BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan teknik observasi dan wawancara. Permasalahan yang diidentifikasi yaitu masalah yang berkaitan dengan ketersediaan alat peraga di kelas dan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran membaca dan menulis. Hasil dari observasi dan wawancara kemudikan dikaji dengan menggunakan triangulasi data.
4.1.1.1.1 Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengamati ketersediaan alat peraga dan pembelajaran membaca dan menulis di kelas I SD N Karangwuni 1. Kisi-kisi observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 halaman 39. Sebelum pedoman observasi digunakan, pedoman tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli Ahli No. Item Total Rerata
1 2 3 4
Bahasa Indonesia 4 4 4 4 16 4
Guru 3 4 3 4 14 3,5
Dilihat dari tabel 4.1, rerata skor yang diperoleh sebesar 3,75. Berdasarkan tabel 3.22 halaman 60 pedoman observasi memiliki rerata skor di atas 3,26 yang artinya pedoman tersebut masuk ke dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, pedoman observasi dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran 1.1 halaman 112. Setelah pedoman observasi divalidasi, peneliti melakukan observasi pembelajaran membaca dan menulis dan ketersediaan alat peraga di kelas I SD N Karangwuni 1. Observasi dilaksanakan pada tanggal 14 September 2015. Lembar hasil observasi disajikan dalam tabel 4.2 dan dapat dilihat pada lampiran 1.2 halaman 114.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Ketersediaan Alat Peraga dan Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas I Objek yang diamati Jawaban Catatan Adanya alat peraga yang
didisplay untuk membaca
dan menulis di kelas.
Ada Berupa balok huruf dan alat permainan susun kalimat.
Guru menggunakan alat
peraga membaca dan
menulis di kelas.
Tidak Alat peraga sedang tidak digunakan
Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga membaca dan menulis kepada siswa.
Tidak Guru mendikte kata kemudian siswa menulis kata yang didikte tersebut. Guru memberi contoh menulis tegak bersambung pada buku masing-masing siswa kemudian siswa menulis kembali huruf yang ditulis guru.
Siswa melakukan
kesalahan dalam
membaca di kelas.
Ya Satu siswa membaca kata toti menjadi topi, biru menjadi baru.
Siswa melakukan
kesalahan dalam menulis.
Ya Satu siswa menulis kata topi menjadi tofi.
Siswa melakukan
aktivitas lain selain yang diminta guru.
Ya Satu siswa memainkan peraut dan mobil-mobilan.
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa ketersediaan alat peraga membaca dan menulis permulaan masih terbatas dan tidak digunakan secara optimal. Sehingga kurang mendukung dalam meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran membaca dan menulis yang menarik dan mudah bagi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi dimana siswa melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan membaca dan menulis. Permasalahan yang dialami beberapa siswa belum dapat diatasi secara optimal
apabila guru hanya menggunakan teknik dikte dalam belajar membaca dan menulis.
4.1.1.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru kelas I, dan dua siswa kelas I. Pedoman wawancara telah divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia dan guru SD setara. Wawancara pertama dilakukan dengan kepala sekolah. Rencana wawancara dapat dilihat pada tabel 3.2 halaman 40. Sedangkan hasil validasi pedoman wawancara disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Ahli No. Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Bahasa Indonesia 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 51 3,64 Guru 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 52 3,71 Rerata 45,5 3,68
Berdasarkan tabel 4.3, validasi pedoman wawancara kepala sekolah memperoleh rerata skor 3,68 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 115. Selain memberikan skor penilaian, ahli Bahasa Indonesia memberikan komentar terhadap instrumen yang disajikan pada tabel 4.4. Komentar tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan revisi terhadap instrumen.
Tabel 4.4 Revisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Berdasarkan Komentar oleh Ahli Bahasa Indonesia No.
Item Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan 2 Berapa persen siswa yang
memiliki permasalahan tersebut?
Perlu ditambah „Jika ya,‟ pada awal pertanyaan
untuk menyambungkan
dengan pertanyaan
sebelumnya
Jika ya, berapa persen siswa yang memiliki permasalahan tersebut?
5 Apakah siswa memiliki
ketertarikan dalam hal membaca dan menulis?
Tambahkan alasan Apakah siswa memiliki
ketertarikan dalam hal membaca dan menulis?
Jika ya, apakah
No.
Item Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan 11 Apakah dalam kegiatan
membaca dan menulis
menggunakan alat peraga?
Tambahkan kata „siswa‟ Apakah dalam kegiatan membaca dan menulis siswa menggunakan alat peraga?
