• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iman memampukan melihat Judul: Iman memampukan melihat

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 88-92)

Setiap orang pasti mempunyai harapan dalam hidupnya. Bisa berupa kehidupan yang layak, kedudukan atau karier yang mantap, relasi yang baik, dan sebagainya.

Lalu apa yang menjadi harapan seorang buta, seperti Bartimeus? Tentu agar dia dapat melihat. Selama itu ia hidup dalam kegelapan. Ia hanya bisa mendengar cerita orang tentang cerahnya sinar matahari, tanpa bisa melihatnya. Maka ketika mendengar bahwa rombongan Yesus melewati tempat dia duduk mengemis, dia tidak mau melewatkan kesempatan itu sedikit pun. Mungkin sebelumnya ia telah mendengar berita tentang mukjizat-mukjizat yang Yesus lakukan. Siapa tahu itulah saatnya bagi dia untuk mengalami mukjizat Yesus. Lalu berteriaklah dia memanggil-manggil Yesus (ayat 47). Dia tak menghiraukan orang-orang yang menyuruh dia diam (ayat 48).

Adalah menarik bila kita melihat bahwa Bartimeus memanggil Yesus dengan sebutan "Anak Daud". Sebutan ini bagai memperdengarkan pengharapan mesianik. Mungkin ungkapan Bartimeus bernuansa politis, tetapi melalui peristiwa ini Yesus menyatakan kemesiasan-Nya. Kita juga melihat bahwa harapan Bartimeus yang dilandasi iman, yaitu agar ia dapat melihat, digenapi. Harapan itu menuntun dia memasuki masa pemuridan dan pengenalannya akan Yesus, yang saat itu dalam perjalanan menuju salib. Peristiwa ini juga memperlihatkan sikap Bartimeus sebagai seorang murid. Responsnya untuk meninggalkan segala sesuatu demi ikut Yesus, yang dilambangkan dengan \'melemparkan jubahnya\' (ayat 50), bertolak belakang dengan orang kaya yang tidak rela meninggalkan harta miliknya (ayat 17 dst). Keinginannya \'hanya untuk dapat melihat\' juga bertolak belakang dengan Yakobus dan Yohanes yang minta kedudukan. Beriman kepada Yesus dan menjadi murid-Nya bukan mengarahkan kita kepada hal-hal yang bersifat materi, tetapi menolong kita untuk memahami makna salib Kristus. Belajarlah dari Bartimeus, yang meskipun buta fisik, tetapi dapat melihat Tuhan dengan imannya.

89 Selasa, 17 Maret 2009 Bacaan : Markus 11:1-11

(17-3-2009)

Markus 11:1-11

Salah memahami

Judul: Salah memahami

Bagai prajurit menang perang, Yesus dielu-elukan di Yerusalem. Pakaian yang dihamparkan dan ranting-ranting yang ditebarkan di jalan (ayat 8) seolah karpet merah yang dibentangkan bagi tamu kehormatan. Tindakan Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda ternyata dimaknai sebagai pernyataan simbolis tentang identitasnya sebagai Mesias bagi Israel. Maka seruan pujian membahana (ayat 9-10). Mereka mengagungkan Yesus sebagai Raja Israel yang akan datang.

Orang Israel memang telah bertindak benar dengan memuliakan Yesus sebagai Raja yang akan datang, sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Zakharia (Za. 9:9). Namun mereka ternyata salah memahami tindakan dan misi Yesus. Kesalahan konsep itu membuat mereka ingin menjadikan Yesus sebagai Raja mereka. Mengapa bisa terjadi demikian? Pujian dan sanjungan orang banyak ternyata lahir karena berbagai mukjizat yang telah Yesus buat (Luk. 19:37; Yoh. 12:9). Bukan pengajaran-Nya dan bukan pula firman-Nya yang menggerakkan mereka untuk menerima Yesus sebagai Mesias.

Orang banyak juga gagal memahami makna Kerajaan yang akan datang itu. Mereka mengira bahwa Kerajaan itu akan datang dalam bentuk istana dan pemerintahan yang megah. Padahal Kerajaan Allah datang melalui pembaruan kerohanian. Orang banyak hanya memikirkan dimensi material dan hal-hal yang bersifat eksternal. Selain itu orang banyak salah dalam memperkirakan bagaimana Kerajaan itu didirikan. Mereka mengira bahwa Kerajaan itu akan dibangkitkan melalui revolusi militer yang menunjukkan kekuatan. Padahal justru sebaliknya, yaitu melalui penolakan, penderitaan, dan kematian Mesias sebagai Anak Domba Allah yang mati bagi dosa umat-Nya (band. Yes. 52:13-53:12).

Kegagalan memahami misi Yesus membuat orang salah merespons segala tindakan-Nya. Sudahkah kita sendiri memahami misi Yesus yang sebenarnya? Bila belum, selidiki Alkitab dan pelajari misi serta rencana-Nya bagi Anda.

