘iya, permintaanku bersikap baiklah kamu’

Sayer Verbiage Sirkumtan

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh mende-mende ‘bersikap baik’. Pidon-ku ‘permintan-Ku’ yang merujuk kepada ayahnya Sorti berfungsi sebagai Aktor dan ke ‘kamu’

yang merujuk kepada Sorti berfungsi sebagai Gol. Visual Sorti yang memeluk

Proses Material

35. Ipejaheken ‘dinikahkan’

37. Mende-mende bersikap baik’

Proses Verbal 34. Pidon ‘meminta’

35. Rana ‘berpesan’

ayahnya berfungsi sebagai Aktor dan ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenakan oleh ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’.

Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 35

nggo belgah ke i pejaheken sudah besar Kamu Dinikahkan

‘kamu sudah dewasa maka dinikahkan’

Sirkumtan Senser Proses Mental

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh ipejaheken ‘dinikahkan’. Ke ‘kamu’ yang merujuk kepada Sorti berfungsi sebagai Aktor dan nggo belgah ‘sudah besar’ dianalissis sebagai Sirkumtan. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenakan oleh ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 36

mella oda deng Belgah oda i pejaheken apabila belum Dewasa Tidak dinikahkan

‘apabila belum dewasa maka tidak dinikahkan’

Senser Sirkumtan Proses Mental

Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh ipejaheken ‘dinikahkan’. Sorti berfungsi sebagai Aktor dalam proses material di atas dan belgah ‘besar’ dianalisis sebagai

Sirkumtan. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar.

Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenakan oleh ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 37

en pe mende-mende mo Ke deket simatuamu ini pun bersikap baiklah Kamu kepada mertuamu

‘oleh karena itu, bersikap baiklah kamu kepada mertuamu’

Proses relasional Carrier Attribute

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh mende-mende ‘bersikap baik’. Ke ‘kamu’ yang merujuk kepada Sorti merupakan Aktor dan simatuamu ‘mertuamu’ merupakan Gol. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenakan oleh ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 38

Deket kalak kela i Kepada orang menantuku

‘kepada menantuku’

Attribute

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses relasional yang ditandai oleh kalak kela i ‘menantu’. Kalak kela i ‘menantu’

berfungsi sebagai Attribute. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenakan oleh ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

Data 39

Imo Ranangku mendahi Ke

Itulah Pesanku kepada kamu

‘itulah pesanku untukmu’

Aktor Gol

Penunjuk

Proses dalam teks visual tangis berru sijahe di atas merupakan proses verbal yang ditandai oleh ranang-Ku ‘pesan-Ku’. -Ku ‘aku’ yang merujuk kepada ayahnya Sorti berperan sebagai Sayer dan Ke ’kamu’ yang merujuk kepada Sorti berperan sebagai Gol. Visual Sorti yang memeluk ayahnya berfungsi sebagai Aktor serta ayahnya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tampak di dalam gambar topi adat Pakpak yang dikenak oleh ayahnya Sorti dianalisis sebagai Accompaniment ‘Penyerta’. Secara Kultural menandai pelaksaan tradisi tangis berru sijahe.

4.2.1.7 Komponen Metafungsi Interpersonal Offer

Impersonal/ Colour Saturation

Gambar 4.2.1.7 Komponen Metafungsi Interpersonal

Secara metafungsi interpersonal, pengambilan gambar dari jarak dekat disebut dengan intimate/impersonal dan mengidentifikasi ketidak terlibatan khalayak secara langsung ‘offer’. Aktor dan Gol dalam tradisi tangis berru sijahe secara Intimate/Personal merupakan Offer karena dalam peristiwa tangis berru sijahe hanya berlaku pada kedua orang tua dan anak.

Dari segi Contact atau hubungan dengan khlayak, Sorti dan ayahnya tidak memiliki hubungan dengan khlayak sehingga Offer disini menunjukkan adanya peristiwa yang sangat syahdu yang membuat mereka berdua saling berjabatan tangan dan bertangisan. Namun, ada sedikit perbedaan yang menandai gender dalam peristiwa ini. Ketika berhadapan dengan ibu, Sorti memeluk ibunya dengan kedua tangannya sambil menangis namun ketika berhadapan dengan ayahnya

Sorti hanya menjabat tangan ayahnya sambil menundukkan wajahnya. Perbedaan ini didasari oleh perbedaan gender yang dianut oleh masyarakat suku Pakpak ketika berhadapan dengan lawan jenis haruslah menjaga sikap agar terlihat lebih sopan dan santun. Ketika berhadapan dengan lawan jenis, tidak perlu hubungan fisik dengan lawan jenis yang berlebihan. Oleh karena itu, terdapat sedikit perbedaan ketika berhapan dengan pihak pria maupun pihak laki-laki yang berfungsi sebagai sikap menjaga diri.

