• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PENUTUP

5.3 Saran

Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.

5.3.1 Ukuran berat yang akan digunakan perlu dipertimbangkan matang-matang agar berat yang diperoleh masih sesuai apabila digunakan untuk siswa kelas I.

5.3.2 Pembuatan disain dapat dilakukan dengan bantuan orang yang lebih berpengalaman dalam disain grafis apabila peneliti mengalami masalah dalam pembuatan disain.

5.3.3 Pemilihan warna sebaiknya dikomunikasikan dengan pihak percetakan. Apabila pihak percetakan yang dituju tidak menyediakan warna yang dibutuhkan, pewarnaan dapat dilakukan di tempat lain atau melakukan pewarnaan sendiri.

109

DAFTAR REFERENSI

Al-Tabany, T. I. B. (2014). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual: konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia Group. Arsyad, A. (2014). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar . Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Cresswell, W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga. Dewi, Kd. J. K., Suwatra, Ign. I Wyn., & Arini, Ni Wyn. (2014). Penggunaan

metode struktur analitik sintetik (SAS) untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 7 Bungkulan. e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, No. 1. Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Fikasari, C. (2012). Pengaruh penggunaan media pembelajaran sandpaper letters terhadap kemampuan meniru huruf kelompok A PAUD Ar Rahman Jombang. Jurnal UNESA, Vol. 01, No. 01. 1-7.

Gettman, D. (1987). Basic Montessori: Learning activities for under-fives. New York: St. Martin‟s Press.

Gutek, G. L. (2004). The Montessori method: the origin of an educational innovation, including an abridged and annotated edition of Maria Montessori’s the Montessori Method. Lanham: Rowman & Littlefield Publisher, Inc.

Gutex, G. L. (2013). Metode Montessori: Panduan wajib untuk guru dan orangtua didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Haditono, S. R. Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya.

Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2008). Theories of learning, edisi ketujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kusaeri & Suprananto. (2012). Pengukuran dan Penilaian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lillard, A. S. (2005). Montessori the science behind the genius. New York: Oxford University Press.

Magini, A. P., (2013). Sejarah pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius. Montessori , M. (2002). The montessori method. New York: Frederick A. Stokes

Company.

Murti, B. I. C. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Mutingah, S. (2009). Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan dengan metode kata lembaga di kelas II SDN Nayu Banjarsari Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Ngalimun & Alfulaila, N. (2014). Pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik terpadu implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenadamedia Group.

Ratri, A. R. (2014). Pengembangan alat peraga matematika untuk operasi bilanga bulat berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Rosdiana, Supratmi, Izzati, dkk. (2009). Bahasa dan sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa Media. Sarwono, J. (2010). PASW statistics 18 – Belajar statistic menjadi mudah dan

cepat. Yogyakarta: Andi.

Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slamet, St. Y. (2014). Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas rendah dan tinggi Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

Solchan, Mulyati, Syarif, dkk. (2008). Pendidikan bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudaryono; Margono, & Rahayu, (2013). Pengembangan instrument penelitian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudono, A. (2010). Sumber belajar dan alat permainan. Jakarta: PT. Grasindo. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

________. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

________. (2015). Metode penelitian dan pengembangan. Bandung: Alfabeta. Sukartiningsih, W. (2004). Peningkatan kualitas pembelajaran membaca dan

menulis permulaan di kelas 1 Sekolah Dasar melalui media kata bergambar. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 5, No. 1. 51-60.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suparti. (2007). Strategi pembelajaran menulis di Sekolah Dasar kelas IV. Didaktika, Vol. 2. No. 1. 259-271.

Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: teori dan konsep dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tegeh, Jampel, & Pudjawan. (2014). Model penelitian pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widoyoko, S.E. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf, S. (2009). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S & Sugandhi, N. M. (2011). Perkembangan peserta didik: Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP) bagi mahasiswa calon guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Jakarta: Rajawali Pers.

113

116

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa oleh Ahli

122

Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah

TRANSKRIP WAWANCARA IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Buk, apakah setiap tahun terdapat permasalahan yang dialami siswa berkaitan dengan membaca dan menulis?

Kepala sekolah : Ya, terutama di kelas rendah di kelas I, II, III itu jadi permasalahan.

Peneliti : Jika ya, kira-kira berapa persen siswa yang memiliki permasalahan tersebut?

Kepala sekolah : Kalo disini 50% anak mengalami kesulitan untuk membaca. Karena ada beberapa siswa yang masuknya tidak melalui TK. Jadi langsung masuk di kelas I.

Peneliti : Apa saja bentuk kesulitan yang dialami siswa?