13 Apakah pernah
dilakukannya penelitian yang berkaitan dengan alat peraga?
„pernah dilakukannya‟ lebih baik diganti dengan „pernah dilakukan di SD…‟
Apakah penelitian yang berkaitan dengan alat peraga pernah dilakukan di SD N Karangwuni? 14 Apa saja metode yang
digunakan dalam penelitian tersebut?
Tambahkan „Jika ya‟ Jika ya, apa saja metode
yang digunakan dalam penelitian tersebut?
Setelah instrumen direvisi, peneliti melakukan wawancara dengan kepala SD N Karangwuni 1 yang dilaksanakan tanggal 29 September 2015. Berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah dituangkan dalam tabel 4.5. Transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.4 halaman 121.
Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Topik
pertanyaan
No.
Item Hasil Wawancara Informasi berkaitan dengan permasalahan membaca dan menulis. 1, 2, 3, 4, dan 5
Dalam setiap tahunnya, terdapat permasalahan membaca dan menulis di SD N Karangwuni 1. Sebanyak 50 % siswa mengalami permasalahan tersebut. Permasalahan yang muncul antara lain siswa belum hafal huruf yang menyebabkan kesulitan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat. Permasalahan disebabkan karena beberapa siswa ada yang tidak mengalami masa TK dan memiliki kemampuan menghafal yang rendah sehingga siswa kurang minat dalam membaca dan menulis Ketersediaan alat peraga di sekolah 6, 7, 8, 9, dan 10
Alat peraga untuk membaca dan menulis yang ada di sekolah berupa potongan kartu, potongan huruf, dan balok huruf. Tidak setiap tahun sekolah melakukan pengadaan alat peraga, biasanya ada bantuan dari dinas atau guru membuat sendiri. Alat peraga tersebut disimpan dengan baik walaupun beberapa sudah rusak. Penggunaan alat peraga membaca dan menulis dalam pembelajaran 11 dan 12
Alat peraga membaca dan menulis digunakan dalam pembelajaran. Alat peraga digunakan secara klasikal di kelas walaupun belum optimal.
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga. 13 dan 14
Wawancara kedua dilakukan dengan guru kelas I. Rencana wawancara dengan guru kelas I dapat dilihat pada tabel 3.3 halaman 41. Pedoman wawancara telah divalidasi oleh ahli dengan hasil yang dituangkan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru
Ahli No. Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bahasa Indonesia 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 50 3,34 Guru 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 58 3,87 Rerata 54 3,6
Hasil validasi pedoman wawancara dalam tabel 4.6 menunjukkan rerata skor sebesar 3,6. Rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Maka, pedoman wawancara dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar validasi pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 115. Dalam validasi pedoman wawancara, ahli Bahasa Indonesia juga memberikan komentar yang dituangkan dalam tabel 4.7. Komentar dari ahli Bahasa Indonesia menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan revisi.
Tabel 4.7 Revisi Pedoman Wawancara Guru berdasarkan Komentar oleh Ahli Bahasa Indonesia No.
Item Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan 1 Apakah di kelas terdapat
alat peraga untuk
membaca dan menulis dalam proses belajar mengajar?
Bagian „dalam proses belajar mengajar‟ diganti dengan „untuk digunakan dalam pembelajaran
Apakah di kelas terdapat
alat peraga untuk
membaca dan menulis
untuk digunakan dalam pembelajaran?
3 Alat peraga yang
diadakan apakah beli dari
luar atau membuat
sendiri?
Tambahkan „Jika ya,
darimana guru
mendapatkan alat peraga
tersebut?‟ di akhir
pertanyaan
Alat peraga yang diadakan apakah beli dari luar atau membuat sendiri? Jika ya,
darimana guru
mendapatkan alat peraga tersebut?
4 Apakah dalam kegiatan membaca dan menulis
menggunakan alat
peraga?
Tambahkan kata „siswa‟
setelah kata
„menggunakan‟
Apakah dalam kegiatan
membaca dan menulis
siswa menggunakan alat peraga?
6 Apakah guru mengalami
kesulitan dan
membimbing siswa
membaca dan menulis?
Kata „dan‟ diganti dengan „dalam‟ lalu tambahkan „untuk‟ setelah kata siswa
Apakah guru mengalami
kesulitan dalam
membimbing siswa untuk membaca dan menulis?
No.
Item Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan 7 Apa saja bentuk kesulitan
yang dialami?
Ganti pertanyaan dengan „Kesulitan apa saja yang
dialami guru dalam
membimbing siswa untuk membaca dan menulis?‟
Kesulitan apa saja yang dialami oleh guru dalam membimbing siswa untuk membaca dan menulis? 11 Apa saja bentuk kesulitan
yang dialami siswa?
