• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITIK GLOBAL: DARI MDGs KE SDGs

8 Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

8.6 Politik Global SDGs

b. Berdasarkan Agenda 21, Johannesburg Plan of Implementation dan Rio Principles, serta mempertimbangkan perbedaan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional. Artinya bahwa untuk menjalankan SDGs ini harus didasarkan pada kondisi lingkungan, sosial budaya dan bahkan politik yang ada dari suatu Negara. Demikian pula kapasitas yang dimilikinya dan prioritas yang ada pada Negara tersebut. Negara maju yang mungkin tidak memiliki masalah penyakit-penyakit menular misalnya HIV/AIDS, Malaria dan Tuberkulosis tentu saja mereka tidak akan menempatkan masalah tersebut sebagai masalah prioritas. Namun pada negara-negara seperti Indonesia, India dan China bisa jadi penyakit tersebut menjadi masalah yang cukup mendesak untuk diselesaikan.

c. Fokus pada pencapaian ketiga dimensi pembangunan berkelanjutan secara berimbang. Artinya pembangunan berkelanjutan tersebut harus berjalan secara sinergi pada ketiga aspek tersebut yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Sebuah negara tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja sementara mengabaikan aspek lain misalnya pembangunan sosial dan lingkungan.

d. Koheren dan terintegrasi dengan agenda pembangunan pasca 2015 (Kementerian Luar Negeri, 2014). Artinya pembangunan yang dicapai hari ini harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari agenda pasca 2015.

8.6 Politik Global SDGs

Beberapa catatan politik yang berkaitan dengan pencapaian SDGs:

a. Politik menyangkut hubungan kekuasaan dan pengaruh. Kekuasaan berkaitan dengan kewenangan yang diperoleh oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut berdasarkan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi batas kewenangan yang diberikan (Budiardjo, 2002). Secara umum, kekuasaan dapat berupa kekuasaan individu, jabatan atau golongan. Terdapat keterkaitan antara kekuasaan dan pengaruh yaitu dimana bahwa kekuasaan tidak lain kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku. Dalam kaitan dengan strategi pencapaian target SDGs, negara-negara di dunia harus memiliki komitmen yang kuat untuk mempengaruhi pengambil kebijakan dalam negaranya maupun antar negara. Dengan begitu 17 aspek yang tercantum dalam SDGs dapat dicapai. Secara umum, dalam konteks global organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki tanggung jawab besar di dalam mendorong sumber daya dan kapasitas yang dimilikinya terhadap pencapaian SDGs tersebut. Melalui PBB negara-negara

maju dapat membantu negara-negara berkembang dalam mewujudkan SDGs. Target SDGs yang berkaitan dengan bidang kesehatan yaitu dapat dicapai melalui penguatan organisasi kesehatan sedunia pada masing-masing region, misalnya WHO Afrika yang berkedudukan di Kongo, WHO Amerika berkedudukan di Washington, DC, WHO Asia Tenggara berkedudukan di India, WHO Eropa berkedudukan di Denmark, WHO Western Pacifik berkedudukan di Phillipina dan WHO Timur Tengah berkedudukan di Kairo, Mesir. Rumpun Negara-negara ini memiliki tanggung jawab besar dalam pencapaian SDGs.

Negara-negara yang serumpun dengan Indonesia dalam WHO Asia Tenggara adalah Bangladesh, Buthan, Democratic People’s Republic of Korea, India, Maldive, Myanmar, Nepal, Sri Langka, Thailand dan Timor Leste. Negara-negara yang berada dalam rumpun ini bertanggung jawab satu untuk saling membantu satu dengan yang lain. Fungsi WHO bagi anggotanya dalam bidang kesehatan secara umum adalah menyiapkan kepemimpinan terhadap masalah kesehatan yang vital dan membangun partnership; membentuk agenda penelitian dan menstimulasi generasi, translasi, dan desiminasi pengetahuan; membentuk norma dan standar an mempromosikan dan memonitoring pelaksanaanya; mengartikulasi pilihan-pilihan kebijakan berbasis bukti dan etis; menyiapkan dukungan teknis, mengkatalisasi perubahan, dan membangun kapasitas institusi yang berkelanjutan; dan melakukan monitoring terhadap situasi kesehatan dan melakukan penilaian trend kesehatan. Tentu saja kesemua ini mendukung upaya pencapaian dari target SDGs ini.

