• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Impelemntasi Healthy Cities

THE POLITICS OF HEALTHY CITIES

7.4 Hubungan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Impelemntasi Healthy Cities

Meskipun Indonesia mengenal istilah otonomi daerah, pemerintah pusat dan daerah mempunyai tanggung jawab dalam mengimplementasikan Healthy Cities. Tentu saja mereka mempunyai tugas dan tanggung jawab berbeda seperti yang telah diatur dalam Keputusan Bersama antara Kementerian Dalam Negeri dengan Kementerian Kesehatan tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat di Indonesia. Tanggung jawab tersebut juga bergantung pada tatanan dan organisasi yang bertanggung jawab. Karena implementasi Healthy Cities tersebut berada pada level kabupaten/kota, maka juga berhubungan dengan dinas yang berkaitan dengan kementerian yang ada di atasnya. Misalnya tatanan kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum yaitu pada level kementerian yang bertanggung jawab adalah Kementerian Pekerjaan Umum tetapi pada tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab adalah Dinas Pekerjaan Umum. Selain itu, terdapat sektor penunjang yang

bertanggung jawab pada setiap tatanan. Kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum, misalnya, sektor penunjangnya adalah dinas kesehatan, dinas kebersihan, dinas sosial, sektor swasta, perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Tabel 7.1: Tatanan Healthy Cities dan Organisasi Penanggung Jawab

No Tatanan Healthy Cities Penanggung Jawab

1 Kawasan permukiman, sarana dan sarana umum yang sehat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Pengendalian Dampak Lingkungan Regional

2 Kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi yang sehat

Kementerian

Transportasi/DLLAJR

3 Kawasan pertambangan yang sehat Kementerian Pertambangan dan Energi

4 Kawasan kehutanan yang sehat Kementerian Kehutanan 5 Kawasan industri dan perkantoran yang sehat Kementerian Industri dan

Perdagangan

6 Kawasan pariwisata yang sehat Kementerian Pariwisata 7 Ketahanan pangan dan gizi Kementerian Pertanian 8 Kehidupan masyarakat sehat dan mandiri Kementerian Kesehatan 9 Kehidupan sosial yang sehat Kementerian Sosial Sumber: Palutturi et al. (2013)

Berdasarkan struktur organisasi, Healthy Cities di Indonesia, mereka yang bertanggung jawab pada level nasional, provinsi dan kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 7.2. Pada level nasional terdapat Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, di level provinsi dan kabupaten/kota terdapat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Dinas Kesehatan. Kepala BAPPEDA bertindak sebagai ketua Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat, sementara Kepala Dinas Kesehatan berkedudukan sebagai Sekretaris Kabupaten/Kota Sehat. Mereka mempunyai tanggung jawab berbeda di masing-masing level.

Tabel 7.2: Struktur Organisasi Healthy Cities dan Penanggung Jawab

No Struktur organisasi Penanggung Jawab

1 Level nasional  Kementerian Kesehatan – Direktorat General Pengendalian Penyakit dan Sanitasi Lingkungan  Kementerian Dalam Negeri – Direktorat General

Pembangunan Regional

2 Level provinsi  Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

 Dinas Kesehatan Provinsi

3 Kabupaten/kota  Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten/kota

 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Sumber: Diadaptasi dari Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan (2005) Hubungan pemerintah pusat, provinsi sampai pada tingkat desa dalam implementasi Healthy Cities dapat dilihat pada Gambar 7.2.

Gambar 7.2: Hubungan antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam implementasi Healthy Cities

Level nasional Level Provinsi Level Kab/Kota Level Kecamatan Level Kelurahan/ Desa Perencanaan Implementasi Klasifikasi Kriteria Evaluasi Pengembangan Pendanaan Tujuan Target Kebijakan Strategi Tim Pembina Provinsi Tim Pembina Kab/Kota Forum Komunikasi Desa Kelompok Kerja Desa Forum Kab/Kota Sehat

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) 7.4.1 Tugas Pemerintah Pusat