Kepala sekolah : Merangkai huruf, huruf saja belum hafal sehingga untuk merangkai kata, merangkai huruf masih kesulitan. Itu yang terutama yang di kelas I karena sebagian besar belum TK. Peneliti : Kira-kira faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya

permasalahan tersebut apa saja?

Kepala sekolah : Yang dapat mempengaruhi permasalahan satu, yang pertama anak-anak belum sekolah TK. Yang kedua, minat bacanya kurang. Dan kemampuan untuk menghafal lama. Daya ingatnya kurang setia.

Peneliti : Apakah siswa memiliki ketertarikan dalam hal membaca dan menulis?Jika iya, apakah alasannya yang membuat membaca dan menulis itu menarik bagi anak. Jika iya.

Kepala sekolah : Sebagian besar anak-anaknya sulit untuk membaca dan apa ya, kurang senang untuk membaca, meskipun di sekolah ada wajib membaca. Wajib membaca sebelum pelajaran juga sesudah istirahat. Itu memang diberikan buku cerita wajib membaca

123 siapa minimal itu.

Peneliti : Lalu apakah di sekolah terdapat alat peraga untuk membaca dan menulis dalam proses belajar mengajar?

Kepala sekolah : Yang di kelas rendah ada, yaitu dengan potongan-potongan kartu, potongan-potongan huruf, yang nanti disusun. Ada itu di kelas kecil, ada.

Peneliti : Bagaimana cara kerjanya?

Kepala sekolah : Cara kerjanya yang huruf itu untuk di apa ya dijajarkan. Umpamanya a dan s, s-a jadi sa itu ya.t-u, satu wa itu itu apa ya dijajarkan. Umpamanya a dan s, s-a, jadi sa itu ya.t-u satu wa itu itu yang kelas satu. Sedangkan yang kelas dua itu ada alat peraga subyek, predikat, obyek. Jadi tinggal apa memilih kata sebagai subyek, predikat, dan obyek. Itu ada di kelas dua kelas tiga itu ada untuk menyusun kalimat.

Peneliti : Apakah siswa melakukan pengadaan alat peraga membaca dan menulis?

Kepala sekolah : Tidak untuk tahun ini tidak karena itu tinggalan tahun yang lalu, yak.

Peneliti : Untuk alat peraga yang ada apakah beli dari luar atau membuat sendiri?

Kepala sekolah : Sebagian ada yang membuat sendiri secara sederhana tapi juga ada yang apa kita tidak membeli tetapi bagian mendapat bagian dari dinas, dropping alat peraga.

Peneliti : Nah apakah alat peraga tersebut apakah disimpan dengan baik? Kepala sekolah : Iya, iya. Kita gunakan khusus itu sudah rusak itu. Khususnya

yang kelas satu sudah rusak, ya. Yang kartu huruf kotak-kotak huruf itu.

Peneliti : Nah, apakah siswa diajak untuk terlibat dalam merawat alat peraga tersebut?

Kepala sekolah : Ya, meskipun untuk bermain ya harus dirawat. Tapi yang namanya anak ya nggak papa yang penting anak tahu.

124

Peneliti : Lalu dalam kegiatan membaca dan menulis apakah siswa menggunakan alat peraga?

Kepala sekolah : Membaca dan menulis tidak, tidak menggunakan.

Peneliti : Lalu yang kartu huruf dan yang potongan huruf tadi itu digunakan untuk pelajaran apa?

Kepala sekolah : Untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Iya untuk pelajaran Bahasa Indonesia khusunya yang kelas satu ya kelas satu itu sama kelas dua. Untuk khusunya Bahasa Indonesia ya.

Peneliti : Nah berarti itu termasuk ke dalam alat peraga yang untuk membaca dan menulis atau bukan bu?

Kepala sekolah : Iya, ya, masuk. Disini anak-anak juga masih kesulitan ya, untuk, meskipun sudah ada alat seperti itu masih kesulitan juga itu.

Peneliti : Nah berarti tadi menggunakan alat peraga to buk untuk membaca dan menulis?

Kepala sekolah : Iya.

Peneliti : Nah yang alat peraga tersebut, dalam setiap kelas itu kira-kira digunakan secara individu, kelompok, atau klasikal satu kelas Kepala sekolah : Klasikal. Bisa klasikal bisa individu.

Peneliti : Nah, dengan adanya alat peraga tersebut apakah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis?

Kepala sekolah : Iya, bisa. Karena dengan apa disusun secara realita per huruf itu anak akan lebih lebih tepat, itu aja.