Penggunaan warna yang didominasi oleh warna gelap pada teks visual di atas diidentifikasi sebagai multimodal rendah ‘low multimodal’ yang mana penggunaan warna tersebut adalah warna hitam dan putih dan diidentikasi sebagai colour saturation.

4.2.1.8 Komponen Metafungsi Tekstual

Centered Salience

Maximum Connection

Gambar 4.2.1.8 Komponen Metafungsi Tekstual

Secara metafungsi Tekstual, teks visual pada gambar di atas dibentuk dengan pola yang berpusat di tengah ‘Centred’. Pada pola centred ini, Sorti dan ayahnya berada tepat di tengan gambar dan diidentifikasi sebagai gambar terpusat.

Teks visual di atas menonjolkan Sorti sebagai pemeran utama dalam tradisi tangis berru sijahe dan pada gambar ini Sorti berfungsi sebagai Salience yang memiliki hubungan yang dekat dengan ibunya. Hubungan Sorti dengan ibunya diidentifikasi sebagai Maximum Connection Framing yang memperlihatkan kedekatan hubungan antara Aktor dan Gol pada proses di atas.

4.2.1.9 Komponen Metafungsi Ideasional

Gol/ Vokatif Aktor

Setting

Gambar 4.2.1.9 Komponen Metafungsi Ideasional

Proses Material 40. Tading ‘tinggal’

41. Menuman

‘memantaskan’

45. Memurpurken

‘memercikkan’

Data 40

tading mo ko (le) nang ni permenna

tinggallah kamu bibiku

‘tinggallah kamu bibiku’

Proses Material Gol

Vokatif

Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh ko ‘kamu’ merupakan Gol dan (le) nang ni peremenna berfungsi sebagai Vokatif. Ko ‘kamu’ yang merujuk kepada bibinya Sorti berfungsi sebagai Gol dan (le) nang ni permenna ‘bibi’ yang merujuk kepada bibibnya Sorti berfungsi sebagai Vokatif. Visual Sorti memeluk (le) nang ni permenna ketike berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan (le) nang ni permenna berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tradisi tangis berru sijahe.

Data 41

nggo mo kepeken inang ni permenna menuman daging si melala rupanya sudah bibi memantaskan orang yang hina

‘rupanya kamu sudah memantaskan orang yang hina ini bibiku’

Aktor Proses Material Gol

Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh inang ni permenna ‘bibi’ berfungsi sebagai Aktor dan daging simelala ‘orang yang hina’ berfungsi sebagai Gol. Inang ni permenna merujuk kepada bibinya Sorti dan daging simelalu merupakan substitusi dari Sorti. Visual Sorti memeluk inang ni permenna ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan daging simelala

berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tradisi tangis berru sijahe.

Data 42

‘kamu sudah memantaskan aku untuk orang lain bibiku’

Aktor Gol Pros. Mat. Sirkumtan Pros. Mat Akt

Vokatif Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses

material yang ditandai oleh ko ‘kamu’ yang merujuk kepada bibinya Sorti merupakan Aktor dan permenmu ‘keponakanmu’ yang merujuk kepada Sorti berfungsi sebagai Gol serta inang ni permenna ‘bibi’ berfungsi sebagai Vokatif.

Visual Sorti memeluk inang ni permenna ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan inang ni permenna berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tradisi tangis berru sijahe.

Data 43

Mela Kono menuman permenmu

Kalau Kamu memantaskan keponakanmu

‘kamu sudah memantaskan keponakanmu’

Aktor Proses Material Gol

Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh kono ‘kamu’ merupakan Aktor dan permenmu

‘keponakanmu’ berfungsi sebagai Gol. Kono ‘kamu’ yang merujuk kepada bibinya Sorti berperan sebagai Aktor dan permenmu ‘keponakanmu’ yang merujuk kepada Sorti berfungsi sebagai Gol. Visual Sorti bibinya ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan bibinya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar.

Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tangis berru sijahe.

Data 44

nggo keppe peahen kono menuman permenmu inang ni permenna kamu sudah memantaskan kamu menyerupai ponakanmu Wahai bibiku

‘kamu sudah memantaskan aku bibiku’

Aktor Proses Material Gol

Vokatif Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh kono ‘kamu’ merupakan Aktor dan permenmu

‘keponakanmu’berfungsi sebagai Gol serta inang ni permenna ‘wahai bibi’

berfungsi sebagai Vokatif. Kono ‘kamu’ yang merujuk kepada bibinya Sorti berfungsi sebagai Aktor dan permenmu ‘keponakanmu’ yang merujuk kepada Sorti berfunsi sebagai Gol. Visual Sorti memeluk bibinya ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan bibinya Sorti berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta

terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tradisi tangis berru sijahe.

Data 45

nggo mo kepeken karinana memurpurken daging si melala inang ni permenna sudah rupanya semuanya memercikkan orang yang hina ini wahai bibiku

‘rupanya semua sudah melindungi orang yang hina ini bibiku’

Aktor Proses Material Gol

Vokatif Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh karinana ‘semuanya’ merupakan Aktor dan daging simelala ‘orang yang hina’ berperan sebagai Gol serta inang ni permenna ‘wahai bibi’ berfungsi sebagai Vokatif. Sebagai Aktor, karinana ‘semuanya’ merujuk kepada saudara dan keluarganya Sorti dan sebagai Gol, daging simelala ‘orang yang hina’ merujuk kepada Sorti. Visual Sorti memeluk inang ni permenna ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan inang ni permenna berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tradisi tangis berru sijahe.

memantaskan orang yang hina ini

‘seperti memercikkan air yang sejuk kepada orang yang hina ini bibiku’

Proses Material Sirkumtan Proses Material Gol

Vokatif

Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh daging simelala ‘orang yang hina’ berfungsi sebagai Gol dan inang ni permenna ‘wahai bibiku’ berfungsi sebagai Vokatif. Visual Sorti memeluk inang ni permenna ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan inang ni permenna berfungsi sebagai Gol.

Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tradisi tangis berru sijahe.

Data 47

karinana ke kepeken nggo peahen menuman daging simelala semuanya rupanya sudah menyerupai orang yang hina

‘rupanya semua sudah menyerupai orang yang hina ini’

Aktor Proses Material Gol

Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh karinana ‘semuanya’ merupakan Aktor dan daging simelala ‘orang yang hina’ berperan sebagai Gol serta inang ni permenna ‘wahai bibi’ berfungsi sebagai Vokatif. Sebagai Aktor, karinana ‘semuanya’ merujuk kepada saudara dan keluarganya Sorti dan sebagai Gol, daging simelala ‘orang yang hina’ merujuk kepada Sorti. Visual Sorti memeluk inang ni permenna ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan inang ni permenna berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat diketahui bahwa visual di atas merupakan tradisi tangis berru sijahe.

Data 48 sa

memurpurken

lae mbergoh mo kepeken

kene tabah daging

simelala

‘rupanya kamu seperti memercikkan air yang sejuk kepada orang yang hina ini bibiku’

Proses Material Gol Aktor Sirkumtan

Vokatif Proses dalam teks verbal tangis berru sijahe di atas merupakan proses material yang ditandai oleh memurpurken ‘memercikkan’. Kene ‘kamu’ berfungsi sebagai Aktor dan daging simelala ‘orang yang hina’ berperan sebagai Gol serta inang ni permenna ‘wahai bibi’ berfungsi sebagai Vokatif. Sebagai Aktor, kene

‘kamu’ merujuk bibinya Sorti dan daging simelala ‘orang yang hina’ merujuk kepada Sorti. Visual Sorti memeluk inang ni permenna ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan inang ni permenna berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat

‘kamu’ merujuk bibinya Sorti dan daging simelala ‘orang yang hina’ merujuk kepada Sorti. Visual Sorti memeluk inang ni permenna ketika berpamitan hendak meminta izin untuk menikah berfungsi sebagai Aktor dan inang ni permenna berfungsi sebagai Gol. Setting yang terlihat dalam gambar diatas adalah di dalam sebuah ruangan dengan posisi duduk partisipan di atas tikar. Tidak ada penyerta terlihat pada gambar di atas namun berdasarkan konteks dan teks verbal dapat