Seseuai dengan Peraturan Bersama antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat di Indonesia, tugas pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri dalam Bab VI pasal 12 menjelaskan bahwa Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan umum penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat termasuk pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi. Staf Kementerian Dalam Negeri yang banyak terlibat dalam implementasi Healthy Cities adalah mereka yang berada pada bagian pembangunan daerah. Dalam level Kementerian Kesehatan sesuai pasal 13 adalah bahwa Menteri Kesehatan melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat termasuk pemberian pedoman, training, arahan dan supervisi. Mereka yang banyak terlibat dalam implementasi Healthy Cties di kementerian ini adalah staf Direktorat General Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Staf kementerian ini banyak terlibat dalam melakukan pembinaan di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia, menyiapkan tenaga ahli bagi kabupaten/kota yang membutuhkan kegiatan training, seminar atau kegiatan lainnya yang mendukung pencapaian kabupaten/kota sehat (Kementerian Dalam Negeri dan Kesehatan RI, 2005).

Pendaaan dalam rangka pembinaan umum penyelenggaran Kabupaten/Kota Sehat dibebankan kepada Anggaran Pendapat dan Belanja Negara Departemen Dalam Negeri, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pendanaan dalam rangka pembinaan teknis penyelenggaran Kabupaten/Kota Sehat dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Departemen Kesehatan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan kabupaten/Kota.

Tim Pembina di tingkat Pusat yang terdiri dari pengarah dan Pelaksana Tehnis. Tim Pengarah diketuai oleh Mendagri, Wakil Ketua Menteri Kesehatan dari Ketua Bappenas, dengan anggota berasal dari eselon I dari berbagai instansi tingkat pusat, pelaksana tehnis dikoordinir oleh Ketua Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI, Wakil dari Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, dan anggota dari Dirjen sektor terkait, mempunyai fungsi :

1. Menyusun kebijakan nasional kabupaten/kota sehat.

2. Pengkajian pedoman, kriteria, indikator, parameter kabupaten/kota sehat. 3. Merumuskan konsep prosedur dan metode/mekanisme.

4. Memantau/evaluasi melalui Forum Diskusi.

5. Penyusunan pedoman pendekatan kabupaten/kota sehat. 6. Melaksanakan tindakan korektif terhadap kebijakan.

Meskipun peranan kedua kementerian ini sangat penting, peranan Kementerian Dalam Negeri sangat krusial karena mereka dapat mensinergikan kementerian yang relevan dalam implementasi program Healthy Cities. Kementerian Kesehatan dalam hal ini Direktorat General Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan hanya bisa bekerja dan mempengaruhi dalam level kesehatan sementara mereka tidak mempunyai kekuatan memaksa dalam menggerakkan sektor lain misalnya

Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Karena itu peranan Kementerian Dalam Negeri sangat esensial dalam menggerakkan kementerian lain pada level nasional yang kemudian pada masing-masing kementerian memberikan dukungan pada dinas level di bawahnya yaitu pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

7.4.2 Tugas Pemerintah Provinsi

Berdasarkan Gambar 2, pada tingkat provinsi terdapat Tim Pembina. Tim Pembina biasanya berasal dari para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai pilihan tatanan. Pasal 14 menjelaskan bahwa pemerintah provinsi melakukan pembinaan terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat. Pembinaan yang dimaksud adalah untuk mendorong tercapainya standar optimal di wilayah provinsi sesuai dengan tatanan Kabupaten/Kota Sehat. Kegiatan Tim Pembinaan di tingkat provinsi meliputi :

a. Perumusan kebijakan provinsi

b. Pembinaan pelaksanaan pendekatan Kota/Kabupaten Sehat

c. Merumuskan standar, indikator untuk Kota/Kabupaten pada Provinsi yang bersangkutan

d. Koordinasi perencanaan antar sektor e. Forum Diskusi/Lokakarya/Seminar 7.4.3 Tugas Pemerintah Kabupaten/Kota