Ganti pertanyaan dengan „Kesulitan apa saja yang
dialami siswa dalam
membaca dan menulis?‟
Kesulitan apa saja yang
dialami siswa dalam
membaca dan menulis?
14 Apakah guru mencoba
menggunakan metode
untuk membantu siswa membaca dan menulis?
Tambahkan „yang
beragam‟ setelah kata metode
Apakah guru mencoba
menggunakan metode
yang beragam untuk
membantu siswa membaca dan menulis?
15 Metode apa saja yang digunakan?
Perlu direvisi menjadi „Metode apa saja yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa membaca dan menulis‟
Metode apa saja yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa membaca dan menulis?
Setelah melakukan revisi, peneliti melakukan wawancara dengan guru SD N Karangwuni 1 yang dilaksanakan tanggal 14 September 2015. Hasil wawancara dengan guru dituangkan dalam tabel 4.8. Sedangkan transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.5 halaman 124.
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru Topik
pertanyaan
No.
Item Hasil Wawancara Ketersediaan
alat peraga di sekolah
1, 2, dan 3
Di kelas I SD N Karangwuni terdapat alat peraga seperti kotak huruf dan alat permainan susun kalimat. Alat peraga diperoleh dari dinas, apabila buat sendiri hanya dari bahan sederhana seperti kertas. Penggunaan alat peraga membaca dan menulis dalam pembelajaran
4 dan 5 Alat peraga tidak selalu digunakan. Ketika digunakan, siswa mempergunakan alat peraga secara klasikal dan bergantian karena keterbatasan alat peraga di kelas. Alat peraga yang sering digunakan yaitu kotak huruf
Kesulitan yang dialami guru dalam membimbing siswa membaca dan menulis 6, 7, dan 8
Guru kesulitan menarik minat siswa untuk menyukai membaca dan menulis karena melihat dari kemampuan siswa sendiri yang masih rendah dan siswa yang terlihat bosan.
Topik pertanyaan
No.
Item Hasil Wawancara Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam membaca dan menulis 9, 10, 11 dan 12
Siswa kesulitan dalam merangkai huruf, membaca kata masih terbalik-balik, bahkan ada satu siswa dimana ketika diminta membaca tidak terdengar suaranya. Satu siswa lagi mengalami kesulitan membaca dan menulis karena memiliki keterbatasan fisik dan kemampuan kognitif yang rendah.
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. 13, 14, dan 15
Biasanya guru menggunakan metode Iqro untuk belajar membaca dan menulis. Terkadang guru juga menggunakan alat peraga yang ada di kelas.
Wawancara ketiga dilakukan dengan siswa kelas I. Rencana wawancara dapat dilihat pada tabel 3.4 halaman 41. Sama halnya dengan pedoman wawancara kepala sekolah dan guru, pedoman wawancara siswa juga divalidasi oleh ahli. Hasil validasi disajikan dalam tabel 4.9 dan lembar hasil validasi pedoman wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 115.
Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa
Ahli No. Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 4 4 4 4 - - - 4 4 3 4 3 48 3,69 Guru 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 3,12 Rerata 49 3,40
Skor rerata yang diperoleh dengan melihat tabel 4.9 adalah 3,40. Skor rerata tersebut artinya termasuk dalam sangat baik. Dengan demikian pedoman wawancara dinyatakan valid dan layak digunakan. Dalam validasi tersebut, ahli Bahasa Indonesia memberikan tambahan komentar. Komentar dijadikan sebagai bahan pertimbangan peneliti untuk melakukan revisi terhadap instrumen. Berikut adalah komentar validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli Bahasa Indonesia disajikan dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10 Revisi Pedoman Wawancara Siswa berdasarkan Komentar oleh Ahli Bahasa Indonesia No.
Item Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan
3 Bosan tidak dengan
pelajaran membaca?
Ganti dengan „Apakah
kamu sering merasa
bosan dengan …‟
Apakah kamu sering
merasa bosan dengan pelajaran membaca? 4 Pernahkan kamu merasa
lelah ketika menulis?
Ganti dengan „Apakah kamu sering merasa lelah ketika …‟
Apakah kamu sering
merasa lelah ketika menulis?
12 Apakah kamu dapat
menuliskan kata “budi”? Hapus „kan‟ pada kata „menuliskan‟ Apakah menulis kata “budi”?kamu dapat
13 Apakah kamu dapat
menuliskan kata “budi menyanyi”?
Hapus „kan‟ pada kata
„menuliskan‟ Apakah menulis kamu kata “budi dapat menyanyi”?