Peneliti : Lalu bagaimana respon sekolah terhadap penggunaan alat peraga tersebut?

Kepala sekolah : Responnya ya lumayan sih tapi menurut saya masih kurang intensif dalam penggunaannya, itu aja. Harusnya ditambah lagi dengan alat peraga yang lain khususnya untuk yang Bahasa Indonesia.

125

TRANSKRIP WAWANCARA IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN GURU

Peneliti : Apakah di kelas terdapat alat peraga untuk membaca dan menulis dalam proses belajar mengajar?

Guru : Ya, ada mbak. Ada kotak-kotak huruf sama yang buat susun kalimat itu yang bisa diputer. Kadang saya buat kartu-kartu dari kertas.

Peneliti : Apakah guru melakukan pengadaan alat peraga?

Guru : Iya. Seperti contoh tadi saya buat sendiri kartu-kartu huruf dari kertas. Tergantung materi apa yang mau diberikan ke anak. Biasanya sekolah juga mendapatkan bantuan dari dinas tetapi tidak setiap tahun.

Peneliti : Alat peraga yang diadakan apakah beli dari luar atau membuat sendiri? Guru : Ya itu tadi mbak, kadang buat sendiri. Di sekolah alat peraganya juga

terbatas dan ada yang sudah rusak mbak. Tapi juga ada yang dari dinas. Kalau beli tidak, mungkin hanya beli untuk bahannya saja jika buat sendiri.

Peneliti : Apakah dalam kegiatan membaca dan menulis menggunakan alat peraga?

Guru : Iya. Tetapi tidak setiap pertemuan menggunakan alat peraga. Itu juga karena di sekolah alat peraganya terbatas.

Peneliti : Apakah alat peraga tersebut digunakan siswa secara individu, kelompok, atau klasikal seluruh kelas?

Guru : Ya tergantung mbak adanya alat peraganya sendiri. Bisa secara individu tetapi bergantian. Atau bisa kelompok, biasanya kelompok biar siswa bisa kerjasama. Biasanya di kelas kami sering pakai kotak-kotak huruf walapun huruf-hurufnya sudah tidak begitu jelas.

Peneliti : Apakah guru mengalami kesulitan dalam membimbing siswa belajar membaca dan menulis?

Guru : Iya,tapi tidak banyak.

126

Guru : Untuk menarik minat membaca masih susah. Menulis juga kadang siswa mengeluh. Mungkin karena apa ya mungkin bisa bosan.

Peneliti : Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi timbulnya permasalahan tersebut?

Guru : Ya mungkin karena bosan itu tadi mbak. Kalau memakai alat peraga itu sering malah lebih kelihatan antusias walaupun lebih banyak ke mainnya nanti daripada belajar.

Peneliti : Apakah setiap tahun terdapat permasalahan yang dialami siswa berkaitan dengan membaca dan menulis?

Guru : Ada

Peneliti : Berapa persen siswa yang memiliki permasalahan tersebut? Guru : Berapa ya kurang lebih 50%. Ya setengahnya mbak kira-kira. Peneliti : Apa saja bentuk kesulitan yang dialami siswa?

Guru : Ada siswa yang memang berkebutuhan khusus jadi susah mbak. Itu Teguh itu mbak. Saya juga kadang bingung, mau mengajari Teguh dulu atau melanjutkan karena anak yang lain sudah bisa. Teguh itu nyusun huruf masih susah, kadang malah nggak hafal. Ada juga Nadif mbak, Nadif itu bisa di Matematika tetapi untuk menulisnya dia masih kurang. Kalau menulis itu suka asal nulis hurufnya jadi bentuknya nggak sesuai. Yang lain juga ada yang seperti itu, membaca kata masih terbalik-balik, ba jadi da, da jadi ba. Mungkin karena mereka sebagian tidak masuk TK jadi belum tahu baca tulis. Untuk baca mayoritas sudah lumayan lancar membaca, tapi ada satu siswa , Nesha, kalau disuruh baca suaranya tidak terdengar. Lainnya ketika diberi kesempatan membaca buku itu suka gimana ya mba kadang nggak langsung baca kayak nggak minat baca gitu mbak. Jadi ya masih susah untuk mengajak siswa suka membaca.

Peneliti : Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi timbulnya permasalahan tersebut?

Guru : Salah satunya karena tidak masuk TK itu tadi, ada yang memang memiliki kemampuan kognitif yang rendah, ada yang memang keterbatasan fisik seperti Teguh tadi.

127 menulis?

