• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendengar adalah belajar Judul: Mendengar adalah belajar

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 53-56)

Berdasarkan sifatnya, terang membuat dirinya nyata hingga dapat dilihat oleh banyak orang. Begitu jugalah kebenaran, yang adalah terang firman Tuhan. Jika kita telah mendengar kebenaran Allah, kita bertanggung jawab untuk menyatakan terang itu. Tidak boleh disembunyikan.

Yesus tidak menginginkan murid-murid-Nya menutupi segala perkataan-Nya. Apa yang telah mereka dengar bukan untuk disimpan bagi diri mereka sendiri saja. Mereka harus menyebarkan perkataan itu. Sebab itu mereka harus mendengarkan setiap perkataan Tuhan dengan baik. Apa yang akan mereka dengar akan memberikan manfaat pada mereka. Jika mereka memperhatikan pernyataan yang Yesus berikan, Dia akan membuat mereka mampu memahami. Orang yang tidak menggunakan kemampuannya untuk memahami dan merespons firman Tuhan, akan kehilangan kemampuan itu. Maka para murid tidak bisa diam saja tentang pemahaman mengenai Yesus dan Kerajaan Allah. Harus diberitakan.

Sebatang lilin dinyalakan bukan untuk disembunyikan, melainkan diletakkan di tempat yang membuat orang lain merasakan manfaat terangnya (ayat 21). Begitulah terang firman yang dinyatakan pada kita, bukan hanya untuk kepentingan kita sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga. Kewajiban untuk menyebarkan terang firman bukan hanya tugas para pendeta atau majelis gereja. Orang yang menemukan sesuatu yang berharga pasti tidak akan diam saja dan menyembunyikannya. Ia pasti akan memberi tahu orang lain dengan sukacita. Setiap orang yang percaya kepada Kristus seharusnya menyatakan kepada orang lain bahwa mereka telah

menemukan Sahabat yang berharga bagi jiwa mereka.

Meski demikian, kita harus memikirkan dengan saksama apa yang seharusnya menjadi isi pemberitaan kita. Jangan terlalu berlebihan hingga orang memiliki pemahaman yang keliru tentang Yesus. Jangan juga kita membuat orang lain mengambil keputusan untuk ikut Yesus dengan terburu-buru. Kiranya kita belajar dari Tuhan sendiri.

54 Selasa, 10 Februari 2009 Bacaan : Markus 4:26-34

(10-2-2009)

Markus 4:26-34

Frustasi? Jangan!

Judul: Frustasi? Jangan!

Pernahkah Anda merasa frustasi karena pelayanan Anda tidak segera menunjukkan hasil seperti yang Anda harapkan? Pernahkah Anda kecewa karena pekerjaan Tuhan yang Anda lakukan terlalu sederhana dan tidak spektakuler?

Tidak sedikit orang-orang yang melayani Tuhan merasa kecewa, pesimis, bahkan frustasi karena setelah bertahun-tahun berkutat dalam pelayanan, belum juga melihat hasil pelayanannya. Mengapa demikian? Hal ini biasanya terjadi karena menganggap bahwa keberhasilan atau kesuksesan pelayanan adalah semata-mata karena pekerjaan atau usaha sendiri. Apalagi

mengukur keberhasilan pelayanan dari besar atau kecilnya pekerjaan yang dilakukan. Bukankah tidak sedikit juga anggapan bahwa kesuksesan pelayanan dilihat dari pekerjaan-pekerjaan spektakuler yang sanggup dilakukan oleh seorang pelayanan Tuhan? Misalnya mukjizat penyembuhan atau pengusiran setan.