90 Rabu, 18 Maret 2009

Bacaan : Markus 11:12-19

(18-3-2009)

Markus 11:12-19

Iman yang sehat

Judul: Iman yang sehat

Apa yang diharapkan dari sebuah pohon buah? Tentu buahnya. Kita tidak akan mengharapkan semaraknya bunga-bunga dari sebuah pohon buah. Kesukaan melihat bunga di pohon buah adalah karena munculnya harapan bahwa suatu saat bunga itu akan menjelma menjadi buah. Melihat daun-daun sebuah pohon ara, Yesus berharap menemukan buahnya. Memang saat itu belum musim panen buah ara, tetapi seharusnya sudah ada bakal buah. Bila tidak ada bakal buah berarti pohon itu memang tidak akan berbuah. Lalu apa gunanya? Maka Yesus menjadikan pohon itu sebagai media untuk mengajar murid-murid-Nya. Pohon itu merupakan gambaran tentang ketidakpercayaan orang Israel. Tuhan memang terus mencari buah iman dalam hidup orang Israel saat itu (band. Yer. 8:13; Hos. 9:10; Mi. 7:1). Secara tampak luar, kerohanian orang Israel memang mengesankan. Namun seperti rimbunnya daun pada sebuah pohon buah,

kelihatan indah tapi bukan itu yang diharapkan. Tidak ada buah iman yang tampak. Ini munafik namanya.

Tidak adanya buah iman diperlihatkan oleh para pemimpin agama Yahudi yang bertugas mengelola Bait Allah. Mereka tidak mengawasi penggunaan Bait Allah dengan benar, bahkan ikut terlibat dalam penyalahgunaannya. Akibatnya kekhusukan ibadah berganti dengan riuh aktivitas pasar, yang penuh kecurangan karena didorong oleh keinginan mencari keuntungan. Padahal Bait Allah adalah rumah doa dan bukan sarang penyamun. Itulah sebabnya Yesus kemudian menyucikan Bait Allah.

Iman yang hidup dan bertumbuh adalah iman yang berbuah. Buah ditunjukkan bukan melalui banyaknya keterlibatan kita dalam aktivitas kerohanian atau pelayanan. Buah yang menunjukkan pertumbuhan iman yang sehat terlihat melalui tindakan atau perilaku kita. Yaitu ketika kita mendahulukan Allah dan bukan kepentingan diri, ketika kita mendahulukan ibadah dan bukan keuntungan sendiri. Marilah kita periksa iman kita, sehatkah? Bertumbuhkah?

91 Kamis, 19 Maret 2009

Bacaan : Markus 11:20-26

(19-3-2009)

Markus 11:20-26

Syarat: iman + ampuni

Judul: Syarat: iman + ampuni

Pernah mengalami kuasa iman dalam hidup Anda? Yesus menggambarkan kuasa iman yang begitu hebat, yaitu sanggup memindahkan gunung dan melemparkannya ke laut (ayat 23). Luar biasa bukan? Namun apakah itu benar-benar bisa terjadi? Yesus memakai gambaran itu untuk melukiskan sesuatu yang kelihatannya mustahil dilakukan, tetapi menjadi mungkin karena Allah Mahakuasa. Dan mukjizat semacam itu adalah hasil dari doa yang dinyatakan di dalam iman. Yesus mendorong murid-murid-Nya untuk memiliki iman yang meyakini bahwa Allah juga mendengarkan mereka. Iman yang bergantung kepada Allah yang Maha kuasa dapat menggapai segala sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia melalui doa (band. Yak. 1:6). Meminta adalah bentuk umum dari doa. Murid yang sejati akan berdoa untuk segala sesuatu (Mat. 6:10). Orang percaya dapat memperoleh apa yang diminta dalam doa asal sesuai dengan kehendak Tuhan (band. Mat. 6:10, 7:7). Jangan mengkhawatirkan kesanggupan Allah karena Allah Mahakuasa. Meski demikian, kurangnya iman bukanlah satu-satunya hambatan bagi keefektifan doa. Kurangnya pengampunan kepada sesama juga dapat menghambat kuasa doa. Kadang-kadang hati yang sulit mengampuni bisa lebih keras dari gunung manapun. Sebab itu sebelum berdoa, ingatlah dulu apakah kita punya masalah dengan orang lain. Bila ya, selesaikan dulu, setelah itu lanjutkan berdoa. Jika kita tidak memaafkan orang yang bermasalah dengan kita, kita pun tidak akan memperoleh pengampunan dari Bapa di sorga (Mat. 6:14-15). Di sini kita belajar bahwa sebuah disiplin iman seperti doa sama pentingnya dengan hubungan baik terhadap sesama (band. Rm. 12:18).

Maka ingatlah bahwa berdoa secara efektif perlu dilandaskan pada iman kepada Allah, bukan kepada obyek doa kita. Dan sebelum berdoa ingatlah dulu, apakah kita masih punya ganjalan dengan orang lain di sekitar kita. Jika masih, bereskan dulu barulah datang kepada Allah.

92 Jumat, 20 Maret 2009

Bacaan : Markus 11:27-33

(20-3-2009)

Markus 11:27-33

Tak mau mengakui kebenaran

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 88-92)