Perbedaan struktur ditingkat provinsi dan kabupaten/kota adalah bahwa pada tingkat provinsi hanya terdapat Tim Pembina sementara pada level kabupaten/kota selain terdapat Tim Pembina juga terdapat Forum Kabupaten/Kota Sehat. Tim Pembina berasal dari unsur Kepala SKPD misalnya Kota Palopo, Anggota Tim Pembina adalah Kepala Dinas Transportasi, Kepala Dinas Perencanaan Tata Ruang, Kepala Badan Pemberdayaan dan Sumber Daya Alam, Kepala Dinas Pertanian dan Pertamanan, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan. Tim Pembina bertugas: a. Menyiapkan semua aspek yang berhubungan dengan penilaian kota sehat, b. Menyiapkan pedoman pelaksanaan program kota sehat,

c. Membuat jadual dan rencana kerja untuk mewujudkan penghargaan kota sehat, d. Menyelenggarakan pembinaan, monitoring dan evaluasi sesuai dengan petunjuk

teknis tatanan kota sehat, dan

e. Membuat laporan kepada walikota, gubernur dan pemerintah pusat mengenai perkembangan penyelenggaraan kota sehat di Palopo.

Sementara itu, anggota forum umumnya berasal dari unsur masyarakat (termasuk di dalamnya adalah unsur LSM, PKK, Dharma Wanita, Organisasi Keagamaan, Perguruan Tinggi, dan Sektor Swasta). Sebagai contoh Kota Palopo, forum bertugas:

a. Membagi program kota sehat sesuai dengan tatanan yang dipilih

b. Memfasilitasi pembentukan konsil kesehatan (forum komunikasi) di tingkat kecamatan dan kelompok kerja di tingkat kelurahan,

c. Menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di masyarakat

d. Mempromosikan dan mengadvokasi perkembangan kota sehat Palopo di semua level

e. Menyiapkan konsultasi, monitoring dan evaluasi pelaksana kota sehat Palopo pada level kecamatan dan kelurahan

f. Mengumpulkan data dan informasi tentang perkembangan kota sehat

g. Memfasilitasi dan memberdayakan masyarakat local untuk menjadi sumber daya bagi pembangunan kesehatan

h. Melaporkan hasil-hasil aktivitas kota sehat kepada walikota

Dalam Peraturan Bersama antara Kementerian Dalam Negeri dengan Kementerian Kesehatan Pasal 15 menjelaskan bahwa pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pembinaan operasional penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Pembinaan operasional yang dimaksud adalah oleh perangkat daerah sesuai dengan tatanan yang dipilih. Pendanaan operasional penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan tatanan Kabupaten/Kota Sehat yang dipilih.

Dalam konteks ini baik penyelenggara kota sehat di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota demikian pula dengan forum di tingkat kabupaten/kota, forum komunikasi di tingkat kecamatan dan kelompok kerja di tingkat desa/kelurahan harus memiliki komitmen yang tinggi dan dukungan politik yang kuat untuk menyelenggarakan kabupaten/kota sehat. Dukungan politik itu dapat berupa:

a. Adanya peraturan yang dapat mendukung penyelenggaraan kota sehat baik berupa Surat Keputusan Walikota maupun dalam bentuk Peraturan Daerah

b. Meningkatnya alokasi anggaran kota sehat yaitu alokasi anggaran yang bertujuan meningkatkan lingkungan fisik dan sosial dalam sebuah tatanan/setting tertentu. c. Penempatan staf/sumber daya manusia dan material yang dapat mendukung

penyelenggaraan kota sehat

d. Adanya sekretariat bersama antara Tim Pembina dengan Forum Komunikasi Sehat sebagai wadah untuk merencanakan dan mengimplementasikan program

e. Adanya pertemuan berkala baik oleh Tim Pembina maupun Forum

f. Memasyarakatkan “kota sehat” yaitu dimana pada setiap kesempatan pimpinan/decision makers menyampaikan tentang pentingnya mewujudkan kota yang sehat.

Intinya pihak-pihak terkait harus memberi kontribusi dalam mewujudkan kota sehat. Karena itu dukungan politik itu tidak hanya pada siapa yang mendapat apa (who gets what) tetapi juga pada siapa yang melakukan apa (who does what) pada semua tingkatan pemerintahan baik pada tingkat pusat, provinsi maupun pada tingkat kabupaten/kota; baik pemerintah maupun swasta; baik individu maupun kelompok masyarakat.