Guru : Biasanya kalau saya itu mengidentifikasi setiap siswa apa saja kesulitan yang dialami, kemampuannya seberapa. Atau misal siswa A kok melakukan kesalahan yang sama dan terus menerus biasanya saya tanyain kenapa.

Peneliti : Apakah guru mencoba menggunakan metode untuk membantu siswa membaca dan menulis?

Guru : Kalau untuk metode, yang saya gunakan bersama anak-anak itu namanya metode Iqro. Anak-anak juga sudah punya buku pegangan tentang buku metode Iqro. Disitu juga sudah ada latihannya sendiri. Kalau tidak ya dengan alat peraga itu tadi tapi saya jarang menggunakan.

128

Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Siswa

TRANSKRIP WAWANCARA IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN SISWA

Siswa I

Peneliti : Apakah membaca itu sulit?

Siswa : Kalau membaca yang panjang itu susah Peneliti : Lalu apakah menulis itu sulit?

Siswa : Tidak tapi suka capek

Peneliti : Apakah kamu kalau menulis di buku tulis itu pernah tidak sesuai garis? Misalnya naik apa turun apa di tengah.

Siswa : Pernah

Peneliti : Ini ada kata “budi”. Apakah kamu bisa menuliskan kata ini? Siswa : Bisa

Peneliti : Lalu kata ini apakah kamu bisa menuliskan? Siswa : Bisa

Peneliti : Lalu apakah kamu bisa membaca kedua kata itu? Coba kamu baca yang ini sama ini.

Siswa : Budi menyanyi

Peneliti : Baik, lalu apakah kamu bisa menulis kalimat yang ini? Siswa : Bisa

Peneliti : Coba kamu bacakan.

Siswa : Budi ikut lomba menyanyi tunggal

Siswa II

Peneliti : Apakah membaca itu sulit? Siswa : Tidak tapi membosankan Peneliti : Apakah menulis itu sulit? Siswa : Tidak

129

sesuai garis? Misal di tengah atau di atas atau malah dibawah garis. Pernah tidak?

Siswa : Tidak

Peneliti : Nah ini ada ada kata ini. Kira-kira kamu bisa menuliskan kata ini nggak?

Siswa : Bisa

Peneliti : Lalu kalau yang ini kata ini, kamu bisa menuliskan kata ini ndak? Siswa : Bisa

Peneliti : Lalu kalau baca kamu bisa nggak? Ini coba dibaca. Siswa : Budi menyanyi

Peneliti : Lalu ini ada kalimat berikutnya, ini ini ini dan ini. Kira-kira kalau kamu menuliskan bisa nggak?

Siswa : Oo, bisa.

Peneliti : Lalu kalau dibaca kamu bisa ndak? Coba. Siswa : Budi ikut lomba menyanyi tunggal

130 Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli

134

146

149

TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN OLEH SISWA

Siswa I

Peneliti : Apakah gurumu pernah menggunakan alat peraga untuk membaca dan menulis?

Siswa : Pernah

Peneliti : Alat peraga apa saja yang pernah digunakan? Siswa : Kotak huruf, balok-balok itu

Peneliti : Apakah kamu merasa lebih mudah jika belajar dengan alat peraga Siswa : Iya

Peneliti : Apakah kamu ketika belajar membaca dan menulis ingin menggunakan alat peraga?

Siswa : Iya

Peneliti : Jika ya, apakah alat peraga tersebut kira-kira dibuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar? Misalnya kayu atau kertas.

Siswa : Iya

Peneliti : Kalau kamu mau memilih, alat peraganya itu terbuat dari kayu, besi, kertas, atau plastik?

Siswa : Kertas

Peneliti : Apakah menarik jika alat peraga itu memiliki warna? Bagus ada warnanya atau nggak?

Siswa : Ada

Peneliti : Kalau disuruh memilih, pilihan warna merah tua biru tua atau merah muda biru muda? Milih yang tua atau yang muda?

Siswa : Muda

Peneliti : Apakah kamu menginginkan alat peraga jika ketika digunakan bisa membantumu untuk menemukan kesalahan pada pekerjaanmu?

Siswa : Ya

150 Siswa : Ringan

Peneliti : Apakah kamu pengen ada alat peraga yang bisa mempelajari materi selain membaca dan menulis?

Siswa : Pengen

Siswa II

Peneliti : Apakah gurumu pernah menggunakan alat peraga untuk membaca dan menulis?

Siswa : Pernah

Peneliti : Alat peraga apa saja yang pernah digunakan?

Siswa : balok-balok yang ada hurufnya sama kartu-kartu. Itu juga disana ada yang bisa diputer-puter itu.

Peneliti : Apakah kamu merasa lebih mudah jika belajar dengan alat peraga Siswa : Ya.