Selain organisasi sedunia atau organisasi kesehatan sedunia, terdapat beberapa donor agency yang sesungguhnya juga dapat berperan aktif dalam pencapaian tujuan SDGs tersebut misalnya USAID, AusAID, JICA, CIDA, Asia Development Bank, United Nations Foundation, Global Fund for Children, Global Fund for Women, dan Oxfam International. Tugas dan tanggung jawab dari negara-negara pendonor adalah adalah memberikan bantuan kepada begara-negara yang membutuhkan terutama mereka yang berada pada sebagian begara- negara-negara Asia dan Afrika.

Pada level negara, setiap kementerian dapat menyusun strategi dan penganggaran untuk pencapaian SDGs tersebut. Dalam konteks program perencanaan dan keuangan, maka tentu Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan adalah badan atau kementerian yang paling bertanggung jawab secara langsung berkaitan dengan sektor kesehatan. Mereka semua yang telah disebutkan ini memiliki kekuasaan dan pengaruh besar dalam mendorong dan mengakselerasi target SDGs. Namun sebaliknya, jika semua pemangku dan pemegang kekuasaan ini tidak memiliki komitmen yang kuat, maka tentu saja dapat dipastikan bahwa 17 agenda penting dari SDGs, nampaknya bisa sulit untuk dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan.

b. Otoritas politik harus benar-benar mau mengalokasikan sumber daya, menuntut pengorbanan dan menerima perubahan. SDGs dapat dicapai ketika negara dan masyarakat global mau terbuka terhadap pengalokasian sumber daya manusia dan sumber daya finansial. Negara maju mau mensharing sumber daya yang dimilikinya dan negara berkembang mau belajar atas ketertinggalan yang ada. Mengembangkan pelatihan dan melakukan studi banding atau benchmarking bagi negara yang sukses terhadap indikator-indikator SDGs tersebut juga adalah sesuatu yang perlu diperkuat.

c. Pemimpin politik mana yang berubah? SDGs dapat dicapai jika pelaksana negara mau berubah dan memiliki visi masa depan yang kuat dan konsisten untuk menjalankannya. Para pemimpin politik yang kuat selalu menentang status quo dan cinta terhadap perubahan yang mengarah kepada yang lebih baik. Change, change and change. Perlu pengorbanan dan keinginan untuk menerima perubahan. 8.7 Diskusi dan Penugasan

Beberapa pertanyaan yang dapat dikembangkan dan didiskusikan lebih jauh adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi berbagai masalah yang ada dalam MDGs yang termasuk agenda yang belum terselesaikan (unfinished agenda) dan apa solusi Anda?

b. Bagaimana Anda yakin bahwa target SDGs dapat dicapai?

c. Dari 17 dimensi SDGs, ambil satu diantaranya sebagai masalah prioritas, berikan alasan disertai data dan fakta dan susun langkah-langkah strategis untuk memecahkan masalah tersebut!

8.8 Penutup dan Rekomendasi

a. Integrasi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan adalah esensi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

b. Terdapat persamaan dan perbedaan pada MDGs dan SDGs terutama pada penekanan pada dimensi atau aspek dari MDGs dan SDGs tersebut.

c. Agenda-agenda MDGs yang belum terselesaikan seharusnya menjadi agenda prioritas di SDGs dan para pemangku kepentingan memiliki tanggung jawab bersama pada semua level dan profesi untuk mencapainya

d. SDGs adalah politik global yang berkaitan dengan kekuasaan dan pengaruh, maka untuk mencapainya diperlukan dukungan politik terutama yang berkaitan dengan pendanaan, SDM dan sharing pengalaman dan faktor-faktor sukses.

References

Budiardjo, M. (2002). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Drexhage, J., & Murphy, D. (2010). Sustainable Development: From Brundtland to Rio 2012, prepared for consideration by the High Level Panel on Global Sustainability at its first meeting, 19 September 2010 New York: United Nations Headquarters.

International social science council. (2015). Sustainable Development Goals and Targets. Paris: International Council for Science (ICSU).

Kementerian Luar Negeri. (2014). Proses Pembahasan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Tingkat Global. Jakarta: Kementrian Luar Negeri.

Osborn, D., Cutter, A., & Ullah, F. (2015). UNIVERSAL SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS: Understanding the Transformational Challenge for Developed Countries: Stakeholder Forum.

Rahman, A. B. (2012). Menuju Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Peneliti Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu

UNCG. (2015). Saatnya untuk Aksi Global Jakarta: United Nations Information Centre.