Perikop ini mengingatkan agar kita tidak merasa kecewa apalagi frustasi. Perkembangan Kerajaan Allah (kesuksesan pelayanan kita) sepenuhnya merupakan pekerjaan Allah (ayat 26-28), tidak tergantung usaha manusia. Manusia dapat berupaya, tetapi pertumbuhan atau

perkembangannya tergantung sepenuhnya pada karya Allah. Kita juga tidak perlu merasa bahwa segala sesuatu yang sudah kita kerjakan sia-sia. Dan itu terjadi karena menganggap bahwa pekerjaan Tuhan yang kita lakukan bukan pekerjaan yang spektakuler, tetapi sederhana dan tidak mencolok. Justru dari sesuatu yang kita anggap tidak mencolok (tidak spektakuler), di tangan Tuhan akan diubah menjadi sesuatu yang sangat berharga. Sama seperti biji sesawi yang sangat kecil, di tangan Tuhan, setelah bertumbuh justru menjadi pohon yang sangat besar, yang bisa memberikan perlindungan atau rasa nyaman pada burung-burung yang hinggap di cabang-cabangnya (ayat 31-32).

Renungkan: Jangan frustasi! Lakukan pelayanan Anda, sekecil apapun, dengan sepenuh hati. Biarkan Tuhan yang menjadikannya sebagai sesuatu yang besar, seturut kehendak-Nya.

55 Rabu, 11 Februari 2009

Bacaan : Markus 4:35-41

(11-2-2009)

Markus 4:35-41

Tuhan atas alam

Judul: Tuhan atas alam

Bagaimana Anda menilai iman Anda terhadap Tuhan kita? Pernahkah Anda merasa sulit untuk beriman pada Tuhan? Dalam hal apa?

Para murid yang telah dipanggil untuk mengikut Yesus ternyata memiliki iman yang tidak jauh berbeda dari iman kebanyakan orang dalam berbagai kisah di kitab Markus ini. Itu terlihat waktu topan melanda perahu mereka. Yesus yang sedang tidur dianggap tidak memedulikan

keselamatan mereka. Maka mereka membangunkan Yesus (ayat 38). Lalu Yesus bangun,

menghardik danau, dan danau itu tiba-tiba teduh (ayat 39). Namun Yesus menghardik para murid juga. Bukan karena rasa takut mereka pada topan, tetapi karena menganggap bahwa Yesus tidak peduli pada mereka (ayat 40). Ini menunjukkan bahwa mereka tidak beriman. Bukankah Tuhan yang mengajak mereka menyeberang (ayat 35)? Tidakkah mereka sadar bahwa Tuhan juga yang akan membawa mereka sampai ke seberang dengan selamat? Tidakkah mereka sadar bahwa Yesus pun tidak akan membiarkan diri-Nya tenggelam? Rasa takut membuat mereka hanya peduli pada keselamatan diri sendiri. Ketakutan mereka merupakan wujud kegagalan untuk percaya bahwa Tuhan tetap memegang kendali. Memang perlu iman yang besar untuk

memercayai bahwa Tuhan \'yang sedang tidur\' tetap memerhatikan kita. Inilah jenis iman yang ingin dibangun Tuhan dalam diri para murid, hingga mereka dapat menyadari bahwa Yesus juga berkuasa atas alam semesta. Dan Ia yang berkuasa itu, peduli juga pada mereka.

Meski demikian, Tuhan menunjukkan kepedulian bukan dengan cara seperti yang ada dalam pikiran para murid. Mereka memang nelayan kawakan dan tahu apa yang harus di-lakukan dalam situasi seperti itu. Namun bukankah kepiawaian sebagian dari mereka sebagai nelayan ternyata tidak berarti apa-apa saat itu? Sebab itu kita perlu belajar bahwa iman kepada Kristus akan kokoh ketika orang tidak lagi bergantung pada kemampuannya sendiri, melainkan hanya jika kita menjadikan Dia sebagai satu-satunya harapan kita.

56 Kamis, 12 Februari 2009

Bacaan : Markus 5:1-20

(12-2-2009)

Markus 5:1-20

Memulihkan orang yang dirasuk

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 53-56)