14 Apakah kamu dapat
membacakan kedua kata itu?
Hapus „kan‟ pada kata
„membacakan‟ Apakah membaca kedua kata itu? kamu dapat
15 Apakah kamu dapat
menuliskan “budi ikut lomba menyanyi”?
Hapus „kan‟ pada kata
„menuliskan‟ Apakah menulis “budi ikut lomba kamu dapat menyanyi”?
16 Apakah kamu dapat
membacakan “budi ikut lomba menyanyi”?
Hapus „kan‟ pada kata
„membacakan‟ Apakah membaca “budi ikut kamu dapat lomba menyanyi”?
Setelah melakukan revisi, peneliti melakukan wawancara dengan dua siswa kelas I SD N Karangwuni 1. Wawancara dilakukan pada tanggal 14 September 2015. Hasil wawancara disajikan dalam tabel 4.11 sedangkan transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.6 halaman 127.
Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa
Topik pertanyaan No. Item Hasil Wawancara
Tanggapan terhadap
kegiatan membaca dan
menulis yang selama ini terjadi.
1, 2, 3, dan 4 Membaca dan menulis tidak terlalu sulit tetapi bosan dan capai
Penggunaan alat peraga untuk membaca dan menulis
5, 6, 7, dan 8 Guru pernah menggunakan alat peraga. Kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam
membaca dan menulis
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan
16
Membaca dan menulis cukup sulit terlebih membaca dan menulis kalimat yang agak panjang
Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah, guru, siswa, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat permasalahan dalam membaca dan menulis
serta ketersediaan alat peraga untuk membaca dan menulis masih terbatas. Bagan 4.1 memperlihatkan triangulasi data dari ketiga narasumber tersebut.
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan 4.1, diketahui bahwa masih terdapat permasalahan dalam membaca dan menulis yang dialami oleh siswa. Beberapa siswa masih merasa kesulitan dalam membaca dan menulis. Selain itu, siswa merasa bosan dan lelah terlebih ketika menulis. Hal tersebut menjadi permasalahan karena ketersediaan alat peraga yang terbatas. Alat peraga memang sudah tersedia tetapi guru jarang menggunakan alat tersebut. Salah satu alasannya adalah karena kondisi alat peraga yang sudah rusak dan jumlah yang terbatas. Padahal siswa merasa lebih senang dan mudah memahami materi apabila menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
Kepala Sekolah Sekolah memiliki alat peraga untuk membaca dan menulis tetapi penggunaannya dalam pembelajaran masih belum optimal. Jumlah alat peraga juga terbatas. Permasalahan membaca dan menulis masih
dialami siswa. Ketika
menggunakan alat peraga, siswa menjadi lebih mudah dalam menangkap materi.
Alat peraga untuk membaca dan menulis sudah tersedia tetapi dalam penggunaan
dan pengadaannya masih terbatas Guru
Terdapat alat peraga
membaca dan
menulis di kelas I. Jumlah alat peraga tersebut terbatas dan dengan kondisi yang
beberapa sudah
rusak. Sebagian
siswa masih kesulitan dalam membaca dan menulis.
Siswa
Bagi siswa, membaca dan menulis walaupun tidak terlalu sulit akan tetapi siswa masih sering merasa bosan dan lelah.
Beberapa siswa masih
kesulitan. Alat peraga pernah digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Akan tetapi guru jarang menggunakan padahal siswa lebih senang belajar dengan alat peraga.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Pada saat observasi, peneliti menemukan permasalahan seperti membaca terbata-bata, kesulitan merangkai huruf (terbalik, menambah atau mengurangi huruf), kurangnya konsentrasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran membaca dan menulis. Ketika peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa mengungkapkan bahwa mereka mudah merasa bosan dan lelah ketika membaca dan menulis.
Permasalahan lain yang ditemukan adalah penggunaan alat peraga dalam membaca dan menulis yang belum optimal. Dari hasil observasi, alat peraga untuk membaca dan menulis sudah ada namun tidak digunakan dengan optimal. Alasan yang diungkapkan oleh guru ketika wawancara adalah ketersediaan yang terbatas dan kondisi fisik alat peraga yang sudah rusak. Metode yang selama ini digunakan oleh guru adalah metode Iqro dimana siswa sudah memiliki buku pegangan yang menggunakan metode tersebut. Selain menggunakan buku tersebut, guru menggunakan teknik dikte ketika belajar membaca dan menulis. Guru menuturkan bahwa tidak setiap pembelajaran membaca dan menulis selalu menggunakan alat peraga.