Peneliti : Apakah kamu menginginkan ada alat peraga untuk membaca dan menulis?

Siswa : Iya

Peneliti : Jika memanfaatkan benda-benda di sekitar, kira-kira alat peraga yang kamu pengen itu terbuat dari apa? Misal kayu, besi, kertas, atau palstik yang mudah.

Siswa : Kertas

Peneliti : Kira-kira alat peraganya lebih menarik ada warnanya atau polos? Siswa : Ada warnanya.

Peneliti : Kalau disuruh milih, milih pilah pertama warna merah tua biru tua. Yang kedua merah muda biru muda. Pilih yang tua apa yang muda? Siswa : Muda

Peneliti : Lalu kalau disuruh milih berat, milih yang ringan, sedang, atau yang berat? Untuk seumuran kamu.

Siswa : Ringan

Peneliti : Kalau gurumu membuat alat peraga, kira-kira kamu menginginkan alat peraga yang bisa mempelajari banyak materi tidak? Misal bisa untuk permainan tebak nama hewan.

151

Peneliti : Apakah kamu menginginkan alat peraga yang dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar?

152 Lampiran 3 Instrumen Tes

159 Output Validasi Instrumen Tes Menulis Abjad

Correlation skortotal

skortotal Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed)

N 24

Aitem1 Pearson Correlation ,546**

Sig. (2-tailed) ,006

N 24

Aitem2 Pearson Correlation ,435*

Sig. (2-tailed) ,033

N 24

Aitem3 Pearson Correlation ,687**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem4 Pearson Correlation ,589**

Sig. (2-tailed) ,002

N 24

Aitem5 Pearson Correlation ,746**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem6 Pearson Correlation ,798**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem7 Pearson Correlation ,760**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem8 Pearson Correlation ,666**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem9 Pearson Correlation ,370

Sig. (2-tailed) ,075

N 24

Aitem10 Pearson Correlation ,662**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem11 Pearson Correlation ,746**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem12 Pearson Correlation ,515*

Sig. (2-tailed) ,010

N 24

Aitem13 Pearson Correlation ,687**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem14 Pearson Correlation ,643**

Sig. (2-tailed) ,001

N 24

Aitem15 Pearson Correlation ,558** Sig. (2-tailed) ,005

N 24

Aitem16 Pearson Correlation ,634** Sig. (2-tailed) ,001

N 24

Aitem17 Pearson Correlation ,632** Sig. (2-tailed) ,001

N 24

Aitem18 Pearson Correlation ,629** Sig. (2-tailed) ,001

N 24

Aitem19 Pearson Correlation ,730** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem20 Pearson Correlation ,642** Sig. (2-tailed) ,001

N 24

Aitem21 Pearson Correlation ,771** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem22 Pearson Correlation ,333 Sig. (2-tailed) ,112

N 24

Aitem23 Pearson Correlation ,498* Sig. (2-tailed) ,013

N 24

Aitem24 Pearson Correlation ,754** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem25 Pearson Correlation ,746** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem26 Pearson Correlation ,527** Sig. (2-tailed) ,008

N 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

160 Output SPSS Validasi Instrumen Tes Isian

Correlation skortotal

skortotal Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed)

N 24

Aitem1 Pearson Correlation ,546**

Sig. (2-tailed) ,006

N 24

Aitem2 Pearson Correlation ,435*

Sig. (2-tailed) ,033

N 24

Aitem3 Pearson Correlation ,687**

Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem4 Pearson Correlation ,589** Sig. (2-tailed) ,002

N 24

Aitem5 Pearson Correlation ,746** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

Aitem6 Pearson Correlation ,798** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Output SPSS Validasi Instrumen Tes Menulis Suku Kata, Kata, dan Kalimat

Correlation skortotal

skortotal Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed)

N 24

aitem1 Pearson Correlation ,383 Sig. (2-tailed) ,065

N 24

aitem2 Pearson Correlation ,471* Sig. (2-tailed) ,020

N 24

aitem3 Pearson Correlation ,814** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

aitem4 Pearson Correlation ,295 Sig. (2-tailed) ,162

N 24

aitem5 Pearson Correlation ,422* Sig. (2-tailed) ,040

N 24

aitem6 Pearson Correlation ,838** Sig. (2-tailed) ,000

N 24

aitem7 Pearson Correlation ,213 Sig. (2-tailed) ,318

N 24

aitem8 Pearson Correlation ,452* Sig. (2-tailed) ,027

N 24

**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

171

174

Lampiran 4.2 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan Guru mengenai Alat Peraga